Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

“EVOLUSI PRIMATA”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evolusi

Dosen Pengampu :

Azza Nuzulah Putri, S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh :

Azheinita Eka Putri (150384205031)

Wahyu Pratama (1503842050 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG – KEPULAUAN RIAU
2018

1|Evolusi Primata
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur hanyalah untuk Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Evolusi primata”

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan


dan terdapat banyak kesalahan dalam penulisan maupun kata.Penulis memohon
maaf dan juga bimbingan semua pihak semoga kedepannya menjadi lebih baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Teman-teman yang telah memberikan kontribusi besar dalam


menyelesaikan makalah ini.
2. Ibu Azza Nuzulah Putri, S.Pd, M.Pd selaku dosen matakuliah Struktur
Perkembangan Hewan

Dalam penulisan makalah ini, kami berharap semua pihak yang membaca dapat
menarik hikmah dan kebaikannya.

Tanjungpinang, 3 desember 2018

Penyusun

2|Evolusi Primata
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1. Latar belakang ..................................................................................................... 4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3. Manfaat Penulisan ............................................................................................... 4
1.4. Tujuan penulisan ................................................................................................. 4
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5
2.1. Pengertian evolusi primata .............................................................................. 5
2.2. Pengelompokan Primata .................................................................................. 6
2.2.1. Radiasi Primata ......................................................................................... 7
2.3. Perkembangan Primata Primitif ke Primata maju ..................................... 10
2.4. Evolusi pra- Homo sapiens Berdasarkan Ditemukanya Fosil .................... 19
BAB III ............................................................................................................................. 32
PENUTUP ........................................................................................................................ 32
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 33

3|Evolusi Primata
BAB I

PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Nenek moyang primata masa kini dianggap merupakan sekelompok
insektivora yang relatif tidak menarik ditinjau dari perspektif kita umat manusia
atau berbentuk seperti shrew pohon. Primata sendiri berarti “yang terutama”,
dan hal ini tidak mengherankan, sebab manusia pastilah menganggap ordo
mammalianya sebagai yang terpenting. Primata tampaknya telah mengalami
suatu evolusi pada awal mulanya untuk mengembangkan jari tidak
terspesialisasi yang amat baik untuk kehidupan arboreal. Perubahan dalam
pengelihatan, modifikasi pelvis, perilaku, dan perkembangan orak terjadi. Dan
pada primata modern, termasuk kita, terlihat bahwa ciri hidup terestrial dan
bukannya arboreal menandakan modernisasi primata.
Berbicara mengenai evolusi manusia dan primata, tidaklah berarti bahwa
manusia berasal dari kera. Dalam menjelaskan mengenai evolusi, terutama
mengenai evolusi manusia kita harus berhati-hati dan dapat bersikap netral. Hal
ini berarti apapun keyakinan kita mengenai asal usul manusia, kita harus bisa
mengemukakan bagaimana pendapat sekelompok orang dan bagaimana
mengenai pendapat dari kelompok yang lain, dan bukan hanya pendapat kita
sendiri. Apabila memang manusia berasal dari kera sekalipun, para ahli evolusi
tidak akan dapat membuktikannya. Metode demikian kita kenal dengan metode
pendekatan. Jadi dalam membuktikan evolusi kita tidak menggunakan metode
pendekatan pembuktian.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang menjadi dasar pengelompokkan Primata?
2. Bagaimana Evolusi pra- Homo sapiens Berdasarkan Ditemukanya Fosil?

1.3.Manfaat Penulisan
1. Penulis dapat mengetahuai evolusi yang terjadi pada primata
2. Pembaca mendapatkaan informasi terkait evolusi primata
1.4.Tujuan penulisan

4|Evolusi Primata
1. Penulis dapat memenuhi tugas Mata Kuliah Evolusi
2. Merangkum informasi terkait evolusi primata

BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Pengertian evolusi primata

5|Evolusi Primata
Salah satu definisi evolusi adalah merupakan suatu ilmu yang mempelajari
perubahan yang berangsur-angsur menuju ke arah yang sesuai dengan masa dan
tempat. Pada dasarnya evolusi tidak untuk membuktikan apakah suatu jenis berasal
dari jenis yang lain. Memang menurut Darwin, suatu organisme berasal dari
organisme lain. Tetapi pembuktian bahwa sustu jenis berasal dari jenis yang lain
tidak pernah dapat dibuktikan. Yang dipelajari dalam evolusi adalah proses
perubahannya.

Nenek moyang primata masa kini di perkirakana adalah sekelompok insektivora


yang relatif tidak menarik ditinjau dari perspektif kita umat manusia atau berbentuk
seperti shrew pohon. Primata sendiri berarti “yang terutama”, dan hal ini tidak
mengherankan, sebab manusia pastilah menganggap ordo mammalianya sebagai
yang terpenting. Begitu juga halnya dengan jika kelinci yang menyusun taksonomi,
lagomorpha akan dijadikan primata. Primata tampaknya telah mengalami suatu
evolusi pada awal mulanya untuk mengembangkan jari tidak terspesialisasi yang
amat baik untuk kehidupan arboreal. Perubahan dalam pengelihatan, modifikasi
pelvis, perilaku, dan perkembangan orak terjadi. Dan pada primata modern,
termasuk kita, terlihat bahwa ciri hidup terestrial dan bukannya arboreal
menandakan modernisasi primata.

Primata muncul sekitar 70 juta tahun yang lalu seiring dengan punahnya
dinosaurus. Setidaknya, itulah fosil tertua yang pernah ditemukan dari primata.
Sekarang, ordo primata dibagi menjadi dua sub ordo, yakni Prosimian (meliputi
lemur, tarsius, dll) dan Antropoid (kera, monyet, manusia). Prosimian yang dahulu
mendominasi primata, sekarang semakin tersingkir dan akhirnya menjadi endemik
beberapa daerah seperti Madagaskar.

2.2. Pengelompokan Primata


Dengan pemisahan garis filogenetik, maka cabang dari Anthropoidea ada 3:
monyet, kera, dan Hominid (manusia). Monyet pertama muncul kira-kira 50 juta
tahun lalu. Awal mulanya, monyet dunia baru muncul dari cabang primata kuno,
dan belakangan monyet dunia lama berevolusi sebagai garis keturunan terpisah.
Garis keturunan yang tersisa setelah pemisahan monyet disebut garis Hominoid.

