Anda di halaman 1dari 30

Tugas ke - IV

Cari Contoh Perusahaan Jasa dan Manafactur

yang di dalam nya terdapat fungsi dan struktur manajemen operasional

Contoh Perusahaan jasa

1. Perusahaan Ekstraktif
Perusahaan Ekstraktif adalah perusahaan yang bidang usahanya memungut benda-benda yang tersedia di alam secara langsung. Perusahaan yang termasuk
kelompok perusahaan ekstratif antara lain pertambangan penangkapan ikan, penebangan kayu, pemungutan rumput laut, dan pembuatan garam.
Perusahaan pertambangan ialah perusahaan yang usaha menghali dan mengolah barang-barang tambang, misalnya pertambangan minyak bumi, besi batu
bara, timah, dan nikel

2. Perusahaan Agraris
Perusahaan Agraris adalah perusahaan yang usahanya mengolah dan memanfaatkan tanah agar menjadi lahan yang berdayaguna dan berhasil guna untuk
memenuhi kebutuhan. Perusahaan agraris meliputi pertanian, perkebunan, perikanan (pemerihara ikan), dan peternakan. Perusahaan pertanian ialah
perusahaan yang usahanya mengolah tanah menjadi lahan pertanian, kemudian ditanami tumbuh-tumbuhan agar menghasilkan bahan untuk memenuhi
kebutuhan. Contohnya, pertanian padi, kacang tanah, hortikultura, perkebunan karet, kopi, teh, dan kina.

3. Perusahaan Industri
Perusahaan Industri adalah perusahaan yang usahanya mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi (bahan baku), atau
mengolah bahan baku menjadi barang jadi.
Contoh :
a. Perusahaan kerajinan rotan mengolah bahan mentah (rotan) menjadi barang jadi (misalnya kursi rotan dan anyaman rotan)
b. Perusahaan tepung terigu mengolah bahan mentah (gandum) menjadi bahan baku (tepung terigu).
c. Perusahaan roti mengolah bahan baku (tepung terigu) menjadi barang jadi (roti).
d. Perusahaan mobil, pupuk, kimia, obat-obatan dan sepatu.

4. Perusahaan Perdagangan
Perusahaan perdagangan adalah perusahaan yang usahanya mengumpulkan dan menyalurkan barang-barang hasil produksi dari produsen (pembuat)
kepada konsumen (pemakai). Contoh perusahaan perdagangan ialah usaha pertokoan serta perdagangan ekspor dan impor.

5. Perusahaan Jasa
Perusahaan Jasa adalah perusahaan yang usahanya menyelenggarakan jasa untuk para konsumen (pemakai) dengan memperoleh imbalan
Contoh :
a. Perusahaan pengangkutan bus
b. Jasa bank dan jasa pergudangan
c. Jasa seorang dokter, jasa seorang penjahit.

Contoh Perusahaan Manafactu

Contoh Perusahaan Manafactur

Industri dasar dan kimia


Contoh Perusahaan Manufaktur Semen
1. Holcim Indonesia Tbk ( SMCB )

2. Indocement Tunggal Prakasa Tbk ( INTP )

3. Semen Baturaja Persero Tbk ) ( SMBR )

4. Semen Indonesia ( SMGR ) –> sebelumnya bernama Semen Gresik

Contoh Perusahaan Manufaktur Keramik , Porselen dan kaca

1. Arwana Citra Mulia Tbk ( ARNA )

2. Asahimas Flat Glass Tbk ( AMFG )

3. Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk ( IKAI )

4. Keramika Indonesia Assosiasi Tbk ( KIAS )

5. Mulia Industrindo Tbk ( MLIA )

Contoh Perusahaan Manufaktur Logam dan sejeninya

1. Alaska Industrindo Tbk ( ALKA )

2. Alumindo Light Metal Industry Tbk ( ALMI )


3. Beton Jaya Manunggal Tbk ( BTON )

4. Citra Turbindo Tbk ( CTBN )

5. Gunawan Dianjaya Steel Tbk ( GDST )

Contoh Perusahaan Manufaktur Kimia

1. Barito Pasific Tbk ( BRPT )

2. Budi Acid Jaya Tbk ( BUDI )

3. Chandra Asri Petrochemical ( TPIA )

4. Duta Pertiwi Nusantara Tbk ( DPNS )

5. Ekadharma International Tbk ( EKAD )

Contoh Perusahaan Manufaktur Plastik dan kemasan

1. Alam Karya Unggul Tbk ( AKKU )

2. Argha Karya Prima Industry Tbk ( AKPI )

3. Asiaplast Industries Tbk ( APLI )


4. Berlina Tbk ( BRNA )

5. Champion Pasific Indonesia Tbk ( IGAR )

Contoh Perusahaan Manufaktur Pakan ternak

1. Charoen Pokphand Indonesia Tbk ( CPIN )

2. Japfa Comfeed Indonesia Tbk ( JPFA )

3. Malindo Feedmill Tbk ( MAIN )

4. Siearad Produce Tbk ( SIPD )

Contoh Perusahaan Manufaktur Kayu dan Pengolahannya

1. Sumalindo Lestari Jaya Tbk ( SULI )

2. Tirta Mahakam Resources Tbk ( TIRT )

Contoh Perusahaan Manufaktur Pulp dan kertas

1. Alkindo Naratama Tbk ( ALDO )

2. Fajar Surya Wisesa Tbk ( FASW )


3. Indah Kiat Pulp & paper Tbk ( INKP )

4. Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk ( KBRI )

5. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk ( TKIM )

fungsi utama dalam manajemen opersional :


Fungsi Pengorganisasian
proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang
tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara
efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

Fungsi Pengawasan danPengendalian


proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan dan diimplementasikan dapat berjalan
sesuaidengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

Fungsi Operasional dalam Manajemen


Pada pelaksanaannya, fungsi-fungsi manajemen yang dijalankan menurut tahapan tertentu akan sanga tberbeda jika didasarkan pada fungsi
operasionalnya. Secara operasional, fungsi planning untuk sumber daya manusia akan berbeda dengan fungsi planning untuk sumber daya fisik/alam,
dan sebagainya.
Fungsi Perencanaan
proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik
yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuano rganisasi.

Layout Pabrik
Layout Pabrik didefinisikan sebagai tataletak/susunan fasilitas, mesin-mesin dan peralatan pabrik yang dimiliki oleh perusahaan. Tujuan dari perencanaan layout
adalah untuk mendapatkan susunan tata letak yang paling optimal dari fasilitas-fasilitas produksi yang tersedia di dalam perusahaan. Dengan adanya susunan tata
letak yang optimal tersebut diharapkan pelaksanaan proses produksi dpat berjalan dengan efisien dan lancar.

Jenis Layout Pabrik

Ada empat macam layout, yaitu:

1. Layout Proses atau Layout Fungsional atau Functional Layout atau Process Layout
Dalam layout ini mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang memiliki kesamaan fungsi dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu tempat atau ruang tertentu. layout
semacam ini biasanya dipergunakan untuk perusahaan-perusahaan yang berproduksi dalam rangka memenuhi pesanan dimana terdapat banyak pesanan yang berbeda
baik dalam bentuk, kualitas, maupun jumlahnya.
2. Layout Produk atau Layout Garis Atau Product Layout atau Line Layout
Di dalam layout jenis ini mesin-mesin dan perlengkapan pabrik disusun berdasarkan urutan opersi proses produksi yang diperlukan untuk membuat suatu produk.
3. Layout Kelompok atau Group Layout
Pada layout ini, mesin-mesin dan perlengkapan yang digunakan untuk membuat atau memproses komponen yang sama
4. Layout Posisi Tetap
Layout ini merupakan susunan letak mesin dan fasilitas produksi yang diatur di dekat tempat proses produksi dengan posisi tetap.

Keempat macam layout tersebut pada dasarnya dapat dipergunakan baik untuk produksi untuk pesanan maupun produksi untuk pasar. Akan tetapi secara umum
biasanya penggunaan layout proses bagi produksi untuk pesanan dan layout produk bagi produksi untuk pasar.

Kelebihan Dan Kelemahan Layout Panrik

Berikut ini dipaparkan kelebihan dan kelemahan tiap-tiap jenis layout:

Layout Fungsional
Kelebihan Layout Fungsional
1. Dapat mengakibatkan pemanfaatan mesin secara optimal, spesialisasi mesin dan tenaga kerja
2. Bagian-nagian fungsional luwes dan dapat memproses berbagai jenis produk
3. Mesin-mesin merupakan mesin srbaguna yang biasanya biayanya lebih rendah bila dibandingkan dengan mesin yang bersifat khusus
4. produk dan layanan yang memerlukan proses yang bermacam-macam dapat dengan mudah diproses
5. Fasilitas lain dalam layout fungsional tidak terpengaruh dengan adanya kemungkinan salah satu mesin rusak
6. Mesin dan karyawan saling tergantung sehingga layout ini sangat sesuai untuk pelaksanaan sistem upah borongan.

Kelemahan Layout Fungsional

1. Fasilitas atau mesin serbaguna biasanya lebih lamban dalam pengoperasian bila dibandingkan dengan mesin khusus sehingga biaya operasional per
satuan lebih tinggi
2. Penentuan jalannya proses (routing) dan penentuan jadual (schedulling) serta akuntansi biayanya sulit sebab setiap pesanan harus dikerjakan tersendiri.
3. Pengendalian bahan (material handling) dan biaya angkut bahan dalam pabrik relatif tinggi.
4. Gerakan bahan-bahan di dalam pabrik lamban sehingga persediaan dalam proses relatif besar, lagi pula diperlukan tempat penyimpanan yang luas.
5. Pesanan-pesanan sering hilang
6. Sulit dilakukan keseimbangan tenaga kerja dan mesin-mesin
7. Sering terjadi proses membalik.

