Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


( TEOLOGI KEBANGSAAN )

OLEH KELOMPOK :

1. MUKAROMATUL AZIZATUN N (190810102039)


2. ZAHRATUL WIDAD (190810102040)

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Agama
Islam tentang Teologi Kebangsaan dengan lancar tanpa adanya halangan apapun.
Kami berterima kasih kepada Bapak Suparman, S.Ag, M.HI selaku Dosen mata kuliah
Pendidikan Agama Islam yang telah memberikan tugas ini kepada kami.Kami berharap makalah
ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan masih jauh dari
kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami sangat berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat
dipahami dan bermanfaat khususnya bagi kami dan bagi siapapun yang membacanya.

Bondowoso, 27 Februari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................................iii

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang................................................................................................................. 4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................... 4

1.3 Tujuan dan Manfaat........................................................................................................ 4

2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teologi Kebangsaan…................................................................................ 5

2.2 Pengertian Terorisme dan Radikalisme......................................................................... 6

2.3 Bahaya Terorisme dan Radikalisme.............................................................................. 5

24 .Pengertian Hubbul Wathan Minal Iman........................................................................ 7

2.5 Pengertian 4 Pilar dalam Prespektif Islam.................................................................... 7

3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................................... 11
3.2 Saran............................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 12

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Persoalan teologi mestinya lebih kita dalami, terutama dalam konteks permasalahan-


permasalahan kebangsaan. Teologi memang tidak lagi membahas persoalan yang bersifat teosentris
yang hanya membicarakan soal tuhan, tuhan, tuhan, dan selalu tuhan. Padahal kalau mau
mengetahui Tuhan, tentunya kita juga harus membaca fenomena atau apa yang Dia ciptakan,
termasuklah dalam hal kebangsaan.Seandainya kita bisa bersikap terbuka dalam persoalan teologis
(yang dalam Islam disebut dengan ilmu Kalam), disamping kita bisa mengetahui tentang Tuhan dan
sifat-sifatNya, kita juga bisa menerima ihwal kebangsaan yang selama ini sering kita nafikan.
Rasanya sangat kurang kalau sebagai umat beragama kita dengan mudahnya menilai kalau agama-
agama atau perbedaan lain harus dihapuskan atau dibubarkan. Perlu adanya peahaman secara
historis, memahami sikap Nabi Muhammad dalam menyikapi keberagaman agama dan
penganutnya, dan yang terutama memahami teologi yang berhubungan dengan hal kebangsaan.
Sedangkan ketiga persoalan tadi merupakan pengetahuan-pengetahuan fundamental yang mestinya
dipahami secara mendalam sehingga seorang Muslim tidak terperangkap ke dalam pemahaman-
pemahaman harfiah atau konservatisme.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang di maksud teologi kebangsaan?
2. Apa pengertian terorisme dan radikalisme?
3. Apa bahaya terorisme dan radikalisme?
4. Apa pengertian dan maksud Hubbul wathan minal iman?
5. Apa pengertian empat pilar Negara dalam perspektif islam?

1.1 TUJUAN
1. Memahami pengetian teologi kebangsaan.
2. Memahami pengertian dan bahaya terorisme dan radikalisme.
3. Memahami pengertian dan maksud Hubbul Wathan Minal Iman.
4. Memahami pengertian empat pilar negara dalam prespektif islam.

