Anda di halaman 1dari 17

NERACA MASSA RANGKAIAN PROSES

Dengan Bantuan
EXCEL™

oleh
HERIYANTO

2003-2013
1

NERACA MASSA RANGKAIAN SISTEM PROSES

Penyusunan seluruh persamaan neraca massa komponen menghasilkan sistem


persamaan linier. Dari satu set persamaan yang dibentuk dapat diselesaikan dengan
operasi matriks memakai bantuan perangkat lunak EXCELTM.

1. MIXER atau TITIK PERTEMUAN (Mixer)

Pada titik pertemuan berlaku "jumlah aliran masuk sama dengan jumlah aliran keluar"

Fjk, in = Fjk, out atau Fjk, in - Fjk, out = 0

dengan, Fjk = laju alir komponen-k pada aliran-j.

2. TITIK PERCABANGAN (Splitter)

Pada titik percabangan berlaku "jumlah aliran masuk sama dengan jumlah aliran keluar"
Neraca Total

Fjk, in = Fjk, out

Neraca Pemisahan
Fjk, in = Rj Fjk, out

Dengan Rj = rasio aliran-j keluar terhadap aliran-j masuk titik percabangan


Diperoleh dua set persamaan neraca massa,

Fjk, in - Fjk, out = 0


Fjk, in – Rj Fjk, out = 0

3. REAKTOR

Komponen kunci A
Konversi A XA
Didefinisikan besaran ej = vj XA
vj = koefisien reaksi (negatif untuk reaktan, positif untuk produk)

Fjk, in + rk - Fjk, out = 0

rk = ek Fjk, in = reaksi konsumsi/produksi k

Fjk, in + ek Fjk, in - Fjk, out = 0


2

4. SEPARATOR (Flash, Distilasi, Absorpsi, Ekstraksi, dll)

Fjk ,top
Faktor separasi komponen k, Sk =
Fjk ,in

Diperoleh dua set neraca massa:

Sk Fjk, in - Fjk, top = 0


Fjk, in - Fjk, top - Fjk, bot = 0

PEMAKAIAN EXCELTM

Sistem persamaan linier yang dihasilkan berbentuk sebagai,

AF=B

dengan:
A = matriks koefisien persamaan linier (n x n)
F = matriks laju alir seluruh aliran komponen (n x 1)
B = matriks sisi kanan persamaan (n x 1)

Sehingga: F = A-1 B

yang dalam perintah EXCEL memakai

=MMULT(MINVERSE(rentang sel matriks A),(rentang sel matriks B))

Caranya, dengan membuat blok tempat elemen matriks F terlebih dahulu sebanyak baris
elemen A (satu kolom). Misal matriks A dari sel C7 hingga AD34 dan matriks B dari sel
AE7 hingga AE34, maka perintah yang diketikkan:

Kemudian tekan tombol: CTRL + SHIFT + [ENTER]

Metode penyusunan sistem persamaan linier yang mencakup seluruh rangkaian proses
sering menemui kendala dalam kemampuan perangkat lunak EXCEL untuk menghitung
inverse matriks berordo besar. Untuk menghindari keterbatasan perangkat lunak,
penyusunan neraca massa disusun tiap peralatan. Antar peralatan saling berhubungan
dalam hal masukan dan keluarannya. Artinya, aliran keluar unit sebelumnya menjadi
aliran masuk ke unit sesudahnya.
3

Contoh-1
Sebagai ilustrasi disajikan diagram proses berikut.

Notasi yang dipakai


F = Laju alir molar
j = Nomor aliran
k = Nomor komponen
UMPAN

Tetapkan laju alir umpan untuk masing-masing komponen

Contoh untuk 1 komponen umpan


F11 = 100 kmol/jam
F12 = 0
F13 = 0
F14 = 0

MIXER atau TITIK PERTEMUAN

Fjk, in = Fjk, out atau Fjk, in - Fjk, out = 0

Contoh untuk 4 komponen


F11 + F61 - F21 = 0
F12 + F62 - F22 = 0
F13 + F63 - F23 = 0
F14 + F64 - F24 = 0

REAKTOR

Komponen kunci =A
Konversi A = XA
4

Didefinisikan Reaktan ej = vj XA
Produk ej = -vj XA
vj = koefisien reaksi (negatif untuk reaktan, positif untuk produk)

Fjk, in + rk - Fjk, out = 0


rk = ek Fjk, in = reaksi konsumsi/produksi k

Fjk, in + ek Fjk, in - Fjk, out = 0

Contoh

Reaksi A 2B+3C+4D
Komponen 1 2 3 4
Komponen kunci = 1 (komponen A) dan X1 = 0,8
Reaktan = 1
Produk = 2, 3, dan 4