Layout Produk
Kelebihan Layout Produk

1. Fasilitas mesin dapat dioperasikan secara cepat


2. Penentuan routing dan schedulling mudah
3. Tak perlu material handling
4. Bahan cepat diproses
5. Pesanan tak ada karena proses untuk pasar
6. Tak memerlukan banyak karyawan karena fasilitas bersifat otomatis

Kelemahan Layout Produk

1. Fasilitas yang satu tergantung dengan fasilitas yang lain sehingga kerusakan mesin yang satu akan dapat menghentikan seluruh proses produksi.
2. Bila fasilitas ingin ditambah perlu serangkaian fasilitas yang lain sehingga investasi mahal
3. Memerlukan perencanaan proses yang matang dan pengawasan proses yang teliti

Layout Kelompok
Kelebihan Layout Kelompok

1. Menghemat biaya pengendalian bahan


2. Mudah mengetahui dimana setiap kelompok produk berada
3. Waktu pengiriman barang jadi dapat lebih cepat dan penentuan schedullingnya sederhana
4. Biaya tetap dapat dikurangi karena orang bisa mendasarkan diri pada kegiatan yang lalu

Kelemahan Layout Kelompok

1. Pemanfaatan fasilitas tidak penuh


2. Perlu pengendalian bahan yang baik
3. Bagian-bagian tidak luwes
4. Mesin serba guna harus dimanfaatkan penuh

Perencanaan Layout Pabrik


Beberapa langkah yang perlu dilaksanakan dalam perencanaan layout adalah:

1. Perencanaan produk berupa spesifikasi mengenai produk, seperti manfaat, fungsi, bentuk, ukuran, kualitas dan proses pembuatan, bahan yang diperlukan dll.
2. Menyusun urutan pekerjaan dalam proses produksi (routing)
3. Menetapkan perlengkapan yang diperlukan dan memilih mesin-mesinnya

Untuk melaksanakan ini maka faktor efisiensi dan faktor cadangan kerusakan harus diperhitungkan untuk masing-masing jenis operasi. Penggunaan faktor
efisiensi dimaksudkan untuk menunjukkan adanya kemungkinan bahwa pabrik tidak beroperasi pada kapasitas penuh, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan dalam
schedulling. Semakin rendah faktor efisiensi maka semakin tinggi kebutuhan kapasitas.

Contoh Menentukan Kebutuhan Mesin:


Apabila direncanakan membuat 1.000 unit produk dan kemampuan mesin untuk membuat setiap satuan produk memerlukan 0,4 jam mesin, sedang faktor
efisiensinya adalah 70%. Faktor cadangan kerusakan 4%, dan jam kerja per minggu 40 jam maka mesin yang diperlukan adalah:

dibulatkan menjadi 15 mesin

Waktu yang diperlukan untuk memproses tiap satu unit sebesar 0,4 jam mesin ditentukan berdasarkan waktu standar atau waktu yang diperkirakan dengan
memperhatikan waktu cadangan.

Selanjutnya ditentukan juga mengenai kebutuhan tenaga kerja dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
dimana k adalah jumlah kegiatan yang dilakukan, pi adalah waktu yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan i, dan Ri adalah jumlah kegiatan i yang dikerjakan
selama seminggu., sedang Te adalah jam kerja per minggu dikalikan faktor efisiensi.

Contoh Menentukan Kebutuhan Staf


Suatu organisasi jasa memiliki dua kegiatan utama. Kegiatan A dan kegiatan B. setiap kegiatan A memerlukan waktu pengerjaan 4 jam, dan setiap kegiatan B
membutuhkan waktu 1,5 jam. Setiap orang bekerja 40 jam per minggu waktu dengan diberi kelonggaran waktu untuk kepentingan pribadi dan kegiatan non rutin
sebesar 20%. Beban kerja diperkirakan untuk kegiatan A sebanyak 40, dan kegiatan B sebanyak 60. Tentukan jumlah minimum staff yang diperlukan!
Faktor efisiensi = 1- 0,20 = 0,80

Jadi jumlah minimum staff yang dibutuhkan adalah sebanyak 8 orang.


