1. Perusahaan Ekstraktif
Perusahaan Ekstraktif adalah perusahaan yang bidang usahanya memungut benda-benda yang tersedia di alam secara langsung. Perusahaan yang termasuk
kelompok perusahaan ekstratif antara lain pertambangan penangkapan ikan, penebangan kayu, pemungutan rumput laut, dan pembuatan garam.
Perusahaan pertambangan ialah perusahaan yang usaha menghali dan mengolah barang-barang tambang, misalnya pertambangan minyak bumi, besi batu
bara, timah, dan nikel
2. Perusahaan Agraris
Perusahaan Agraris adalah perusahaan yang usahanya mengolah dan memanfaatkan tanah agar menjadi lahan yang berdayaguna dan berhasil guna untuk
memenuhi kebutuhan. Perusahaan agraris meliputi pertanian, perkebunan, perikanan (pemerihara ikan), dan peternakan. Perusahaan pertanian ialah
perusahaan yang usahanya mengolah tanah menjadi lahan pertanian, kemudian ditanami tumbuh-tumbuhan agar menghasilkan bahan untuk memenuhi
kebutuhan. Contohnya, pertanian padi, kacang tanah, hortikultura, perkebunan karet, kopi, teh, dan kina.
3. Perusahaan Industri
Perusahaan Industri adalah perusahaan yang usahanya mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi (bahan baku), atau
mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
Contoh :
a. Perusahaan kerajinan rotan mengolah bahan mentah (rotan) menjadi barang jadi (misalnya kursi rotan dan anyaman rotan)
b. Perusahaan tepung terigu mengolah bahan mentah (gandum) menjadi bahan baku (tepung terigu).
c. Perusahaan roti mengolah bahan baku (tepung terigu) menjadi barang jadi (roti).
d. Perusahaan mobil, pupuk, kimia, obat-obatan dan sepatu.
4. Perusahaan Perdagangan
Perusahaan perdagangan adalah perusahaan yang usahanya mengumpulkan dan menyalurkan barang-barang hasil produksi dari produsen (pembuat)
kepada konsumen (pemakai). Contoh perusahaan perdagangan ialah usaha pertokoan serta perdagangan ekspor dan impor.
5. Perusahaan Jasa
Perusahaan Jasa adalah perusahaan yang usahanya menyelenggarakan jasa untuk para konsumen (pemakai) dengan memperoleh imbalan
Contoh :
a. Perusahaan pengangkutan bus
b. Jasa bank dan jasa pergudangan
c. Jasa seorang dokter, jasa seorang penjahit.
Layout Pabrik
Layout Pabrik didefinisikan sebagai tataletak/susunan fasilitas, mesin-mesin dan peralatan pabrik yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuan dari perencanaan layout
adalah untuk mendapatkan susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas produksi yang tersedia di dalam perusahaan. Dengan adanya susunan tata
letak yang optimal tersebut diharapkan pelaksanaan proses produksi dpat berjalan dengan efisien dan lancar.
1. Layout Proses atau Layout Fungsional atau Functional Layout atau Process Layout
Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang memiliki kesamaan fungsi dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu. layout
semacam ini biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang berproduksi dalam rangka memenuhi pesanan dimana terdapat banyak pesanan yang berbeda
baik dalam bentuk, kualitas, maupun jumlahnya.
2. Layout Produk atau Layout Garis Atau Product Layout atau Line Layout
Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun berdasarkan urutan opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu produk.
3. Layout Kelompok atau Group Layout
Pada layout ini, mesin-mesin dan perlengkapan yang digunakan untuk membuat atau memproses komponen yang sama
4. Layout Posisi Tetap
Layout ini merupakan susunan letak mesin dan fasilitas produksi yang diatur di dekat tempat proses produksi dengan posisi tetap.
Keempat macam layout tersebut pada dasarnya dapat dipergunakan baik untuk produksi untuk pesanan maupun produksi untuk pasar. Akan tetapi secara umum
biasanya penggunaan layout proses bagi produksi untuk pesanan dan layout produk bagi produksi untuk pasar.
