Buku fiksi adalah buku yang berisi cerita atau kejadian yang tidak sebenarnya. Sedangkan buku
nonfiksi adalah buku yang berisikan kejadian sebenarnya yang disampaikan menurut
pendapat/opini/kajian penulis.
Dengan kata lain, buku fiksi adalah buku yang di dalamnya berisi cerita rekaan atau khayalan.
Sedangkan buku nonfiksi adalah buku yang dibuat berdasarkan fakta dan kenyataan.
Contoh buku fiksi yaitu buku cerita anak, dongeng, novel, cerita pendek (cerpen), fabel, dan
komik.
Contoh buku nonfiksi yaitu buku pelajaran, buku ensiklopedia, esai, jurnal, dokumenter,
biografi, dan laporan ilmiah (makalah, skripsi, tesis, disertasi).
Unsur-Unsur Buku Fiksi dan Non Fiksi
Unsur-unsur buku fiksi meliputi bagian:
Cover Buku
Rincian Sub Bab Buku
Judul Sub Bab
Tokoh dan Penokohan
Tema Cerita
Bahasa yang digunakan
Penyajian alur cerita
Pada tahap ini, pembaca membaca teks tersebut bagian demi bagian, lalu mencari jawaban
atas pertanyaan yang dibentuk berdasarkan judul-judul bagian atau pertanyaan lain yang
muncul sehubungan dengan topik bacaan itu dengan mengkonsentrasikan pada penguasaan
ide pokok serta detail yang penting, yaitu mendukung ide pokok, memperlambat cara
membaca di bagian-bagian penting atau yang dianggap sulit dan mempercepat kembali pada
bagian yang tidak penting atau yang telah diketahui.
4. )R-Recite atau Recall (menjawab dan menghafal setiap jawaban yang telah ditemukan)
Dalam tahap ini pembaca berhenti sejenak setiap selesai membaca suatu bagian dan mencoba
menjawab pertanyaan bagian itu atau menyebutkan hal-hal penting dari bab itu. Pada
kesempatan itu, pembaca juga dapat membuat catatan seperlunya.
5) R-Review (meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan yang tersusun pada langkah
kedua dan ketiga)
Salah satu bentuk review adalah dengan membaca ulang untuk menelusuri kembali judul-judul
dan subjudul, jawaban atas pertanyaan, serta bagian penting lainnya dengan menemukan pokok-
pokok penting yang perlu untuk diingat kembali. Membaca ulang dalam tahap ini bukan berarti
membaca ulang seluruh bahan bacaan yang telah dibaca sebelumnya melainkan membaca ulang
sebagian bahan bacaan saja. membantu daya ingat dan memperjelas pemahaman juga untuk
mendapatkan hal-hal penting yang terlewatkan.
Tahapan-Tahapan Metode Membaca SQ3R
Survey – Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan survey bab adalah dengan
mengamati subjudul-subjudul dan kaitannya, mengamati grafik, peta dan lain-lain. Lalu dengan
memperhatikan: (a) Paragraf pertama dan akhir (ide pokok paragraf), (b) Ringkasan (Ikhtisar
atau ringkasan tentang bab yang terletak di bagian tersendiri yaitu mendahului bab itu), (c) Sub
judul (untuk mengetahui hubungan bagian-bagian isi buku itu).
Question – Maksud dari tahap question ialah pembaca mengajukan pertanyaan yang
belum di mengerti setelah melakukan tahap survey selesai, tahap question dapat membantu
pembaca yang kurang aktif dalam lingkungan kelas.
Read – Pada tahap membaca ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu : (1) tidak
diperlukan membuat catatan-catatan karena akan memperlambat dalam membaca. Selain itu
juga, catatan itu bisa jadi hanya kutipan kata-kata penulisnya saja. (2) tidak perlu membuat
tanda-tanda seperti garis bawah pada kata maupun frase tertentu, karena ada kemungkinan
kesalahan dalam memilih kata yang digarisbawahi, dan untuk menghindari bahan bacaan penuh
dengan coretan tak berarti. Pada tahap read ini pembaca membaca semua materi pokok bahasan
lingkaran, guna untuk mencari jawaban tahap yang ke dua yaitu tahap question. Membaca teliti
materi lingkaran (serupa dengan tahap read).
