Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

TUGAS KELOMPOK KE-2

BENTUK UPAYA MEMECAH BELAH UMAT ISLAM MELALUI INTERNAL DAN


EKSTERNAL UMAT ISLAM

Dosen Pengampu : Drs. Noor Asyik, M.Ag

D3 AKUNTANSI

DISUSUN OLEH :

1. DWI INDAH LESTARI (C0C021007)


2. FATHIYA RAISSA (C0C021012)
3. KUMALA JULIANTI (C0C021014)
4. RYO NOVIAN NURUL. A (C0C021026)
5. SALMA HASNA AFIFAH (C0C021035)
6. FA’IQOH AZIZAH SALIM (C0C021052)
7. YOGA TOLU PRAMUDYA. S (C0C021053)

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PURWOKERTO

2021
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan Judul : “Bentuk Upaya Memecah Belah Umat Islam Melalui Internal dan
Eksternal Umat Islam” guna memenuhi tugas kelompok untuk Mata Kuliah Pendidikan
Agama Islam.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan. Oleh karena itu, kami sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang
telah berkontribus secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikeranakan banyaknya kekurangan, baik dari materi maupun teknik penyajaiannya mengingat
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan berguna bagi
penulis sendiri maupun untuk para pembacanya.

Purwokerto, 25 Oktober 2021

Penulis

2
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konflik agama dapat terjadi karena perbedaan konsep ataupun praktek yang dijalankan
oleh pemeluk agama melenceng dari ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat
agama, dari situlah biasanya awal mula terjadinya konflik. Munculnya stereotype satu
kelompok terhadap kelompok lain yang berbeda agama biasanya menjadi pemicu konflik antar
umat beragama yang diikuti oleh upaya saling serang, saling membunuh, membakar rumah-
rumah ibadah dan tempat-tempat bernilai bagi masing-masing pemeluk agama.
Dalam beberapa dekade terakhir ini, banyak umat agama lain memberikan steriotype
kepada umat Islam sebagai umat yang radikal, tidak toleran, dan sangat subjektif dalam
memandang kebenaran agama lain. Sementara umat Kristen dipandang sebagai umat yang
agresif dan ambisius, bertendensi menguasai segala aspek kehidupan dan berupaya
menyebarkan pesan Tuhan.
Kecenderungan terjadinya konflik, perang dan terorisme tidak saja disebabkan oleh
agama, tetapi oleh masalah sosio-ekonomi, politik di antara kelompok agama. Sejauh konflik
dibenarkan dengan alasan relegius, orang yang bersangkutan itu sebenarnya justeru tidak setia
pada iman dan agamanya.
1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memperdalam
kajian tentang hal-hal berikut:
1. Apa factor-faktor yang menyebabkan perpacahan umat islam?
2. Bagaimana Bentuk-Bentuk perpecahan umat islam dalam internal dan eksternal umat
islam?
3. apa solusi dari perpecahan tersebut?