Layout Fungsional
Kelebihan Layout Fungsional
1. Dapat mengakibatkan pemanfaatan mesin secara optimal, spesialisasi mesin dan tenaga kerja
2. Bagian-nagian fungsional luwes dan dapat memproses berbagai jenis produk
3. Mesin-mesin merupakan mesin srbaguna yang biasanya biayanya lebih rendah bila dibandingkan dengan mesin yang bersifat khusus
4. produk dan layanan yang memerlukan proses yang bermacam-macam dapat dengan mudah diproses
5. Fasilitas lain dalam layout fungsional tidak terpengaruh dengan adanya kemungkinan salah satu mesin rusak
6. Mesin dan karyawan saling tergantung sehingga layout ini sangat sesuai untuk pelaksanaan sistem upah borongan.
1. Fasilitas atau mesin serbaguna biasanya lebih lamban dalam pengoperasian bila dibandingkan dengan mesin khusus sehingga biaya operasional per
satuan lebih tinggi
2. Penentuan jalannya proses (routing) dan penentuan jadual (schedulling) serta akuntansi biayanya sulit sebab setiap pesanan harus dikerjakan tersendiri.
3. Pengendalian bahan (material handling) dan biaya angkut bahan dalam pabrik relatif tinggi.
4. Gerakan bahan-bahan di dalam pabrik lamban sehingga persediaan dalam proses relatif besar, lagi pula diperlukan tempat penyimpanan yang luas.
5. Pesanan-pesanan sering hilang
6. Sulit dilakukan keseimbangan tenaga kerja dan mesin-mesin
7. Sering terjadi proses membalik.
Layout Produk
Kelebihan Layout Produk
1. Fasilitas yang satu tergantung dengan fasilitas yang lain sehingga kerusakan mesin yang satu akan dapat menghentikan seluruh proses produksi.
2. Bila fasilitas ingin ditambah perlu serangkaian fasilitas yang lain sehingga investasi mahal
3. Memerlukan perencanaan proses yang matang dan pengawasan proses yang teliti
Layout Kelompok
Kelebihan Layout Kelompok
1. Perencanaan produk berupa spesifikasi mengenai produk, seperti manfaat, fungsi, bentuk, ukuran, kualitas dan proses pembuatan, bahan yang diperlukan dll.
2. Menyusun urutan pekerjaan dalam proses produksi (routing)
3. Menetapkan perlengkapan yang diperlukan dan memilih mesin-mesinnya
Untuk melaksanakan ini maka faktor efisiensi dan faktor cadangan kerusakan harus diperhitungkan untuk masing-masing jenis operasi. Penggunaan faktor
efisiensi dimaksudkan untuk menunjukkan adanya kemungkinan bahwa pabrik tidak beroperasi pada kapasitas penuh, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dalam
schedulling. Semakin rendah faktor efisiensi maka semakin tinggi kebutuhan kapasitas.
Waktu yang diperlukan untuk memproses tiap satu unit sebesar 0,4 jam mesin ditentukan berdasarkan waktu standar atau waktu yang diperkirakan dengan
memperhatikan waktu cadangan.
Selanjutnya ditentukan juga mengenai kebutuhan tenaga kerja dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
dimana k adalah jumlah kegiatan yang dilakukan, pi adalah waktu yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan i, dan Ri adalah jumlah kegiatan i yang dikerjakan
selama seminggu., sedang Te adalah jam kerja per minggu dikalikan faktor efisiensi.
Masalah yang menonjol yang dihadapi di dalam perencanaan layout garis khususnya adalah masalah keseimbangan aliran proses produksi (Line Balancing),
yaitu keseimbangan antara kapasitas departemen atau mesin yang satu dengan kapasitas departemen atau mesin berikutnya di dalam proses produksi. Apabila
keseimbangan ini tidak dijaga maka akan berakibat terjadinya penumpukan barang setengah jadi pada suatu bagian atau mesin tertentu, atau dapat pula berakibat
terjadinya pengangguran kapasitas mesin tertentu dalam jumlah yang besar.
Ketidakseimbangan dalam arus proses produksi dapat terjadi karena dua hal, yakni:
1. Flow-blocking delay, penundaan yang terjadi ketika suatu tahap produksi menyelesaikan satu unit tetapi tidak dapat diproses ke tahap berikutnya karena
penyimpanan atau antrian barang dalam proses pada proses tahap berikutnya telah penuh.
2. Lack of work delay, terjadi ketika suatu tahap produksi tertentu telah menyelesaikan prosesnya, namun terpaksa berhenti berproses karena tidak ada unit yang
menunggu diproses. (Hendra Poerwanto G).