Recite and Recall – Pada tahap ini pembaca melatih diri dan berusaha tidak membuka
kembali bahan bacaan untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. Jika
sebuah atau beberapa pertanyaan tidak terjawab, pembaca menjawab pertanyaan berikutnya
hingga seluruh pertanyaan terjawab. Waktu untuk tahap ini adalah setengah dari waktu untuk
membaca.
Review – Membaca dengan menggunakan SQ3R dianggap lebih memuaskan, karena
dengan teknik ini dapat mendorong seseorang untuk lebih memahami apa yang dibacanya,
terarah pada intisari atau kandungan-kandungan pokok yang tersirat dan tersurat dalam suatu
buku atau teks. Selain itu, langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik ini tampaknya sudah
menggambarkan prosedur ilmiah, sehingga diharapkan setiap informasi yang dipelajari dapat
tersimpan dengan baik dalam sistem memori jangka panjang seseorang. Kegiatan pembelajaran
dengan metode SQ3R, pembaca dilatih untuk menceritakan/mengutarakan kembali dengan kata-
kata sendiri. Tetapi metode SQ3R memerlukan waktu yang cukup lama karena memiliki tahapan
membaca yang sistematis.
Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Membaca SQ3R
Survey (menyelidiki)
Pada tahap survey pembelajar memperhatikan judul dan rangkuman bab untuk menemukan
persoalan dari bab tersebut. Hal itu untuk member kerangka berpikir yang bisa digunakan untuk
mengatur bahan yang dibaca.Sebelum melanjutkan langkah berikutnya, pastikan bahwa
pembelajar mengerti tujuan bab itu dan apa yang hendak diajarkan. Sebaiknya penyelidikan
dilakukan tidak memakan waktu lebih dari satu menit. Mengenai gambaran pokok-pokok yang
akan dipelajari maka para pembelajar dapat dengan lebih cepat dan juga bisa menghubungkan
pokok-pokok satu sama lain dengan baik.
Question (bertanya)
Merumuskan pertanyaan yang berhubungan dengan teks bacaan untuk meningkatkan
keingintahuan dan mengubah pembacaan para pembelajar menjadi tugas yang bertujuan
menjawab tugas tersebut. Maksud dari tahap question ialah pembaca mengajukan pertanyaan
yang belum di mengerti setelah melakukan tahap survey selesai, tahap question dapat membantu
pembaca yang kurang aktif dalam lingkungan kelas.
Read (Membaca)
Membaca keseluruhan dari teks yang dipelajari untuk mencari jawaban dari tahap sebelumnya.
Pembelajar harus menggali bahan, aktif mencari hal-hal yang penting. Kunci tipe pembaca
adalah selektif. Perhatian dipusatkan pada bahan yang paling penting. Membaca hendaknya tidak
merupakan suatu perbuatan yang pasif, melainkan berupa perbuatan aktif untuk mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Recite (menceritakan kembali)
Setelah melakukan tahapan membaca, maka tutuplah buku dan ceritakan kembali jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan. Gunakan kata-kata sendiri. Jawablah semua
pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis dengan beberapa kata kunci. Buatlah catatan tersebut
sesingkat mungkin. Langkah ini sangat penting bagi “pemasukan” bahan tersebut ke dalam otak.
Review (mengulang kembali)
Setelah menyelesaikan seluruh tahapan maka ulangi semua pertanyaan tersebut sekali lagi dan
jawablah dengan kata-kata sendiri. Mengulang ini menolong agar tidak cepat lupa, yaitu lupa apa
yang baru saja dipelajari. Setelah itu ulangi bahan tersebut secara berkala.
Cara membuat rangkuman
langkah-langkah (cara) yang dilakukan dalam membuat rangkuman buku fiksi maupun nonfiksi
adalah sebagai berikut:
1. Membaca teks asli atau mendengarkan naskah yang dibacakan.
Dengan membaca maka kita akan mengetaui informasi yang ada di dalamnya. Dalam
merangkum, membaca adalah kegiata pokok utama yang harus dilakukan sebelum membuat
rangkuman.
