Anda di halaman 1dari 69

SPINAL CORD INJURY

dr Jimmy Eko Budi Hartono SpS

Bag./SMF Ilmu Penyakit Saraf


FK UNDIP / RSDK
Semarang
Fungsi MS
• Otak & MS bekerjasama. MS adalah rangkaian antara
otak & saraf tepi.
• MS membantu bergerak, merasakan panas/dingin, getar,
tajam/tumpul, posisi anggota gerak atas & anggota gerak
bawah.
• MS membantu mengontrol TD, HR & suhu tubuh.
• Saraf spinalis merupakan cabang dari MS.
• Dibagi 5 bagian utama : cervikal, thorakal, lumbal, sacral
& coccygeus.
• Membantu kontrol tubuh seperti bernafas, miksi dan
defekasi
• MS sangat rapuh.
Proteksi MS
• MS dilindungi oleh tulang, diskus, ligamentum & otot.
• Vertebra terdiri dari 33 tulang :
– Servikalis 8
– Thorakalis 12
– Lumbal 5
– Sakral 5
– Koksigeus 3
• MS lewat melalui lubang di tengah disebut kanalis
spinalis dari tiap vertebra.
• Diantara vertebra terdapat diskus vertebralis yang
berfungsi sebagai bantalan atau peredam kejut vertebra.
• Ligamentum dan otot membantu menjaga vertebra pada
posisi yang tepat.
Motorik
• Terdapat banyak lintasan atau traktus di
MS.
• Traktus motorik ditemukan di depan dari
bagian tengah MS.
• Traktus motorik menggerakkan lengan &
tungkai.
• Jika terdapat kerusakan di traktus motorik,
terjadi kelemahan atau kelumpuhan
dibawah tingkat kerusakan.
Sensorik
• Traktus sensorik terdapat pada bagian
depan & belakang MS.
• Kerusakan pada bagian depan MS
menyebabkan kehilangan perasa nyeri &
panas/dingin dibawah tingkat kerusakan.
• Kerusakan di bagian belakang MS
menyebabkan kehilangan kemampuan
perasa posisi pada lengan atau tungkai.
Gejala lesi pada medula spinalis
• Gangguan motorik
Kelumpuhan - setinggi lesi pada medulla
spinalis sifatnya adalah LMN sedangkan
dibawah lesi dari segmen yang rusak
kelumpuhan sifatnya UMN, karena
terganggunya traktus kortikospinalis
(traktus pyramidalis).
Gejala lesi pada medula spinalis
• Gangguan motorik
kerusakan setinggi medula spinalis cervical
menyebabkan kelumpuhan tetraparese.
Kerusakan medula spinalis thorakal s/d
lumbal memberikan gejala paraparese.
Kerusakan medula spinalis sacral
menyebabkan gangguan miksi & defekasi
tanpa para parese
Gejala lesi pada medula spinalis

Gangguan motorik
Suatu kerusakan yang akut pada medulla
spinalis,biasanya timbul spinal shock yaitu
berhentinya semua fungsi dibawah lesi.
Shock dapat berlangsung sampai 6
minggu dan dalam fase shock ini timbul
gejala gejala kelumpuhan berupa LMN,
keadaan ini berangsur-angsur membaik
bila tidak ada lesi organis.
Gejala lesi pada medula spinalis