Perencanaan Produk
Bila ditinjau dari perspektif horison waktu, kebijakan di bidang Manajemen Operasi/Produksi dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni kebijakan manajemen operasi/produksi yang bersifat
jangka panjang dan kebijakan yang bersifat jangka pendek. Kebijakan manajemen operasi/produksi yang bersifat jangka panjang adalah kebijakan yang berkaitan dengan Perencanaan Produk.
Cakupan Perencanaan Produk meliputi perencanaan Lokasi Pabrik, Layout Pabrik, Lingkungan Kerja, dan Standar Produksi. Sementara, kebijakan manajemen Operasi/Produksi yang horison
waktunya jangka pendek adalah segala kebijakan yang menyangkut Perencanaan Produksi. Perencanaan Produksi ini meliputi segala perencanaan yang berkaitan dengan Bahan Baku, Tenaga Kerja
Langsung, Komponen, Jam Mesin, dll.
Pertama-tama, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai pengertian Penelitian Produk dan Pengembangan Produk sehingga dapat dilihat perbedaannya. Penelitian Produk (Product Research)
mengandung pengertian proses pencarian jenis produk apa dan produk yang bagaimana dalam rangka memenuhi selera konsumen. Ada kebutuhan, tetapi produk yang dapat memenuhi kebutuhan
tersebut belum ada, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menemukan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sementara, Pengembangan Produk (Product Development) merupakan
proses mengembangkan produk yang sudah ada dalam rangka meningkatkan kepuasan konsumen.
Dari proses Penelitian dan Pengembangan produk, masing-masing, akan menghasilkan produk "baru". "Baru" dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu baru dalam arti produk yang ada diubah, baik
itu perubahan kecil, maupun perubahan total, atau baru dalam arti bahwa produk belum pernah dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan, atau produk belum pernah dibuat di dalam negeri, atau juga
produk belum pernah ada sebelumnya.
Dalam kontek Manajemen Operasi/Produksi, berdasarkan obyeknya, Penelitian dan Pengembangan dikelompokkan menjadi tiga:
1. Penelitian dan Pengembangan Produk, yang menitikberatkan pada penemuan dan inovasi produk dalam rangka memenuhi kebutuhan ataupun meningkatkan kepuasan konsumen.
2. Penelitian dan Pengembangan Proses, menitikberatkan pada penemuan dan inovasi cara atau metode processing dalam rangka peningkatan efisiensi, sehingga pada akhirnya dapat
menurunkan biaya.
3. Penelitian dan Pengembangan Servis Manajemen, menitikberatkan pada penemuan dan inovasi cara/metode pengumpulan, dokumentasi processing, dan penyajian data untuk kepentingan
pengambilan keputusan.
Setelah jenis atau macam produk yang akan dibuat telah ditentukan, kemudian dilakukan perencanaan teknis. Perencanaan teknis di sini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Disain Bentuk dan Ukuran
Beberapa masalah utama dalam mendisain bentuk dan ukuran produk antara lain:
Dalam arti luas Identifikasi adalah upaya menentukan ciri-ciri atau karakteristik (pencirian) segala kegiatan dalam perusahaan, sedangkan arti sempitnya adalah upaya menentukan ciri-ciri atau
karakteristik (pencirian) bahan/produk. Klasifikasi juga mengandung dua arti, yaitu arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, klasifikasi adalah upaya menggolong-golongkan segala fase kegiatan
dalam perusahaan, sedang arti sempit adalah upaya mengkategorikan bahan/produk.
1. Sistem Arbitrasi, yakni pemberian tanda huruf/angka tanpa tanda pembeda untuk barang yang sejenis tetapi tak serupa.
2. Sistem Tanda, yakni pemberian tanda huruf/angka dengan tanda pembeda untuk barang yang sejenis tapi tak serupa. Ada dua macam sistem tanda, yakni:
Sistem Desimal, yaitu pemberian tanda angka dan angka pembeda untuk barang yang sejenis tapi tak serupa.
Sistem Mnemonic, yaitu pemberian tanda yang berupa gabungan angka dan huruf. Angka untuk ukuran barang, dan huruf untuk singkatan nama barang.