3
BAB II PEMBAHASAN

Pada saat ini sudah memasuki zaman modernisasi yang dimana manusia berbondong-
bondong untuk mencapai kesejahteraan untuk dirinya sendiri atau antar kelompok. Saat ini, kita
perlu mewaspadai potensi perpecahan di kalangan umat Islam, yang akan berakibat
melemahnya kekuatan dan ukhuwah. Muhamad Abduh (1849-1905), reformis Mesir
berpendapat, setidaknya ada empat penyebab perpecahan umat. Pertama, faktor politik (beda
partai dan pilihan politik). Kedua, mazhab, yang tak seharusnya diributkan karena masing-
masing memiliki dalil. Ketiga, ashabiyah, padahal tidak ada kelebihan satu dengan yang lain,
kecuali takwanya. Keempat, bangga dengan pendapatnya serta menolak pendapat orang lain,
padahal kebenaran sejati itu milik Allah SWT. Selain itu juga terdapat Faktor internal dan
eksternal yang menjadi perpacahan antar umat islam :
i Faktor internal
1. Adanya ayat-ayat mutasyabihat dalam al-Qur’an
Keberadaan ayat-ayat mutasyabihat dalam al-Qur’an menjadi sebab terjadinya pendapat di
klangan ulama tentang makna yang sebenarnya.Banyak ulama yang berusaha mencari ta’wil
ayat-ayat itu dan mencapai hakikat makna-maknanya. Akibatnya, mereka berbeda pendapat
mengenai ta’wil sebenarnya.
2. Fanatisme (‘ashabiyyah) arab
Rasa fanatisme terhadap suatu golongan merupakan salah satu faktor perpecahan umat.
Fanatisme yang teredam pada masa Nabi, mencuat kembali pada akhir pemerintahan usman
bin ‘affan, dimulai dengan timbulnya pertentangan antara bani umayyah dan bani hasyim.
Sesudah itu munculnya pertentangan antara golongan khawarij dan golongan lain.
3. Perebutan kekhalifaan
Sebab pokok yang menimbulkan pertentangan di bidang politik ialah perbedaan pendapat
tentang siapa yang berhak menjadi khalifah setelah nabi wafat.
ii Faktor eksternal
1. Pengaruh keagamaan dari luar islam
Penganutt berbagai agama terdahulu, yaitu yahudi, nasrani dan majusi banyak yang memeluk
agama islam. Dalam benak mereka masih tersisa pemikiran-pemikiran keagamaan yang mereka
anut sebelumnya dan itu menguasai perasaan mereka, karenanya mereka berpikir tentang
hakikat-hakikat ajaran islam dalam prespektif keyakinan lama.

4
2. Penerjemahan buku-buku filsafat
Buku-buku karya filosofi yunani di samping banyak membawa manfaat juga ada sisi negatifnya
bila di tangan kalangan yang tidak punya pondasi yang kuat tentang akidah dan syariat islam.
Sehinga memunculkan pemikiran-pemikiran filosofis dalam bidang aqidah islam. “kambing
hitam” terjadinya tingkah laku warga negara yang tak terpuji ialah karakter bangsa yang mulai
bergeser, bahkan menurun kualitasnya.
Salah satu ancaman terbesar yang dapat memecah belah kita sebagai sebuah bangsa
adalah konflik berlatar belakang agama, terutama yang disertai dengan aksi-aksi kekerasan.
Karena agama, apa pun dan di mana pun, memiliki sifat dasar keberpihakan yang sarat dengan
muatan emosi, dan subjektivitas tinggi, sehingga hampir selalu melahirkan ikatan emosional
pada pemeluknya. Bahkan bagi pemeluk fanatiknya, agama merupakan “benda” suci yang
sakral, angker, dan keramat. Alih-alih menuntun pada kehidupan yang tenteram dan
menenteramkan, fanatisme ekstrem terhadap kebenaran tafsir agama tak jarang menyebabkan
permusuhan dan pertengkaran di antara mereka.
Konflik berlatar agama ini dapat menimpa berbagai kelompok atau mazhab dalam satu
agama yang sama (sektarian atau intraagama), atau terjadi pada beragam kelompok dalam
agama-agama yang berbeda (komunal atau antaragama). Biasanya, awal terjadinya konflik
berlatar agama ini disulut oleh sikap saling menyalahkan tafsir dan paham keagamaan, merasa
benar sendiri, serta tidak membuka diri pada tafsir dan pandangan keagamaan orang lain.
Al Maraghi menafsirkan dalam ayat 32 surat ar-Rum menyatakan bahwa sebab-sebab
perpecahan di kalangan umat Islam dalam agama yang mengakibatkan kelemahan mereka
dalam urusan dunia. Menurutnya ada lima perkara yang dimaksud dengan ayat tersebut, yakni:
a. Bahwa perselisihan dan perebutan kekuasaan di kalanga umat Islam telah terjadi
sejak pada permulaan Islam hingga sekarang.
b. Fanatik qabilah atau kebangsaan, terutama dari rumpun keturunan. Akibat fanatik
ini setiap bangsa dan rumpun keturunan (ras) tidak senang dikuasai oleh yang lain.
c. Fanatik mazhab-mazhab terhadap pokok-pokok agama dan cabang-cabangnya,
seperti mazhab Syiah mencaci mazhab-mazhab lainnya seperti mazhab Hanafiah
dan mazhab Syafiiyah, dan orang-orang ahli hadis mempertahankan dengan
menyoroti orang-orang ahli qias.
d. Fatwa agama menurut pikiran saja. Karenanya banyak orang yang berani
memberikan fatwa di dalam agama Islam padahal dia belum bisa mengambil suatu
hukum sebagaimana mestinya dari dalil-dalilnya sehingga fatwanya membentur dan
menabrak dalil-dalil yang pada hakikatnya ada tetapi tidak diketahui.
e. Usaha dan tipu daya dari kelompok musuh-musuh Islam sehingga banyak yang
tersiar hadits maudu’ (yang tidak benar) yang dapat merembes kepada pemimpin

