Oleh:
Iqwal Akmar
3225153954
Mengetahui,
Koordinator Program Studi Fisika
KATA PENGANTAR
ii
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-
Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akhir
Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul “Membuat aplikasi untuk mendeteksi
Badai Typhoon pada citra satelit menggunakan metode SURF Feature Matching pada
MATLAB.” di PT Garuda Indonesa ( Persero ) Tbk. Laporan ini diajukan untuk
memenuhi mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Program Studi Fisika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Jakarta. Dalam
penyusunan laporan ini penulis bekerja sama dengan instansi Garuda Indonesia.
Penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan laporan ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Widyaningrum Indrasari, M.Si selaku Koordinator Program Studi
Fisika FMIPA UNJ.
2. Bapak Saehu Nurdin selaku Chief Operation Control Center ( OCC ) di Garuda
Indonesia.
3. Bapak Dr.rer.nat. Bambang Heru Iswanto, M.Si selaku dosen pembimbing dari
Fisika UNJ.
4. Ibu Iknashela Marasika, S.Hum selaku pembimbing lapangan di Operation and
Planning Center Garuda Indonesia.
5. Kedua orang tua, teman satu tim PKL serta teman-teman Prodi Fisika 2015 atas
doa, bantuan, dukungan dan motivasinya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu
segala saran dan kritik sangat penulis harapkan sebagai proses pembelajaran untuk masa
yang akan datang. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Iqwal Akmar
iii
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 3.7 Mengaktifkan komponen pada STM32F411 ........................... 42
vii
DAFTAR TABEL
viii
1 BAB I
2 PENDAHULUAN
Citra satelit merupakan salah satu dari berbagai teknologi yang digunakan
oleh maskapai penerbangan. Citra satelit diperlukan maskapai penerbangan untuk
memantau rute dan fenomena alam yang sedang terjadi yang berkemungkinan
memiliki dampak kepada rute yang dilalui pesawat. Citra satelit digunakan maskapai
penerbangan untuk membuat rencana rute pesawat, sehingga kejadian yang tidak
diharapkan dapat terhindarkan.
Cuaca sangat berkaitan erat dengan ilmu fisika karena parameter dari cuaca
itu sendiri merupakan besaran-besaran ilmu fisika. Informasi cuaca sangat
bermanfaat karena digunakan oleh maskapai penerbangan sebagai acuan untuk
mengantisipasi dalam melakukan kegiatan yang akan dilakukan untuk penerbangan.
Informasi cuaca dalam penerbangan meliputi beberapa unsur, seperti : angin, suhu
udara, awan, suhu udara, tekanan udara, dan badai [1]
Badai Typhoon atau tropical storm merupakan salah satu dari fenomena alam
yang perlu diamati oleh maskapai penerbangan menggunakan citra satelit karena
memiliki dampak yang besar terhadap aktivitas penerbangan. Typhoon, hurricane
dan cyclone merupakan nama lain dari tropical storm. Nama-nama tersebut
didasarkan pada lokasi dari tropical storm berada. Typhoon merupakan nama dari
tropical storm yang digunakan untuk daerah barat laut Samudra Pasifik dan
hurricane terjadi pada daerah Samudra Atlantik dan timur laut Samurda Pasifik
1
sedangkan Pasifik selatan menggunakan nama tropical cyclone. Tropical storm ini
seperti namanya merupakan badai yang terjadi di wilayah tropis sekitar 23,5˚LU dan
23,5˚LS, biarpun memungkinkan di wilayah ekuator (pada lintang kurang dari 5˚),
tropical storm jarang terjadi karena wilayah tersebut tidak memiliki variasi atmosfer
yang cukup untuk membentuk angin siklon. Jika dilihat secara vertikal, tropical
storm ini terbentuk pada lapisan pertama dari atmosfer bumi yang bernama
troposphere.
Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 – 200 km. Angin kencang yang
berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam atau
34 knot [2][3][4][5]. Di seluruh permukaan bumi, rata-rata terbentuk sekitar 80
siklon tropis setiap tahun [6]. Pada tahun 1994-2006 kejadian siklon tropis di lintang
utara lebih banyak dibandingkan di lintang selatan [7].