Analisis keseimbangan urutan pekerjaan (travel charting), pemetaan, aliran dan penyusunan diagram block layout

Masalah yang menonjol yang dihadapi di dalam perencanaan layout garis khususnya adalah masalah keseimbangan aliran proses produksi (Line Balancing),
yaitu keseimbangan antara kapasitas departemen atau mesin yang satu dengan kapasitas departemen atau mesin berikutnya di dalam proses produksi. Apabila
keseimbangan ini tidak dijaga maka akan berakibat terjadinya penumpukan barang setengah jadi pada suatu bagian atau mesin tertentu, atau dapat pula berakibat
terjadinya pengangguran kapasitas mesin tertentu dalam jumlah yang besar.

Ketidakseimbangan dalam arus proses produksi dapat terjadi karena dua hal, yakni:

1. Flow-blocking delay, penundaan yang terjadi ketika suatu tahap produksi menyelesaikan satu unit tetapi tidak dapat diproses ke tahap berikutnya karena
penyimpanan atau antrian barang dalam proses pada proses tahap berikutnya telah penuh.
2. Lack of work delay, terjadi ketika suatu tahap produksi tertentu telah menyelesaikan prosesnya, namun terpaksa berhenti berproses karena tidak ada unit yang
menunggu diproses. (Hendra Poerwanto G).
Perencanaan Produk
Bila ditinjau dari perspektif horison waktu, kebijakan di bidang Manajemen Operasi/Produksi dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni kebijakan manajemen operasi/produksi yang bersifat
jangka panjang dan kebijakan yang bersifat jangka pendek. Kebijakan manajemen operasi/produksi yang bersifat jangka panjang adalah kebijakan yang berkaitan dengan Perencanaan Produk.
Cakupan Perencanaan Produk meliputi perencanaan Lokasi Pabrik, Layout Pabrik, Lingkungan Kerja, dan Standar Produksi. Sementara, kebijakan manajemen Operasi/Produksi yang horison
waktunya jangka pendek adalah segala kebijakan yang menyangkut Perencanaan Produksi. Perencanaan Produksi ini meliputi segala perencanaan yang berkaitan dengan Bahan Baku, Tenaga Kerja
Langsung, Komponen, Jam Mesin, dll.

Penelitian dan Pengembangan Produk

Pertama-tama, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai pengertian Penelitian Produk dan Pengembangan Produk sehingga dapat dilihat perbedaannya. Penelitian Produk (Product Research)
mengandung pengertian proses pencarian jenis produk apa dan produk yang bagaimana dalam rangka memenuhi selera konsumen. Ada kebutuhan, tetapi produk yang dapat memenuhi kebutuhan
tersebut belum ada, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk menemukan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Sementara, Pengembangan Produk (Product Development) merupakan
proses mengembangkan produk yang sudah ada dalam rangka meningkatkan kepuasan konsumen.

Dari proses Penelitian dan Pengembangan produk, masing-masing, akan menghasilkan produk "baru". "Baru" dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu baru dalam arti produk yang ada diubah, baik
itu perubahan kecil, maupun perubahan total, atau baru dalam arti bahwa produk belum pernah dibuat oleh perusahaan yang bersangkutan, atau produk belum pernah dibuat di dalam negeri, atau juga
produk belum pernah ada sebelumnya.

Dalam kontek Manajemen Operasi/Produksi, berdasarkan obyeknya, Penelitian dan Pengembangan dikelompokkan menjadi tiga:

1. Penelitian dan Pengembangan Produk, yang menitikberatkan pada penemuan dan inovasi produk dalam rangka memenuhi kebutuhan ataupun meningkatkan kepuasan konsumen.
2. Penelitian dan Pengembangan Proses, menitikberatkan pada penemuan dan inovasi cara atau metode processing dalam rangka peningkatan efisiensi, sehingga pada akhirnya dapat
menurunkan biaya.
3. Penelitian dan Pengembangan Servis Manajemen, menitikberatkan pada penemuan dan inovasi cara/metode pengumpulan, dokumentasi processing, dan penyajian data untuk kepentingan
pengambilan keputusan.

Perencanaan Teknis Produk

Setelah jenis atau macam produk yang akan dibuat telah ditentukan, kemudian dilakukan perencanaan teknis. Perencanaan teknis di sini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Disain Bentuk dan Ukuran
Beberapa masalah utama dalam mendisain bentuk dan ukuran produk antara lain:

 Identifikasi dan Klasifikasi

Dalam arti luas Identifikasi adalah upaya menentukan ciri-ciri atau karakteristik (pencirian) segala kegiatan dalam perusahaan, sedangkan arti sempitnya adalah upaya menentukan ciri-ciri atau
karakteristik (pencirian) bahan/produk. Klasifikasi juga mengandung dua arti, yaitu arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas, klasifikasi adalah upaya menggolong-golongkan segala fase kegiatan
dalam perusahaan, sedang arti sempit adalah upaya mengkategorikan bahan/produk.