5
Islam dan mereka mempergunakannya sebagai dalil-dalil dalam agama (RI, 2010:
282).
Al Maraghi mensinyalir ada beberapa golongan yang membuat perpecahan umat Islam yakni
persoalan politik, fanatik golongan atau keturunan, fanatik madzhab, fanatik fatwa yang hanya
berdasarkan nafsu, dan adanya upaya pihak eksternal (non Islam atau kaum munafiq) yang ingin
meruntuhkan umat Islam dengan membuat nash-nash palsu.
Satu hal yang dapat diperhatikan bersama dalam perpecahan ini yaitu umat islam harus
mulai belajar tentang Islam dan menolak semua bentuk ajaran yang berupaya memecah belah.
"Apa yang Anda lihat di sejumlah negara, perang selama berabad-abad antara Suni dan Syiah
itu dikarenakan masing-masing menilai pihak lawan bukanlah Islam tapi kafir. dalam surat Al-
Baqarah yang menyebutkan bahwa kita umat Islam diciptakan untuk mempercayai zat yang
gaib, beribadah dengan sepenuh hati dan menjalani perintah-Nya. kepada seluruh umat Islam
di dunia, khususnya di Indonesia untuk senantiasa mempelajari dan mengkaji ilmu Islam
sebanyak-banyaknya. Hal itu menurutnya dapat meredam perpecahan karena perbedaan dalam
internal umat Islam itu sendiri.
Umat Islam harus punya ilmunya. Jika kita ahlil 'ilmi, ilmu fikihnya mapan, ushulnya
(ilmu pokok) mapan dan ilmu furu'nya (ilmu cabang-cabang) mapan, maka tidak akan ada lagi
umat yang mudah membid'ahkan saudaranya, yang kemudian menimbulkan perpecahan dalam
melihat keberagaman biasakan mencari kesamaan, bukan perbedaan. Dengan begitu, sikap
toleran akan terbangun di antara sesama umat Islam. Jangan pernah merasa benar sendiri. Juga
jangan pernah merasa Islam itu hanya milik kelompoknya. Islam itu milik orang banyak.
Perjuangan Islam harus dilakukan oleh orang banyak, baik di bidang dakwah, syaksiyah,
ekonomi, pendidikan, maupun kemasyarakatan.
Kita harus saling memahami bahwa Islam itu satu. Tapi karena pemahaman otak
manusia berbeda-beda, maka lahir tafsir yang berbeda pula. Itu harus diterangkan pada umat.
Lebih lanjut, Muslim harus menggunakan momentum Ramadhan untuk memobilisasi massa
mengatasi kelemahan-kelemahan umat. Entah itu dalam bidang pendidikan, politik, sosial,
budaya, maupun ekonomi