Siklon tropis merupakan badai yang berasal dari lautan tropis yang dipicu
oleh perpindahan panas dari lautan. Siklon tropis terbentuk di atas lautan dengan
suhu permukaan laut lebih dari 26℃ dan jarang terbentuk pada lintang kurang dari
5° [8]. Struktur siklon tropis meliputi mata, dinding mata, rainbands (kumpulan
hujan), boundary layer inflow, upper tropospheric outflow. Siklon tropis
memerlukan lautan tropis yang hangat dan lembab sehingga menyebabkan adanya
pusat tekanan rendah yang berputar secara siklonik dengan gerak angin berlawanan
dengan arah jarum jam (counterclockwise) pada Belahan Bumi Utara (BBU) serta
menyebabkan massa udara berputar dan terangkat. Siklon tropis merupakan salah
satu peristiwa meteorologi yang merusak dan dapat menghasilkan angin kencang
yang membahayakan, storm surge yaitu gelombang yang besar yang dapat
menghancurkan kehidupan di wilayah pesisir, hujan lebat dan banjir serta kerugian
ekonomi yang besar dan mengancam jiwa [6].
Karena siklon tropis disebabkan oleh proses yang membutuhkan air hangat
dari laut, sehingga ketika mata dari siklon bergerak mendekati daratan, siklon
melemah dengan cepat. Gesekan bukan merupakan penyebab melemahnya badai
siklon melainkan badai siklon kekurangan sumber panas dan kelembaban yang
diberikan oleh lautan (NWS, 2018).
2
Bagaimanapun juga air hangat saja tidak cukup untuk membentuk tropical
storm. Ada juga gangguan-gangguan lain seperti Easterly Waves, West African
Disturbance Line (WADL), TUTT (Tropical Upper Tropospheric Trough), dan Old
Frontal Boundary yang turut menjadi faktor terbentuknya tropical storm (NWS,
2018).
Pada citra satelit, badai dapat dilihat sehingga membantu dalam dunia
penerbangan untuk pemilihan rute, khusus penerbangan maskapai Garuda Indonesia
yang di khususkan untuk menghindari badai Typhoon. Oleh karena itu, penulis ingin
membuat suatu aplikasi otomatis untuk mendeteksi badai Typhoon dengan citra
satelit menggunakan software Matlab dengan pengolahan citra digital menggunakan
metode SURF Feature Matching.
3
3. Mahasiswa dapat mengembangkan ide-ide kreatif di dunia kerja.
4. Membangun dan mengembangkan hubungan baik antara
Universitas Negeri Jakarta dengan PT Garuda Indonesia
( Persero ) Tbk.
4
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
5
baru Garuda Indonesia melakukan evaluasi ulang dan restrukturisasi
Perusahaan secara menyeluruh dengan tujuan meningkatkan efisiensi
kegiatan operasional, membangun kekuatan keuangan, menambah
tingkat kesadaran para karyawan, dan yang terpenting memperbarui dan
membangkitkan semangat karyawan Garuda Indonesia.
1) PT Aero Wisata
2) PT Sabre Travel Network Indonesia
3) PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia ( GMFAA )
4) PT Aero Systems Indonesia ( ASYST )
5) PT Citilink Indonesia Indonesia
6) PT Gapura Angkasa
7) Garuda Indonesia Holiday France
Keberhasilan suatu perusahaan ditunjukkan dengan prestasi
ataupun penghargaan yang diberikan kepada perusahaan tersebut.