Gangguan sensibilitas :
– Gangguan sensibilitas sifatnya adalah
segmental, dapat terjadi hypestesia hingga
anesthesia mulai setinggi segmen medulla
spinalis kebawah.
– Bila terjadi lesi total pada medulla spinalis
(lesi tranversal) maka kedua jenis
sensibilitas (eksteroseptik & proprioseptik)
ikut terganggu.
Gejala lesi pada medula spinalis
Gangguan miksi & defekasi
• Bila lesi transversal diatas konus medullaris dalam
stadium dini akan timbul retensio urine, kandung
kemih penuh dengan urine oleh karena serabut
serabut aferen terputus. Setelah itu diikuti dengan
keluarnya urine yang netes-netes disebut sebagai
overflow inkontinesia.
• Bila lesi transversa ini sudah kronis maka akan terjadi
kandung kemih autonom (autonomic bladder) yakni
pengosongan kandung kemih secara reflektorik.
Gejala lesi pada medula spinalis
• Bila lesi pada konus medullaris maka refleks
miksi menghilang dan terjadi kandung kemih
atonik (atonic bladder) dengan gejala-gejala
retensio urinae dan kemudian diikuti dengan
inkontinensia, hanya disini perasaan untuk
kencing masih ada. Pengosongan kandung
kemih terjadi dengan menekan daerah
suprapubic.
Yang penting disini ialah :
• cegah infeksi saluran kemih
• cegah terjadinya dekubitus.
Causa Spinal cord injury
• Trauma : automobile crashes, falls, gunshots, diving
accidents, war injuries, etc.
• Tumor : meningiomas, ependymomas, astrocytomas,
and metastatic cancer.
• Ischemia : resulting from occlusion of spinal blood
vessels, including dissecting aortic aneurysms, emboli,
arteriosclerosis.
• Developmental disorders : spina bifida,
meningomyolcoele, dll
• Neurodegenerative diseases : Friedreich's ataxia,
spinocerebellar ataxia
• Demyelinative diseases : Multiple Sclerosis.
• Transverse myelitis, resulting from stroke, inflammation
• Vascular malformations : arteriovenous malformation
(AVM), dural arteriovenous fistula (AVF), spinal
hemangioma, cavernous angioma and aneurysm.
Penyebab SCI
• Traumatik & non traumatik
• Traumatik : KLL (44%), contohnya :
– Ischemia : penurunan aliran darah ke MS
– Contusio : memar MS
– Fracture : patah tulang punggung (vertebrae)
– Dislokasi : displaced atau misaligned
vertebrae
Non traumatik
• Disebabkan oleh penyakit mengenai tulang,
saraf spinal atau MS.
• Contoh jenis cedera non traumatik :
– Degenerasi tulang vertebra
– Spondylosis
– Infeksi atau tumor vertebra
– Penyakit pada MS seperti : Multiple Sclerosis (MS),
Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), Guillain-Barŕe
Syndrome, and Transverse Myelitis
Insiden SCI
• Di AS : sekitar 12.000 kasus baru per
tahun
• Jumlah penderita SCI sekitar 250.000 –
400.000.
• 82% pria
• 18% wanita
Jenis cedera vertebra
• Terdapat beberapa jenis fraktur dan
dislokasi :
– Fraktur kompresi
– Burst fracture
– Subluksasi
– Dislokasi
– Fraktur dislokasi
Fraktur kompresi
• Hasil cedera
hiperfleksi
• Kolumna vertebralis
mendapat dampak ke
depan dan ke bawah
Burst fracture
• Bentuk serius fraktur
kompresi, menyebabkan
SCI serius
• Tulang mengalami
kehancuran.
• Fragmen tulang
menembus MS
• Terjadi pada tekanan dari
bawah atau ke atas
sepanjang vertebra.
Subluksasi
• Sendi bagian
belakang vertebra
melemah oleh
gerakan abnormal
tulang.
• Merupakan parsial
dislokasi vertebra.
• Terjadi jika otot &
ligamentum vertebra
cedera dan juga
menyebabkan SCI
Dislokasi
• Terjadi jika
ligamentum terobek
atau teregang
berlebihan.
• Gerakan vertebra
menjadi berlebihan.
• Vertebra dapat
terkunci satu sama
lain pada 1 atau
kedua sisi
Fraktur dislokasi
• Biasanya terdapat
cedera ligamentum
dan jaringan lunak
serius.
Patologi SCI
• 2 jenis SCI adalah Complete & Incomplete
• Complete :
Tidak ada fungsi dibawah tingkat cedera :
– No movement
– No sharp/dull sensation
– No hot/cold sensation