6
BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan
Saat ini, kita perlu mewaspadai potensi perpecahan di kalangan umat Islam, yang akan
berakibat melemahnya kekuatan dan ukhuwah. Selain itu juga terdapat Faktor internal dan
eksternal yang menjadi perpacahan antar umat islam : .
1. Keberadaan ayat-ayat mutasyabihat dalam al-Qur’an menjadi sebab terjadinya
pendapat di kalangan ulama tentang makna yang sebenarnya.Banyak ulama yang berusaha
mencari ta’wil ayat-ayat itu dan mencapai hakikat makna-maknanya.
2. Rasa fanatisme terhadap suatu golongan merupakan salah satu faktor perpecahan
umat. Fanatisme yang teredam pada masa Nabi, mencuat kembali pada akhir pemerintahan
usman bin ‘affan, dimulai dengan timbulnya pertentangan antara bani umayyah dan bani
hasyim.
3. Penganutt berbagai agama terdahulu, yaitu yahudi, nasrani dan majusi banyak yang
memeluk agama islam.
4. Salah satu ancaman terbesar yang dapat memecah belah kita sebagai sebuah bangsa
adalah konflik berlatar belakang agama, terutama yang disertai dengan aksi¬-aksi kekerasan.
Konflik berlatar agama ini dapat menimpa berbagai kelompok atau mazhab dalam satu agama
yang sama (sektarian atau intraagama), atau terjadi pada beragam kelompok dalam agama-
agama yang berbeda (komunal atau antaragama). Al Maraghi menafsirkan dalam ayat 32 surat
ar-Rum menyatakan bahwa sebab-sebab perpecahan di kalangan umat Islam dalam agama yang
mengakibatkan kelemahan mereka dalam urusan dunia. Satu hal yang dapat diperhatikan
bersama dalam perpecahan ini yaitu umat islam harus mulai belajar tentang Islam dan menolak
semua bentuk ajaran yang berupaya memecah belah. dalam surat Al-Baqarah yang
menyebutkan bahwa kita umat Islam diciptakan untuk mempercayai zat yang gaib, beribadah
dengan sepenuh hati dan menjalani perintah-Nya. Umat Islam harus punya ilmunya. Jika kita
ahlil 'ilmi, ilmu fikihnya mapan, ushulnya (ilmu pokok) mapan dan ilmu furu'nya (ilmu cabang-
cabang) mapan, maka tidak akan ada lagi umat yang mudah membid'ahkan saudaranya, yang
kemudian menimbulkan perpecahan dalam melihat keberagaman biasakan mencari kesamaan,
bukan perbedaan. Kita harus saling memahami bahwa Islam itu satu. Tapi karena pemahaman
otak manusia berbeda-beda, maka lahir tafsir yang berbeda pula.

7
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus M.Yunus. 2014. “Konflik Agama di Indonesia”,


file:///C:/Users/ADMIN/Downloads/4930-10669-1-SM.pdf , diakses pada 25 Oktober 2021
Pukul 11.15
Karta Raharja Ucu.2020. “Umat Islam Rawan Mengalami Perpecahan”,
https://www.republika.co.id/berita/qlznwo282/umat-islam-di-indonesia-rawan-diterkam-
perpecahan . Diakses pada 25 Oktober 2021 pukul 12.00
Prof.Dr.H. Imam Suprayogo.2014.”Betapa Berat Mewujudkan Persatuan Umat”,
https://new.uin-malang.ac.id/r/141001/betapa-berat-mewujudkan-persatuan-umat.html .
Diakses pada 25 Oktober 2021 pukul 07.00
Eva Ardlillah Daulati.2019.” Cara Menumbuhkan Sikap Toleransi Antar Umat Beragama”,
https://sejuk.org/2019/04/14/pentingnya-menumbuhkan-sikap-toleransi-antar-umat-beragama-
di-indonesia%EF%BB%BF/ . Diakses pada 25 Oktober pukul 07.00
Agung Sasongko.2015. “Tiga Cara Perkuat Persatuan Umat Islam”,
https://www.republika.co.id/berita/nqgfwp/tiga-cara-perkuat-persatuan-umat-islam . Diakses
pada 25 Oktober pukul 07.00

Anda mungkin juga menyukai