Garuda Indonesia memiliki Prestasi ataupun penghargaan, seperti :
6
4) BUMN Marketeers Awards ( 2018 )
5) World’s 5-Star Airline ( 2018 )
6) 31st ASEANTA Awards ( 2018 )
7) Indonesia Good Corporate Governance ( 2017 )
8) World Branding Award ( 2017 )
9) APEX ( Airline Passenger Experience Association ( 2017 )
10) (PATA) Pacific Asia Travel Association ( 2017 )
11) Best In Travel ( 2017 )
12) Social Business Innovation ( 2017 )
13) Travelers Choice ( 2017 )
14) Indonesia Prestige Brand Award ( 2017 )
15) Transportation & Safety Award ( 2016 )
16) Indonesia Must Trust Company ( 2016 )
17) The World’s Loved Airline ( 2016 )
18) BUMN Branding and Marketing Award ( 2016 )
19) Indonesia PR of the year ( 2016 )
20) Indonesia Living Legend Companies Award ( 2016 )
21) Indonesia Champion Asean Economic Community Award (
2016 )
22) Top 50 Most Valuable Indonesian Brands ( 2016 )
23) Transportation & Safety Award ( 2015 )
24) Indonesia Mice Award ( 2015 )
25) BUMN Web Awards ( 2015 )
26) BUMN Marketeers Awards ( 2015 )
27) Forbes Indonesia Awards ( 2015 )
28) Top Ten Airlines Of 2015 ( 2015 )
29) World’s 5-Star Airline ( 2014 )
30) Payload Asia Award ( 2014 )
31) Indonesia Human Capital Study ( 2014 )
32) World’s 5-Star Airline ( 2014 )
Sumber:(https://www.garuda-ndonesia.com/id/id/corporatepartners/company-
profile/awards/index.page? )
9
2.1.3 Struktur Perusahaan
Dalam suatu perusahaan atau organisasi diperlukan adanya struktrur
organisasi untuk arah yang baik dalam bekerja. Dengan struktur organisasi
setiap karyawan akan memiliki arahan dalam bekerja. Serta terciptanya
birokrasi yang berjalan lancer. Berikut adalah susunan organisasi PT
Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
10
2.3. Materi Kegiatan PKL
Pekan ke dua sampai dengan pekan ke tiga kegiatan yang dilakukan adalah
mencari studi literatur dan membaca referensi yang berkaitan dengan hal tersebut.
Serta melakukan pengolahan citra digital dan memulai untuk penyusunan laporan.
11
Minggu ke-
1 2 3 4
1 Pemberkasan PKL
6 Studi Literatur
8 Pembuatan Aplikasi
9 Penyusunan Laporan
12
BAB III
1. Resolusi Spasial
Pada resolusii spasial, semakin kecil ukuran obyek yang dapat
terekam oleh sensor, maka sensor tersebut semakin baik karena dapat
menyajikan data dan informasi yang semakin rinci. Resolusi spasial yang
baik dikatakan resolusi tinggi atau halus. Sedangkan yang kurang baik
disebut resolusi kasar atau rendah.
13
Dalam menentukan range resolusi, ada tiga tingkat ukuran resolusi
yang perlu diketahui, yaitu: a. Resolusi spasial tinggi, berkisar : 0.6-4 m.
b. Resolusi spasial menengah, berkisar : 4-30 m. c. Resolusi spasial
rendah, berkisar : 30 - > 1000 m.
2. Resolusi Temporal
Resolusi temporal ialah frekuensi perekaman ulang kembali ke
daerah yang sama pada rentang waktu tertentu. Rentang waktu perulangan
ke asal daerah yang sama satuannya dinyatakan dalam jam atau hari,
contoh resolusi temporal ini: a. Resolusi temporal tinggi berkisar antara :
<24 jam - 3 hari. b. Resolusi temporal sedang berkisar antara : 4-16 hari c.
Resolusi temporal rendah berkisar antara:> 16 hari.
3. Resolusi spektral
Resolusi spektral dari suatu sensor adalah lebar dan banyaknya
saluran yang dapat diserap oleh sensor. Semakin banyak saluran yang
dapat diserap dan semakin sempit lebar spektral tiap salurannya maka
resolusi spektralnya semakin tinggi. Resolusi spektral ini berkaitan
langsung dengan kemampuan sensor untuk dapat mengidentifikasi obyek.