6|Evolusi Primata
(Gambar1: Garis Homoid)

George Gaylord Simpson menyarankan pengelompokan garis itu ke


superfamilia Hominoidea. Pengelompokan itu mencakup: Hylobatidae (kera
kecil), Pongidae (kera besar), Hominidae (manusia).Namun, belakangan ini para
taksonom cenderung tidak membedakan lagi antara kera kecil dan kera besar. Kera
kecil mencakup siamang alias gibbon dan kerabatnya. Kera besar contohnya gorila,
simpanse, dan orangutan. Simpanse punya 2 spesies dan beberapa subspesies
(masih kontroversi), sementara itu orangutan dan gorila hanya punya 1 spesies,
namun orangutan punya 2 spesies: P. pygmaeus pygmaeus, dan P. pygmaeus abelli.
Manusia modern juga hanya memiliki 1 spesies, yakni Homo sapiens.

2.2.1. Radiasi Primata


Perkembangan evolusi primata dimulai dari moyang yang berupa hewan
mammalia pemakan serangga menurunkan Prosimian yang hidup pada zaman
Paleosin. Hewan ini bertubuh kecil seperti cecurut, bermoncong, dan berekor
panjang. Mereka tangkas dan cerdas, mempunyai organ-organ penggenggan dan
lima jari. Dari prosimian perkembangan radiasi evolusi menuju 4 golongan besar
yang masih tetap hidup sekarang ini.
a) Prosimian Modern
Kelompok besar pertama yakni prosimian modern. Yang termasuk
kelompok ini adalah lemur dan loris, sekarang hidup di pulau Madagaskar.
Hewan-hewan ini masih mempunyai moncong dan ekor yang panjang,
berkuku, bukan cakar dengan kemampuan untuk memanipulasi obyek, hal ini
merupakan ciri utama primata.

7|Evolusi Primata
Hewan lain yang termasuk prosimian modern ialah Tarsier (binatang hantu),
hidup di Asia Selatan dan Indonesia (daerah pantai Kalimantan, Sulawesi,
dan Sumatera). Pada hewan ini tidak dijumpai lagi moncong yang panjang,
mata lebih ke depan tidak seperti mata lemur yang agak kesamping. Oleh
karena itu, Tarsier dapat memfokuskan satu titik dengan kedua matanya.
Nampak adanya peningkatan pada alat-alat penglihatan dan mekanisme saraf
yang memberikan kemampuan untuk kedalaman persepsi (binocular
stereoscopic vision) dan penglihatn warna pada tahap-tahap beranekaragam.
b) Ceboidea (Monyet Dunia Baru)
Ceboidea hanya hidup pada lingkungan pohon dan ditemukan di
daerah hutan-hutan sebelah selatan Amerika Utara, Amerika Tengah, dan
Amerika Selatan. Mereka terbagi menjadi dua famili, yakni Callithricidae dan
Cebidae. Callithricidae atau marmoset adalah Primata kecil yang telah
menempati niche seperti bajing di hutan dunia baru. Perkembangan yang
menonjol pada cakar untuk memanjat yang merupakan bagian penting dari
pergerakan mereka.
Ceboidae hidup di lingkungan pohon. Namun lebih berkembang
dibandingkan dengan Callithricidae. Mereka mengembangkan beraneka
ragam besar tubuh dan adaptasi ekologis di npohon-pohon. Beberapa anggota
Cebidae telah beradaptasi dengan cara hidup di lingkungan pohon dengan
jalan mengembangkan “kaki ke-5” dalam bentuk ekor prehensil
(penggenggam). Ekor prehensil tidak hanya terdapat pada monyet dunia
lama.
C) Cercopithecoidea (Monyet Dunia Lama)
Semua primata dunia lama kecuali prosimian adalah catarrhini
(hidung terbelah). Monyet-monyet dunia lama diklasifikasikan dalam satu
famili yakni Cercopithecidae yang terbagi menjadi 2 sub famili, yaitu
Cercopithecinae (Monyet babon) dan Colobinae (monyet pemakan daun).
Pada catatan fosil Cercopithecoidea berkembang pada zaman
Oligosin dan Miosin. Pada akhir miosin mereka telah menempati sejumlah
niche lingkungan pohon serta terestrial di Afrika dan Erasia. Pada saat
sekarang mereka berkembang menjadi colonin (monyet pemakan daun) dan

8|Evolusi Primata
cercopithecin. Cercopithecin yang hidup sekarang menempati iklim dan
habitat yang lebih luas dibandingkan primata lain, kecuali manusia.

 Colobinae
Colobinae hidup beradaptasi makan daun vegetasi muda. Mereka
mempunyai puncak gigi yang tajam pada gigi molar, kantung pipi khusus,
dan bentuk perut khusus untuk mencernakan makanan. Pencernaan
dilakukan dengan bantuan bakteri yang hidup pada perutnya yang mirip
dengan kantung. Langur (sebutan untuk beberapa Colobinae) mendiami
banyak habitat. Beberapa diantaranya di gunung-gunung tinggi dengan
sedikit pohon dan makanya tergantung pada puncak-puncak cemara dan
kulit pohon dan dedauna.
 Cercopithecinae
Sub famili ini beraneka habitat, mulai dari savana terbuka (babon,
macaques, monyet pantas) sampai hutan (mandril, mangabey, dan quenon).
Tingkah laku sosial babon dan Cercopithecinae terestrial banyak dipelajari
oleh ahli anthropologi untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan dan
ekologi yang menolong membentuk nenek moyang manusia.Mereka
berjalan di atas 4 kaki (quadrapedal dan mengembangkan kemampuan
mencengkeram, tetapi tidak dengan ekor prehensil. Bentuk pergerakan
mereka dinamakan branch walking (berjalan di atas cabang), plantigrade
(kecenderungan bergerak pada permukaan palntar = tapak tangan atau
tapak kaki).
Gibbon mempunyai tengkorak yang lebih kecil dibandingkan
dengan Hominoid yang lain semata-mata arboreal. Bentuk gibbon khusus
untuk bergerak arboncal, disebut brachiation. Brachiation memungkinkan
gibbon bergerak lebih cepat antara pepohonan dengan menggunakan kedua
lenganya, hingga tangannya berfungsi sebagai sebuah kait. Tetapi jika ia
turun ke tanah atau berjalan-jalan di atas dahan, dilakukan dengan dua kaki.
Orangutan seperti gibbon hidup terbatas di Asia Tenggara dan
pernah hidup tersebar luas di Asia. Cara bergerak orangutan dinamakan
quadramanual (empat tangan). Meskipun orangutan mengahabiskan
banyak waktunya di atas pohon dengan mengguankan 4 anggota badanya,