F21 + e1 F21 - F31 = 0 e1 = -X1 = -0,8


F22 + e2 F21 - F32 = 0 e2 = 2X1 = 1,6
F23 + e3 F21 - F33 = 0 e3 = 3X1 = 2,4
F24 + e4 F21 - F34 = 0 e4 = 4X1 = 3,2

FLASH SEPARATOR dan DISTILASI

Fjk ,top
Faktor separasi komponen k, Sk =
Fjk ,in
Diperoleh dua set neraca massa:

Sk Fjk, in - Fjk, top = 0


Fjk, in - Fjk, top - Fjk, bot = 0

Contoh untuk 4 komponen

Flash Separator (misal S1 = 0.02, S2 = 0.90, S3 = 0.10, S4 = 0.05)


S1 F31 – F41 = 0 dan F31 – F41 – F51 = 0
S2 F32 – F42 = 0 F32 – F42 – F52 = 0
S3 F33 – F43 = 0 F33 – F43 – F53 = 0
S4 F34 – F44 = 0 F434 – F44 – F54 = 0

Distilasi (misal S1 = 0.90, S2 = 0.80, S3 = 0.10, S4 = 0.05)


S1 F51 - F61 = 0 dan F51 - F61 - F71 = 0
S 2 F52 - F62 = 0
CARA MENENTUKAN FAKTOR F52 - F62 - F72 = 0
SEPARASI
S3 F53 - F63 = 0 F53 - F63 - F73 = 0
S4 F54 - F64 = 0 F54 - F64 - F74 = 0
5

SISTEM PERSAMAAN NERACA MASSA

Umpan F11 = 100 kmol/jam


F12 = 0
F13 = 0
F14 = 0

Mixer F11 + F61 = 0


F12 + F62 = 0
F13 + F63 = 0
F14 + F64 = 0

Reaktor F21 - e1 F21 - F21 = 0


F22 - e2 F21 - F22 = 0
F23 - e3 F21 - F23 = 0
F24 - e4 F21 - F24 = 0

Flash Separator S1 F41 - F51 = 0


S2 F42 - F52 = 0
S3 F43 - F53 = 0
S4 F44 - F54 = 0
F41 - F51 - F61 = 0
F42 - F52 - F62 = 0
F43 - F53 - F63 = 0
F44 - F54 - F64 = 0
Distilasi S1 F51 - F61 = 0
S2 F52 - F62 = 0
S3 F53 - F63 = 0
S4 F54 - F64 = 0
F51 - F61 - F71 = 0
F52 - F62 - F72 = 0
F53 - F63 - F73 = 0
F54 - F64 - F74 = 0

PEMAKAIAN EXCELTM
(1) Buat matrix neraca massa seperti pada contoh terlampir dengan memasukkan nilai
koefisien 28 persamaan simultan. Sel-sel lain diberi nilai nol.
(2) Pindahkan kursor ke sel AI7. Buat blok dari baris ke-7 hingga 34 (sel AI7 … AI34).
Cara membuat blok dapat dengan menekan tombol SHIFT + [Panah bawah] hingga
sampai sel AI34, atau dengan klik kiri mouse, tahan dan tarik hingga sel AI34.
(3) Ketikkan perintah untuk membuat perkalian matrix sebagai berikut.
=MMULT(MINVERSE(C7:AD34),AE7:AE34)
Seperti tampilan berikut ini.

Kemudian tekan tombol: CTRL + SHIFT + [ENTER]


(4) Akan dihasilkan nilai perkalian matrix yang merupakan laju alir untuk 4 komponen dari
aliran 1 hingga 7.
6
7
8

DATA ALIRAN (F dalam kmol/jam dan x dalam fraksi mol)


Komp. Aliran-1 Aliran-2 Aliran-3 Aliran-4 Aliran-5 Aliran-6 Aliran-7
F x F x F x F x F x F x F x
1 100 1.00 119.3 0.64 23.9 0.03 2.4 0.01 21.5 0.03 19.3 0.23 2.2 0.00
2 0 0.00 18.9 0.10 209.8 0.22 188.8 0.78 21.0 0.03 18.9 0.22 2.1 0.00
3 0 0.00 28.3 0.15 314.7 0.33 31.5 0.13 283.3 0.40 28.3 0.33 254.9 0.41
4 0 0.00 19.0 0.10 400.9 0.42 20.1 0.08 380.9 0.54 19.0 0.22 361.8 0.58
JML. 100 1.00 185.5 1.00 949.3 1.00 242.8 1.00 706.7 1.00 85.5 1.00 622.0 1.00

Contoh-2:

Klorinasi butilen (butena) dalam reaktor menghasilkan dikloro-butana (DCB) melalui


reaksi,

CH2=CH-CH2-CH3 + Cl2 CH2Cl-CHCl-CH2-CH3

Untuk menghindari reaksi samping yang merugikan, umpan butena yang masuk reaktor
dilebihkan (ekses) dengan perbandingan molar butena terhadap klor sebesar 5 dibanding
1 sehingga gas klor habis bereaksi. Keluaran reaktor didinginkan dan dipisahkan dalam
kolom distilasi sehingga 99 % butena yang masuk kolom dapat diperoleh kembali
(recovery 99%). Produk atas distilasi dialirkan kembali ke dalam reaktor. Diinginkan
produksi dikloro-butana 101.600 ton per tahun. Tentukan laju alir dan komposisi seluruh
aliran jika dianggap pabrik beroperasi 8000 jam per tahun.
9

Jawab

Ditetapkan:
komponen-1 : gas klor (C)
komponen-2 : Gas butena (B)
komponen-3 : Dikloro butana (DCB)

Produk DCB = 101.600 ton/tahun = 12700 kg/jam = 100 kmol/jam


Sehingga gas klor diperlukan sebesar = 100 kmol/jam

Pada aliran-3, perbandingan mol B : C = 5 : 1, sehingga,


F32 : F31 = 5 : 1 atau F32 = 5 F31

Karena pada aliran-1 dan aliran-6 tidak mengandung klor maka, klor pada aliran-3 hanya
berasal dari umpan aliran-2, sehingga,
F32 = 5 (100) = 500 kmol/jam atau F12 + F62 = 500 kmol/jam

Pada reaktor konversi klor = 100% (gas klor habis bereaksi), sehingga
X1 = 1

koefisien reaksi masing-masing adalah 1, sehingga


e1 = -1
e2 = -1
e3 = 1

PERSAMAAN NERACA MASSA

Umpan
Aliran-1 F11 = 0
F12 + F62 = 500
F13 = 0
Aliran-2 F21 = 100
F22 = 0
F23 = 0
10

Mixer (titik pertemuan)


F11 + F21 + F61 - F31 = 0
F12 + F22 + F62 - F32 = 0
F13 + F23 + F63 - F33 = 0

Reaktor
F31 - F31 - F41 = 0
F32 - F31 - F42 = 0
F33 + F31 - F43 = 0

Penukar panas
Di sini tidak terjadi perubahan aliran molar, sehingga
F41 - F51 = 0
F42 - F52 = 0
F42 - F53 = 0

Distilasi
Di sini hanya berisi komponen-2 dan 3 (biner), dengan faktor separasi S2 = 0,99
maka S3 = 0,01.
S1 = 0
S2 = 0,99
S3 = 0,01

Catatan: karena aliran-4 dan 5 tidak mengandung klor, maka faktor separasi S1
dapat diisi nilai 0 (bisa sembarang nilai).

Diperoleh
0 F51 - F61 = 0
0,99 F52 - F62 = 0
0,01 F53 - F63 = 0

F51 - F61 - F71 = 0


F52 - F62 - F72 = 0
F53 - F62 - F73 = 0

Sistem persamaan linier yang dihasilkan adalah memiliki,


3 x 7 variabel aliran
dan 3 x 7 persamaan

sehingga derajat kebebasan = 0. Atau dengan kata lain, sistem persamaan linier memiliki
satu jawaban. Untuk memudahkan pemasukan ke lembar kerja EXCELTM susunan sistem
persamaan linier dapat disajikan sebagai berikut.

F11 =0
F12 +F62 = 500
F13 =0
F21 = 100
F22 =0
F23 =0
F11 + F21 - F31 + F61 =0
F12 + F22 - F32 + F62 =0
F13 + F23 - F33 + F63 =0
11

F31 - F31 - F41 =0


F32 - F31 - F42 =0
F33 + F31 - F43 =0
F41 - F51 =0
F42 - F52 =0
F42 - F53 =0
0 F51 - F61 =0
0,99 F52 - F62 =0
0,01 F53 - F63 =0
F51 - F61 - F71 =0
F52 - F62 - F72 =0
F53 - F62 - F73 =0

Koefisien sistem persamaan linier tersebut selanjutnya dimasukkan ke dalam lembar kerja
EXCELTM.. Sel AB6 .. AB26 diblok dengan cara menaruh kursor pada sel AB5 dan
menekan tombol SHIFT + [panah bawah] hingga sel AB26, atau klik mouse pada sel AB6
tahan dan tarik ke sel AB26. Kemudian ketikkan perintah

=MMULT(MINVERSE(C6:W26),X6:X26)

dan tekan tombol:


CTRL + SHIFT + [ENTER]
12
13

Untuk lebih jelas, ditampilkan isian masing-masing matrix sebagai ebrikut.


14

LAMPIRAN: Cara Menentukan Faktor Separasi


Pemisahan uap-cair dan cair-cair berdasar keseimbangan fase dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut.