Hal ini akan memudahkan kita untuk mengingat, memahami, dan mengerti akan isi naskah.
Sehingga akan mempermudah ketika membuat rangkuman.
2. Tentukan ide pokok pada tiap paragraf.
Pada tahap kedua, setelah membaca teks atau mendengarkan isi teks, selanjutnya ialah
menentukan gagasan atau ide poko para tiap-tiap paragraf (naskah teks) atau menentukan isi
pokok dari naskah yang dibacakan.
Setelah memperoleh ide pokok, rangkuman dapat dibuat dengan mengembangkan ide pokok
dengan bahasa sendiri (bahasa yang lebih sederhana) dibanding dengan teks. (biasanya buku-
buku teks pelajaran menggunakan bahasa yang sulit dipahami).
3. Menulis rangkuman.
Setelah memahami isi teks dan menentukan ide pokok, langkah selanjutnya ialah membuat
rangkuman. Ingat, rangkuman adalah ringasan, tulislah yang menjadi teks pokok yang memang
harus ditulis (ide pokok).
Pengembangan seperti pada langkah kedua dapat dilakukan untuk memperjelas ide pokok.
Rangkuman disusun secara kronologis.
4. Membaca kembali rangkuman yang telah dibuat.
Setelah selesai membuat rangkuman, maka bacalah kembali rangkuman yang telah dibuat. hal ini
untuk mengantisipasi adanya ide pokok atau informasi penting lainnya yang belum ditulis.
Hubungan Antar Unsur Buku Fiksi / Non Fiksi
Dengan mengamati setiap unsur yang yang terkandung di dalam buku fiksi dan nonfiksi,
kita dapat menyimpulkan bahwa sebagian unsur memiliki kesamaan dan sebagian yang
lain berbeda. Unsur yang sama-sama dimiliki baik buku fiksi maupun buku nonfiksi
yaitu: Sampul / Cover
Sub Bab
Judul Sub Bab
Dalam hal perbedaan, buku nonfiksi memiliki isi yang ilmiah/aktual/faktual, disajikan dengan
bahasa baku, dan memiliki sistematika penulisan standar. Sedangkan buku fiksi memiliki tokoh
dan penokohan sebagai pelaku cerita, didukung dengan tema, disajikan dengan bahasa variatif
(biasanya tidak baku), dan dilengkapi dengan alur cerita yang beraneka ragam.
Contoh Penyusunan Tanggapan
Pertama, membaca buku. Siswa, mahasiswa, atau siapa pun yang berkecimpung dalam
menyusun tanggapan buku sebaiknya telah membaca seluruh isi buku dengan penuh ketelitian
dan kecermatan sehingga mudah untuk menangkap makna yang terkandung di dalam buku
tersebut. Hal ini menjadi pondasi utama sebelum melakukan proses selanjutnya. Melalui tahapan
ini pula, pembentukan kerangka berpikir dimulai dan topik-topik yang menjadi perhatian telah
tergambar secara garis besar di dalam memori. Oleh karena itu, seorang penyusun tanggapan
buku atau resensi membutuhkan waktu yang cukup untuk benar-benar menyatu dengan isi buku
seolah-olah telah hadir dalam ritme kata demi kata dan lembar demi lembar pada buku yang
dibaca.
Kedua, menentukan unsur-unsur tanggapan buku. Di bagian ini, seorang penyusun tanggapan
buku perlu memutuskan unsur-unsur buku yang akan dijadikan acuan tanggapan meliputi
meliputi kelebihan/keunggulan buku, kelemahan/kekurangan buku, gaya bahasa, struktur
kalimat, ejaan, diksi (pilihan kata), dan ilustrasi. Setelah itu, membuat anotasi (catatan kecil)
berupa poin-poin inti di setiap unsur buku. Kemudian, mengembangkan seluruh poin-poin
anotasi menjadi paragraf lengkap yang utuh dengan memperhatikan kohesi dan koherensi bahasa
yang digunakan.