Ada dua sistem pengklasifikasian dalam manajemen operasi/produksi, yaitu:

1. Sistem Arbitrasi, yakni pemberian tanda huruf/angka tanpa tanda pembeda untuk barang yang sejenis tetapi tak serupa.
2. Sistem Tanda, yakni pemberian tanda huruf/angka dengan tanda pembeda untuk barang yang sejenis tapi tak serupa. Ada dua macam sistem tanda, yakni:

 Sistem Desimal, yaitu pemberian tanda angka dan angka pembeda untuk barang yang sejenis tapi tak serupa.
 Sistem Mnemonic, yaitu pemberian tanda yang berupa gabungan angka dan huruf. Angka untuk ukuran barang, dan huruf untuk singkatan nama barang.

Dasar yang dipakai untuk pengklasifikasian antara lain:


i) Klasifikasi atas dasar sifat atau karakteristik barang
ii) Klasifikasi atas dasar kegunaan barang
iii) Klasifikasi atas dasar tempat atau lokasi barang disimpan/diperoleh.

 Simplifikasi

Arti luas simplifikasi adalah penyederhanaan segala hal yang berhubungan dengan produksi, sedang arti sempitnya adalah usaha mengurangi keragaman bahan atau barang yang diproduksi.

Simplifikasi memberikan dua sisi akibat pada produksi, yaitu akibat positif dan akibat negatif. Akibat positifnya adalah memudahkan pembuatan barang-barang karena terbatasnya macam barang.
Proses produksi menjadi sederhana dan kebutuhan akan bahan juga menjai lebih homogen. Penyederhanaan macam barang juga memungkinkan untuk dilakukannya penyederhanaan cara kerja.
Sedang akibat negatif yang mungkin timbul adalah bila simplifikasi dilakukan tidak berdasarkan suatu perjanjian, baik perjanjian antar produsen maupun perjanjian antara produsen dan konsumen,
maka dapat menyebabkan jatuhnya perusahaan yang melakukan simplifikasi karena ditinggal oleh konsumen atau karena terjebak pada spesialisasi barang yang sudah jenuh di pasar.
 Diversifikasi

Diversifikasi di sini diartikan sebagai upaya memperluas macam barang yang diproduksi. Alasan dilakuknnya diversifikasi antara lain:

1. Keinginan memperluas usaha.


2. Menghilangkan atau Mengurangi persaingan atau risiko.

Pengaruh diversifikasi terhadap produksi antara lain:

1. Diperlukan lebih banyak bahan mentah baik dalam volume maupun jenis, sehingga diperlukan investasi lebih besar pada persediaan bahan.
2. Pengaturan menjadi lebih komplek dalam proses produksi untuk berbagai macam barang.
3. Diperlukan tempat yang lebih luas untuk penyimpanan barang jadi agar pengiriman ke konsumen tepat waktu.
4. Kebutuhan akan fasilitas alat-alat produksi, mesin-mesin menjadi lebih besar, akibatnya investasi untuk mesin, peralatan dan tenaga kerja trampil juga menjadi besar.

 Standardisasi

Standardisasi berasal dari kata standar yang berarti satuan ukuran yang dipergunakan sebagai dasar pembanding baik kuantita, kualita, maupun nilai hasil karya yang ada. Dalam arti yang luas,
standar meliputi spesifikasi baik produk, bahan maupun proses.

Beberapa keuntungan atau manfaat standardisasi adalah sebagai berikut:

1. Dapat dikuranginya macam bahan baku maupun barang jadi yang harus ada dalam persediaan.
2. Dengan adanya standardisasi barang-barang jadi maka pembuatannya pun menjadi lebih mudah dalam arti tidak perlu dilakukan penghitungan atau perubahan ukuran, sifat barang
setiap mulai produksi sehingga akan menghemat waktu, tenaga dan modal
3. Dengan dihematnya waktu pembuatan maka penyerahan barang jadi ke konsumen akan dapat tepat waktu.
4. Pengiriman barang tidak akan salah karena barang-barang telah dikelompokkan terlebih dulu berdasarkan standarnya masing-masing.

2) Disain Fungsi
3) Disain Pembuatan Produk
4) Disain Teknologi dan Luas Perusahaan
5) Perencanaan Pendahuluan

2. Disain Fungsi Produk


Disain fungsi dilakukan tidak hanya terbatas pada produk yang besar dan komplek pembuatannya, tetapi juga pada produk-produk yang sederhana karena betapa pun sederhana produk tersebut
tetapi bila fungsi produk tersebut tidak dapat dijalankan maka produk tersebut tidak berguna.

Satu konsep penting dalam mendisain fungsi produk adalah konsep Reliabilitas Produk yang didefinisikan sebagai probabilitas produk dapat berfungsi dengan memuaskan selama periode waktu
tertentu di bawah kondisi pemakaian tertentu. Ini berbeda dengan pengertian kualitas. Diambilkan contoh, misalnya dikatakan bahwa reliabilitas accu mobil selama 48 minggu adalah 97%. Ini artinya
bahwa 97 dari 100 accu mobil dapat bertahan selama 48 minggu bila pemakaian mobil normal atau misalnya menempuh jarak 12.000 km per tahun.