– No vibration sensation
– No sensation of light or deep touch
– No sense of position of the arms or legs
INCOMPLETE
• Central cord syndrome
– dihubungkan dgn kelemahan ekstremitas atas yg lebih besar
dibandingkan dgn ekstremitas bawah.
• Brown-Séquard syndrome
– cedera pada setengah sisi MS, menyebabkan kelemahan & gangguan
proprioseptik pada sisi cedera & gangguan nyeri & suhu pada sisi
sebelahnya.
• Anterior cord syndrome
– cedera pada bagian anterior MS, menyebabkan kelemahan &
kehilangan sensasi nyeri & suhu dibawah tempat cedera tapi tetap
terpelihara proprioseptik yg biasanya terletak di bagian posterior MS.
• Posterior cord syndrome / Tabes Dorsalis
– Biasanya karena penyakit infeksi seperti sifilis, menyebabkan
kehilangan perasa raba & proprioseptik.
• Conus medullaris syndrome
– cedera pada ujung MS yg terletak di vertebra L1.
• Cauda equina syndrome
– cedera pada radiks spinalis dibawah vertebra L1.
Incomplete SCI
• Anterior Cord Syndrome
– Terjadi jika suplai aliran darah ke bagian depan MS
rusak.
– Kehilangan kemampuan bergerak, dan kehilangan
perasa tajam/tumpul dan panas/dingin (kolumna
anterior) dibawah tingkat cedera
– Perasa posisi anggota gerak atas & bawah, getar dan
perasa raba ringan/dalam (kolumna posterior) tetap
utuh.
– Terdapat pada acute disc herniations, tumors, dan
jika kepala tertekuk ke dada (cervical flexion).
Gambaran Klinis
• Paralisis lengkap dibawah tingkat lesi
karena terputusnya traktus kortikospinalis.
• Anestesi & kehilangan perasa suhu pada
& dibawah tingkat lesi karena terputusnya
traktus spinotalamikus.
• Proprioseptik & perasa getar tetap utuh
karena utuhnya kolumna dorsalis.
Central Cord Syndrome
• Terjadi jika bagian tengah MS rusak.
• Sering terjadi pada usia lanjut dengan servikal
spondilosis
• Merupakan kasus terbanyak pada SCI sekitar 9%
• Pada cedera hiperekstensi (kepala terdorong ke
belakang)
• Dapat juga karena perubahan degeneratif vertebra
dan/atau penyempitan kanalis spinalis yang mengelilingi
MS.
• Kelemahan gerakan dan perasa lebih besar pada
anggota gerak atas dibanding kan anggota gerak bawah.
Brown-Sequard Syndrome
• Terjadi jika separuh MS rusak.
• Terjadi pada luka tembak atau luka tusuk, jarang
pada ruptur diskus akut.
• 1 sisi badan lebih kuat dari sisi lainnya dibawah
tingkat cedera.
• Sisi tubuh yang lemah mampu merasakan
panas/dingin, tajam/tumpul dibanding sisi
lainnya.
• Kekuatan dan perasa bervariasi tergantung
pada derajat kerusakan MS.
BROWN SEQUARD SYNDROME
POSTERIOR CORD SYNDROME
TABES DORSALIS
Posterior Cord Syndrome
• Terjadi karena terganggunya suplai a.
spinalis posterior yang menyebabkan
kerusakan pada kolumna dorsalis.
• Paling jarang terjadi dibandingkan SCI
lainnya.
• Kehilangan perasa posisi (proprioseptik)
menyebabkan gangguan gaya berjalan.
• Kehilangan perasa raba & getar.
• Motorik, perasa nyeri & suhu tetap utuh.
POSTERIOR CORD SYNDROME
CONUS MEDULLARIS
SYNDROME
CONUS MEDULLARIS
SYNDROME
• Conus medullaris adalah terminal dari MS, sekitar
tingkat VL1 – VL2
• Aliran darah terdiri darai 3 pembuluh darah arteri spinalis
– trunkus arteri longitudinalis median anterior & 2
trunkus posterolateral. Sumber suplai darah lainnya
adalah arteri radikularis cabang dari aorta, arteri sakralis
lateral, arteri sakralis media, iliolumbalis & lumbal ke 5
yang mensuplai darah ke cauda equina.
• Selalu diingat bahwa strukturnya mengandung MS
bagian distal & radiks spinalis. Jadi merupakan
kombinasi UMN & LMN. Sedangkan cauda equina
memberikan tanda & gejala dari LMN.
Conus Medullaris Syndrome
Presentasi Mendadak & bilateral
Reflek fisiologis R patella N, R achilles menurun
Nyeri radikuler < berat
Low back pain Banyak
Tanda & gejala sensorik Hipestesi perianal; simetris & bilateal; disosiasi
sensorik (+)