Ketiga, melakukan penyuntingan. Setelah seluruh tanggapan selesai disusun, maka proses
penyuntingan dapat dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memeriksa kembali kesempurnaan
penulisan. Tentu dipahami bahwa tiada manusia yang benar-benar sempurna, begitu juga seorang
pemberi tanggapan. Oleh karena itu, melalui kegiatan penyuntingan, segala kelemahan dalam
penulisan dapat diperbaiki dan diedit sebaik mungkin sebagai tahapan finalisasi. Untuk hasil
yang lebih baik, boleh juga meminta bantuan editing dari seorang ahli. Seorang penulis buku
bahkan tidak jarang meminta penulis-penulis lain atau pembacanya sendiri untuk memberi
tanggapan objektif terhadap karya yang dibuatnya. Hasilnya, berawal dari sebuah buku tercipta
sebuah karya baru berupa buku tanggapan yang bernilai jual.
Sebagai penutup, perlu diketahui bahwa tanggapan buku merupakan bagian terpenting dari
resensi. Sedangkan resensi bersama dengan kritik sastra, esai, dan ringkasan termaktub sebagai
hal yang dapat dilakukan untuk menilai keunggulan dan kelemahan karya sastra. Pembahasan
lengkap untuk materi ini akan dibahas pada tulisan berikutnya.
1. Jenis Buku
Jenis/bentuk buku itu apakah roman, novel, biografi, atau yang lain. Selain itu seorang resentator
menyebutkan juga buku termasuk buku fiksi atau nonfiksi.
2. Keaslian Ide
Buku itu apakah benar-benar merupakan karya asli dari pengarangnya atau merupakan jiplakan
dari buku lain yang pernah terbit.
3. Bentuk
Bagaimana mengenai bentuk atau format dari buku itu. Apakah bentuknya, kertas, ilustrasi
cover, jenis huruf yang dipakai, dan sebagainya.
Dilihat dari segi isi, resentator perlu memperhatikan unsur-unsur intrinsiknya, yaitu tentang
tema, alur, perwatakan, sudut pandang dan sebagainya
.
Bahasa dalam buku itu dapat ditinjau dari segi struktur kalimat, gaya bahasa/style, ungkapan dan
lain-lain. Apakah bahasa yang digunakan memakai bahasa sehari-hari yang segar tidak
menjemukan, mudah dimengerti oleh pembaca, dan sebagainya. Mudah dipahami atau sukar
diterima pembaca. Pengujian materi mendapat perhatian juga dari resentator.
5. Simpulan
Akhirnya seorang penulis resensi harus dapat menyimpulkan, apakah buku itu baik dan perlu
dibaca atau tidak.
menulis data buku yang dibaca,
menulis ikhtisar isi buku,
mendaftar butir-butir yang merupakan kelebihan dan kekurangan buku,
menuliskan pendapat pribadi sebagai tanggapan atau isi buku, dan
WORKSHEET BAHASA INDONESIA KELAS VII MATERI LITERASI BUKU FIKSI DAN
NONFIKSI
1. Bacalah kutipan biografi berikut ini!
Ki Hajar Dewantoro; lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959
pada umur 69 tahun; selanjutnya disingkat sebagai "Soewardi" atau "KHD") adalah aktivis
pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum
pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa,
suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa
memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.
Tanggal kelahirannya sekarang diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari
semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional
Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki
Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi
1998.
Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28
November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28
November 1959).
Soewardi berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan
dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah
Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis
dan wartawan di beberapa surat kabar, antara lain, Sediotomo, Midden Java, De Expres,
Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong
penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial.
Selain ulet dalam bekerja sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi
sosial dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo (BO) tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda
untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) pada
waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kongres
pertama BO di Yogyakarta juga diorganisasi olehnya.
2. Hal yang dapat diteladani dari tokoh dalam biografi tersebut adalah…
A. Beliau mendirikan Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan
kesempatan bagi para pribumi
B. Beliau ulet dalam bekerja sebagai wartawan muda dan aktif dalam organisasi sosial dan
politik.
