Anda di halaman 1dari 12

1

Lampiran

KUESIONER

ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DAN


PENGARUHNYA TERHADAPPARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENCEGAHAN GIZI BURUKPADA BALITA DI WILAYAH
PUSKESMAS BAITUSSALAM ACEH BESAR TAHUN 2018

A. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan : a. SD
b. SLTP
c. SLTA
d. Akademi
e. Perguruan Tingggi
Pekerjaan :
Jumlah anak :
Jumlah Balita :

B. Pertanyaan Penelitian
I. Advokasi
No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah ada peraturan dari kecamatan/puskesmas
atau walikota yang mengharuskan ibu untuk
membawa balita untuk ditimbang di posyandu atau
sarana kesehatan lainnya?
2 Apakah di lingkungan tempat tinggal ibu terdapat
tempat untuk menimbang balita ibu seperti
posyandu atau sarana kesehatan lainnya
3 Apakah peralatan di sarana tersebut cukup baik dan
sangat membantu ibu dalam pencegahan gizi buruk
pada balita ?
4 Apakah di sarana tersebut tersedia media
penyebaran informasi (leaflet, poster, film dll
tentang gizi buruk dan pencegahannya ?
5 Apakah di sarana tersebut terdapat petugas
kesehatan dan kader yang membantu ibu untuk
memperoleh informasi tentang gizi buruk dan
pencegahnnya?
6 Apakah dilingkungan ibu pernah dilaksanakan
pendataan balita gizi buruk?
7 Apakah ada dana dari pemerintah untuk
pencegahan gizi buruk pada balita ibu, contohnya
pemberian PMT
8 Apakah pernah dilaksanakan dilakukan sosialiasai
dari petugas kesehatan tentang pecegahan gizi
buruk pada balita

II. Bina Suasana

No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah ibu pernah diundang untuk menghadiri
acara pertemuan tentang gizi buruk dan
pencegahannya dikelurahan, posyandu atau
puskesmas?
2 Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan dari
petugas kesehatan mengenai gizi pada balita serta
pencegahan, gizi buruk pada saat membawa anak
berobat ke puskesmas maupun di luar puskesmas
seperti posyandu, dan lain-lain?
3 Apakah ibu pernah mendengar atau ikut pada
kegiatan lomba balita sehat
4 Apakah ibu pernah memperoleh informasi dari
tokoh agama, tokoh masyarakat tentang gizi buruk
dan pencegahannya?
5 Apakah tokoh masyarakat, tokoh agama pernah
menganjurkan pada ibu untuk membawa balitanya
agar ditimbang di posyandu atau sarana kesehatan?
6 Apakah ibu pernah memperoleh informasi gizi
buruk dan pencegahannya melalui
selebaran/leaflet, poster atau surat kabar?
7 Apakah ibu pernah memperoleh informasi gizi
buruk dan pencegahannyamelalui siaran TV dan
radio?
III. Pemberdayaan Masyarakat

No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah ibu pernah memperoleh informasi dari tenaga
kesehatan tentang gizi, agar keluarga dapat
melakukan pencegahan terjadi kelainan gizi di dalam
keluarga
2 Apakah ibu memperoleh informasi dari tenaga
kesehatan tentang rujukan anak balita yang menderita
masalah gizi, dengan tujuan agar keluarga mampu
mencari rujukan manakala terjadi kelainan gizi di
dalam keluarga
3 Apakah tenaga kesehatan memberikan informasi
kepada ibu tentang pemanfaatan pekarangan, agar
keluarga mampu menghasilkan makanan melalui
pekarangan
4 Apakah petugas kesehatan atau tokoh masyarakat
pernah mengajak ibu atau keluarga untuk
berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan
Kadarzi dan posyandu
5 Apakah di lingkungan ibu terdapat posyandu
yang aktif melaksanakan kegiatannya?
6 Menurut ibu, apakah posyandu merupakan sarana
yang sangat bermanfaat dalam pemberian informasi
tentang makanan sehat dan bergizi seimbang untuk
membantu ibu mencegah terjadinya gizi buruk pada
balita ibu?
7 Apakah di lingkungan ibu terdapat kader gizi
masyarakat?
8 Menurut ibu apakah kader gizi masyarakat sangat
diperlukan dalam membantu ibu meningkatkan
pengetahuan tentang gizi balita?
9 Apakah di lingkungan ibu terdapat pos gizi yang aktif
melaksanakan kegiatannya
10 Menurut ibu, apakah pos gizi merupakan sarana yang
sangat bermanfaat dalam pemberian informasi tentang
makanan sehat dan bergizi seimbang untuk membantu
ibu mencegah terjadinya gizi buruk pada balita ibu?
11 Menurut ibu apakah pengorganisasian masyarakat
salah satunya dalam penyedian PMT sangat berperan
dalam pencegahan gizi buruk pada balita?
IV. Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Gizi Buruk pada Balita