9|Evolusi Primata
juga dapat berjalan jauh sekali di daratan tanah, khususnya jantan dewasa`
hampir 2 kali lebih besar daripada betinanya dn menjalani hidup
membujang.
Gorila sangat terbatas ruang lingkupnya dan sekarang hanya
terdapat di hutan pegunungan daerah katulistiwa dan dataran tinggi Afrika
Timur. Gorila dalah vegetarian terestrial, pemakan daun yang tumbuh di
daratan tanah. Susunan kerangka sangat khusus untuk menopang berat
badan terestrial dan berjalan di atas buku-buku jari. Cara bergerak seperti
inin terlihat pada bentuk dada, bahu, tangan, dan tulang lumbar vertebral
yang kuat.
Simpanse tidak mempunyai catatan fosil, hidup terbatas di daerah
hutan dan bagian berhutan kera. Karena adaptasi mereka, mempunyai
struktur badan yang orthograde (tegak), yang memungkinkan mereka
berjalan jauh di atas permukaan tanah, tetapi juga posisi duduk dalam
jangka waktu lama. Untuk duduk, babon telah mengembangkan sepetak
kulit pada bagian belakang yang dinamakan ischial callosities.

 Hominoidea
Kelompok ini muncul pada zaman Paleosin. Selama niosin awal
radiasi Hominoidae bercabang menjadi dua yakni Anthropoidea (kera) dan
Hominidae (keluarga manusia). Kedua famili ini ditandai dengan hilangnya
ekor dan berkembangnya ukuran besar badan. Otak Anthropoidae dan
Hominiidae jauh lebih berkembang dan demikian fungsi lebih kompleks.
Kera-kera hidup sekarang dibagi 4 genus, yakni gibbon, orangutan,
simpanse, dan gorila.

2.3. Perkembangan Primata Primitif ke Primata maju


Analisis yang dilakukan pada primata primitif sampai dengan primata yang
maju, memberikan gambaran sebagai berikut:
- Hubungan antara tulang vertebrata dan tengkorak mengalami
perubahan yang berangsur-angsur menuju titik berat tengkorak. Mula-
mula hubungan ini terdapat dibagian tepi menjadi tepat berada di bawah.

10 | E v o l u s i P r i m a t a
Perubahan ini diikuti dengan perubahan cara berjalan dari empat kaki
menjadi dua kaki. Sejalan dengan perubahan ini, maka otot leherpun
menjadi lebih lemah, sedangkan panggul menjadi lebih penting dan
kuat. Bentuk tengkorak yang memanjang dengan rahang besar, gigi
yang kuat dan membentuk moncong menjadi bertambah pendek.
Rongga hidung yang besar sekarang menjadi jauh lebih kecil.

(Gambar 2: Perbedaan penyusun raangka kera dan manusia)


- Bola mata pada organisme non primata tidak mempunyai tulang
yang meliputinya. Tetapi pada kera dan manusia, mata sudah
sepenuhnya terlindung. Hal ini menunjukkan bahwa mata menjadi
organ yang sangat penting. Selain itu, dapat pula dilihat bahwa mata
yang menghadap ke samping, menjadi berangsur-angsur menghadap ke
depan. Penglihatanpun berubah dari dua dimensi menjadi tiga dimensi,
dan kemampuan melihat warna meningkat dari hitam putih untuk
membedakan gelap dan terang menjadi mampu melihat hampir semua
spectrum warna. Hal ini erat kaitannya dengan cara hidup dari malam
hari menjadi siang hari. Selain itu, matapun diperlukan untuk melihat
makan diantara ranting-ranting pohon, dan untuk menyelinap dengan
mudah diantara hutan.
- Ujung jari bercakar berangsur-angsur berubah menjadi kuku. Hal ini
terlihat bahwa tupai mempunyai cakar, sedangkan primata lebih lanjut

11 | E v o l u s i P r i m a t a
mempunyai kuku yang tebal dan akhirnya manusia mempunyai kuku
yang tipis. Cakar mula-mula digunakan untuk mengais mencari makan.
Dengan berubahnya cara hidup dari hidup di tanah menjadi kehidupan
arboreal, maka cakar menjadi mengganggu kemapuan bergerak dengan
cepat di atas pohon. Kehidupan arboreal lebih membutuhkan
kemampuan untuk memegang. Dengan demikian, terjadi pula
perubahan cara memegang dengan terbentuknya ibu jari dengan
persendiaan yang lain daripada jari-jari yang lain. Hal ini erat kaitannya
dengan timbulnya flora hutan sebagai habitat baru di muka bumi. Cakar
perlu untuk naik pohon, tetapi selalu terkait kalau pindah dari suatu
tempat ke tempat lain. Selain itu, terjadi pula perubahan dari telapak
tangan. Hal ini penting berkaitan dengan kemampuan untuk memegang
yang terlihat pada kera, yang mempunyai “empat tangan”, bahkan pada
kera Amerika Selatan, ekorpun dapat digunakan untuk memegang.

(Gambar 3 : perbedaan morfologi tangan dan kaki primata)

- Kehidupan arboreal (hidup di pepohonan) menyebabkan fungsi


tangan lebih penting daripada kaki. Hal ini terlihat pada bangsa kera
yang memilki tangan yang lebih panjang dan lebih kuat daripada kaki.
Struktur ini penting untuk dapat berayun-ayun dan berpindah tempat.
Dengan berubahnya permukaan bumi, maka jumlah hutan menjadi
semakin sedikit. Selain itu, ditemukan primata besar yang tidak dapat
ditunjang oleh hutan. Dengan demikian, primata mulai turun ke

12 | E v o l u s i P r i m a t a
permukaan bumi. Akibatnya tangan menjadi kurang diperlukan
sedangkan kaki diperlukan untuk mengejar mangsa dan menghindarkan
diri dari predator.

