Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN SPIRITUAL MUSLIM

Konflik Karena Paham Agama/ Mistik

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah AKSM

Disusun oleh:

Kelompok 4

Nden Ayu Pratiwi (032016040)

Elis Rohaeti (032016047)

Rendra Ramdani (032016055)

Winda Sri Nurany (032016063)

Syarah Mujahidah (032016068)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH BANDUNG

2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah milik Allah SWT yang memiliki puji serta syukur tercurah
limpahkan. Karena atas berkat dan karunia-Nya, penulis diberi kelancaran dalam
menyelesaikan makalah yang berjudul “Konflik karena faham agama/mistik”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran penulis terima untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada penulis dan
pembaca semua.

Bandung, 19 September 2018

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................................ 1
BAB II ..................................................................................................................... 3
LANDASAN TEORITIS ........................................................................................ 3
A. Definisi Mistik, Faham Agama dan Konflik ............................................ 3
B. Faktor-faktor penyebab Konflik ............................................................... 4
C. Isu-Isu Konflik Keagamaan...................................................................... 5
D. Contoh konflik Antar Agama ................................................................... 6
E. Penyelesaian Konflik ................................................................................... 8
F. Pasien Berkebutuhan Khusus ....................................................................... 9
BAB III ................................................................................................................. 11
PENUTUP............................................................................................................. 11
A. Kesimpulan............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama merupakan bagian integral kehidupan manusia. Namun, dalam
memberikan solusi setiap persoalan, agama masih menghadapi berbagai tantangan
yang tidak ringan, diantaranya agama memunculkan persoalan dalam interaksi
hubungan sosial. Agama sering digunakan untuk kepentingan praktis yang
bertentangan dengan ajaran dasar agama itu sendiri, seperti munculnya konflik
dan kekerasan dari para penganut agama. Tentu saja, persoalan tersebut
menimbulkan keprihatian kalangan agamawan sendiri.

Tokoh pemikir Frithjof Schuon menilai hal itu terjadi karena terdapat
penyimpangan ajaran agama yang berimplikasi pada nilai dan kebenaran agama.
Padahal, agama mengajarkan kedamaian, toleransi, dan penghargaan terhadap
yang lain. Persoalan antar umat beragama di Indonesia tidak pernah tuntas, antara
konflik dan konflik terus terjadi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah definisi dari mistik, faham agama dan Konflik?


2. Apakah faktor-faktor penyebab konflik?
3. Apakah isu-isu konflik keagamaan?
4. Apakah contoh konflik antar agama?
5. Bagaimana cara dalam penyelesaian konflik?
6. Bagaimana pasien berkebutuhan khusus?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui definisi dari mistik, faham agama dan Konflik


2. Mengetahui faktor-faktor penyebab konflik
3. Mengetahui isu-isu konflik keagamaan
4. Mengetahui contoh konflik antar agama
2

5. Mengetahui cara dalam penyelesaian konflik


6. Mengetahui pasien berkebutuhan khusus
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Definisi Mistik, Faham Agama dan Konflik

Mistisme berasal dari kata mistik yang berasal dari bahsa yunani yaitu mystikos
yang artinya rahasia, tersembunyi, gelap atau terselubung dalam kekelaman.
(Zhaehner, 1994)

Mistisme adalah pergulatan diri untuk mencari cahaya, petunjuk, jalan dan upaya
untuk menyetukan diri dengan tuhan. Mistisme merupakan jalan untuk membuka
alama gaib, yang tidak setiap orang mampu menempuhnya.

Mistisme adalah suatu hal yang berhubungan yang gaib, dan jalan untuk
mendekatkan diri kepada allah SWT dan juga jalan untuk mencapai suatu
kesempurnaan yang diinginkan oleh setiap manusia.