C. Beliau bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar
D. Tulisan-tulisannya menunjukkan semangat antikolonial.
Jam bekerku berbunyi pelan, tetapi sepelan-pelannya jam beker tetap saja mengganggu. Suara
azan telah menggema, angin pagi menyapa kehadiranku di bumi ini sekali lagi.
Ketakutanku memenuhi diriku, jangan-jangan keputusan itu benar-benar nyata. Keberanianku
muncul juga, aku membuka mataku dengan agak ragu, lebih lebar, lebih lebar, lebar hingga
mataku melotot. Benar-benar tak ada cahaya, sama sekali tak ada sinar yang bisa ditangkap
retina, apakah ketentuan itu benar-benar terjadi? Aku semakin frustasi mengingat mimpiku tadi.
“Tuhan tolong hapuskan ketentuan itu!” kataku lemas.
Latar cerpen tersebut adalah…
A. pagi di saat subuh C. malam ketika bermimpi
B. pagi menjulang subuh D. pagi disaat keberanian muncul
Bel tanda masuk kelas telah terdengar. Anak-anak berbaris di depan kelasnya masing-masing. (1)
Wirawan yang biasanya suka mengganggu temannya, kali ini tidak bernafsu untuk meributkan
suasana. (2) Mata Wirawan memandang ke ruang guru. (3) Ia berharap Ibu Septi segera keluar
dari kantor membawa setumpuk buku. (4)
Bukti tokoh Wirawan suka jahil terdapat pada bagian …
A. 1 B. 2 C. 3 D. 4
A. Buku yang dikarang oleh Aldeka Kamilia Mufidah ini termasuk cerita remaja yang menarik.
Buku ini diterbitkan DAR! Mizan, tahun 2011. Dunia remaja penuh warna digambarkan dengan
rinci. Antara judul buku dan penjelasan dari pengarangnya ada ketidaksesuaian.
B. Buku yang bercerita tentang sisi dunia remaja ini dikarang oleh Aldeka Kamilia Mufidah.
Buku ini diterbitkan di Bandung oleh penerbit DAR! Mizan tahun 2011. Dunia remaja dilukiskan
dengan amat menarik. Ceritanya pun sangat mudah dipahami. Istimewanya lagi, buku ini
mencoba menggiring para remaja untuk mencintai gamelan sebagai salah satu alat kesenian
tradisional bangsa. Hanya saja ada sedikit yang mengganjal dan membuat kita bertanya-tanya,
karena antara judul buku dan judul yang diberikan oleh penulisnya sepertinya terdapat
ketidaksesuaian.
C. Buku ini mengungkapkan sisi dunia remaja. Judul buku yang diterbitkan oleh penerbit DAR!
Mizan Bandung tahun 2011 ini tidak sesuai dengan yang diinginkan pengarangnya. Walaupun
ada keinginan mengajak agar remaja mencintai alat kesenian gamelan tetapi ceritanya kurang
menarik. Hal ini diperparah lagi dengan judulnya yang berbau barat.
D. Banyak dijumpai buku yang bercerita tentang dunia remaja, tapi buku yang dikarang Aldeka
Kamilia Mufidah agak berbeda. Membaca bukunya seolah-olah kita berada di dunia remaja
penuh warna. Buku yang diterbitkan DAR! Mizan ini sudah habis terjual sejak tahun 2011.
Memang buku ini tidak cacatnya.
Batuk sebenarnya bukan penyakit refleks karena mengalami rangsangan udara dari polusi, asap
pabrik, asap rokok, bau-bauan, gas yang merangsang atau kekurangan udara. Batuk juga dapat
terjadi kerena saluran pernapasan atau paru-paru terkena infeksi kuman. Udara dingin atau
lembab dapat juga membuat orang batuk atau bersin. Obat batuk yang dijual di pasaran
umumnya terdiri atas campuran obat yang mengandung bahan yang dapat mengeluarkan lendir
atau riak agar saluran pernapasan bersih dari gangguan atau rangsangan penyebab batuk itu. Obat
batuk jenis ini disebut ekspektoran.
A. kata per menit B. menit per kata C. kata per detik D. detik per kata
9. Saat liburan sekolah, aku dibelikan tas sekolah baru. Tas itu berwarna hitam dengan garis-
garis putih
dibagian bawah. Model tas itu merupakan keluaran terbaru. Tas itu diberikan ayah sebagai
hadiah atas kenaikan kelas.