Simplifikasi
Arti luas simplifikasi adalah penyederhanaan segala hal yang berhubungan dengan produksi, sedang arti sempitnya adalah usaha mengurangi keragaman bahan atau barang yang diproduksi.
Simplifikasi memberikan dua sisi akibat pada produksi, yaitu akibat positif dan akibat negatif. Akibat positifnya adalah memudahkan pembuatan barang-barang karena terbatasnya macam barang.
Proses produksi menjadi sederhana dan kebutuhan akan bahan juga menjai lebih homogen. Penyederhanaan macam barang juga memungkinkan untuk dilakukannya penyederhanaan cara kerja.
Sedang akibat negatif yang mungkin timbul adalah bila simplifikasi dilakukan tidak berdasarkan suatu perjanjian, baik perjanjian antar produsen maupun perjanjian antara produsen dan konsumen,
maka dapat menyebabkan jatuhnya perusahaan yang melakukan simplifikasi karena ditinggal oleh konsumen atau karena terjebak pada spesialisasi barang yang sudah jenuh di pasar.
Diversifikasi
Diversifikasi di sini diartikan sebagai upaya memperluas macam barang yang diproduksi. Alasan dilakuknnya diversifikasi antara lain:
1. Diperlukan lebih banyak bahan mentah baik dalam volume maupun jenis, sehingga diperlukan investasi lebih besar pada persediaan bahan.
2. Pengaturan menjadi lebih komplek dalam proses produksi untuk berbagai macam barang.
3. Diperlukan tempat yang lebih luas untuk penyimpanan barang jadi agar pengiriman ke konsumen tepat waktu.
4. Kebutuhan akan fasilitas alat-alat produksi, mesin-mesin menjadi lebih besar, akibatnya investasi untuk mesin, peralatan dan tenaga kerja trampil juga menjadi besar.
Standardisasi
Standardisasi berasal dari kata standar yang berarti satuan ukuran yang dipergunakan sebagai dasar pembanding baik kuantita, kualita, maupun nilai hasil karya yang ada. Dalam arti yang luas,
standar meliputi spesifikasi baik produk, bahan maupun proses.
1. Dapat dikuranginya macam bahan baku maupun barang jadi yang harus ada dalam persediaan.
2. Dengan adanya standardisasi barang-barang jadi maka pembuatannya pun menjadi lebih mudah dalam arti tidak perlu dilakukan penghitungan atau perubahan ukuran, sifat barang
setiap mulai produksi sehingga akan menghemat waktu, tenaga dan modal
3. Dengan dihematnya waktu pembuatan maka penyerahan barang jadi ke konsumen akan dapat tepat waktu.
4. Pengiriman barang tidak akan salah karena barang-barang telah dikelompokkan terlebih dulu berdasarkan standarnya masing-masing.
2) Disain Fungsi
3) Disain Pembuatan Produk
4) Disain Teknologi dan Luas Perusahaan
5) Perencanaan Pendahuluan
Satu konsep penting dalam mendisain fungsi produk adalah konsep Reliabilitas Produk yang didefinisikan sebagai probabilitas produk dapat berfungsi dengan memuaskan selama periode waktu
tertentu di bawah kondisi pemakaian tertentu. Ini berbeda dengan pengertian kualitas. Diambilkan contoh, misalnya dikatakan bahwa reliabilitas accu mobil selama 48 minggu adalah 97%. Ini artinya
bahwa 97 dari 100 accu mobil dapat bertahan selama 48 minggu bila pemakaian mobil normal atau misalnya menempuh jarak 12.000 km per tahun.
Salah satu cara yang biasa digunakan untuk mengukur reliabilitas produk adalah dengan menghitung Failure Rate, yaitu dengan mengukur jumlah kerusakan atau kegagalan per unit per waktu.
Secara matematis failure rate dihitung dengan cara:
Misalnya, Sebuah perusahaan lampu pijar memproduksi lampu pijar yang memiliki ketahanan 72 jam dinyalakan terus menerus tidak akan rusak. Kemudian diambil 5.000 unit produk lampu
pijar untuk diuji ketahanannya dengan menyalakan selama 72 jam. Ternyata jumlah lampu pijar yang rusak sebanyak 1.000 unit, maka tingkat kegagalan produk (failure rate) adalah:
Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan peralatan produksi yang bersifat khusus. Artinya mesin tertentu untuk memproduksi produk tertentu. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan peralatan produksi yang bersifat umum. Artinya sebuah mesin dapat dipergunakan untuk memproses beberapa macam produk. Adapun ciri-
ciri penggunaan mesin-mesin yang bersifat umum adalah sebagai berikut:
Dalam pemilihan teknologi perlu juga memperhatikan luas perusahaan yang direncanakan. Yang dimaksud dengan luas perusahaan di sini adalah besarnya kapasitas terpasang dalam suatu
perusahaan.