4
BAB II
PEMBAHASAN

3.3 PENGERTIAN TEOLOGI KEBANGSAAN


Teologi (bahasa Yunani θεος, theos, "], Tuhan", dan λογια, logia, "kata-kata,"
"ucapan," atau "wacana") atau kadang disebut ilmu agama adalah wacana yang berdasarkan
nalar mengenai agama, spiritualitas dan Tuhan. Dengan demikian, teologi adalah ilmu yang
mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan beragama. Teologi meliputi
segala sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan dalam islam teologi disebut juga ilmu kalam,
tauhid atau ilmu ushuluddin. Teologi kebangsaan lahir dari budaya majemuk. Indonesia adalah
bangsa yang majemuk. Sedangkan kemajemukan adalah keniscayaan sejarah. Kemajemukan
merupakan sunnatullah yang tidak bisa ditolak. Kemajemukan adalah nilai kehidupan berbangsa
bagi kesatuan dan persatuan. Melalui budaya majemuk ini perjuangan Indonesia dalam
memerdekakan diri menjadi langkah gerakan kolektif demi mewujudkan Negara yang maju dan
berkembang. Gus Dur (2010) pernah mengungkapkan bahwa agama dan kebangsaan adalah
sebuah ikatan. Antara agama dan berbangsa adalah jodoh yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Agama memiliki peran begitu penting dalam perjuangan kemerdekaan bangsa. Agama
merupakan representasi sebuah perjuangan teologis berkebangsaan. Maka tidak bida dipungkiri
oleh siapapun jika agama menjadi kekuatan paling penting bagi bangsa, melalui toleransi,
mengingat di mana Indonesia memiliki kemajemukan agama yang luar biasa.

3.4 PENGERTIAN TERORISME DAN RADIKALISME


Terorisme berarti suatu kegiatan yang menimbulkan tekanan dan ketakutan. Secara etimologi
terorisme berarti menakut-nakuti (to terrify).Kata ini berasal dari bahasa latin terrere,
“menimbulkan rasa gemetar dan cemas”. Terorisme adalah perbuatan melawan hukum secara
sistematis dengan maksud untuk menghancurkan kedaulatan bangsa dan negara, dengan
membahayakan bagi badan, nyawa, moral, harta benda dan kemerdekaan orang atau
menimbulkan kerusakan umum atau suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas,
sehingga terjadi kehancuran terhadap objek-objek vital yang strategis, kebutuhan pokok rakyat,
lingkungan hidup, moral, peradaban, rahasia negara, kebudayaan, pendidikan, perekonomian,
teknologi, perindustrian, fasilitas umum atau fasilitas internasional.

5
Radikalisme ini merupakan embrio dari lahirnya terorisme. Radikalisme merupakan suatu
sikap yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan
menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekeraan (violence) dan aksi-aksi
yang ekstrem. Ada beberapa ciri yang bisa dikenali dari sikap dan paham radikal. 1) intoleran
(tidak mau menghargai pendapat &keyakinan orang lain), 2) fanatik (selalu merasa benar
sendiri; menganggap orang lain salah), 3) eksklusif (membedakan diri dari umat Islam
umumnya) dan 4) revolusioner (cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai
tujuan).

3.5 BAHAYA TERORISME DAN RADIKALISME

Pertama, mengabaikan pesan terpenting agama-agama yang mengajarkan keluhuran dan


kerukunan. Dalam Islam, prinsip ini dikenal sebagai rahmatan lil ‘alamin. Manusia selalu
mengidamkan keamanan, keselamatan, dan ketenteraman. Islam diturunkan sebagai rahmat
seluruh alam.

Kedua, merusak persatuan sesama warga negara. Bahkan juga merusak persatuan sesama
umat beragama. Pengalaman Irlandia dan Brigade Merah di Italia cukup sebagai bukti

Ketiga, mengakibatkan penderitaan bagi manusia yang tidak berdosa. Ada yang cacat
permanen dan menderita trauma berkepanjangan yang diakibatkan oleh pelaku yang tak
bertanggung jawab.

Keempat, membenihkan budaya kekerasan, padahal agama mengajarkan cinta kasih. Di


dalam ajaran Islam isyarat kepada kekerasan saja sudah dilarang keras. Nabi Muhammad SAW
bersabda: “Barangsiapa menunjuk kepada saudaranya dengan benda tajam, maka sesungguhnya
para malaikat melaknatnya sampai ia melepasnya, meskipun saudara seayah dan saudara seibu,”
(HR Muslim dari Ibn Sirin RA dan Abi Hurairah RA).