10. Musik berirama dangdut banyak penggemarnya dewasa ini jenis music tersebut tidak hanya
disenangi masyarakat pedesaan tetapi juga oleh masyarakat perkotaan. Oleh sebab itu tidaklah
berlebihan bila semua stasiun televise yang ada di negeri ini memprogramkan paket khusus
penayangan musik berirama dangdut meskipun dengan jam tangan yang berbeda-beda. Banyak
pengusaha rekaman memanfaatkannya.
11. Sebagai bentuk perwujudan kebutuhan primer rumah tinggal mutlak harus memenuhi kriteria
kenyamanan bagi para penghuninya. Selain juga memberi rasa aman untuk berlindung di
dalamnya, rumah mencerminkan sosok pribadi pemiliknya. Harga fasilitas pendukung dan akses
termasuk faktor pertimbangan berikutnya. Namun di atas segalanya, diakui atau tidak lokasi
adalah satu poin utama yang menjadi dasar pertimbangan. Jelas sudah semua orang tinggal di
lokasi perumahan yang strategis, dekat dengan pusat kota.
Pernyataan yang tidak sesuai dengan paragraf di atas adalah….
A. rumah sebagai kebutuhan primer bagi manusia C. lokasi rumah tidak menjadi masalah bagi
calon penggunanya
B. rumah mencerminkan sosok pribadi pemiliknya D. setiap orang menginginkan lokasi rumah
yang strategis
A. Tujuan penulis buku ini ingin membuat pembaca termotivasi beternak ikan nila. Siapa pun
yang membaca buku ini akan termotivasi karena buku ini juga dilengkapi ilustrasi gambar. Buku
karya Sahar Erizal yang diterbitkan PT Swadaya ini perlu dibaca oleh setiap pelajar. Meskipun
kalimatnya pendek-pendek, tidak menjadi masalah. Hal ini karena dukungan gambar dengan
ilustrasi jelas.
B. Pembaca digiring untuk mencapai kehidupan yang sukses. Buku karangan Sahar Erizal ini
juga dilengkapi dengan ilustrasi gambar yang menarik. Hanya sangat disayangkan, penggunaan
bahasanya berbelit-belit sehingga sulit dipahami pembaca. Meskipun begitu, buku ini laris di
pasaran karena banyak yang memerlukan.
C. Buku yang berjudul Budidaya Ikan Nila ini isinya memotivasi pembaca untuk
membudidayakan ikan nila. Buku karya Sahar Erizal yang diterbitkan oleh PT Swadaya ini
ditulis berdasarkan pengalaman pribadi. Meskipun ilustrasi gambar kurang, tetapi bahasa yang
digunakan lugas. Oleh karena itu, pembaca tidak terganggu memahami isinya. Apalagi kalimat
yang digunakan pendek-pendek.
D. Buku secara garis besar menjelaskan bagaimana membudidayakan ikan nila. Buku ini
disarankan dibaca oleh mereka yang ingin beternak ikan nila. Selain itu, buku ini dilengkapi
ilustrasi gambar. PT Swadaya yang berhasil menerbitkan buku ini sungguh beruntung. Para
peminat ikan nila tentu akan merasa terbantu dengan adanya buku ini. Oleh karena itu, buku ini
layak dibaca.
A. Sudah cukup lama taman di pusat kota diabaikan sehingga terjadi kerusakan.
B. Berkat kesadaran masyarakat dan pemerintah daerah, taman kota difungsikan kembali.
C. Perbaikan sarana dan prasarana taman kota hanya dilakukan oleh pemerintah.
D. Para pedagang menyebabkan taman kota menjadi kotor dan tidak terpelihara.
A. (1), (2), dan (3) B. (3), (4), dan (5) C. (1), (3), dan (5) D. (1), (2), dan (4)
18. Bagian dalam identitas buku yang menunjukkan lembaga yang mempublikasikan buku
adalah ...
A. judul buku B. Editor C. ISBN D. Penerbit