SEPARATOR UAP-CAIR DAN CAIR-CAIR SATU TAHAP

• Ditetapkan tekanan dan suhu operasi.


• Ditetapkan faktor separasi komponen kunci (kk) berdasar produk atas = Skk
• Dihitung koefisien distribusi (K) masing-masing komponen,
p ko
Kk = dengan p ko = tekanan uap murni komponen-k, dan P = tekanan operasi.
P
Catatan: Harga Kk untuk ekstraksi atau dekantansi memakai perbandingan nilai
kelarutan antara fase ringan (ekstrak) dan berat (rafinat).

• Dihitung
Kk
α=
K kk

• Faktor separasi lain dihitung dengan persamaan

αS kk
Sk =
1 + (α − 1)S kk

SEPARATOR UAP-CAIR DAN CAIR-CAIR BANYAK TAHAP

• Ditetapkan tekanan dan suhu operasi berdasar perkiraan komposisi produk.


• Ditetapkan komponen kunci ringan (L) dan berat (H).
• Ditetapkan faktor separasi berdasar produk atas untuk komponen kunci ringan = SL
dan berat = SH
• Dihitung koefisien distribusi (K) masing-masing komponen,
p ko
Kk = dengan p ko = tekanan uap murni komponen-k, dan P = tekanan operasi.
P
Catatan: Harga Kk untuk ekstraksi atau dekantansi memakai perbandingan nilai
kelarutan antara fase ringan (ekstrak) dan berat (rafinat).

• Dihitung relative volatility terhadap komponen berat.

Kk
α=
KH

• Dihitung jumlah tahap minimum dengan persamaan Fenske

 S  1 − S H 
ln L  
S
 H  1 − S L 
Nm + 1 = 
ln α LH
15

• Dihitung besaran,
SH
β= α Nm +1
1 − SH

• Faktor separasi komponen lain dihitung dengan persamaan


β
Sk =
1+ β

Contoh Perhitungan Faktor Separasi Distilasi Flash dengan Bantuan EXCELTM

Tekanan operasi (P) 1.75 bar Komponen kunci (kk) Kumene


Suhu operasi (T) 363 K

Konstanta Antoine (bar, K) o


Komponen p (bar) Td (K) K α S
A B C
Propilena 3.9749 795.8190 -24.8840 41.80 238.1 23.887 293.67 0.7031
Propana 4.5368 1149.3600 -24.9060 13.72 292.6 7.8382 96.366 0.4373
Bensena 4.0248 1211.0360 -52.3600 1.34 372.6 0.7643 9.3967 0.0704
Kumene 4.0542 1455.8110 -65.9480 0.14 447.9 0.0813 1 0.008
p-DIPB 3.8176 1641.4400 -81.2040 0.01 540.4 0.0056 0.0691 0.0006

( )
Persamaan Antoine: log p o = A −
B
C+T

Contoh Perhitungan Faktor Separasi Distilasi dengan Bantuan EXCELTM

Tekanan operasi (P) 1.75 bar Komponen kunci ringan (L) Bensena
Suhu operasi (T) 400 K Komponen kunci berat (H) Kumene

Nm + 1 4

Konstanta Antoine (bar, K) o


Komponen p (bar) Td (K) K α β S
A B C
Propilena 3.9749 795.8190 -24.8840 71.34 225.1 71.343 143.61 1409132 1
Propana 4.5368 1149.3600 -24.9060 29.69 278.2 29.688 59.763 51447.3 1
Bensena 4.0248 1211.0360 -52.3600 3.48 353.3 3.4772 6.9996 15.6667 0.94
Kumene 4.0542 1455.8110 -65.9480 0.50 425.0 0.4968 1 0.0101 0.01
p-DIPB 3.8176 1641.4400 -81.2040 0.05 511.2 0.0466 0.0939 1.3Ε−06 1E-06

( )
Persamaan Antoine: log p o = A −
B
C+T
16

Soal Latihan
Pembuatan B dari reksi, A 2 B + C. Laju alir umpan 100 kmol/jam yang berisi 95% A
dan 5% C. Konversi reaksi 60%. Umpan ke dalam reaktor berasal dari campuran bahan
baku dan daur ulang. Produk reaksi dipisahkan dalam Flash Separator. Gas yang keluar
dari separator dilucut dalam kolom Scrubber untuk menangkap gas terlarut dengan
memakai air. Laju alir air sebesar tiga kali laju alir komponen C. Gas keluar Scrubber
dialirkan ke suar api untuk dibakar. Aliran cair digabung dengan aliran bawah Flash
Separator untuk dipisahkan dalam kolom distilasi. Produk atas distilasi dialirkan kembali
ke depan untuk digabung dengan aliran bahan baku. Produk akhir berasal dari aliran.
Diagram alir dan data proses disajikan dalam gambar berikut.

Anda mungkin juga menyukai