( Gambar 4: Telapak tungkai beberapa jenis Primata(A) Tarsius (B) Orangutan


(C) Gorilla (D) Manusia)

- Volume otak mengalami perubahan pesat. Faktor ini sangat nyata


terlihat pada golongan kera-manuasia. Australopithecus hanya
mempunyai volume otak 600 cc, sedangkan manusia modern sekitar dua
kali lebih besar. Data fosil menunjukkan bahwa fosil manusia lainnya
mempunyai kisaran antara keduanya. Perubahan volume otak dapat pula
dilihat pada perubahan dahi.

13 | E v o l u s i P r i m a t a
(Gambar 5: Evolusi Tengkorak Primata )
(Sumber: Hudda, Fitrotul. 2012:8)
Awal mulanya, primata mengadaptasikan kehidupan arboreal. Sendi
bahu yang sangat fleksibel pada monyet dan kera memudahkan mereka
untuk berayun-ayun dari pohon yang satu ke pohon yang lain. Tipe
lokomosi seperti itu disebut brachiasi (dari kata Latin brachia/brachium
untuk lengan). Pengemukanya adalah Sir Arthur Keith, yang menyadari
keuntungan lokomosi itu di hutan. Modifikasi lainnya adalah pergeseran
mata ke tengah wajah, sehingga citra dari kedua mata dapat menumpuk
ditengah dan menghasilkan citra yang lebih baik. Kebanyakan primata
memiliki pegangan tangan dan kaki yang kuat dan fleksibel.
Akan tetapi, hampir semua primata dari yang paling kuno sampai
yang paling baru sekalipun, memiliki tangan dengan ibu jari yang dapat
berputar. Hal ini sangat menguntungkan bukan saja untuk memegang objek,
namun melakukan manipulasi dan modifikasi lingkungan. Apalagi, dengan
perkembangan neokorteks (cerebrum) yang amat pesat, hal ini memberikan
jalan lapang untuk perkembangannya. Tangan yang telah “terbebaskan” dari
peralihan cara hidup dari arboreal ke non arboreal nampaknya telah banyak
berperan dalam komunikasi yang lebih baik diantara spesiesnya, dan karena
itu mendorong perkembangan interaksi kelompok, berbicara, dan akhirnya:
penciptaan budaya. Hylobatidae yang dikenal sebagai kera kecil atau owa

14 | E v o l u s i P r i m a t a
merupakan brachiators yang berarti mereka bergerak dengan mengayunkan
gerakan lengan dengan tubuh menggantung di bawah lengan.

(Gambar 6 : ilustrasi Evolusi Hylobatidea menjadi Hominidea)


(Sumber: Spencer, Lee A. et al. 2015.: 1 )
Pada setiap anggota super famili hominoidea terdapat beberapa
perbedaan pada morfologi tengkoraknya. Sebuah tengkorak gorila jantan
dewasa ditandai oleh puncak sagittal yang menonjol (di bagian atas
tengkorak), orbit gracile yang besar (rongga mata), dan alis yang menonjol.
Daerah wajah terlihat datar dan besar di bawah orbit dan moncong yang
menonjol (prognatisme). Gorila memiliki gigi taring yang besar.
Dibandingkan dengan tengkorak gorila, tengkorak manusia tidak memiliki
puncak sagittal, memiliki orbit gracile (lebih tipis dan lebih kecil), dan
wajah terlihat pendek tanpa prognatisme. Karakter morfologi yang terlihat
mulai dari fitur-fitur yang sebagian besar terlihat di gorila dan simpanse
sama seperti manusia modern. Karakter morfologi yang terlihat disini yaitu
volume endocranial, tengkorak dan struktur wajah, penempatan foramen
magnum, konstruksi wajah, mulut, dan gigi.
Manusia modern memiliki kapasitas otak rata-rata sekitar 1700 cc.
Kapasitas otak dari gorila, simpanse, dan orangutan rata-rata sekitar 400 cc.
Tidak ada tumpang tindih antara kapasitas otak manusia terkecil dan
kapasitas otak kera terbesar. Namun, jika kita plot nilai termasuk fosil
hominid, ada gradasi dalam volume endocranial.

15 | E v o l u s i P r i m a t a
(Gambar 7 :Perbedaan Morfologi Tengkorak pada Hominoidea )
( Sumber: Spencer, Lee A. et al.2015 : 1)
Bila dilihat dari atas, semua tengkorak kecuali manusia modern
secara anatomi menunjukkan penyempitan ditandai tepat di belakang
kawasan orbital. Penyempitan ini mengubah bentuk tempurung otak.
Karena tengkorak manusia modern secara anatomi mengembang di daerah
frontal dan memiliki orbit gracile, bentuk keseluruhan tengkorak lebih bulat
telur. Bila dilihat dari belakang, titik terluas tengkorak manusia modern
yang tinggi ada di daerah parietal. Titik terluas tengkorak pongidae dekat
dengan dasar tengkorak dan dekat dengan wilayah pendengaran. Semua
fosil homonid, termasuk Neanderthal, memiliki titik terluas menuju dasar
tengkorak dekat wilayah pendengaran.

( Gambar 8 :1.Chimpanzee 2.Australopithecus africanus 3. “Homo”habilis


4. Kenyanthropus rudolfensis 5-6. Pithecanthropus erectus 7-8. P. soloensis
9.Homo heidelburgensis 10-11.H. neanderthalensis 12.H. sapiens)
( Sumber: Spencer, Lee A. et al.2015 : 1)

16 | E v o l u s i P r i m a t a
( Gambar 9: Perbedaan Langit-langit Pongidae )
( Sumber: Spencer, Lee A. et al.2015 : 1)
Berdasarkan gambar tersebut, langit-langit pongidae adalah persegi
panjang dengan bagian terluas di taring kemudian mempersempit mundur
ke dalam tengkorak. Langit-langit manusia membentuk kurva parabola
dengan bagian interior terluas ke dalam tengkorak. Dalam semua spesies
kecuali manusia modern secara anatomi premolar dan molar membentuk
garis yang relatif lurus. Sumbu garis bergeser dari hampir sejajar dengan
garis tengah langit-langit.