Kekuatan motorik Khas simetris, hiperrefleksi pada anggota gerak


bawah yg paresis kurang jelas, fasikulasi mungkin
ada

Impotensi Sering
Disfungsi sphinkter Retensi urin & sfinkter ani atoni menyebabkan
overflow inkontinensia urin et alvi; awal perjalanan
penyakit
Cauda Equina Syndrome

Presentasi Berangsur & unilateral

Reflek R patella & achilles menurun

Nyeri radikuler > berat

Low back pain Kurang

Tanda & gejala Saddle Hipestesi; asimetris, mungkin unilateral; disosiasi


sensorik sensorik (-); anestesi pada dermatom spesifik ekstremitas bawah
dengan hipestesi & parestesi; mungkin hipestesi di daerah pubis,
termasuk glans penis atau klitoris

Kekuatan motorik Paraplegi arefleksi asimetris lebih jelas; fasikulasi jarang; atrofi
lebih sering (tanda LMN)

Impotensi Jarang; disfungsi ereksi yg termasuk ketidakmampuan ereksi,


memelihara ereksi, ejakulasi & hipestesi daerah pubis (termasuk
glans penis atau klitoris)

Disfungsi Retensi urin, akhir perjalanan penyakit


sphinkter
CAUDA EQUINA SYNDROME
Diagnosis
• X-foto
• CT or "CAT Scan" (Computerized Axial
Tomography)
• MRI (Magnetic Resonance Imaging)
• Pemeriksaan neurologis :
– Gerakan & kekuatan lengan & tungkai
– Kemampuan perasa tajam/tumpul atau
panas/dingin
– Perasa posisi lengan & tungkai
Pengobatan
• Non bedah :
– Steroid
– Traksi servikal
– Bracing
• Bedah :
– Dekompresi
– Fiksasi internal
– Bone graft
PENATALAKSANAAN SCI
TUJUAN PENGOBATAN PD SCI
1. MENJAGA SEL YG MASIH HIDUP TERHINDAR DARI
KERUSAKAN LANJUT
2. ELIMINASI KERUSAKAN AKIBAT PROSES PATOGENESIS
SEKUNDER
3. MENGGANTI SEL SARAF YG RUSAK
4. MENSTIMULASI PERTUMBUHAN AKSON &
KONEKSITASNYA
5. MEMAKSIMALKAN PENYEMBUHAN DEFISIT
NEUROLOGIS
6. STABILISASI VERTEBRA
7. NEURORESTORASI & NEUROREHABILITASI UNTUK
MENGEMBALIKAN FUNGSI TUBUH.
MANAJEMEN PREHOSPITAL
• STABILISASI MANUAL
• MEMBATASI FLEKSI & GERAKAN LAIN
• PENANGANAN IMOBILITAS VERTEBRA
DGN KOLAR LEHER & VERTEBRA
BRACE
MANAJEMEN DI UGD
1. A (AIRWAY)
2. B (BREATHING)
3. C (CIRCULATION)
a) SYOK HIPOVOLEMIK (hipotensi, takikardi,
ekstremitas dingin/basah)→cairan kristaloid (NaCl
0.9%/RL), kalau perlu dgn koloid (albumin 5%).
b) SYOK NEUROGENIK (hipotensi,bradikardi,
ekstremitas hangat/kering)→vasopressor (dopamin,
adrenalin)
4. PASANG FOLEY KATETER & NGT
5. PEMERIKSAAN UMUM DAN NEUROLOGI
MANAJEMEN DI UGD
5. PEMERIKSAAN UMUM DAN NEUROLOGI
JIKA ADA FRAKTUR/DISLOKASI :
• SERVIKAL : KERAH FIKSASI LEHER, JANGAN
