Gangguan motorik
Suatu kerusakan yang akut pada medulla
spinalis,biasanya timbul spinal shock yaitu
berhentinya semua fungsi dibawah lesi.
Shock dapat berlangsung sampai 6
minggu dan dalam fase shock ini timbul
gejala gejala kelumpuhan berupa LMN,
keadaan ini berangsur-angsur membaik
bila tidak ada lesi organis.
Gejala lesi pada medula spinalis
Gangguan sensibilitas :
– Gangguan sensibilitas sifatnya adalah
segmental, dapat terjadi hypestesia hingga
anesthesia mulai setinggi segmen medulla
spinalis kebawah.
– Bila terjadi lesi total pada medulla spinalis
(lesi tranversal) maka kedua jenis
sensibilitas (eksteroseptik & proprioseptik)
ikut terganggu.
Gejala lesi pada medula spinalis
Gangguan miksi & defekasi
• Bila lesi transversal diatas konus medullaris dalam
stadium dini akan timbul retensio urine, kandung
kemih penuh dengan urine oleh karena serabut
serabut aferen terputus. Setelah itu diikuti dengan
keluarnya urine yang netes-netes disebut sebagai
overflow inkontinesia.
• Bila lesi transversa ini sudah kronis maka akan terjadi
kandung kemih autonom (autonomic bladder) yakni
pengosongan kandung kemih secara reflektorik.
Gejala lesi pada medula spinalis
• Bila lesi pada konus medullaris maka refleks
miksi menghilang dan terjadi kandung kemih
atonik (atonic bladder) dengan gejala-gejala
retensio urinae dan kemudian diikuti dengan
inkontinensia, hanya disini perasaan untuk
kencing masih ada. Pengosongan kandung
kemih terjadi dengan menekan daerah
suprapubic.
Yang penting disini ialah :
• cegah infeksi saluran kemih
• cegah terjadinya dekubitus.
Causa Spinal cord injury
• Trauma : automobile crashes, falls, gunshots, diving
accidents, war injuries, etc.
• Tumor : meningiomas, ependymomas, astrocytomas,
and metastatic cancer.
• Ischemia : resulting from occlusion of spinal blood
vessels, including dissecting aortic aneurysms, emboli,
arteriosclerosis.
• Developmental disorders : spina bifida,
meningomyolcoele, dll
• Neurodegenerative diseases : Friedreich's ataxia,
spinocerebellar ataxia
• Demyelinative diseases : Multiple Sclerosis.
• Transverse myelitis, resulting from stroke, inflammation
• Vascular malformations : arteriovenous malformation
(AVM), dural arteriovenous fistula (AVF), spinal
hemangioma, cavernous angioma and aneurysm.
Penyebab SCI
• Traumatik & non traumatik
• Traumatik : KLL (44%), contohnya :
– Ischemia : penurunan aliran darah ke MS
– Contusio : memar MS
– Fracture : patah tulang punggung (vertebrae)
– Dislokasi : displaced atau misaligned
vertebrae
Non traumatik
• Disebabkan oleh penyakit mengenai tulang,
saraf spinal atau MS.
• Contoh jenis cedera non traumatik :
– Degenerasi tulang vertebra
– Spondylosis
– Infeksi atau tumor vertebra
– Penyakit pada MS seperti : Multiple Sclerosis (MS),
Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), Guillain-Barŕe
Syndrome, and Transverse Myelitis
Insiden SCI
• Di AS : sekitar 12.000 kasus baru per
tahun
• Jumlah penderita SCI sekitar 250.000 –
400.000.
• 82% pria
• 18% wanita
Jenis cedera vertebra
• Terdapat beberapa jenis fraktur dan
dislokasi :
– Fraktur kompresi
– Burst fracture
– Subluksasi
– Dislokasi
– Fraktur dislokasi
Fraktur kompresi
• Hasil cedera
hiperfleksi
• Kolumna vertebralis
mendapat dampak ke
depan dan ke bawah
Burst fracture
• Bentuk serius fraktur
kompresi, menyebabkan
SCI serius
• Tulang mengalami
kehancuran.
• Fragmen tulang
menembus MS
• Terjadi pada tekanan dari
bawah atau ke atas
sepanjang vertebra.
Subluksasi
• Sendi bagian
belakang vertebra
melemah oleh
gerakan abnormal
tulang.
• Merupakan parsial
dislokasi vertebra.
• Terjadi jika otot &
ligamentum vertebra
cedera dan juga
menyebabkan SCI
Dislokasi
• Terjadi jika
ligamentum terobek
atau teregang
berlebihan.
• Gerakan vertebra
menjadi berlebihan.
• Vertebra dapat
terkunci satu sama
lain pada 1 atau
kedua sisi
Fraktur dislokasi
• Biasanya terdapat
cedera ligamentum
dan jaringan lunak
serius.
Patologi SCI
• 2 jenis SCI adalah Complete & Incomplete
• Complete :
Tidak ada fungsi dibawah tingkat cedera :
– No movement
– No sharp/dull sensation
– No hot/cold sensation
– No vibration sensation
– No sensation of light or deep touch
– No sense of position of the arms or legs
INCOMPLETE
• Central cord syndrome
– dihubungkan dgn kelemahan ekstremitas atas yg lebih besar
dibandingkan dgn ekstremitas bawah.