Kelima, membuka peluang bagi orang-orang yang tidak paham jadi menertawakan ajaran
agama. Hukum Indonesia sangat tegas dalam hal yang berkaitan dengan penistaan agama,
karena negara ini berdasar atas ketuhanan Yang Maha Esa.

6
Keenam, menjebak pelakunya ke dalam pemikiran sempit di dalam beragama, sehingga
bersikap berlebih-lebihan di dalam agama. Ini dilarang oleh Nabi Muhammad SAW “Wahai
manusia, jauhilah oleh kalian sikap berlebih-lebihan (ghuluw) dalam agama, karena
sesungguhnya yang menghancurkan orang-orang sebelum kalian adalah sikap berlebih-lebihan
di dalam agama,” (HR Ahmad dari Ibn ‘Abbas RA).

3.6 PENGERTIAN HUBBUL WATHAN MINNAL IMAN

Dalam istilah arab ada ungkapan Hubbul Wathan minal iman yang artinya ‘Cinta tanah air
sebagian dari iman’ .

Maksud tulisan ini adalah bahwa ungkapan itu juga pernah dan sangat kuat berpengaruh di
kalangan kiyai kampung hingga saat ini,bahwa cinta tanah air bagian dari iman karena tanah air
yg kita tempati adalah amanah dari allah swt, istillah itu adalah ‘teologi pembebasan’ bangsa ini
terhadap penjajahan yang dilakukan kolonialisme di masa lalu. 

3.7 PENGERTIAN EMPAT PILAR NEGARA DALAM PERSPEKTIF ISLAM


Empat pilar negara yang terdiri dari Pancasila, UUD '45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI
hakikatnya penuh dengan nilai-nilai Islam. Dalam salah satu pilar ditegaskan, "bahwa
kemerdekaan adalah hak segala bangsa" dalam pembukaan UUD '45 merupakan simbol
semangat ajaran Islam, yaitu pembebasan diri dari belenggu. Penjelasan masing-masing pilar
tersebut ialah sebagai berikut:
2.5.1 Pancasila
Dalam suatu negara dibutuhkan suatu tata aturan yang bisa mengakomodir seluruh
masyarakat di bawah naungan negara tersebut. Demikian halnya dengan Indonesia
sebagaimana kita ketahui bersama dalam sejarah bahwa sejak lama Pancasila telah
menopang dan mengakomodir berbagai suku, ras, dan agama yang ada di Indonesia.
Pancasila dirasa sangat sesuai dan tepat untuk mengakomodir seluruh ras, suku bangsa, dan
agama yang ada di Indonesia. Hal ini dibuktikan bahwa sila-sila Pancasila selaras dengan
apa yang telah tergaris dalam al-Qur’an.
1. Ketuhanan Yang Maha Esa. al-Qur’an dalam beberapa ayatnya menyebutkan dan
selalu mengajarkan kepada umatnya untuk selalu mengesakan Tuhan (misalkan QS. al-

7
Baqarah: 163). Dalam kacamata Islam, Tuhan adalah Allah semata. Namun, dalam
pandangan agama lain Tuhan adalah yang mengatur kehidupan manusia, yang disembah.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila kedua ini mencerminkan nilai kemanusiaan
dan bersikap adil (Qs. al-Maa’idah: 8). Islam selalu mengajarkan kepada umatnya untuk
selalu bersikap adil dalam segala hal, adil terhadap diri sendiri, orang lain dan alam.
3. Persatuan Indonesia. Semua agama termasuk Islam mengajarkan kepada umatnya
untuk selalu bersatu dan menjaga kesatuan dan persatuan (Qs. Ali Imron: 103).
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan. Pancasila dalam sila keempat ini selaras dengan apa yang telah digariskan
al-Qur’an dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Islam selalu
mengajarkan untuk selalu bersikap bijaksana dalam mengatasi permasalahan kehidupan
(Shaad: 20) dan selalu menekankan untuk menyelesaikannya dalam suasana demokratis
(Ali Imron: 159).
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sila yang menggambarkan
terwujudnya rakyat adil, makmur, aman dan damai. Hal ini disebutkan dalam surat al-
Nahl ayat 90.