5. Perencanaan Pendahuluan
Perencanaan pendahuluan akan menyangkut beberapa aspek dan dilakukan dalam beberapa tahap, yakni: Tahap I Perencanaan Produk, Tahap II Perencanaan Proses, Tahap III Perencanaan
Teknologi, Tahap IV Pelaksanaan Uji-Coba Produksi dan Evaluasi, Tahap V Pelaksanaan Produksi untuk pasar. (Hendra Poerwanto G)
Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik adalah tempat kedudukan dimana pabrik berada. Letak geografis suatu pabrik mempunyai pengaruh yang besar terhadap sistem produksi yang
ekonomis. Ini karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tata letak mesin dan fasilitas pabrik. Lokasi pabrik yang baik dengan sendirinya akan menyumbang
banyak dalam usaha-usaha meminimumkan biaya. Lokasi pabrik yang baik akan menghasilkan biaya transport, biaya produksi, dan biaya distribusi barang jadi yang
relatif kecil.
Sehubungan dengan masalah pemilihan lokasi pabrik, sebenarnya akan terdapat sekian banyak faktor yang akan mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik. Secara
teoritis seluruh faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik dapat dipisahkan menjadi dua jenis, yaitu:
Berikut ini beberapa metode yang dapat digunakan untuk membantu memilih lokasi dari berbagai alternatif :
1. Metode Kualitatif
Dalam penggunaan metode ini, semua faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik, baik itu faktor utama maupun faktor bukan utama, diberi penilaian
sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing alternatif lokasi. berikut ini diberikan contoh sebuah perusahaan yang akan memperluas usahanya dengan
mendirikan pabrik baru dengan alternatif lokasi di Solo atau di Demak. Dengan metode kualitatif kedua alternatif tersebut dinilai. berikut ini disajikan tabel penilaian
alternatif lokasi dengan cara kualitatif.
Rekapitulasi:
Dengan demikian lokasi yang dipilih adalah Solo karena total skornya lebih baik.
2. Metode Kuantitatif
i) Pendekatan Biaya Tetap, Biaya Variabel dan Analisis Break-Even
Pada pendekatan ini dilakukan analisis biaya tetap dan biaya variabel untuk masing-masing alternatif lokasi untuk menciptakan hubungan antara biaya dan volume
kegiatan/produksi.
Contoh:
Lokasi potensial A, B, dan C memiliki struktur biaya seperti terlihat dalam tabel. tentukan lokasi yang paling ekonomis untuk volume produksi sebesar 3000 unit.
JAWAB:
Perhitungan Biaya Total (TC) pada kapasitas 3000 unit untuk masing-masing lokasi:
Situs A :
TC = 20 ribu + 50Q
TC = 20 ribu + 50(3000) = 170.000
Situs B:
TC = 40 ribu + 30Q
TC = 40 ribu + 30(3000) = 130.000
Situs C:
TC = 80 ribu + 10Q
TC = 80 ribu + 10(3000) = 110.000
Pola biaya dari ketiga alternatif lokasi yakni A, B, C tersebut di atas dapat digambarkan secara grafis sebagai berikut:
Dengan demikian lokasi yang dipilih adalah lokasi C karena biaya total untuk kapasitas 3000 unit yang direncanakan paling rendah dibanding dengan lokasi lain.
Andaikata harga per unit produk adalah Rp.90,00 maka laba yang diharap bila lokasi dipilih di situs C adalah sebesar:
Laba = TR - TC
= 90(3.000) - 110.000
= 270.000 - 110.000 = 160.000
Uji sel non basis dengan cara membuat closed path untuk setiap sel non basis
Memberi tanda pada closed path mulai dari sel non basis dengan tanda positif (+), kemudian tanda negatif (-) hingga seluruh jalur yang
menuju kembali ke sel non basis semula.