Gambar 10:Rahang pada Fosil Hominid


( Sumber: Spencer, Lee A. et al.2015 : 1)
Rahang pada fosil hominid juga terbagi dalam sejumlah struktur.
Mandibula manusia modern secara anatomi memiliki tonjolan berkembang
dengan baik yang disebut dagu. Mandibula pongidae tidak memiliki dagu
dan mengecil ke bawah dan kembali ke tenggorokan. Pada mandibula
manusia modern, perkembangan tulang berhenti di lingual dengan tulang
untuk mendukung akar gigi seri. Secara umum, gigi pongidae jauh lebih
besar daripada manusia modern. Taring dari pongidae juga sangat besar.

17 | E v o l u s i P r i m a t a
Perbedaan fisiologis utama antara manusia dan kera adalah
pengembangan dan emplasemen gigi. Pongidae tumbuh dengan sangat
cepat dan mencapai kematangan lebih awal dari manusia. Hal ini tercermin
ketika pergantian gigi. Sedangkan manusia memiliki periode lebih lama.
Salah satu karakter yang digunakan untuk mengklasifikasikan
hominoid di keluarga yang berbeda adalah modus penggerak. Pada
pongidae lengannya lebih panjang dari kaki, tulang belikat memiliki
orientasi untuk mendukung berat badan di bawah lengan, dan jari tangan
dan kaki yang panjang dan melengkung untuk menangkap cabang.
Sedangkan manusia mempunyai lengan yang lebih pendek dari kaki, tulang
belikat berorientasi untuk memegang lengan di samping, dan jari tangan dan
kaki lebih pendek dan lurus. Panggul dibentuk untuk mendukung kaki
dalam posisi vertikal dan lutut mengunci kaki lurus untuk meminimalkan
pengeluaran energi ketika berdiri.
Morfologi panggul adalah kunci dalam menentukan gerak postur
hominidae. Panggul pongidae relatif besar dengan iliac pilar memanjang.
Krista iliaka hampir sejajar dengan punggung dan sudut penyisipan femur.
Panggul manusia jauh lebih pendek. Krista iliaka berorientasi lebih ke
samping dan membentuk sudut lebih miring ke belakang dan penyisipan
sudut femur. Ketika pongidae berjalan, vektor akan berubah. Sudut
penyisipan femur mengharuskan untuk berdiri, sebagian besar gerakan
mundur dari kaki, sehingga sebagian besar langkah harus terjadi di depan
sumbu tubuh. Morfologi panggul manusia memiliki vektor yang
dioptimalkan untuk sikap vertikal. Panggul menjadi mangkuk untuk
membantu dalam dukungan visceral, iliaka pilar disingkat memungkinkan
untuk rotasi lateral atau torsi dari bagasi, dan sudut penyisipan femur
memungkinkan gerakan yang lebih besar mundur dari kaki, sehingga
meningkatkan langkah dan keseimbangan ketika di postur tegak. Panggul
dari semua hominidae memiliki iliac pilar seperti itu manusia modern secara
anatomis.

18 | E v o l u s i P r i m a t a
(Gambar 11 :Perbedaan Femur Pongidae dan Manusia Modern)
( Sumber: Spencer, Lee A. et al.2015 : 1)
Banyak karakter yang ditemukan pada fosil hominid juga ditemukan
pada pongidae. Tapi tidak pada manusia modern secara anatomi. Tidak ada
tengkorak dan wajah yang menghasilkan prognatisme dan bun oksipital,
untuk menghilangkan dahi dan menciptakan sulkus, atau menciptakan mata
besar dengan berat, tulang, dan dagu. Ini semua adalah karakter yang
ditemukan di pongidae tapi tidak pada manusia modern secara anatomi.

2.4.Evolusi pra- Homo sapiens Berdasarkan Ditemukanya Fosil


Evolusi pra-Homo sapiens berdasarkan hasil penemuan fosil yang
ditemukan diberbagai lapisan dunia. Berdasarkan fosil fosil yang ditemukan
diperkirakan kehidupan manusia dimulai lebih kurang 25 juta tahun lalu
yang tersebar menjadi 3 zaman yakni:
1. Zaman Miosin (25-10 juta tahun yang lalu)
- Tingkat pertama, yakni Plipithecus. Makhluk ini sepenuhnya bersifat
kera, oleh karena itu dinamakn kera primitif. Tubuhnya kecil dan
pendek. Kedua tangannya mungkin masih digunakan untuk
bergelantungan untuk bergelantungan dipohon. Mereka belum dapat
berjalan tegak. Diduga, kera primitif hidup 35-25 juta tahun yang lalu
ditemukan oleh tim ekspedisi Universitas Yale di Fayum tahun 1961.

19 | E v o l u s i P r i m a t a
(Gambar 12: Plipithecus)
- Tingkat kedua, Proconsul, yakni kera hidup sekitar 25-15 juta tahun
yan lalu. Para ahli berpendapat bahwa makhluk ini tidak sepenuhnya
bersifat kera, desebabkan pada muka, rahang, gigi geliginya terdapat ciri
yang ditafsirkan sebagai ciri manusia. Makhluk ini di temukan di danau
Victoria, dikatakan oleh seorang ahli:”Mungkinkah ini merupakan
bisikan samar-samar pertama tentang makhluk hidup yakni manusia?”.
Proconsul semakin banyak terkumpul dan semuanya menunjukan
bahwa binatang ini muncul dengan berbagai ukuran yang berbeda-beda;
ada yang sekecil simpanse dan ada yang menjadi sebesar gorilla. Tipe
gorilla inilah yan menjadi nenek moyang gorilla modern.

(Gambar 13: Proconsul)

- Tingkat ketiga, Dryopithecusi, yakni kera raksasa yang hidup sekitar


15-10 juta tahun yan lalu. Makhluk ini sejenis dengan Proconsul.

20 | E v o l u s i P r i m a t a
Fosilnya ditemukan luas di Eropa, India, Cina, dan Afrika. Fosil ini
belum lengkap untuk menunjukan salah satu anggota dari genus yang
luas menuju kearah manusia. Karena rekonstruksi makhluk ini dibuat
terutama dengan menggunakan fragmen-fragmen dan gigi-gigi.
Dryipithecus memiliki bentuk badan yang cukup besar serta sangat
gemar mengembara sehingga menempati hutan tropis yang sangat luas.