2.5.2 UUD 1945


Derivasi nilai-nilai luhur Pancasila tertuang dalam norma-norma yang terdapat dalam
Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945. Oleh karena itu, landasan kedua yang harus menjadi
acuan dalam pembangunan karakter bangsa adalah norma konstitusional UUD 1945. Nilai-nilai
universal yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 harus terus dipertahankan menjadi norma
konstitusional bagi negara Republik Indonesia.
Pada UUD 45 kalimat ”Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya”.Tokoh-tokoh Islam yang membahas adalah Ki Bagus Hadikusumo,
Kasman Singodimejo, K.H. Abdul Wachid Hasyim, dan Teuku Moh. Hassan. Dan setelah
melakukan pembahasan serta diskusi yang sangat panjang serta melelahkan pada akhirnya para
tokoh PPKI mendapatkan hasil dengan menghilangkan kalimat tersebut dengan untuk tidak
mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara diatas kepentingan pribadi dan golongan,
begitulah semangat rasa nasionalisme dan jiwa besar yang ditunjukkan oleh para tokoh PPKI.

8
Ruh ke-Islam-an dapat dirasakan jika kita mengkaji satu persatu sila dalam Pancasila tersebut.
Sila pertama ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’ adalah pancaran Tauhid.

2.5.3 Bhinneka Tunggal Ika


Bhinneka Tunggal Ika adalah keniscayaan yang telah digariskan Tuhan Yang Maha Esa.
Bagi Islam, kebhinnekaan bukan sesuatu yang asing karena faktanya dalam ayat-ayat suci Al
Quran telah gamblang disebutkan tentang manusia dan perbedaan.
Islam kaffah (sesungguhnya) dalam pengertian asbabun nuzul adalah integrasi sosial dan
integrasi politik. Integrasi sosial maksudnya seluruh masyarakat merasa menjadi bagian
masyarakat tanpa ada diskriminasi. Integrasi politik dimana seluruh warga merasa menjadi
bagian negara, tanpa diskriminasi. dalam surat Al Baqarah ayat 125 juga telah gamblang
disebutkan yaitu ketika Ibrahim berdoa: ‘Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman
sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara
mereka kepada Allah dan hari kemudian.’ Allah berfirman: ‘Dan kepada orang yang kafirpun
aku beri kesenangan sementara, kemudian aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah
seburuk-buruk tempat kembali. Artinya seperti yang ada selama ini di Indonesia yang berbeda-
beda itu telah diakui sebagai warga negara penuh yang sebagai Al Ballad Al Amin sehingga
hak-haknya harus dilindungi.

2.5.4 NKRI
Berbangsa dan bernegara mempunyai berbagai unsur yang saling mendukung satu dengan
yang lainnya, dari sekian banyak unsur itu ada unsur yang harus kita perhatikan yaitu persatuan
dan kesatuan yang merupakan aspek penting dalam kesatuan konsep berbangsa dan bernegara.
Tidak dapat disangkal bahwa Al-Qur`an memerintahkan persatuan dan kesatuan secara jelas,
sejelas Allah menyatakan dalam Al-Qur`an surat Al-Anbiya ayat 92 “Sesungguhnya umat ini
adalah umat yang satu”. Dari persatuan dan kesatuan itu, sikap memiliki atau nasionalisme
akan rasa kebangsaan dan
kenegaraan kita akan terasah dan semakin tajam. Jadi, jelas bahwa setiap negara lahir dan
berdiri sesungguhnya karena didasari oleh suatu cita-cita dan tujuan yang ingin diraihnya dalam
penyelenggaran bernegara bagi kehidupan masyarakat. Cita-cita yang ingin diraih itu
diwujudkan dalam bingkai kebangsaan dan kenegaraan sebagai pijakan awal arah

