OLEH KELOMPOK :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Agama
Islam tentang Teologi Kebangsaan dengan lancar tanpa adanya halangan apapun.
Kami berterima kasih kepada Bapak Suparman, S.Ag, M.HI selaku Dosen mata kuliah
Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas ini kepada kami.Kami berharap makalah
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan masih jauh dari
kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami sangat berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat
dipahami dan bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi siapapun yang membacanya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
1. PENDAHULUAN
2. PEMBAHASAN
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................... 11
3.2 Saran............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 12
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.1 TUJUAN
1. Memahami pengetian teologi kebangsaan.
2. Memahami pengertian dan bahaya terorisme dan radikalisme.
3. Memahami pengertian dan maksud Hubbul Wathan Minal Iman.
4. Memahami pengertian empat pilar negara dalam prespektif islam.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Radikalisme ini merupakan embrio dari lahirnya terorisme. Radikalisme merupakan suatu
sikap yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan
menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekeraan (violence) dan aksi-aksi
yang ekstrem. Ada beberapa ciri yang bisa dikenali dari sikap dan paham radikal. 1) intoleran
(tidak mau menghargai pendapat &keyakinan orang lain), 2) fanatik (selalu merasa benar
sendiri; menganggap orang lain salah), 3) eksklusif (membedakan diri dari umat Islam
umumnya) dan 4) revolusioner (cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai
tujuan).
Kedua, merusak persatuan sesama warga negara. Bahkan juga merusak persatuan sesama
umat beragama. Pengalaman Irlandia dan Brigade Merah di Italia cukup sebagai bukti
Ketiga, mengakibatkan penderitaan bagi manusia yang tidak berdosa. Ada yang cacat
permanen dan menderita trauma berkepanjangan yang diakibatkan oleh pelaku yang tak
bertanggung jawab.
Kelima, membuka peluang bagi orang-orang yang tidak paham jadi menertawakan ajaran
agama. Hukum Indonesia sangat tegas dalam hal yang berkaitan dengan penistaan agama,
karena negara ini berdasar atas ketuhanan Yang Maha Esa.
6
Keenam, menjebak pelakunya ke dalam pemikiran sempit di dalam beragama, sehingga
bersikap berlebih-lebihan di dalam agama. Ini dilarang oleh Nabi Muhammad SAW “Wahai
manusia, jauhilah oleh kalian sikap berlebih-lebihan (ghuluw) dalam agama, karena
sesungguhnya yang menghancurkan orang-orang sebelum kalian adalah sikap berlebih-lebihan
di dalam agama,” (HR Ahmad dari Ibn ‘Abbas RA).
Dalam istilah arab ada ungkapan Hubbul Wathan minal iman yang artinya ‘Cinta tanah air
sebagian dari iman’ .
Maksud tulisan ini adalah bahwa ungkapan itu juga pernah dan sangat kuat berpengaruh di
kalangan kiyai kampung hingga saat ini,bahwa cinta tanah air bagian dari iman karena tanah air
yg kita tempati adalah amanah dari allah swt, istillah itu adalah ‘teologi pembebasan’ bangsa ini
terhadap penjajahan yang dilakukan kolonialisme di masa lalu.
7
Baqarah: 163). Dalam kacamata Islam, Tuhan adalah Allah semata. Namun, dalam
pandangan agama lain Tuhan adalah yang mengatur kehidupan manusia, yang disembah.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila kedua ini mencerminkan nilai kemanusiaan
dan bersikap adil (Qs. al-Maa’idah: 8). Islam selalu mengajarkan kepada umatnya untuk
selalu bersikap adil dalam segala hal, adil terhadap diri sendiri, orang lain dan alam.
3. Persatuan Indonesia. Semua agama termasuk Islam mengajarkan kepada umatnya
untuk selalu bersatu dan menjaga kesatuan dan persatuan (Qs. Ali Imron: 103).
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan. Pancasila dalam sila keempat ini selaras dengan apa yang telah digariskan
al-Qur’an dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Islam selalu
mengajarkan untuk selalu bersikap bijaksana dalam mengatasi permasalahan kehidupan
(Shaad: 20) dan selalu menekankan untuk menyelesaikannya dalam suasana demokratis
(Ali Imron: 159).
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila yang menggambarkan
terwujudnya rakyat adil, makmur, aman dan damai. Hal ini disebutkan dalam surat al-
Nahl ayat 90.
8
Ruh ke-Islam-an dapat dirasakan jika kita mengkaji satu persatu sila dalam Pancasila tersebut.
Sila pertama ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ adalah pancaran Tauhid.