DIMANIPULASI, DISAMPING KIRI-KANAN
LEHER DITARUH BANTAL PASIR.
• TORAKAL : FIKSASI TORAKOLUMBAL BRACE
• LUMBAL : FIKSASI DGN KORSET LUMBAL
6. PEM.PENUNJANG : LAB, RADIOLOGI( FOTO
VERTEBA AP/LAT, CT-SCAN, MRI), EKG
MANAJEMEN DI UGD
7. PEMBERIAN KORTIKOSTEROID
• < 3 JAM PASCA TRAUMA: METHYLPREDNISOLON
30 MG/KgBB iv BOLUS SLM 15 MNT, DITUNGGU
SLM 45 MNT, KMDN BERIKAN INFUS
METHYLPREDNISOLON DOSIS 5.4mg/KgBB dlm
23 jam.
• 3-8 JAM : IDEM, INFUS METHYLPREDNISOLON
DOSIS 5.4mg/KgBB dlm 47 jam.
• >8 JAM : TIDAK DIANJURKAN
METHYLPREDNISOLON
Airway Management
• High concentration of 02 will prevent
bradycardia or asystole for patients
exhibiting signs of neurogenic
Komplikasi
• Spinal cord reflex :
– Gerakan reflek, tanpa kendali
– Terjadi jika telapak kaki diraba, saat berbangkis atau
batuk
• Spinal shock :
– Tidak ada reflek dibawah tingkat lesi
– Terjadi selama beberapa hari s/d 4 - 6 minggu
• Breathing : resiko pneumonia ok kesulitan batuk
– C4 diafragma
– T1-T11 otot intercostal
– T7-T12 otot perut
• Neurogenic shock :
– bradycardi & hypotensi
– orthostatic hypotension
• Perubahan pengaturan suhu :
– Tidak dapat berkeringat
– Kadang merasa dingin kadang kepanasan
• Autonomic hyperreflexia/dysreflexia :
– diatas T6,
– sesudah fase spinal shock
– berbahaya, dapat menyebabkan stroke,
serangan jantung dan kejang
– Pencetus :
• Kandung kemih penuh
• Konstipasi
• Pain
• Infeksi
• Ulkus dekubitus
• Kuku kaki tumbuh kedalam
• Perubahan mendadak suhu lingkungan
– Gejala :
• Hipertensi
• Bradikardi
• Cemas
• Nyeri kepala berat
• Berkeringat diatas tingkat cedera
• Hidung tersumbat
• Deep Vein Thrombosis
• Ileus & ulcus gaster
• Gangguan menelan
• Gangguan defekasi : konstipasi/diare
• Gangguan miksi :
– Atonia bladder & overflow voiding, terjadi pada saat
shock spinal, berakhir beberapa hari - minggu
– Diatas segmen lumbosacral : automatic bladder
/reflex bladder (spastik)
– Di tingkat conus medularis atau cauda equina :
autonomic bladder / flaccid bladder, latihan dengan
kompresi abdomen (crede)
• Ulkus dekubitus
• Spastisitas
• Heterotopic ossification :
– Deposit calcium pada otot, tendon atau sendi
– Menyebabkan nyeri, spasme
– Dimulai 2 minggu – 4 bulan pasca SCI
– Predileksi : panggul, lutut, bahu & siku
• Nyeri : akut & khronis
• Cedera otak
• Gangguan seksual :
– disfungsi ereksi
– Gangguan ejakulasi
– priapismus dll
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai