Anda di halaman 1dari 4

Ujian Tengah Semester

Matkul : Metode Belajar dan Penelitian Filsafat

Nama : Muhamad Tofik Mubarok (Mahasiswa MBKM)

Rangkuman : Belajar dari Buku Teks

Pada dasarnya ada banyak cara dalam mempelajari buku teks dan setiap orang tentu
bebas memilih gaya belajar yang sesuai dengannya. Salah satu di antara beberapa cara yang
umumnya dipakai oleh para siswa adalah metode dari Francis P. Robinson. Ia memperkenalkan
metode SQ3R, yaitu Survey (survei), Question (pertanyaan), Read (membaca), Recite
(menjelaskan ulang), Review (meninjau ulang). Metode ini telah dikenal cukup luas dan
merupakan pendekatan yang sangat baik untuk belajar dari buku teks.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah survei, yaitu mencari gambaran
sederhana dari buku yang akan Anda pelajari. Hal itu bisa dilakukan misalnya dengan
membaca terlebih dahulu kata pengantar untuk mendapatkan latar belakang mengapa buku itu
ditulis dan jenis buku seperti apakah itu ataupun dengan melihat daftar isi untuk mengetahui
materi apa saja yang dijelaskan dalam buku tersebut. Hal penting lain yang perlu diperhatikan
adalah melihat judul bab secara seksama, sebab tidak mungkin sebuah judul dipilih tanpa ada
kaitan dengan materi yang disampaikan. Seringkali judul bab itulah gagasan utama dari bagian
suatu buku. Melakukan survei sangat bermanfaat untuk mengetahui apa yang akan Anda hadapi
sebelum mulai mempelajari. Ini seperti pentingnya membaca peta sebelum melakukan
perjalanan.

Langkah kedua yaitu dengan mengajukan pertanyaan. Langkah ini penting, sebab
mengajukan pertanyaan dapat memfokuskan Anda pada poin poin penting dari sebuah materi
serta memudahkan Anda untuk mengingatnya ketimbang mencoba menghafalnya secara
tekstual. Tentu akan ada banyak pertanyaan, sebab semakin banyak Anda bertanya semakin
banyak yang diketahui. Lalu bagaimanakah cara memulai pertanyaan yang tepat? Anda dapat
memulainya dengan bertanya “Apa itu?” terhadap term-term unik yang Anda temukan.
Misalnya, jika di dalam buku teks astronomi ditemukan kata “Gravitasi”, Anda perlu
mempertanyakan “Apa itu gravitasi?”, begitu seterusnya terhadap term-term unik lainnya.
Dalam hal ini Anda juga dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh
penulis, sebab itu mungkin berguna untuk mengeksplorasi lebih jauh materi yang perlu Anda
ketahui tapi tidak terdapat dalam buku atau jika itu terdapat dalam bagian-bagian awal
seringkali merupakan petunjuk terhadap materi apa yang akan Anda hadapi selanjutnya.

Langkah selanjutnya untuk mempelajari sebuah buku teks tentu saja dengan
membacanya. Namun perlu diperhatikan antara membaca biasa dengan membaca untuk
memahami. Untuk memahami isi buku teks sangat penting dilakukan pembacaan yang aktif,
yaitu dengan melakukan semacam dialog dengan penulis. Anda dapat menggunakan metode
bertanya seperti yang telah dijelaskan di atas untuk mengetahui bagian-bagian mana yang
kiranya penting dan menyingkirkan bagian-bagian yang tidak penting. Jika diperlukan, Anda
juga bisa mencatat poin-poin tersebut dalam buku catatan. Catatlah term-term unik beserta
contohnya, atau tambahkan penjelasan dari buku lain yang memungkinkan Anda memahami
materi tersebut dengan baik.

Langkah berikutnya yaitu menjelaskan ulang apa yang telah Anda baca. Setelah Anda
membaca kemudian merasa cukup memahami suatu materi, menjelaskan ulang materi tersebut
dapat berguna untuk memastikan apakah Anda telah benar-benar memahami atau tidak.
Cobalah untuk berhenti sejenak dalam bagian tertentu bacaan Anda, kemudian jelaskan ulang
dengan bahasa Anda sendiri. Anda juga bisa menguji pemahaman Anda dengan menjelaskan
ulang apa yang telah Anda baca kepada orang lain, jika orang tersebut paham apa yang Anda
jelaskan itu berarti Anda telah benar-benar paham. Selain itu, menjelaskan ulang juga
bermanfaat untuk mengingat apa yang telah Anda baca. Penelitian mengungkapkan bahwa
semakin banyak orang mengulang, semakin sedikit yang dilupakan. Penelitian lain juga
mengungkapkan, menjelaskan ulang bacaan Anda membantu membentuk struktur berpikir
yang baik ketimbang membaca saja.

Langkah terakhir dari metode SQ3R adalah meninjau atau mengulas ulang (review).
Langkah ini umumnya dilakukan oleh para siswa sebelum mereka melaksanakan ujian. Tapi,
sebenarnya kapankah waktu yang tepat untuk mengulas ? Waktu yang tepat untuk mengulas
adalah segera setelah Anda mempelajari sesuatu. Misalnya, setelah membaca satu bab dan
menjelaskan ulang setiap bagian, Anda perlu mereview ulang penjelasan Anda dengan kembali
membaca dan melihat apakah ada bagian yang terlewatkan. Kemudian Anda bisa menjelaskan
ulang bagian tersebut sehingga penjelasan Anda kini lebih utuh. Jika memungkinkan,
lakukanlah beberapa kali review, sehingga Anda mendapatkan hasil yang maksimal. Jika Anda
telah membuat catatan tentang poin-poin penting bacaaan, gunakan catatan tersebut sebagai
panduan untuk mereview.
Garis Bawah, Highlight, dan Garis Besar Buku Pelajaran

Menggarisbawahi atau menyoroti buku teks merupakan metode yang umum dipakai
oleh para siswa untuk menandai bagian-bagian penting suatu teks. Sayangnya, seringkali
mereka melakukannya dengan cara yang salah, yaitu tanpa didahului dengan survei dan
mengajukan pertanyaan. Hasilnya adalah coretan yang sembrono, acak dan tidak mewakili poin
penting dari teks atau paragraf. Lalu bagaimanakah menggarisbahwah yang benar itu? Pertama,
survei dahulu apa yang akan Anda baca. Kemudian ajukan pertanyaan pada diri sendiri dan
cobalah untuk menemukan jawaban tersebut saat Anda membaca. Lakukan pembacaan ulang
beberapa kali dan jangan terpancing untuk mencoret pada pembacaan pertama. Setelah
melakukan pengulangan, fokuslah pada ide-ide utama bacaan, detail-detail penting, dan istilah-
istilah unik dari bacaan Anda. Inilah yang sebaiknya Anda sorot dan garisbawahi.

Aktivitas lain yang sangat penting ketika mempelajari buku teks adalah mencatat
rangkuman. Dengan mencatat Anda memfokuskan diri pada bacaan, memungkinkan untuk
menemukan poin-poin penting dari sebuah bacaan sehingga mudah untuk dipelajari.
Bagaimana melakukannya? Gunakanlah petunjuk yang diberikan penulis. Jika terdapat judul-
judul, Anda bisa menggunakan judul-judul ini sebagai kerangka rangkuman. Sebagian besar
judul-judul ini tentu saja sudah tertulis di daftar isi. Namun, jangan sekedar menyalinnya. Jika
judul tersebut hanya berupa kata kunci, ubahlah ke dalam bentuk kalimat yang bisa Anda
pahami. Pastikan juga Anda menulis catatan dengan cukup detail, misalnya jika Anda membuat
rangkuman buku politik tentang konsep “demokrasi”, jelaskan juga pengertiannya. Selain itu,
rangkuman juga harus teratur. Urutkan mana yang merupakan induk judul (point yang lebih
penting) dan anak judul (pelengkap), Anda bisa menggunakan angka dan huruf untuk
merapikannya. Misalnya, gunakan angka Romawi (I, II, III,...) untuk judul induk, dan huruf
kapital (A,B,C,...) untuk judul anakan.

Membuat rangkuman dari materi buku agaknya memang dapat memudahkan Anda
dalam mempelajari satu bidang tertentu. Namun, ada beberapa buku teks pelajaran di mana
rangkuman bukanlah pendekatan yang sesuai. Misalnya, buku teks bahasa asing. Sebab buku
tersebut berisi campuran tata bahasa, kosakata, dan kalimat yang harus diterjemahkan terlebih
dahulu. Ataupun misalnya, buku teks pelajaran fisika yang umumnya sudah berbentuk
rangkuman dari awal, sehingga tidak perlu lagi rangkuman. Bagaimana misalnya dengan karya
sastra? Merangkum pembacaan karya sastra juga membutuhkan pendekatan yang berbeda.
Ketika Anda membaca karya sastra, Anda tidak membaca untuk memahami fakta atau teori
tertentu melainkan untuk menafsirkan sebuah narasi. Maka, daripada menuliskan kembali apa
yang Anda baca dengan bahasa sendiri, sebenarnya Anda lebih dituntut untuk memberikan
komentar atas teks tersebut. Pikirkanlah apa yang ingin disampaikan oleh penulis, dan mengapa
ia menulis narasi tersebut.

Catatan Kritis terhadap Metode SQ3R

Metode SQ3R tentu adalah pendekatan yang sangat bermanfaat untuk membantu siswa
dalam memahami sebuah buku teks. Namun, kiranya kita tetap perlu memberikan catatan kritis
atas metode ini, meninjau ulang apakah metode tersebut sesuai dengan kebutuhan gaya belajar
kita atau tidak. Kita bisa bertanya misalnya, apakah semua bagian dari metode tersebut bisa
berlaku untuk semua buku teks atau tidak. Jika tidak manakah bagian yang perlu disesuaikan.
Kemudian, kita juga menyadari bahwa metode ini amat sangat memakan waktu, sebab
mensyaratkan pengulangan yang cukup intens untuk mencapai pemahaman yang maksimal.
Lalu, bagaimana jika kita tidak punya banyak waktu untuk pengulangan semacam itu? Apa
yang harus kita perbuat? Apakah ada alternatif lain?

Anda mungkin juga menyukai