( Gambar 14: Dryopithecusi)

- Tingkat keempat, Ramapithecus, yakni primata paling purba yang


pada umumnya dianggap sebagai leluhur manusia. Hidup sekitar 15-10
juta tahun yang lalu. Ukuranya jauh lebih kecil daripada manusia
sekarang, yakni 0,9-1,2 meter dan kapasitas tengkoraknya lebih kurang
400 cc. Fosil dari makhluk ini ditemukan pada tahun 1930-an di bukit
Siwalak (Pakistan) oleh G.E. Lewis dari Universitas Yale.

21 | E v o l u s i P r i m a t a
(Gambar 15:Ramapithecus)
2. Zaman Plioin (10-12 juta tahun yang lalu)
Pada zaman ini telah muncul makhluk baru yakni Primata
yang tidak menyerupai primata yang hidup sebelumnya. Makhluk
ini bukan kera penghuni hutan, tetapi lebih banyak hidup dipadang
rumput terbuka. Makhluk ini berjalan tegak dengan kedua kakinya.
Ada ada dua jenis makhluk ini yakni:
- Tahap kelima, Australopithecus aferensis
Makhluk ini merupakan tingkat kelima, Australopithecus
aferensis merupakan makhluk purba yang diduga merupakan
keturunan Ramapithecus. Hidup sekitar 5 juta tahun yang lalu. Makhluk
ini juga dianggap sebagai Hominoid paling awal yang menurut beberapa
ahli sudah mampu berjalan tegak. Australopithecus aferensis ditemukan
di Louis dan Mary Leakey di bagian utara dan timur Afrika Selatan.,
ditebing Olduvai dekat dengan Ethiopia. Fosil-fosil makhluk ini
ditemukan lapisan-lapisan batuan yang membentuk tebing lembah.
Dengan metode kalium-argon dapat ditemukan dengan tepat fosil itu.

22 | E v o l u s i P r i m a t a
(Gambar 16 : Australopithecus aferensis)

- Tahap keenam, Australopithecus africanus


Australopithecus africanus merupakan tingkatan keenam. Makhluk
ini ditemukan oleh Raymond Dart, pada tahun 1924, yakni seorang
anatomi dan palaentologi dari universitas Witwatersrand di
Johannesburg, Afrika selatan. Fosil Australopithecus africanus
dipelajari Dart dari koleksi batuan yang mengandung dari suatu lubang
galian pertambangan kapur di Taung, Batswana. Fosilnya terbenam
dalam salah satu bagian batuan dimana tengkorak-tengkorak yang
ditemukan tidak menyerupai tengkorak lain yang pernah dilihatnya.
Ketika tengkorak tadi dipisahkan sama sekali dari batuan, nampak
suatu tengkorak yang menakjubkan. Dalam beberapa hal, tengkorak ini
menyerupai anak manusia yang berumur lima atau enam tahun. Tetapi
dalam beberapa hal lainnya tengkorak tadi jelas menyerupai tengkorak
kera. Dart menamakan temuannya dengan Australopithecus africanus,
artinya Kera afrika selatan. Dia terus mempelajarinya dan setelah empat
tahun bekerja berhasil memisahkan rahang tengkorak sedemikian,
sehingga giginya tampak jelas. Terlihat gigi-giginya sangat menyerupai
gigi anak manusia, lain dari itu, dari letak foramen magnum. Yakni
lubang yang menghadap ke tenggorokan dan yang dilewati oleh urat
saraf tulang belakang menuju ke otak, menghadap langsung kebawah.
Dart merasa bahwa tengkorak tadi adalah tengkorak suatu makhluk yang

23 | E v o l u s i P r i m a t a
letak kepalanya seperti pada manusia; mungkin makhluk tersebut sudah
berjalan tegak.
Penemuan Dart didukung oleh ahli palaentologi lain yang bekerja di
Africa selatan, yakni Robert Broom. Selama bertahun-tahun dia
mempelajari fosil mamalia dari Africa selatan. Dengan beberapa teman
sekerjanya, Broom mulai mencari fosil-fosil lagi, yang mungkin dapat
memberikan petunjuk untuk memperkuat kesimpulannya. Selama
empat puluh tahun berikutnya, terkumpul sudah bahan fosil; yakni fosil
tengkorak, tulang kaki, dan tulang panggul. Semua fosil diharapkan
dapat memberikan petunjuk dengan jelas bahwa memang sesungguhnya
di Africa selatan terdapat makhluk pra-manusia(pra-homo sapiens).

(Gambar 17: Australopithecus africanus)

3. Zaman Pleistosin ( 2 juta tahun yang lalu sampai dengan


sekarang )
Pada zaman ini manusia mengalami evolusi yang sangat
cepat dan sudah menggunakan perkakas yang sangat baik dari batu
maupun dari kayu. Mereka sudah pandai berburu, sudah bisa
menggunakan api dan diduga sudah dapat berbicara. Anggapan ini
berdasarkan pada volume otak yang lebih besar bila dibandingkan
dengtan makhluk sebelumnya.

24 | E v o l u s i P r i m a t a
- Tahap ketujuh, Australopithecus robustus
Australopithecus robustus merupakan makhluk sejenis
Australopithecus africanus, namun ukurannya lebih besar, tinggi
badannya mencapai1,5 meter dan berat badanya 65-75 kg, mempunyai
gigi-gigi besar dan otot rahang yang kuat, yang menunjukkkan spesies
ini adalah herbivora.sedangkan Australopithecus robustus lebih
langsing, berat badannya kira-kira50 kg dan tingginya 1,2 meter.
Meskipun dari catatan fosil jauh dari sempurna, tetapi ada pentunjuk
yang mengatakan bahwa mereka di Africa kira-kira selama 750.000
tahun yang lalu. Selama waktu itu mereka semakin lama semakin
menyerupai manusia., sedangkan Australopithecus robustus tetap tidak
berubah.

