MAKALAH Aksm Mistik Kel 4
MAKALAH Aksm Mistik Kel 4
Disusun oleh:
Kelompok 4
2018/2019
KATA PENGANTAR
Segala puji hanyalah milik Allah SWT yang memiliki puji serta syukur tercurah
limpahkan. Karena atas berkat dan karunia-Nya, penulis diberi kelancaran dalam
menyelesaikan makalah yang berjudul “Konflik karena faham agama/mistik”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran penulis terima untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
pembaca semua.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama merupakan bagian integral kehidupan manusia. Namun, dalam
memberikan solusi setiap persoalan, agama masih menghadapi berbagai tantangan
yang tidak ringan, diantaranya agama memunculkan persoalan dalam interaksi
hubungan sosial. Agama sering digunakan untuk kepentingan praktis yang
bertentangan dengan ajaran dasar agama itu sendiri, seperti munculnya konflik
dan kekerasan dari para penganut agama. Tentu saja, persoalan tersebut
menimbulkan keprihatian kalangan agamawan sendiri.
Tokoh pemikir Frithjof Schuon menilai hal itu terjadi karena terdapat
penyimpangan ajaran agama yang berimplikasi pada nilai dan kebenaran agama.
Padahal, agama mengajarkan kedamaian, toleransi, dan penghargaan terhadap
yang lain. Persoalan antar umat beragama di Indonesia tidak pernah tuntas, antara
konflik dan konflik terus terjadi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Mistisme berasal dari kata mistik yang berasal dari bahsa yunani yaitu mystikos
yang artinya rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman.
(Zhaehner, 1994)
Mistisme adalah pergulatan diri untuk mencari cahaya, petunjuk, jalan dan upaya
untuk menyetukan diri dengan tuhan. Mistisme merupakan jalan untuk membuka
alama gaib, yang tidak setiap orang mampu menempuhnya.
Mistisme adalah suatu hal yang berhubungan yang gaib, dan jalan untuk
mendekatkan diri kepada allah SWT dan juga jalan untuk mencapai suatu
kesempurnaan yang diinginkan oleh setiap manusia.
Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya (Kamus Besar
Bahasa Indonesia)
Dalam sebuah hadis dari Muawiyah bin Abi Suf yan RA bahwasanya
Rasulullah SAW telah bersabda, "Barang siapa yang diinginkan
3
4
kebaikan oleh Allah, maka Allah pahamkan dia dengan agama." (HR
al-Bukhari).
Paham dengan agama yang dimaksud dalam hadis terse but tentu tidak instan atau
asal jadi. Supaya bisa memahami agama harus melalui proses belajar atau
menuntut ilmu. Sebab itu, Rasulullah SAW bersabda, "Menuntut ilmu (agama)
merupakan kewajiban bagi setiap Muslim." (HR Muslim).
Berdasarkan definisi ini, Ihsan Ali Fauzi mengartikan konflik keagamaan sebagai,
“perseteruan menyangkut nilai, klaim dan identitas yang melibatkan isu-isu
keagamaan atau isu-isu yang dibingkai dalam slogan atau ungkapan keagamaan”.
Pertentangan atau perselisihan sendiri bisa mengambil bentuk perselisihan atau
pertentangan ide maupun fisik. (Aisyah, 2014)
Secara lebih spesifik, konflik sosial berbau agama di Indonesia disebabkan oleh:
1. Isu Moral
Seperti isu-isu perjudian, minuman keras (miras), narkoba, perbuatan asusila,
prostitusi, pornografi/pornoaksi
2. Isu sectarian
Isu-isu yang melibatkan perseteruan terkait interpretasi atau pemahaman
ajaran dalam suatu komunitas agama maupun status kepemimpinan dalam
suatu kelompok keagamaan
Contohnya:
Dalam Islam: kelompok Ahmadiyah, Lia-Eden dan Al Qiyadah Al Islamiyah
6
Konflik di Tolikora Papua terjadi pada tanggal 17 Juli 2015 lalu. Konflik ini
dimulai dengan adanya insiden pembakaran masjid oleh para jemaat Gereja
Injil di Indonesia, saat masyarakat muslim hendak mengadakan ibadah sholat
Idul Fitri. Karena konflik ini, 2 orang korban tewas dan sedikitnya 96 rumah
warga muslim dibakar. Beruntung upaya rekonsiliasi dapat segera dilakukan
sehingga jumlah korban tidak bertambah lagi.
E. Penyelesaian Konflik
karena Faham Agama atau Keyakinan Mistik. Tidak semua faham agama
membuat penganutnya mengalami ketenangan. Hal ini terjadi karena beberapa
aspek yaitu:
1. Keterbatasan pemahaman
2. Keterbatasan penyampaian
3. Kesalahan pemahaman
4. Sengaja makna agama dipakai untuk tujuan tertentu
Selain berbagai hal di atas terdapat sebagian ajaran agama yang memiliki wilayah
terbuka untuk mengundang perbedaan pemahaman dan penafsiran. Hal ini
menimbulkan berbagai pertentangan dan silang sengketa pendapat baik masalah
teologis maupun dalam aspek ritual. Bagi masyarakat awam perbedaan pendapat
tersebut sering kali membuat masalah dan kebingungan dalam memilih keyakinan
dan pelaksanaan ajaran agama. Dalam kondisi sakit hal ini dapat juga menjadi
beban tersendiri manakala pasien hendak melakukan dan melaksanakan ajaran
agama.
A. Kesimpulan
Konflik diartikan sebagai ketidakpahaman atau ketidaksepakatan antara kelompok
atau gagasan-gagasan yang berlawanan, bisa berarti perang, atau upaya berada
dalam pihak. Faktor yang menyebabkan konflik yaitu Perbedaan pendirian atau
perasaan individu, Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk
pribadi-pribadi yang berbeda, Perbedaan kepentingan antara individu atau
kelompok, Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam
masyarakat, Adanya klaim kebenaran, kurangnya sikap toleransi dalam beragama.
11
DAFTAR PUSTAKA