• Brown-Séquard syndrome
– cedera pada setengah sisi MS, menyebabkan kelemahan & gangguan
proprioseptik pada sisi cedera & gangguan nyeri & suhu pada sisi
sebelahnya.
• Anterior cord syndrome
– cedera pada bagian anterior MS, menyebabkan kelemahan &
kehilangan sensasi nyeri & suhu dibawah tempat cedera tapi tetap
terpelihara proprioseptik yg biasanya terletak di bagian posterior MS.
• Posterior cord syndrome / Tabes Dorsalis
– Biasanya karena penyakit infeksi seperti sifilis, menyebabkan
kehilangan perasa raba & proprioseptik.
• Conus medullaris syndrome
– cedera pada ujung MS yg terletak di vertebra L1.
• Cauda equina syndrome
– cedera pada radiks spinalis dibawah vertebra L1.
Incomplete SCI
• Anterior Cord Syndrome
– Terjadi jika suplai aliran darah ke bagian depan MS
rusak.
– Kehilangan kemampuan bergerak, dan kehilangan
perasa tajam/tumpul dan panas/dingin (kolumna
anterior) dibawah tingkat cedera
– Perasa posisi anggota gerak atas & bawah, getar dan
perasa raba ringan/dalam (kolumna posterior) tetap
utuh.
– Terdapat pada acute disc herniations, tumors, dan
jika kepala tertekuk ke dada (cervical flexion).
Gambaran Klinis
• Paralisis lengkap dibawah tingkat lesi
karena terputusnya traktus kortikospinalis.
• Anestesi & kehilangan perasa suhu pada
& dibawah tingkat lesi karena terputusnya
traktus spinotalamikus.
• Proprioseptik & perasa getar tetap utuh
karena utuhnya kolumna dorsalis.
Central Cord Syndrome
• Terjadi jika bagian tengah MS rusak.
• Sering terjadi pada usia lanjut dengan servikal
spondilosis
• Merupakan kasus terbanyak pada SCI sekitar 9%
• Pada cedera hiperekstensi (kepala terdorong ke
belakang)
• Dapat juga karena perubahan degeneratif vertebra
dan/atau penyempitan kanalis spinalis yang mengelilingi
MS.
• Kelemahan gerakan dan perasa lebih besar pada
anggota gerak atas dibanding kan anggota gerak bawah.
Brown-Sequard Syndrome
• Terjadi jika separuh MS rusak.
• Terjadi pada luka tembak atau luka tusuk, jarang
pada ruptur diskus akut.
• 1 sisi badan lebih kuat dari sisi lainnya dibawah
tingkat cedera.
• Sisi tubuh yang lemah mampu merasakan
panas/dingin, tajam/tumpul dibanding sisi
lainnya.
• Kekuatan dan perasa bervariasi tergantung
pada derajat kerusakan MS.
BROWN SEQUARD SYNDROME
POSTERIOR CORD SYNDROME
TABES DORSALIS
Posterior Cord Syndrome
• Terjadi karena terganggunya suplai a.
spinalis posterior yang menyebabkan
kerusakan pada kolumna dorsalis.
• Paling jarang terjadi dibandingkan SCI
lainnya.
• Kehilangan perasa posisi (proprioseptik)
menyebabkan gangguan gaya berjalan.
• Kehilangan perasa raba & getar.
• Motorik, perasa nyeri & suhu tetap utuh.
POSTERIOR CORD SYNDROME
CONUS MEDULLARIS
SYNDROME
CONUS MEDULLARIS
SYNDROME
• Conus medullaris adalah terminal dari MS, sekitar
tingkat VL1 – VL2
• Aliran darah terdiri darai 3 pembuluh darah arteri spinalis
– trunkus arteri longitudinalis median anterior & 2
trunkus posterolateral. Sumber suplai darah lainnya
adalah arteri radikularis cabang dari aorta, arteri sakralis
lateral, arteri sakralis media, iliolumbalis & lumbal ke 5
yang mensuplai darah ke cauda equina.
• Selalu diingat bahwa strukturnya mengandung MS
bagian distal & radiks spinalis. Jadi merupakan
kombinasi UMN & LMN. Sedangkan cauda equina
memberikan tanda & gejala dari LMN.
Conus Medullaris Syndrome
Presentasi Mendadak & bilateral
Reflek fisiologis R patella N, R achilles menurun
Nyeri radikuler < berat
Low back pain Banyak
Tanda & gejala sensorik Hipestesi perianal; simetris & bilateal; disosiasi
sensorik (+)
Impotensi Sering
Disfungsi sphinkter Retensi urin & sfinkter ani atoni menyebabkan
overflow inkontinensia urin et alvi; awal perjalanan
penyakit
Cauda Equina Syndrome
Kekuatan motorik Paraplegi arefleksi asimetris lebih jelas; fasikulasi jarang; atrofi
lebih sering (tanda LMN)