No Pertanyaan Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah sebelumnya ibu hanya memberikan
ASIeksklusif saja kepada bayi?
2 Apakah ibu akan tetap memberikan ASI kepada
balita sampai usia 2 tahun?
3 Apakah sebelumnya ibu memberikan makanan
tambahan selain ASI kepada balita setelah berusia 6
bulan?
4 Apakah ibu selalu memberi makanan yang beraneka
ragam (jenis sayur, lauk-pauk dan buah) pada balita
setelah berusia 6 bulan ?
5 Apakah ibu selalu mendampingi balita saat makan?
6 Apakah balita makan tiga kali dalam sehari?
7 Apakah waktu pemberian makan diberi secara
teratur?
8 Apakah balita selalu menghabiskan porsi makanan
setiap kali makan?
9 Apakah ibu selalu menyiapkan makanan untuk
balita?
10 Apakah ibu rutin membawa balita setiap bulan ke
posyandu?
11 Apakah ibu rutin menimbang berat badan balita
setiap bulan?
12 Apakah balita telah mendapatkan imunisasi dasar
lengkap?
13 Apakah ibu pernah mengikuti penyuluhan kesehatan
yang dilakukan oleh petugas kesehatan?
14 Apakah ibu menerapkan nasehat tentang gizi balita
yang dianjurkan petugas kesehatan?
15 Apakah ibu segera membawa anak ke pelayanan
kesehatan bila anak ibu mengalami sakit atau
gangguan pertumbuhan?
Lampiran : Transcript Wawancara Mendalam

No. Informan : No.1


Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan terakhir : S-1
Tanggal Wawancara : 22 November 2018

PEDOMAN WAWANCARA
ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DAN
PENGARUHNYA TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PENCEGAHAN GIZI BURUK PADA BALITA DI WILAYAH
PUSKESMAS BAITUSSALAM ACEH BESAR TAHUN 2018

I.Advokasi

1. Apakah ada dukungan politik dari pengambil keputusan dalam bentuk


kebijakan/peraturan daerah yang mendukung atau berkaitan dengan strategi
promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita ?
Probing :
- Seberapa sering advokasi dilakukan pada pengambil keputusan untuk
terciptanya kebijakan
- Contoh kebijakan, peraturan daerah, instruksi
- Tentang kebijakaan wajib operasi timbang
- Tentang pencanangan bebas gizi buruk 2015
- Jika ya, sejauh mana sosialisasi tentang kebijakan/peraturan daerah pada
masyarakat
Jawaban informan :
Dukungan politik dalam bentuk peraturan daerah tidak ada, tapi dukungan politik
ada, bentuknya dukungan komitmen seperti dukungan dalam bentuk anggaran, ada
juga bentuk dukungan berupa komitmen seperti komitmen pencanangan gizi buruk
tahun 2015, kalau gak salah pencanangannya, dimana ada kerjasama atau
komitmen untuk pencegahan dan penanggulangan gizi buruk antar beberapa SKPD
terkait, SKPD yang paling berperan adalah selain Dinas kesehatan Kota Medan,
Badan Ketahanan Pangan, bentuk kmitmennya berupa pemberian PMT, PMT
balita, PMT anak sekolah, tentang beras jempitan itu bentuk kegiatan bantuan
untuk ketahanan pangan bagi keluarga miskin, yaitu untuk balita gizi kurang dan
gizi buruk.
….Kalau tentang operasi timbang dulu pernah kita lakukan langsung kunjungan ke
rumah-rumah, tahun 2008 kalau gak sala, sekarang dialihkan ke posyandu, kader
sekarang yang melakukan kunjungan kerumah, bagi balita yang tidak mau datang
ke posyandu
….Kalau yang mengadvokasi segala bentuk kegiatan adalah kepala dinas biasanya
baik ke pemerintah daerah yaitu walikota maupun ke DPRD.

2. Apakah tersedia dana/anggaran yang cukup untuk mendukung kegiatan promosi


kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita tersebut ?
Probing :
- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan tentang
pencegahan gizi buruk melalui media cetak atau media elektronik (promosi
kesehatan tentang ASi esklusif,MP ASI, gizi seimbang dan pola asuh ibu dan
anak)
- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan revitalisasi posyandu
- Apakah ada dana untuk mendukung kegiatan PMT balita
- Apakah ada dana untuk suplementasi gizi (pemberian tablet vit A pada balita,
tablet FE pada bumil)
- Jika ya, apakah dana tersebut cukup untuk memaksimalkan kegiatan tersebut
- Jika tidak, berapa seharusnya dana yang dianggarkan
Jawaban informan :
Anggaran atau dana untuk pencegahan dan penanggulangan gizi buruk lumayan
cukup ditambah lagi sejak adanya pencanangan Bebas gizi buruk, dan
penandatangan kesepakatan, jadi pemerintah konsern terhadap masalah gizi,
sehingga jarang ada hambatan dana untuk masalah gizi terutama penanggulangan
gizi buruk, tetapi anggaran untuk kegiatan promosi kesehatan untuk pencegahan
gizi buruk sangat sedikit atau kuranglah.
…Kalau anggaran promosi kesehatan untuk media cetak jaranglah, yang paling
banyak dari APBN, kalau anggaran untuk media elektronik, jaranglah
tetapi anggaran untuk revitalisasi posyandu kan termasuk untuk pencegahan gizi
buruk, itu bentuknya berupa reward kader atau transport kader, semua kader dapat
perbulan serta penyediaan sarana dan prasarana posyandu, sedangkan kalau
anggaran untuk penyebaran informasi tentang penannggulangan gizi buruk, sangat
dibantu oleh adanya anggaran dari BOK (bantuan Operasional Kesehatan) di
puskesmas, sehingga upaya pencegahan dan promosi kesehatan lebih banyak di
lakukan oleh puskesmas, seperti penyuluhan dan kunjungan kerumah, banyak
didanai oleh BOK puskesmas.
…Kalau untuk suplemntasi gizi berupa pemberian vit a dan Fe msih rutin itu dana
anggaran dari APBD.
3. Apakah ada sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan promosi kesehatan
dalam pencegahan gizi buruk ?
Probing :
- Apakah cukup tersedia posyandu dan sarana dan prasarananya (untuk biaya
operasional posyandu, dll)
- Apakah sarana dan prasarana puskesmas cukup untuk mendukung kegiatan
promosi kesehatan dalam pencegahan gizi buruk di puskesmas
- Jawaban Informan :
Kalau sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan promotif itu yang masih
kurang, karena untuk kegiatan promosi kesehatan dari Dinas kesehatan kurang
dilakukan, sehingga sarana dan prasarana pendukungnyapun masih kurang.
…Tapi kalau posyandu sebagai tempat yang sangat baik untuk pencegahan dan
penanggulangan masalah gizi, sarana dan prasarana juga sudah lumayan bagus,
bahkan dari Dinas ada bantuan pemberian dacin untuk melengapi sarana dan
prasarana posyandu.

4. Apakah cukup tersedia SDM (petugas) untuk mendukung kegiatan promosi


kesehatan dalam pencegahan gizi buruk?
Probing :
- Apakah tersedia petugas gizi dan petugas promosi kesehatan puskesmas
- Apakah petugas rutin menjalankan tugasnya
- Apakah jumlah petugasnya cukup untuk melaksanakan kegiatan tersebut
- Apakah petugas cukup berkualitas untuk melaksanakan kegiatan tersebut
- Apakah ada pelatihan pada petugas
Jawaban informan :
Di dinas ada satu orang petugas penanggung jawab promosi kesehatan ada petugas
penanggung jawab gizi,kalau di puskesmas ada juga petugas promkes dan
penanggung jawab gizi.
…Petugas tersebut rutin menjalankan tugasnya, apalagi yang dipuskesmas, ada
pemantauan tugas mereka melalui rapat rutin petugas promkes dan gizi di dinas
keseahatan, kalau dilihat dari segi jumlah, lumayan cukuplah intuk menjalankan
kegiatan pencegahan dan penanggulangan gizi masalah gizi, untuk puskesmas lagi,
petugas tersebut, dibantu oleh petugas lainnya yang rutin dijadwalkan untuk
melaksanakan kegiatan promosi dan penanggulangan posyandu, yaitu harus hadir
pada hari buka posyandu.
…Petugasnya cukup berkualitas karena pendidikannya biasanya dari kesehatan,
ada terkadang dilakukan pelatihan dari Dinas kesehatan.
5. Apakah ada pendataan dan pelaporan mendukung kegiatan promosi kesehatan
dalam pencegahan gizi buruk?
Probing :
- Pendataan jumlah sasaran yaitu bayi, balita , bumil, busui
- Pendataan jumlah keluarga miskin
- Pendataan tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbang balita (D/S)
Jawaban informan :
Pendataan jumlah sasaran yaitu bayi, bumil, busui tetap ada, dilakukan oleh
puskesmas biasanya, datanya didapat dari kader, baik data yang diperoleh dari data
kunjungan balita ke posyandu, atau kunjungan kerumah yang dilakukan oleh
kader, data bisa berupa data tingkat partisipasi masyarakat dalam menimbangatau
data D/S, data jumlah keluraga miskin kita dapat dari puskesmas, puskesmas dapat
dari kelurahan.
…Kalau pelaporan tentang pendataan BB balita dan TB balita tetap ada dilakukan
puskesmas, didapat dari posyandu, dari data tersebut dipantau untuk mendetekasi
mana tau ada balita yang mengalami gizi buruk.

II. Bina Suasana

1. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk


pada masyarakat
Probing:
- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan atau sosialisasi pencegahan
gizi buruk pada masyarakat
- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut
JawabanInforman :
Promosi kesehatan yang dilaksanakan secara langsung pada masyarakat dalam
bentuk penyuluhan langsung, jarang dilaksanakan, karena tidak dianggarkan
Tapi kalau dari puskesmas terkadang juga dilaksanakan dengan memakai dana
BOK.

2. Apakah pernah dilaksanakan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk


pada tokoh masyarakat atau tokoh agama ?
Probing:
- Apakah pernah dilakukan kegiatan penyuluhan sosialisasi pencegahan gizi
buruk pada tokoh masyarakat atau tokoh agama
- Jika ya, siapa saja sasaran kegiatan tersebut
- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut
Jawaban informan :
Promosi kesehatan pada tokoh masyarakat contohnya kader, dulu sering
dilakukan, berupa dalam bentuk pelatihan kader, jambore kader, tapi akhir-kahir
ini karena efisiensi anggaran sudah tidak dilakukan, tapi dari SKPD lain masih ada
melakukan pelatihan kader misalnya dari PKK dan badan ketahanan pangan.
3. Apakah pernah dilaksanakan lomba balita sehat
Probing:
- Jika ya, seberapa sering dilakukan kegiatan tersebut
- Jika ya apakah kegiatan tersebut sangat membantu dalam peningkatan
partisipasi masyarakat dalam pencegahan gizi buruk pada balita
Jawaban informan :
Lomba balita sehat juga sudah lama tidak dilakukan, walaupun dirasa lomba balita
sehat memang sangat membantu dalam memotivasi ibu untuk meningkatkan
kesehatan balitanya.

4. Apakah pernah dilakukan promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk


melalui media cetak atau elektronik
Probing:
- Apakah ada leaflet, poster, booklet tentang pencegahan gizi buruk
- Apakah jumlahnya cukup untuk seluruh sasaran
- Apakah ada promosi kesehatan tentang pencegahan gizi buruk pada balita
melalui radio atau televise
- Jika ya seberapa sering ditayangkan
Jawaban informan :
Promosi kesehatan melalui media cetak dari dana APBD tidak ada dilakukan,
tetapi kalau bantuan media cetak dari APBN tetap ada, bentuknya berupa poster
dan leaflet. Jumlahnya untuk sasaran kurang tapi yah kita cukup-cukupkanlah
Kalau promosi kesehatan melalui media elektronik, dari anggaran rutin tidak ada,
kecuali ada permintaan dari media elektronik itu sendiri misalnya ada permintaan
talkshow dari tv local dari radio, baru kita lakukan.

III. Pemberdayaan Masyarakat

1. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan gerakan pemberdayaan


masyarakat ?
Probing :
- Apakah pernah dilaksanakan pelatihan tentang pemberdayaan masyarakat di
bidang gizi
- Apakah pernah dilaksanakan pendampingan pada masyarakat dalam
pemberdayaan masyarakat di bidang gizi
- Apakah ada bantuan anggaran untuk merangsang timbulnya pemberdayaan
masyarakat di bidang gizi
Jawaban informan :
Kegiatan pemberdayaan masyarakat, dulu sering kita lakukan dengan bermitra
dengan LSM misalnya NICE atau Save the children misalnya pembentukan
kelompok gizi masyarakat, pos gizi dulu juga sempat dibentuk kader gizi buruk
juga, kalau sekarang semenjak tidak ada lagi kerjasama, tidak ada lagi kita lakukan
pembinaan terhadap kelompok –kelompok hasil pemberdayaan masayarakat
tersebut, tidak ada pendampingan lagi pada kelompok tersebut kecuali
posyandu,ya tetapi kita lakukan pembinaan, pembinaannnya ya dapat berupa
pemberian transport kader, pelatihan kader dan pemberian PMT
2. Apakah ada pemetaan keluarga untuk mengidentifikasi keluarga yang mempunyai
masalah gizi :
Probing :
- Jika ya, seberapa sering dilakukan
- Siapa yang bertugas melakukan pemetaan
- Apakah hasil pemetaan di gunakan untuk pengambilan kebijakan dalam
pencegahan gizi buruk dimasyarakat
Jawaban informan :
Pemetaan tidak ada,yang dilakukan hanya berupa pelaporan untuk
mengidentifikasi keluarga yang punya masalah gizi terutama pelaporan balita gizi
buruk dan gizi kurang, itu pelaporannya setiap bulan ke dinas dilakukan oleh
petugas gizi puskesmas, kemudain direkap dan data tersebut sangat membantu
kami dalam pengambilan kebijakan untuk melaksanakan program-program
pencegahan dan penanggulangan gizi buruk.

3. Apakah tersedia kader gizi masyarakat


Probing :
- Jika Ya, apakah jumlahnya cukup untuk membantu masyarakat dalam
pencegahan gizi buruk
- Siapa yang membentuk
- Apa tugasnya
- Apakah ada dana operasional untuk kader gizi
masyarakat Jawaban informan :
Kader gizi masyarakat, dulu ada kita bentuk, tapi sekarang mungkin tidak aktif
lagi, pembinaan terhadap kader tersebut, kita serahkan ke puskesmas, kalau dari
dinas jarang kita pantau lagi, dulu tugasnya adalah melakukan pendataan dan
pelaporan kasus gizi buruk ke puskesmas, dulu dulu pernah dianggrakan dana
operasional bagi mereka, tidak terealisasi, tapi dana untuk kader posyandu tetap
ada, karena sebagian besar kader gizi masyarakat adalah kader posyandu.