9
perjuangan.tanpa memiliki cita-cita dan tujuan , maka kita akan kehilangan arah dalam
merealisasikannya. Dan itu semua hanya bisa tercapai apabila masyarakat dari bangsa tersebut
dapat menjaga persatuan dan kesatuan.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 SARAN
Dari pembahasan di atas kita tahu bahwa teologi kebangsaan sangatlah diperlukann,
tujuannya adalah menjaga demokrasi demi terbangunnya toleransi dan kerukunan umat
beragama yang sagat majemuk. Kita harus mampu merepresentasikan Islam moderat, toleran,
dan ramah budaya. Nilai-nilai representasi tersebut kita perlukan kaitannya dengan 4 pilar
negara. Sehingga teologi kebangsaan ini posisinya sangat penting dan perlu dikuatkan dalam
kehidupan umat beragama dan berbangsa di Indonesia.
3.2 KESIMPULAN
Teologi kebangsaan lahir dari budaya majemuk. Indonesia adalah bangsa yang majemuk.
Sedangkan kemajemukan adalah keniscayaan sejarah. Kemajemukan merupakan sunnatullah
yang tidak bisa ditolak. Kemajemukan adalah nilai kehidupan berbangsa bagi kesatuan dan
persatuan. Melalui budaya majemuk ini perjuangan Indonesia dalam memerdekakan diri
menjadi langkah gerakan kolektif demi mewujudkan Negara yang maju dan berkembang.
Terorisme berarti suatu kegiatan yang menimbulkan tekanan dan ketakutan pada suatu bangsa
atau negara. Radikalisme merupakan embrio dari lahirnya terorisme. Radikalisme ialah sikap
yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan menjungkir
balikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekeraan (violence) dan aksi-aksi yang
ekstrem. Hubbul Wathan Minal Iman berarti cinta tanah air ialah sebagian dari iman karena
tanah air yg kita tempati adalah amanah dari Allah SWT, istillah itu adalah ‘teologi
pembebasan’ bangsa ini terhadap penjajahan yang dilakukan kolonialisme di masa lalu. Empat
pilar negara yang terdiri dari Pancasila, UUD '45, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI hakikatnya
penuh dengan nilai-nilai Islam. Dalam salah satu pilar ditegaskan, "bahwa kemerdekaan adalah
hak segala bangsa" dalam pembukaan UUD '45 merupakan simbol semangat ajaran Islam, yaitu
pembebasan diri dari belenggu.

11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/rismanmanggaukang/5907ec20b5937386048b4570/terorisme-
dan-radikalisme-remahaman-membawa-bencana?page=all
http://digilib.uinsgd.ac.id/9270/4/4_bab1.pdf
https://harakatuna.com/bahaya-radikalisme-dan-terorisme.html
https://www.google.com/search?
q=Hubbul+wathan+minal+iman&rlz=1C1CHWL_enID815ID815&oq=Hubbul+wathan+min
al+iman&aqs=chrome..69i57j0l7.1364j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://hasanrizal.wordpress.com/2010/02/10/pancasila-dalam-perspektif-islam/
https://independensi.com/2017/07/28/kebhinekaan-indonesia-sejalan-dengan-konsep-islam/
http://danygotama.blogspot.com/2013/02/peranan-pembukaan-uud-1945-dalam-4.html
https://www.nu.or.id/post/read/49235/teologi-kebangsaan-gus-dur
https://media.neliti.com/media/publications/62019-ID-teologi-pancasila-teologi-kerukunan-
umat.pdf
https://www.medcom.id/nasional/peristiwa/GbmRnxxk-empat-pilar-kebangsaan-penuh-nilai-
nilai-islam

12

Anda mungkin juga menyukai