Menghitung pengurangan biaya untuk setiap sel non basis berdasarkan closed path
Tabel dikatakan optimal bila semua nilai sel non basis lebih besar atau sama dengan nol (0)
Tambahkan variabel R-i untuk setiap baris dan K-j untuk setiap kolom tabel transportasi.
Menentukan nilai R-i dan K-j untuk setiap sel bsis dengan rumus
Cij - Ri - Kj
Membuat closed path untuk sel non basis yang memiliki nilai negatif terbesar.
Tabel dikatakan optimal bila nilai semua sel non basis lebih besar atau sama dengan nol (0). (Hendra Poerwanto G)
Manajemen Operasi Pada Perusahaan Jasa
Rate This
Tidak semua perusahaan menjual produk berupa barang yang dapat kita lihat. Banyak juga perusahaan yang menawarkan produk
berupa jasa dan layanan. Perbedaan paling mendasar dari perusahaan manufaktur adalah pada barang dan kepemilikan terhadap
barang. Yang menjadi pertanyaan kemudian, bagaimanakah proses manajemen operasi untuk perusahaan jasa dan apa bedanya
dengan manajemen operasi untuk perusahaan manufaktur?
Perbedaannya yang paling mendasar tentu terletak pada prosesnya. Jika pada perusahaan manufaktur, produk yang dihasilkan
dapat didemontrasikan sebelum dijual, dan produknya bisa disimpan, maka pada perusahaan jasa, jasa yang dihasilkan tidak bisa
didistribusikan kepada pembeli sebelum adanya pembelian dan jasa yang dihasilkan tentu tidak bisa disimpan.
Ada beberapa paket layanan yang dihasilkan oleh perusahaan jasa, yakni facilitating goods, dimana jasa yang ditawarkan disertai
dengan adanya barang yang mengikuti, misalnya makanan di rumah makan. Paket layanan lain yang ditawarkan adalah
supporting facility atau fasilitas yang mendukung seperti parkir, meja, dan ac pada rumah makan. Explicit service atau pelayanan
utama, dengan contoh kualitas montir dalam memperbaiki kendaraan anda yang rusak. Explicit service ini kemudian akan
menimbulkan implicit service atau pelayanan tambahan dengan contoh rasa tenang yang anda dapatkan setelah kendaraan anda
diperbaiki.
Tidak semua paket layanan ini harus dimiliki oleh masing-masing perusahaan jasa. Namun perlu untuk kita ingat bahwa proses
penyediaan jasa merupakan suatu rangkaian proses yang berkelanjutan dimana bila ada satu saja dalam rangkaian proses
tersebut dianggap jelek, maka secara keseluruhan layanan yang ditawarkan oleh perusahaan jasa akan dianggap jelek.
Dalam menentukan proses perusahaan jasa tentu juga perlu memperhatikan order qualifier dan order winner dari sebuah
perusahaan jasa. Kendati demikian sebuah perusahaan bisa memiliki keunggulan pada semua aspek order qualifier dan order
winner. Tetapi ketika keunggulan tersebut tersedia untuk semua, maka produk atau jasa yang ditawarkan akan menjadi
komoditas, sehingga memerlukan keunggulan lain, yakni pada keunggulan layanan atau service.
Nilai sebuah service yang baik akan didapat bila perusahaan jasa mampu menawarkan benefit atau manfaat yang akan
didapatkan oleh konsumen lebih besar daripada cost atau biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen. Perlu kita ingat bahwa
konsumen dalam menyikapi sebuah benefit ataupun sebuah biaya berbeda-beda satu sama lainnya dan bisa menjadi subjektif.
Misalnya tas branded seharga satu miliar bisa saja menjadi keputusan pembelian yang rasional bagi orang yang memiliki
penghasilan puluhan miliar, namun menjadi keputusan yang emosional bagi orang yang memiliki penghasilan rendah.
Alur produksi yang dimiliki oleh perusahaan jasa tidak jauh berbeda dengan perusahaan manufaktur sebenarnya. Sistem operasi
di perusahaan jasa dapat menggunakan line flow dan dapat menggunakan jumbled flow. Pola jumbled flow dapat kita lihat pada
bagaimana pemberian jasa layanan kesehatan pada rumah sakit misalnya. Selain itu perusahaan jasa dapat mengunakan alur
produksi project dan going on (keberadaan).