Salah satu cara yang biasa digunakan untuk mengukur reliabilitas produk adalah dengan menghitung Failure Rate, yaitu dengan mengukur jumlah kerusakan atau kegagalan per unit per waktu.
Secara matematis failure rate dihitung dengan cara:

Misalnya, Sebuah perusahaan lampu pijar memproduksi lampu pijar yang memiliki ketahanan 72 jam dinyalakan terus menerus tidak akan rusak. Kemudian diambil 5.000 unit produk lampu
pijar untuk diuji ketahanannya dengan menyalakan selama 72 jam. Ternyata jumlah lampu pijar yang rusak sebanyak 1.000 unit, maka tingkat kegagalan produk (failure rate) adalah:

3. Disain Pembuatan Produk


Kadang-kadang apa yang telah tertuang dalam disain bentuk, ukuran dan fungsi produk tidak dapat dilaksanakan secara lengkap dalam proses pembuatan. Karenanya perlu dilakukan revisi-
revisi sehingga memungkinkan untuk dibuat. Disain pembuatan produk akan berhubungan erat dengan rencana perusahaan tentang pemilihan teknologi dan luas perusahaan. Berkaitan dengan mesin-
mesin atau teknologi yang digunakan oleh perusahaan, atas dasar sifatnya, mesin-mesin atau teknologi dapat dikelompokkan menjadi dua yang masing-masing memiliki ciri-ciri khusus.

 Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan peralatan produksi yang bersifat khusus. Artinya mesin tertentu untuk memproduksi produk tertentu. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

1. Produk yang dihasilkan dalam jumlah besar


2. Variasi produk yang dihasilkan kecil
3. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
4. Aliran proses produksi dari bahan baku sampai menjadi produk jadi selalu sama.
5. Mesin-mesin diletakkan atau disusun berdasarkan urutan proses.
6. Diperlukan karyawan yang memiliki ketrampilan khusus.
7. Mesin-mesin yang digunakan biasanya semi otomat atau fullotomat.
8. Antar kegiatan memiliki ketergantungan yang tinggi.

 Perusahaan yang menggunakan mesin-mesin dan peralatan produksi yang bersifat umum. Artinya sebuah mesin dapat dipergunakan untuk memproses beberapa macam produk. Adapun ciri-
ciri penggunaan mesin-mesin yang bersifat umum adalah sebagai berikut:

1. Produk yang dihasilkan memiliki variasi yang besar


2. Produk yang dihasilkan memiliki berbagai standar karena memperhatikan permintaan atau pesanan.
3. Pola pelaksanaan produksi atau urutan proses memiliki variasi yang besar atau tidak selalu sama.
4. Mesin-mesin disusun berdasarkan kesamaan fungsi.
5. Ketergantungan antar kegiatan rendah.
6. Diperlukan kecermatan dalam pengendalian proses.
7. Perencanaan bahan baku lebih komplek.
8. Pemindahan bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi dilaksanakan dengan mempergunakan peralatan yang fleksibel.

4. Teknologi dan Luas Perusahaan


Setelah disain bentuk, ukuran dan fungsi produk, kemudian disain pembuatan, selanjutnya adalah pemilihan teknologi pembuatan. Variabel yang terkait dengan teknologi antara lain:

1. kegiatan proses produksi


2. penyerapan bahan baku
3. penyerapan tenaga kerja
4. kualitas produk

Dalam pemilihan teknologi perlu juga memperhatikan luas perusahaan yang direncanakan. Yang dimaksud dengan luas perusahaan di sini adalah besarnya kapasitas terpasang dalam suatu
perusahaan.

5. Perencanaan Pendahuluan
Perencanaan pendahuluan akan menyangkut beberapa aspek dan dilakukan dalam beberapa tahap, yakni: Tahap I Perencanaan Produk, Tahap II Perencanaan Proses, Tahap III Perencanaan
Teknologi, Tahap IV Pelaksanaan Uji-Coba Produksi dan Evaluasi, Tahap V Pelaksanaan Produksi untuk pasar. (Hendra Poerwanto G)
Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik adalah tempat kedudukan dimana pabrik berada. Letak geografis suatu pabrik mempunyai pengaruh yang besar terhadap sistem produksi yang
ekonomis. Ini karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi tata letak mesin dan fasilitas pabrik. Lokasi pabrik yang baik dengan sendirinya akan menyumbang
banyak dalam usaha-usaha meminimumkan biaya. Lokasi pabrik yang baik akan menghasilkan biaya transport, biaya produksi, dan biaya distribusi barang jadi yang
relatif kecil.