4. Apakah terdapat pos gizi


Probing :
- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan di pos gizi tersebut
- Siapa yang membentuk
- Apakah kegiatannya berjalan aktif
- Apakah dilaksanakan pembinaan terhadap pos gizi tersebut
Jawaban informan :
Pos gizi masih tetap ada, tetapi aktif atau tidaknya kami serahkan ke puskesmas
untuk memantau.
5. Apakah dilaksanakan revitalisasi posyandu dalam rangka meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pencegahan gizi buruk
Probing :
- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi posyandu
- Apakah dilaksanakan pelatihan kader secara berkala
- Apakah dilaksanakan pembinaan dan pendampingan kader
- Apakah dilaksanakan peningkatan sarana dan prasarana posyandu
- Apakah disediakan dana operasional posyandu
Jawaban informan :
Revitalisasi posyandu sebagai salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat masih
terus berjalan, bentuk kegiatannya berua pemberian PMT dan reward bagi kader,
sehingga kader tetap aktif melaksanakan kegiatan di posyandu, baik berupa aktif
dalam kegiatan penimbangan ataupun aktif melakukan kunjungan kerumah, selain
itu juga ada peningkatan sarana dan prasarana posyandu berupa pemberian dacin,
kalau dana operasional posyandu tidak ada

6. Apakah dilaksanakan kegitan revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi


(SKPG)
Probing :
- Kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam rangka revitalisasi sistem
kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG)
- Apakah PWS-gizi, system kewaspadaan dini gizi (SKD), TPG berfungsi
dengan baik
- Apakah informasi, data , peta rawan gizi dimanfaatkan dalam pengambilan
keputusan dalam pencegahan gizi buruk
Jawaban informan :
Revitalisasi system kewaspadaan pangan dan gizi dilakukan, salah satu bentuk
kegiatannya kan penyediaan data gizi rutin. merupakan program rutin dari Dinas
Kesehatan. Datanya berupa data status gizi balita (SKDN) data sasaran dll.
Revitalisasi sitem kewaspadaan gizi juga kita lakukan bekerjasama dengan dinas
terkait. Salah satu contoh hasil kerjasamanya ya dengan Badan Ketahanan pangan
berupa pemberian beras jimpitan.Beras jimpitan itulah salah bentuk kegiatan
untuk ketahanan pangan bagi keluarga miskin, yaitu untuk balita gizi kurang dan
gizi buruk.Operasi timbang juga kan kita lakukan, itu juga merupakan bentuk
kegiatan revitalisasi SKPG, kan hasilnya bias berupan system penemuan dini
balita gizi kurang dan gizi buruk.
7. Apakah ada kemitraan dengan LSM atau organisasi masyarakat lainnya dalam
pencegahan gizi buruk
Probing :
- LSM atau organisasi masyarakat apa saja yang sudah bermitra
- Kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan oleh LSM atau organisasi masyarakt
tersebut
- Apa saja yang dilaksanakan untuk menggalang kemitraan tersebut.
Jawaban informan :
Kemitraan dengan lintas sektor dan lintas program ada, misalnya dengan ketapang, tapi
kalau dengan LSM secara dulu ada bermitra secara rutin seperti dengan NICE dan
Save the children, sekarang sudah tidak lagi
Tapi kalau dengan LSM atau organisasi kemasyrakatan secara insidentil masih ada
kerjasama tetapi tidak rutin, misalnya jika ada CSR dari nestle misalnya untuk PMT
bagi balita, itu juga kan bentuk kerjasama dengan organisasi atau perusahaan dalam
penanggulangan gizi buruk.

Anda mungkin juga menyukai