2.5.4 NKRI
Berbangsa dan bernegara mempunyai berbagai unsur yang saling mendukung satu dengan
yang lainnya, dari sekian banyak unsur itu ada unsur yang harus kita perhatikan yaitu persatuan
dan kesatuan yang merupakan aspek penting dalam kesatuan konsep berbangsa dan bernegara.
Tidak dapat disangkal bahwa Al-Qur`an memerintahkan persatuan dan kesatuan secara jelas,
sejelas Allah menyatakan dalam Al-Qur`an surat Al-Anbiya ayat 92 “Sesungguhnya umat ini
adalah umat yang satu”. Dari persatuan dan kesatuan itu, sikap memiliki atau nasionalisme
akan rasa kebangsaan dan
kenegaraan kita akan terasah dan semakin tajam. Jadi, jelas bahwa setiap negara lahir dan
berdiri sesungguhnya karena didasari oleh suatu cita-cita dan tujuan yang ingin diraihnya dalam
penyelenggaran bernegara bagi kehidupan masyarakat. Cita-cita yang ingin diraih itu
diwujudkan dalam bingkai kebangsaan dan kenegaraan sebagai pijakan awal arah
9
perjuangan.tanpa memiliki cita-cita dan tujuan , maka kita akan kehilangan arah dalam
merealisasikannya. Dan itu semua hanya bisa tercapai apabila masyarakat dari bangsa tersebut
dapat menjaga persatuan dan kesatuan.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 SARAN
Dari pembahasan di atas kita tahu bahwa teologi kebangsaan sangatlah diperlukann,
tujuannya adalah menjaga demokrasi demi terbangunnya toleransi dan kerukunan umat
beragama yang sagat majemuk. Kita harus mampu merepresentasikan Islam moderat, toleran,
dan ramah budaya. Nilai-nilai representasi tersebut kita perlukan kaitannya dengan 4 pilar
negara. Sehingga teologi kebangsaan ini posisinya sangat penting dan perlu dikuatkan dalam
kehidupan umat beragama dan berbangsa di Indonesia.
3.2 KESIMPULAN
Teologi kebangsaan lahir dari budaya majemuk. Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
Sedangkan kemajemukan adalah keniscayaan sejarah. Kemajemukan merupakan sunnatullah
yang tidak bisa ditolak. Kemajemukan adalah nilai kehidupan berbangsa bagi kesatuan dan
persatuan. Melalui budaya majemuk ini perjuangan Indonesia dalam memerdekakan diri
menjadi langkah gerakan kolektif demi mewujudkan Negara yang maju dan berkembang.
Terorisme berarti suatu kegiatan yang menimbulkan tekanan dan ketakutan pada suatu bangsa
atau negara. Radikalisme merupakan embrio dari lahirnya terorisme. Radikalisme ialah sikap
yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan menjungkir
balikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekeraan (violence) dan aksi-aksi yang
ekstrem. Hubbul Wathan Minal Iman berarti cinta tanah air ialah sebagian dari iman karena
tanah air yg kita tempati adalah amanah dari Allah SWT, istillah itu adalah ‘teologi
pembebasan’ bangsa ini terhadap penjajahan yang dilakukan kolonialisme di masa lalu. Empat
pilar negara yang terdiri dari Pancasila, UUD '45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI hakikatnya
penuh dengan nilai-nilai Islam. Dalam salah satu pilar ditegaskan, "bahwa kemerdekaan adalah
hak segala bangsa" dalam pembukaan UUD '45 merupakan simbol semangat ajaran Islam, yaitu
pembebasan diri dari belenggu.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/rismanmanggaukang/5907ec20b5937386048b4570/terorisme-
dan-radikalisme-remahaman-membawa-bencana?page=all
http://digilib.uinsgd.ac.id/9270/4/4_bab1.pdf
https://harakatuna.com/bahaya-radikalisme-dan-terorisme.html
https://www.google.com/search?
q=Hubbul+wathan+minal+iman&rlz=1C1CHWL_enID815ID815&oq=Hubbul+wathan+min
al+iman&aqs=chrome..69i57j0l7.1364j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://hasanrizal.wordpress.com/2010/02/10/pancasila-dalam-perspektif-islam/
https://independensi.com/2017/07/28/kebhinekaan-indonesia-sejalan-dengan-konsep-islam/
http://danygotama.blogspot.com/2013/02/peranan-pembukaan-uud-1945-dalam-4.html
https://www.nu.or.id/post/read/49235/teologi-kebangsaan-gus-dur
https://media.neliti.com/media/publications/62019-ID-teologi-pancasila-teologi-kerukunan-
umat.pdf
https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/GbmRnxxk-empat-pilar-kebangsaan-penuh-nilai-
nilai-islam
12