Faktor Pertimbangan Memilih Lokasi Pabrik

Sehubungan dengan masalah pemilihan lokasi pabrik, sebenarnya akan terdapat sekian banyak faktor yang akan mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik. Secara
teoritis seluruh faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik dapat dipisahkan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Faktor Utama dalam Pemilihan Lokasi Pabrik


Yang dimaksud dengan faktor utama dalam kontek ini adalah faktor-faktor yang pasti diperlukan oleh semua jenis industri. Adapun yang termasuk dalam faktor
utama adalah:
a) Kedekatan dengan Lokasi Sumber Bahan Baku
b) Kedekatan dengan Lokasi Pasar Produk Perusahaan
c) Ketersediaan Fasilitas Transportasi
d) Ketersediaan Tenaga Kerja
e) Ketersediaan Pembangkit Tenaga

2. Faktor Bukan Utama


Yang dimaksud dengan faktor bukan utama dalam pemilihan lokasi pabrik adalah faktor-faktor yang sangat diperlukan untuk suatu jenis industri tertentu, namun
belum tentu diperlukan oleh jenis industri yang lain. Beberapa faktor yang termasuk dalam faktor bukan utama antara lain:
a) Rencana masa depan pabrik
b) Kemungkinan perluasan perusahaan
c) Kemungkinan perluasan kota
d) Fasilitas pelayanan mesin dan peralatan produksi
e) Fasilitas pembelanjaan perusahaan
f) Terdapat Persediaan air
g) Perumahan dan fasilitas-fasilitas lain
h) Biaya tanah dan gedung
i) Peraturan pemerintah daerah setempat
j) Sikap masyarakat setempat
k) Iklim
l) Keadaan tanah
m) Keadaan lingkungan

Cara/ Metode Menentukan Lokasi Pabrik

Berikut ini beberapa metode yang dapat digunakan untuk membantu memilih lokasi dari berbagai alternatif :

1. Metode Kualitatif
Dalam penggunaan metode ini, semua faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik, baik itu faktor utama maupun faktor bukan utama, diberi penilaian
sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing alternatif lokasi. berikut ini diberikan contoh sebuah perusahaan yang akan memperluas usahanya dengan
mendirikan pabrik baru dengan alternatif lokasi di Solo atau di Demak. Dengan metode kualitatif kedua alternatif tersebut dinilai. berikut ini disajikan tabel penilaian
alternatif lokasi dengan cara kualitatif.
Rekapitulasi:
Dengan demikian lokasi yang dipilih adalah Solo karena total skornya lebih baik.

2. Metode Kuantitatif
i) Pendekatan Biaya Tetap, Biaya Variabel dan Analisis Break-Even
Pada pendekatan ini dilakukan analisis biaya tetap dan biaya variabel untuk masing-masing alternatif lokasi untuk menciptakan hubungan antara biaya dan volume
kegiatan/produksi.
Contoh:
Lokasi potensial A, B, dan C memiliki struktur biaya seperti terlihat dalam tabel. tentukan lokasi yang paling ekonomis untuk volume produksi sebesar 3000 unit.
JAWAB:
Perhitungan Biaya Total (TC) pada kapasitas 3000 unit untuk masing-masing lokasi:
Situs A :
TC = 20 ribu + 50Q
TC = 20 ribu + 50(3000) = 170.000

Situs B:
TC = 40 ribu + 30Q
TC = 40 ribu + 30(3000) = 130.000

Situs C:
TC = 80 ribu + 10Q
TC = 80 ribu + 10(3000) = 110.000
Pola biaya dari ketiga alternatif lokasi yakni A, B, C tersebut di atas dapat digambarkan secara grafis sebagai berikut:

Dengan demikian lokasi yang dipilih adalah lokasi C karena biaya total untuk kapasitas 3000 unit yang direncanakan paling rendah dibanding dengan lokasi lain.
Andaikata harga per unit produk adalah Rp.90,00 maka laba yang diharap bila lokasi dipilih di situs C adalah sebesar:
Laba = TR - TC
= 90(3.000) - 110.000
= 270.000 - 110.000 = 160.000

ii) Model Transportasi


Langkah-langkah penyelesaian model transportasi adalah sebagai berikut:

 Langkah Pertama: membentuk Tabel Awal Transportasi

Ada beberapa alternatif cara antara lain:


a) Minimisasi Kolom
b) Minimisasi baris
c) Minimisasi matrik
d) Maksimisasi Penghematan
e) Vogel's Aproximation method (VAM)
f) North West Corner (NWC)

 Langkah Kedua: Uji Keoptimalan Tabel

Ada dua alternatif cara


1) Metode Stepping Stone
dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

 Uji sel non basis dengan cara membuat closed path untuk setiap sel non basis
 Memberi tanda pada closed path mulai dari sel non basis dengan tanda positif (+), kemudian tanda negatif (-) hingga seluruh jalur yang
menuju kembali ke sel non basis semula.
 Menghitung pengurangan biaya untuk setiap sel non basis berdasarkan closed path
 Tabel dikatakan optimal bila semua nilai sel non basis lebih besar atau sama dengan nol (0)

2) Metode Modified Distribution


Dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

 Tambahkan variabel R-i untuk setiap baris dan K-j untuk setiap kolom tabel transportasi.
 Menentukan nilai R-i dan K-j untuk setiap sel bsis dengan rumus

R-i + K-j = C-ij


dengan anggapan R-1 = 0

 Menghitung nilai semua sel non basis dengan rumus

Cij - Ri - Kj

 Membuat closed path untuk sel non basis yang memiliki nilai negatif terbesar.
 Tabel dikatakan optimal bila nilai semua sel non basis lebih besar atau sama dengan nol (0). (Hendra Poerwanto G)
Manajemen Operasi Pada Perusahaan Jasa

Rate This

Tidak semua perusahaan menjual produk berupa barang yang dapat kita lihat. Banyak juga perusahaan yang menawarkan produk
berupa jasa dan layanan. Perbedaan paling mendasar dari perusahaan manufaktur adalah pada barang dan kepemilikan terhadap
barang. Yang menjadi pertanyaan kemudian, bagaimanakah proses manajemen operasi untuk perusahaan jasa dan apa bedanya
dengan manajemen operasi untuk perusahaan manufaktur?

Perbedaannya yang paling mendasar tentu terletak pada prosesnya. Jika pada perusahaan manufaktur, produk yang dihasilkan
dapat didemontrasikan sebelum dijual, dan produknya bisa disimpan, maka pada perusahaan jasa, jasa yang dihasilkan tidak bisa
didistribusikan kepada pembeli sebelum adanya pembelian dan jasa yang dihasilkan tentu tidak bisa disimpan.

Ada beberapa paket layanan yang dihasilkan oleh perusahaan jasa, yakni facilitating goods, dimana jasa yang ditawarkan disertai
dengan adanya barang yang mengikuti, misalnya makanan di rumah makan. Paket layanan lain yang ditawarkan adalah
supporting facility atau fasilitas yang mendukung seperti parkir, meja, dan ac pada rumah makan. Explicit service atau pelayanan
utama, dengan contoh kualitas montir dalam memperbaiki kendaraan anda yang rusak. Explicit service ini kemudian akan
menimbulkan implicit service atau pelayanan tambahan dengan contoh rasa tenang yang anda dapatkan setelah kendaraan anda
diperbaiki.

Tidak semua paket layanan ini harus dimiliki oleh masing-masing perusahaan jasa. Namun perlu untuk kita ingat bahwa proses
penyediaan jasa merupakan suatu rangkaian proses yang berkelanjutan dimana bila ada satu saja dalam rangkaian proses
tersebut dianggap jelek, maka secara keseluruhan layanan yang ditawarkan oleh perusahaan jasa akan dianggap jelek.

Dalam menentukan proses perusahaan jasa tentu juga perlu memperhatikan order qualifier dan order winner dari sebuah
perusahaan jasa. Kendati demikian sebuah perusahaan bisa memiliki keunggulan pada semua aspek order qualifier dan order
winner. Tetapi ketika keunggulan tersebut tersedia untuk semua, maka produk atau jasa yang ditawarkan akan menjadi
komoditas, sehingga memerlukan keunggulan lain, yakni pada keunggulan layanan atau service.

Nilai sebuah service yang baik akan didapat bila perusahaan jasa mampu menawarkan benefit atau manfaat yang akan
didapatkan oleh konsumen lebih besar daripada cost atau biaya yang harus dikeluarkan oleh konsumen. Perlu kita ingat bahwa
konsumen dalam menyikapi sebuah benefit ataupun sebuah biaya berbeda-beda satu sama lainnya dan bisa menjadi subjektif.
Misalnya tas branded seharga satu miliar bisa saja menjadi keputusan pembelian yang rasional bagi orang yang memiliki
penghasilan puluhan miliar, namun menjadi keputusan yang emosional bagi orang yang memiliki penghasilan rendah.

Alur produksi yang dimiliki oleh perusahaan jasa tidak jauh berbeda dengan perusahaan manufaktur sebenarnya. Sistem operasi
di perusahaan jasa dapat menggunakan line flow dan dapat menggunakan jumbled flow. Pola jumbled flow dapat kita lihat pada
bagaimana pemberian jasa layanan kesehatan pada rumah sakit misalnya. Selain itu perusahaan jasa dapat mengunakan alur
produksi project dan going on (keberadaan).

Colek Saya di @RojiHasan dan Fakhrurroji Hasan

Anda mungkin juga menyukai