Menurut Maria Susai dalam buku “venomenologi agama“ yang dikutip


Nurfitriana dalam bukunya mengatakan bahwa pengalaman mistik merupakan
pengalaman yang penuh makna bagi kehidupan religius seseorang. Seorang
mistikus merasa lebih memiliki persepsi yang lebih memiliki perepsi yang lebih
mendalam dan penerangan yang lebih besar dalam penerangannya yang lebih
besar dalam pengalamannya akan kenyataan yang agung. Meskipu para sufi
memiliki kemampuan tersebut, tetapi bukan untuk hal yang seperti itu, melaikan
untuk dekat dengan tuhan. (Fitriana, 2012)

Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya (Kamus Besar
Bahasa Indonesia)

Dalam sebuah hadis dari Muawiyah bin Abi Suf yan RA bahwasanya
Rasulullah SAW telah bersabda, "Barang siapa yang diinginkan

3
4

kebaikan oleh Allah, maka Allah pahamkan dia dengan agama." (HR
al-Bukhari).

Paham dengan agama yang dimaksud dalam hadis terse but tentu tidak instan atau
asal jadi. Supaya bisa memahami agama harus melalui proses belajar atau
menuntut ilmu. Sebab itu, Rasulullah SAW bersabda, "Menuntut ilmu (agama)
merupakan kewajiban bagi setiap Muslim." (HR Muslim).

Konflik diartikan sebagai ketidakpahaman atau ketidaksepakatan antara kelompok


atau gagasan-gagasan yang berlawanan, bisa berarti perang, atau upaya berada
dalam pihak yang bersebrangan, atau dengan kata lain ketidaksetujuan antara
beberapa pihak. Jika dikaitkan dengan istilah sosial, maka konflik sosial bisa
diartikan sebagai suatu pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat
menyeluruh dalam kehidupan.

Berdasarkan definisi ini, Ihsan Ali Fauzi mengartikan konflik keagamaan sebagai,
“perseteruan menyangkut nilai, klaim dan identitas yang melibatkan isu-isu
keagamaan atau isu-isu yang dibingkai dalam slogan atau ungkapan keagamaan”.
Pertentangan atau perselisihan sendiri bisa mengambil bentuk perselisihan atau
pertentangan ide maupun fisik. (Aisyah, 2014)

B. Faktor-faktor penyebab Konflik

Secara lebih spesifik, konflik sosial berbau agama di Indonesia disebabkan oleh:

1. Perbedaan pendirian atau perasaan individu


contohnya kita yang ada di ruang sekarang ini, tentu mempunyai perasaan
yang tidak sama dalam kaitannya dengan situasi ruangan. Ada yang
menginginkan AC dengan kadar suhu tertentu, tetapi mungkin yang lain tidak
karena tidak terbiasa dengan kondisi suhu tertentu. Perbedaan perasaan ini
bisa menyulut konflik kalau tidak dinegosiasikan dengan baik.
2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi
yang berbeda
5

Perbedaan kebudayaan dan nilai-nilai kehidupan semakin kelihatan ketika


interaksi masyarakat dunia semakin mudah
3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok
Misalnya menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya atau agama, juga
berpotensi konflik.
4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
5. Adanya klaim kebenaran
Pluralitas manusia menyebabkan kebenaran diinterpretasi secara berbeda dan
dipahami secara absolut. Pemahaman seperti itu akan berpotensi menimbulkan
konflik bila dijadikan landas gerak dalam dakwah dan akan terjadi penyakit-
penyakit yang biasanya menghinggapi aktivis gerakan keagamaan yaitu:
a. Absolutisme adalah kesombongan intelektual
b. Eksklusivisme adalah kesombongan sosial
c. Fanatisme adalah kesombongan emosional
d. Ekstremisme adalah berlebih-lebihan dalam bersikap
e. Agresivisme adalah berlebih-lebihan dalam melakukan tindakan fisik.
6. kurangnya sikap toleransi dalam beragama.

C. Isu-Isu Konflik Keagamaan

Menurut Aisyah 2014 isu konflik keagamaan adalah:

1. Isu Moral
Seperti isu-isu perjudian, minuman keras (miras), narkoba, perbuatan asusila,
prostitusi, pornografi/pornoaksi
2. Isu sectarian
Isu-isu yang melibatkan perseteruan terkait interpretasi atau pemahaman
ajaran dalam suatu komunitas agama maupun status kepemimpinan dalam
suatu kelompok keagamaan
Contohnya:
Dalam Islam: kelompok Ahmadiyah, Lia-Eden dan Al Qiyadah Al Islamiyah
6

Dalam komunitas Kristen: konflik kepemimpinan gereja HKBP (Huria Kristen


Batak Protestan)
3. Isu komunal
Isu-isu yang melibatkan perseteruan antarkomunitas agama yang berbeda,
misalnya: konflik Muslim-Kristen, maupun perseteruan antara kelompok
agama dengan kelompok masyarakat lainnya yang tidak selalu bisa
diidentifikasi berasal dari kelompok agama tertentu
4. Isu terorisme
Isu yang terkait dengan aksi-aksi serangan terror dengan sasaran kelompok
keagamaan atau hak milik kelompok keagamaan tertentu, maupun serangan
teror yang ditujukan terhadap warga asing maupun hak milik pemerintah
asing. contohnya adalah pengeboman di Bali yang dilakukan oleh kelompok
Imam Samudra, dan berbagai serangan bom di Jakarta.
5. Isu politik-keagamaan
Isu-isu yang melibatkan sikap anti terhadap kebijakan pemerintah Barat atau
pemerintah asing lainnya dan sikap kontra ideologi/kebudayaan Barat atau
asing lainnya. Misalnya pro-kontra menyangkut kebijakan pemerintah
Indonesia yang berdampak pada komunitas keagamaan tertentu.
6. Isu subkultur keagamaan mistis
Seperti santet, tenung dan sebagainya, maupun isu-isu lainnya yang tidak
termasuk dalam 5 (lima) kategori sebelumnya.

D. Contoh konflik Antar Agama

1. Konflik Ambon (Islam vs Nasrani)


Contoh konflik antar agama yang pertama adalah konflik atau kerusuhan yang
terjadi di kota Ambon, Maluku pada 19 Januari 1999. Konflik ini dipicu
permasalahan sederhana, yakni tindak pemalakan yang dilakukan 2 orang
muslim terhadap seorang warga Nasrani. Konflik semakin membesar setelah
ada banyak isu yang berhembus dan membakar amarah kedua belah pihak,
yakni orang muslim dan orang-orang Nasrani.
7

Dari laporan yang ada, konflik Ambon disebut menyebabkan tewasnya 12


orang dan ratusan orang terluka. Konflik ini kemudian mereda setelah upaya
rekonsiliasi dilakukan oleh pemerintah daerah setempat.

2. Kerusuhan Poso (Islam vs Nasrani)

Kerusuhan Poso yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah juga merupakan


contoh konflik antar agama yang memberikan dampak cukup serius. Konflik
yang berlangsung antara umat Islam dan Nasrani ini bahkan berlarut-larut dan
terbagi menjadi 3 bagian karena kurangnya penanganan. Ketiga babak
kerusuhan poso tersebut yaitu Poso I terjadi antara 25 sd 29 Desember 1998,
Poso II terjadi antara 17 hingga 21 April 2000, sementara Poso III terjadi
antara 16 Mei- 15 Juni 2000. Tidak diketahui seberapa besar jumlah korban
dan kerugian yang diderita karena konflik ini. Yang jelas setelah
penandatanganan Deklarasi Malino pada 20 Desember 2001, antar kedua
pihak yang bertikai, kondisi Poso berangsur membaik. Deklarasi Malino
sendiri diinisiasi oleh Jusuf Kalla.

3. Konflik Tolikora (Islam vs Nasrani)

Konflik di Tolikora Papua terjadi pada tanggal 17 Juli 2015 lalu. Konflik ini
dimulai dengan adanya insiden pembakaran masjid oleh para jemaat Gereja
Injil di Indonesia, saat masyarakat muslim hendak mengadakan ibadah sholat
Idul Fitri. Karena konflik ini, 2 orang korban tewas dan sedikitnya 96 rumah
warga muslim dibakar. Beruntung upaya rekonsiliasi dapat segera dilakukan
sehingga jumlah korban tidak bertambah lagi.

4. Konflik Palestina dan Israel (Islam vs Yahudi)

Contoh konflik antar agama bukan hanya terjadi di Indonesia. Di belahan


dunia lain, konflik semacam ini juga kerap terjadi dan bahkan berlarut-larut
hingga saat ini. Misalnya konflik yang terjadi antara warga Muslim, Palestina
dan warga Yahudi, Israel dalam perebutan wilayah suci Yerussalem.
8

5. Konflik Rohingya (Islam vs Budha)

Konflik rohingya yang terjadi di Myanmar juga merupakan contoh konflik


antar agama. Dalam konflik ini, dua kubu yang bertikai adalah etnis Rohingya
yang beragama Muslim dengan pemerintah Myanmar yang memberlakukan
agama Budha sebagai agama resmi kerajaan. Konflik rohingya hingga kini
masih berlangsung dan menjadi sorotan dunia internasional.

E. Penyelesaian Konflik

Menurut paraga, 2015 ada beberapa cara penyelesaian konflik yaitu:

a. Pencegahan konflik dan ketegangan dalam hukum Islam

Upaya mencegah konflik adalah firman Allah yang memerintahkan agar


seorang muslim tidak menghina atau memperolok orang lain (Q.S Al-Hujurat:
49). Sementara itu untuk menekan timbulnya konflik, hendaknya selalu
dikembangkan rasa persatuan dan kesatuan, rasa kasih sayang dan
kemanusiaan sesuai ajaran agama Islam, menumbuhkan kesadaran bahwa kita
dengan orang lain itu sama (tidak egois), bersikap terbuka serta mampu
mengendalikan emosi.
b. Penyelesaian konflik dan ketegangan sosial dalam hukum Islam

Mengatasi konflik komunal atau konflik sosial khususnya berlatar belakang


agama dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan yaitu:
1) Pendekatan sosial (hablum min al-nas)
Yaitu berdialog dengan bertukar pikiran yang didalamnya seseorang
mengungkapkan pendapat atau keyakinannya, mempertimbangkanannya
dan berusaha memahami pendapat orang lain. Dialog (musyawarah) dalam
menyelesaikan persoalan termasuk konflik adalah perintah Allah swt (Q.S
al-imran/3:159).
2) Pendekatan teologis
Pemahaman mengenai agama yang tidak sesuai misalnya berpikiran
bahwa agama mempunyai andil bagi munculnya konflik harus segera di
9

netralisir untuk mewujudkan tatanan kerukunan antar umat beragama di


Indonesia.
3) Pendekatan Politis
Perlunya pemahaman menyeluruh tentang pengertian kebebasan
beragama, tentu diperlukan kebijakan pemerintah undang-undang
kebebasan beragama di Indonesia seperti keputusan bersama menteri
agama dan menteri dalam negeri tentang aturan pendirian rumah ibadah
dan penyiaran agama di Indonesia.
4) Melakukan Islah (keefing)
Hendaknya pihak yang saling bertikai melakukan islah atau perdamaian
untuk saling memaafkan terdapat dalam surat Al-Hujurat (49) : 9-10.
5) Mendatangkan pihak ketiga yang berkompeten ( hakam/ juru damai)
Sesuai perintah Allah dalam Al- Qur’an surat Al-Hujurat/ 49:9
Dalam hal ini pemerintah atau pihak yang dipercayakan melakukan upaya
perdamaian diantara kedua belah pihak
6) Memerangi pihak yang melanggar kesepakatan perdamaian (Q.S Al-
Hujurat/49:9).
Apabila perjanjian perdamaian telah disepakati oleh kedua pihak namun
apabila salah satu pihak tidak mau menerimanya bahkan mengingkarinya
maka hendaknya ada tindakan tegas dari pihak yang berwenang untuk
melakukan perlindungan dan bahkan bila perlu memerangi pihak yang
tidak menghendaki perdamaian.

F. Pasien Berkebutuhan Khusus

Pasien-pasien berkebutuhan khusus adalah pasien yang memerlukan intervensi


dan layanan yang berbeda dengan pasien umumnya karena kondisi atau keadaan
tertentu dan dipandang perlu melakukan intervensi dan tindakan khusus dan
mendesak berdasarkan validasi yang berwenang seperti dokter, kepala perawat,
kepala bangsal, dan lain-lain yang memiliki kewenangan, dan juga mereka yang
menghadapi masa-masa kritis dan sangat membutuhkan pendampingan, misalnya
pasien berkebutuhan khusus dengan masalah psikoreligius yaitu dalam Konflik
10

karena Faham Agama atau Keyakinan Mistik. Tidak semua faham agama
membuat penganutnya mengalami ketenangan. Hal ini terjadi karena beberapa
aspek yaitu:

1. Keterbatasan pemahaman
2. Keterbatasan penyampaian
3. Kesalahan pemahaman
4. Sengaja makna agama dipakai untuk tujuan tertentu

Selain berbagai hal di atas terdapat sebagian ajaran agama yang memiliki wilayah
terbuka untuk mengundang perbedaan pemahaman dan penafsiran. Hal ini
menimbulkan berbagai pertentangan dan silang sengketa pendapat baik masalah
teologis maupun dalam aspek ritual. Bagi masyarakat awam perbedaan pendapat
tersebut sering kali membuat masalah dan kebingungan dalam memilih keyakinan
dan pelaksanaan ajaran agama. Dalam kondisi sakit hal ini dapat juga menjadi
beban tersendiri manakala pasien hendak melakukan dan melaksanakan ajaran
agama.

Terdapat juga pemahaman ajaran agama yang mengundang penafsiran secara


mistis terutama pada kelompok-kelompok tertentu. Dalam kenyataannya memang
terdapat beberapa ajaran agama yang mengandung makna mistik, tetapi tidak
setiap mistik terkait agama bahkan banyak masalah mistik terlepas dari agama.
Mistik adalah segala sesuatu hal yang terkait dengan hal-hal gaib dan metafisik
atau bathin yang harus dibedakan dengan klenik atau perdukunan. Masalah mistik
yang tidak terkait dengan agama (perdukunan, sihir, dll) disebut klenik. Di
kalangan masyarakat kita seringkali terdapat pasien yang memiliki penafsiran
yang sifatnya mistik atau klenik terhadap penyakit yang ia derita.masalah ini perlu
dipahami oleh konselor agar dapat memberikan penjelasan terhadap berbagai
kekeliruan makna yang diyakininya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konflik diartikan sebagai ketidakpahaman atau ketidaksepakatan antara kelompok
atau gagasan-gagasan yang berlawanan, bisa berarti perang, atau upaya berada
dalam pihak. Faktor yang menyebabkan konflik yaitu Perbedaan pendirian atau
perasaan individu, Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk
pribadi-pribadi yang berbeda, Perbedaan kepentingan antara individu atau
kelompok, Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam
masyarakat, Adanya klaim kebenaran, kurangnya sikap toleransi dalam beragama.

11
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, B. 2014. Konflik Sosial Dalam Hubungan Antar Umat Beragama.


Jakarta: Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Paraga, Sukardi. 2015. Penyelesaian konflik dan ketegangan sosial perspektif
hukum islam. Makassar: UITM

Fitriana, nur 2012 venomenologi agama .Palembang : Grafikatelim

Zhaehner, RC. 1994. Mistieme hindu muslim. Yogyakarta : LKiS Yogyakarta

Sasongko, Agung. 2017. Paham Agama. Yogyakarta: SIPRESS

Anda mungkin juga menyukai