Anda di halaman 1dari 3

Nama: Mukaromatul Azizatun Naimah

NIM: 190810102039
Tugas: Merangkum Materi “Teori dan Konsep Dasar Keuangan Islam”

Keuangan islam merupakan salah satu sistem yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan Sunnah, serta
penafsiran para ulama’ terhadap sumber-sumber wahyu tersebut.
Sistem Keuangan Islam ialah sebuah sistem yang menjembatani antara pihak yang membutuhkan modal
atau dana dengan pihak yang kelebihan dana atau pemilik modal melalui produk serta jasa keuangan yang
berdasarkan atau sesuai dengan prinsip-prinsip syariah islam.
Prinsip-prinsip tersebut diantaranya:
1. Prinsip kebebasan dalam bertransaksi.
2. Prinsip bebas dari maysir, gharar, dan riba.
3. Prinsip bebas dari mengendalikan, merekayasa serta memanipulasi harga.
4. Prinsip memberikan hak kepada semua orang untuk mendapatkan informasi yang berimbang, memadai
serta akurat.
5. Prinsip pertimbangan kepentingan pihak ketiga bagi pihak-pihak yang bertransaksi.

Selanjutnya yakni filosofi keuangan islam, ada 2 yaitu:


1. Adil
Adil dalam hal ini dimaknai sebagai tidak berat sebelah dan juga tidak memihak. Memberikan dan memenuhi
hak sesuai dengan porsinya.
2. Ihsan
Ihsan yang dimaksud ialah berbuat baik disertai dengan menyebarkan kebaikan. Makna lebih dalam dari
ikhsan ialah seorang hamba yang menyembah Rabb-Nya dengan penuh harapan dan keinginan kemudian
seolah-olah ia melihat Rabb-Nya dan ini merupakan derajat ihsan yang paling sempurna.
Kemudian dalam pengaplikasian sistem keuangan islam tersebut maka diperlukan adanya maqashid
syariyah. Maqashid syariyah merupakan tujuan umum yang akan diwujudkan dalam rangka untuk
kemaslahatan umat. Maqashid syariah tersebut ialah:
1. Hifdzud Diin (Menjaga Agama)
Tidak mencederai agama dengan cara melaksanakan kewajiban-kewajiban sesuai yang diperintahkan
seperti halnya sholat, zakat dan puasa.
2. Hifdzun Nafs (Menjaga Jiwa)
Menjaga diri dari hal-hal yang madharat sehingga merugikan diri sendiri.
3. Hifdzul ‘Aql (Menjaga Akal)
Menjaga akal tetap normal dengan menjauhi segala larangan yang berhubungan dengan kerusakan akal
yang mampu menyebabkan kerugian diri dan orang lain.
4. Hifdzun Nasl/Nasab (Menjaga Keturunan)
Menjaga garis keturunan dengan melaksanakan aturan-aturan pernikahan yang sesuai dengan syariat.
5. Hifdzul Maal (Menjaga Harta)
Menunaikan zakat sebagai sarana mensucikan harta yang dimiliki sehingga harta tersebut bersih dari riba
dan segala sesuatu yang bukan hak milik kita.

Dalam aktivitasnya, ekonomi dan keuangan islam memiliki hukum dan moral yang digunakan sebagai acuan
melangkah. Prinsip-prinsip syariat dalam bersosial ekonomi yaitu:
1. Prinsip Tauhid (Iman dan spirit keagaamaan).
2. Prinsip Amanah (Jujur secara mutlak)
3. Prinsip Maslahah (Mengedepankan fungsi dan manfaat)
4. Prinsip Keadilan (Memberantas ketimpangan)
5. Prinsip Kerelaan (Tawakkal setelah ikhtiar)

Maslahah menurut As-Syathibi dibagi menjadi 3 diantaranya:


1. Maslahah Ad-Dharuriyyah
Sesuatu yang wajib adanya untuk mewujudkan kemaslahatan di dunia dan agama.
2. Maslahah Al-Hajiyyah
Sesuatu yang tidak wajib adanya namun dianjurkan adanya dalam melakukan suatu hal agar terhindar dari
kesulitan.
3. Maslahah At-Tahsiniyyah
Sesuatu yang dianjurkan adanya untuk keselarasan akhlak dengan adat.

Selanjutnya nilai-nilai moral dalam hukum islam yang tertanam pada prinsip-prinsip perbankan syariah yaitu:
1. Pelarangan riba.
2. Pelarangan terhadap konsep haram.
3. Pelarangan terhadap gharar dan maysir.
4. Sharing risk and earning
5. Aktivitas ekonomi riil

Anda mungkin juga menyukai