( Gambar 18: Australopithecus robustus)

- Tahap kedelapan,
Australopithecus boisei Makhluk ini adalah tahap kedelapan, yang
merupakan jenis Australopithecus yang paling besar. Boisei hidup di
Africa timur, dengan cirri-ciri badan tegap, muka dan giginya khas lagi
kokoh, tempurung kepalanya rendah dan kasar. Diduga hidup 1,5-1 juta
tahun yang lalu. Ditemukan oleh leakey di lembah Olduvai, Tanzania.

25 | E v o l u s i P r i m a t a
(Gambar 19: Australopithecus boisei)
- Tahap kesembilan, Homo habilis
Makhluk ini adalah keturunan dari Australopithecus purba yang
lebih ramping dan berbeda dengan saudara-saudaranya, karena lebih
tinggi intelegensinya. Homo habilis( manusia tukang) merupakan
pembuat dan pemakai alat. Mereka hidup sekitar 2-1,5 juta tahun yang
lalu. Beberapa ahli berpendapat bawa makhluk ini sebagai makhluk
sejati pertama, Ditemukan oleh Leakey di lembah Olduvai.

( Gambar 20: Homo habilis)

26 | E v o l u s i P r i m a t a
- Tahap kesepuluh; Homo erectus
Makhluk ini diduga hidup pada 1,5-0,5 juta tahun yang lalu. Homo
erectus dapat berjalan tegak, kakinya panjang dan lurus dan tulang
tungkainya lebih maju, otaknya lebih besar dengan volume berkisar
750-1.400 cc. homo erectus sebagai manusia purba sudah pandai
membuat perkakas, misalnya kapak genggam, walaupun masih agak
kasar, kehidupannya dengan berburu mamalia besar. Telah
menggunakan api, sudah dapat bicara untuk mengajari anaknya
bagaimana membuat perkakas.Makhluk ini ditemukan terbesar didunia.
Kenapa homo erectus dapat hidup diseluruh dunia belumlah jelas.
Mungkin tipe makhluk ini berevolusi dibeberapa tempat dan
menyebar sepanjang dataran subur dan mudah dilalui; terbentang dari
Africa timur, mengintari samudera Indonesia sampai ke jawa.
Perkembangan evolusinya sejalan dengan pengembaraan mereka
dari abad ke abad. Makhluk ini ditemukan diberbagai tempat, antara
lain;
a. Pithecantropus erectus (manusia jawa), ditemukan oleh
Uegene Dubois pada tahun 1891. Dubois adalah
seorang dokter Belanda menemukan fosil manusia jawa
di daerah Trinil(sepanjang tepi bengawan solo). Fosil yang
ditemukan berupa rahang, beberapa gigi, dan
sebagian dari tulang tengkorak.

(Gambar 21: Pithecantropus erectus)

27 | E v o l u s i P r i m a t a
b. Pithecantropus pekinensis (Sinathropus pekinensis)
manusia Cina. Fosil makhluk ini ditemukan oleh
Davidson Black dan Tranz Weidenreich pada tahun 1920
dari sebuah penggalian disebuah gua kapur didekat
Peking. Volume otaknya 900-1.200 cc.Kebudayaannya
sudah mulai maju daripada Phithecantropus.
Mereka telah menggunakan senjata dan
perkakas yang terbuat dari tulang dan batu sebagai alat-
alat kerja. Penggunaan api tampaknya sudah biasa. Para
ahli berpendapat bahwa makhluk ini suka membunuh antar
sesamanya. Hal ini terbukti dari tulang_tulang
tengkorak yang kosong menunjukkan bahwa bekas
dibelah dengan senjata dari bawah ke atas. Banyak
para ahli berpendapat bahwa Sinathropus pekinensis
merupakan varian dari Pithecantropus, karena kedua
manusia purba memiliki struktur tubuh yang sama
dan hidup pada zaman yang sama, yakni kira-kira
500.000 tahun yang lalu.

(Gambar 22: Pithecantropus pekinensis)


- Tahap kesebelas, munculnya makhlik yang dinamakan Homo sapiens
purba, yakni makhluk yang hidup sekitar 400.000 yang lalu. Makhluk
ini sebagai penemuan fosil dari tiga tengkorak yang tidak lengkap, yakni
kepingan tengkora, tulang dan gigi. Dari fosil yang ada ditafsirkan
bahwa manusia ini merupakan peralihan dari Homo erectus ke Homo
sapiens yang lebih modern. Kemampuan membuat alat juga lebih maju,
bahkan ada yang menduga bahwa mereka sudah mulai bercocok tanam.

28 | E v o l u s i P r i m a t a
- Tahap keduabelas, adalah munculnya Homo sapiens
neanderthalesis(manusia lembah neander), yakni makhluk yang diduga
hidup pada masa antara 75.000-10.000 tahun yang lalu. Fosil makhluk
ini ditemukan pada tahun 1856 di lembah Neanderthal, Jerman. Bentuk
tubuhnya sepenuhnya manusia, hidungnya terlihat mancung. Ukuran
volume otaknya sudah termasuk dalam kisaran ukuran rongga otak
manusia modern. Tinggi tubunya berkisar antara 1,6-1,8 meter, berbahu
lebar, berdada cembung dan berotot padat. Manusia lembah Neander
sudah memiliki kemampuan membuat dan memakai pakaian dari kulit
dan menetap secara sederhana di gua-gua. Para ahli pada umumnya
sepakat bahwa manusia lembah Neander adalah leluhur manusia
modern, walaupun ada sekelompok ahli yang meragukannya.
Umumnya masih didebatkan apakah Homo sapiens neanderthalesis
pra manusia atau manusia? Sebagian para ahli berpendapat bahwa
makhluk ini manusia walaupun wajahnya menyeramkan. Nama
biologinya menunjukkan bahwa ia ditempatkan dalam genus dan spesies
sama dengan kita, tapi ditempatkan dalam subspecies yang berbeda
dengan manusia. Manusia neander tidak berdagu dan mempunyai otok
yang sama besarnya dengan otak manusia sekarang, Volume otak ini
berkaitan dengan kemampuan berbicara yang bekembang dengan baik.
Ia hidup di gua-gua dan menggunakan api dan membuat peralatan
dengan baik dan anggota keluarga meninggal maka akan dikubur.
Homo sapiens neanderthalesis pernah”disingkirkan” dari catatan
Homo sapiens secara anatomis modern. Banyak teori yang telah
diajukan untuk menjelaskan perkembangan dan kepunahan
Neanderthal. Teori-teori tersebut berspekulasi mengenai hubungan
Neanderthal eropa dengan bentuk-bentuk lain di Timur Tengah dalam
rangka untuk mencari bentuk tempat Homo sapiens neanderthalesis
dalam evolusi manusia.Teori-teori tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut;

29 | E v o l u s i P r i m a t a
a. Neanderthal adalah dalam bentuk transisi antara Homo erectus dan
Homo sapiens yang kemudian berevolusi menjadi manusia modern.
Bentuk progresif dari Timur Tengah dianggap lebih maju.
b. Neanderthal telah berspesialisasi, terisolir secara genetic yang telah
teradaptasi dengan lingkungan dingin glacial Eropa. Kemudian
iklim bertambah hangat 40.000 tahun yang lalu, mereka punah dan
digantikan oleh bentuk-bentuk yang tidak terlalu berspesialisasi dari
Timur Tengah yang berimigrasi ke eropa.
c. Teori yang sama dengan yang kedua, tetapi bukannya digantikan
dengan bentuk-bentuk lain yang datang melainkan merka secara
genetik tenggelam dan tertelan begitu mereka kawin dengan bentuk-
bentuk lain yang sudah maju.

Beberapa teori mungkin benar, atau mungkin salah. Nampaknya


Neanderthal eropa sudah agak terisolir secara genetic. Apakah akibat
Morfologi yang berbeda mengakibatkan founder effect tidaklah pasti.
Sama saja dengan pertanyaan yang mempermasahkan apakah mereka
menyumbangkan gen pada populasi modern. Nampaknya juga tidak
mungkin teknologi Neanderthal tidaklah cukup menghadapi
kebudayaan lain yang menyerbu, karena populasi setempat cenderung
untuk lebih teradaptasi dengan lingkungan lokal daripada populasi
imigran, naming kita banyak melihat kasus-kasus sejarah mengenai
kekuatan teknologi luar menggantikan teknologi setempat, misalnya
jatuhnya suku Indian Amerika setelah kontak dengan orang Eropa.

- Tahap ketigabelas, Yakni munculnya Manusia Cro-magnon. Makhluk


ini merupakan Hominidae(Manusia)purba termodern. Diduga hidup
10.000-ribuan tahun yang lalu. Mereka memiliki kebudayaan yang
cukup maju, bercocok tanam secara baik, memelihara binatang,
menguasai lingkungan, bahkan kemudian membangun kota dan
memiliki peradapan. Cirri-cirinya adalah memiliki dagu yang menonjol,
hidung mancung, gigi kecil dan merata, serta raut wajah yang tampan.
Sesungguhnya makhluk ini mirip dengan orang-orang eropa sekarang.

30 | E v o l u s i P r i m a t a
Cro-magnon diambil dari nama gua di Prancis, tempat fosil makhluk
ini di temukan. Tanpa ragu-ragu para ahli antropologi nenempatkan
manusia Cro-magnon pada spesies dan subspecies yang sama dengan
kita(Homo sapiens). Manusia Cro-magnon memiliki cirri, tinggi,tegak
dan mempunyai otak yang sama seperti Manusia sekarang. Mereka
sangat pandai sekali dalam membuat alat-alat dan juga ahli seni. Selain
batu mereka juga menggunakan tulang, gading dan tanduk kijang untuk
membuat alat-alatnya, beberapa bahan ini diukur dengan corak-corak
atau dipahat menjadi bentuk benda yang dapat dikenal.

(Gambar23: Evolusi pra-Homo Sapiens)

31 | E v o l u s i P r i m a t a
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dari makalah diatas kita dapat tarik kesimpulan bahwa:
- Evolusi primata merupakan salah satu contoh evolusi dengan data yang
“cukup lengkap”.
- Analisis yang dilakukan pada primata primitif sampai dengan primata
yang maju, yakni manusia memberikan gambaran sebagai berikut:
a. Hubungan antara tulang vertebrata dan tengkorak mengalami
perubahan yang berangsur-angsur menuju titik berat tengkorak.
b. Bola mata pada organisme non primata tidak mempunyai tulang
yang meliputinya. Tetapi pada kera dan manusia, mata sudah
sepenuhnya terlindungi.
c. Ujung jari bercakar berangsur-angsur berubah menjadi kuku.
d. Kehidupan arboreal menyebabkan fungsi tangan menjadi lebih
penting daripada kaki.
e. Volume otak mengalami perubahan pesat.
- Perkembangan evolusi primata dimulai dari moyang yang berupa hewan
mammalia pemakan serangga menurunkan Prosimian yang hidup pada
zaman Paleosin.
- Prosimian modern merupakan kelompok besar pertama, yang termasuk
kelompok ini adalah lemur dan loris, sekarang hidup di pulau
Madagaskar.
- Ceboidea (monyet dunia baru) hanya hidup pada lingkungan pohon dan
ditemukan di daerah hutan-hutan sebelah selatan Amerika Utara,
Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Mereka terbagi menjadi dua
famili, yakni Callithricidae dan Cebidae.
- Semua primata dunia lama kecuali prosimian adalah catarrhini (hidung
terbelah). Monyet-monyet dunia lama diklasifikasikan dalam satu famili
yakni Cercopithecidae yang terbagi menjadi 2 sub famili, yaitu
Cercopithecinae (Monyet babon) dan Colobinae (monyet pemakan
daun)

32 | E v o l u s i P r i m a t a
DAFTAR PUSTAKA

Darwin, Charles.1958.On the Origin of Species, New York and Scarborough,


Ontario: Mentor Book
Fried, G. H. 2005. Biologi Edisi Kedua. Penebit Erlangga . Jakarta
Jr, Dolt,H. Robert, 1971. Evolution Of The Earth, Mc Graw Hill, Book
Company, New York
Kardong, V. Kenneth, 2005. An Introduction to Biological Evolution, Mc Graw
Hill, Higher Education
Ruse, M., 1982. Darwinism Defended, The Benyamin/ Cummungs Publ. Company
Inc.
Waluyo, Lud, 2004. Evolusi Organik, UMM Press, Malang

33 | E v o l u s i P r i m a t a

Anda mungkin juga menyukai