3.1.2 Typhoon
Badai Typhoon atau tropical storm merupakan salah satu dari
fenomena alam yang perlu diamati oleh maskapai penerbangan
menggunakan citra satelit karena memiliki dampak yang besar terhadap
aktivitas penerbangan. Typhoon, hurricane dan cyclone merupakan nama
lain dari tropical storm. Nama-nama tersebut didasarkan pada lokasi dari
tropical storm berada. Typhoon merupakan nama dari tropical storm yang
14
digunakan untuk daerah barat laut Samudra Pasifik dan hurricane terjadi
pada daerah Samudra Atlantik dan timur laut Samurda Pasifik sedangkan
Pasifik selatan menggunakan nama tropical cyclone. Tropical storm ini
seperti namanya merupakan badai yang terjadi di wilayah tropis sekitar
23,5˚LU dan 23,5˚LS, biarpun memungkinkan di wilayah ekuator (pada
lintang kurang dari 5˚), tropical storm jarang terjadi karena wilayah
tersebut tidak memiliki variasi atmosfer yang cukup untuk membentuk
angin siklon. Jika dilihat secara vertikal, tropical storm ini terbentuk pada
lapisan pertama dari atmosfer bumi yang bernama troposphere.
Siklon tropis merupakan badai yang berasal dari lautan tropis yang
dipicu oleh perpindahan panas dari lautan. Siklon tropis terbentuk di atas
lautan dengan suhu permukaan laut lebih dari 26℃ dan jarang terbentuk
pada lintang kurang dari 5° [8]. Struktur siklon tropis meliputi mata,
dinding mata, rainbands (kumpulan hujan), boundary layer inflow, upper
tropospheric outflow. Siklon tropis memerlukan lautan tropis yang hangat
dan lembab sehingga menyebabkan adanya pusat tekanan rendah yang
berputar secara siklonik dengan gerak angin berlawanan dengan arah
jarum jam (counterclockwise) pada Belahan Bumi Utara (BBU) serta
menyebabkan massa udara berputar dan terangkat. Siklon tropis
merupakan salah satu peristiwa meteorologi yang merusak dan dapat
menghasilkan angin kencang yang membahayakan, storm surge yaitu
gelombang yang besar yang dapat menghancurkan kehidupan di wilayah
pesisir, hujan lebat dan banjir serta kerugian ekonomi yang besar dan
mengancam jiwa [6].
15
Karena siklon tropis disebabkan oleh proses yang membutuhkan air
hangat dari laut, sehingga ketika mata dari siklon bergerak mendekati
daratan, siklon melemah dengan cepat. Gesekan bukan merupakan
penyebab melemahnya badai siklon melainkan badai siklon kekurangan
sumber panas dan kelembaban yang diberikan oleh lautan (NWS, 2018).
3.1.3 SURF
Dalam metode yang digunakan saat ini adalah ekstraksi fitur SURF
untuk deteksi Typhoon. Metode SURF dapat digunakan untuk deteksi fitur
dan ekstraksi berdasarkan matriks Hessian []. Pada dasarnya bergantung
dengan matriks Hessian, dengan menggunakan fungsi berkelanjutan dari
dua variable dengan nilai fungsi pada (x ; y) dengan fungsi f(x;y). Matriks
Hessian dilambangkan sebagai matriks derivatif parsial dari fungsi f.
𝜕2 Ω 𝜕2 Ω
𝜕𝑥 2 𝜕𝑥𝜕𝑦
𝐻(𝑓(𝑥, 𝑦)) = [ 𝜕2 Ω 𝜕2 Ω
] (1)
𝜕𝑥𝜕𝑦 𝜕𝑦 2
16
Secara umum, menghitung turunan dengan konvolusi dengan
pendekatan kernel yang sesuai. Dalam kasus SURF skala orde kedua
dinormalisasi Gaussian adalah filter yang dipilih karena memungkinkan
untuk analisis atas skala serta ruang. Untuk membuat metode ini bekerja
dengan gambar, fungsi f(x;y) dengan intensitas piksel gambar dan
menghitung orde kedua derivatif parsial dengan menggunakan konvolusi
kernel. Gaussian memungkinkan untuk memvariasikan empat entri dari
matriks Hessian. Gaussian memungkinkan untuk memvariasikan jumlah
smoothing selama tahap konvolusi sehingga determinan dihitung pada
skala yang berbeda. Sehingga, matriks Hessian dapat dihitung sebagai
fungsi dari kedua ruang x = (x,y) dan skala, yaitu :
𝐿𝑥𝑥 (𝑥, 𝜎) 𝐿𝑥𝑦 (𝑥, 𝜎)
𝐻(𝑥, 𝜎) = [( )] (3)
𝐿𝑥𝑦 (𝑥, 𝜎) 𝐿𝑦𝑦 (𝑥, 𝜎)
17
3.1.1 Kajian Lapangan
Kajian lapangan dilakukan di kantor Operasional Garuda Indonesia.
Kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data gambar citra satelit
Himawari-8 dari website resmi satelit Himawari-8. Kegiatan selanjutnya
adalah membuat program yang dapat melakukan segmentasi pada data
gambar citra satelit yang kemudian dapat mendeteksi badai typhoon dari
gambar tersebut.
Mulai
Persiapan
Uji Aplikasi
Berhasil
Analisa Hasil
Berakhir
18
Diagram alir program untuk pembuatan aplikasi pendeteksian badai
Typhoon dari citra satelit.
Mulai
Mendeteksi gambar
Berakhir
19
Berikut adalah hasil deteksi Badai Typhoon oleh Aplikasi :
Gambar 3.3 Hasil Deteksi Badai Typhoon 1. Gambar ini hasil dari
deteksi Badai Typhoon Jongdari pada pukul 09.00 UTC
Sumber : dok. Pribadi
Gambar 3.3 Hasil Deteksi Badai Typhoon 2. Gambar ini hasil dari
deteksi Badai Typhoon Jongdari pada pukul 09.30 UTC
Sumber : dok. Pribadi
20
Gambar 3.3 Hasil Deteksi Badai Typhoon 3. Gambar ini hasil dari
deteksi Badai Shanshan pada pukul 09.00 UTC
Sumber : dok. Pribadi
Gambar 3.3 Hasil Deteksi Badai Typhoon 3. Gambar ini hasil dari
deteksi Badai Soulik pada pukul 09.00 UTC
Sumber : dok. Pribadi
21
BAB IV
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
Dari hasil yang didapat dapat disimpulkan bahwa setiap Badai Typhoon
memiliki bentuk yang berbeda. Sehingga, pendeteksian Badai Typhoon memiliki
ciri khas tersendiri.
3.3 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
[1] John, Duncan. 2016. Pilot's Handbook of Aeronautical Knowledge. Oklahoma : United
States Departement of Transportation
[2] Yanai, Michio. 1964. Formation of Tropical Cyclone. Technical Paper No. 59. Colorado
State University
[3] Glickman, T.Ed. 2000. Glossary of Meteorology. 2nd ed. Amer. Meteor. Soc, 855 pp.
[4] Ellsberry, R.L. (2004). Monsoon-related Tropical Cyclone in East Asia. East Asia
Monsoon, Chap.13. World Scientific Series on Meteorlogy of East Asia, 2. World
Scientific, (Ed). C.P. Chang, 463-498.
[5] Harr, P.A, Chieh-wu, C. (2011). Tropical Cyclone Characteristics and Monsoon
Circulations. The Global Monsoon System: Research and Forecast (2nd Edition)
[6] Asrianti, Putri. 2013. Kajian beberapa karakteristik siklon tropis. Depik, 2(3):154-161
[7] Mustika, An. 2008. Karakteristik Siklon Tropis Sekitar Indonesia. Bogor : IPB
[8] Emanuel, K. 2003. Tropical cyclones. Annual Review of Earth Planetary Sciences, 31:
75-104.
[9] T.M. Lillesand, & R.W. Kiefer. 1994. Remote Sensing and Image Interpretation 3 rd ed.
New York : John Wiley & Sons
[10] Suwargana, Nana. 2013. Resolusi Spasial, Temporal, dan Spektral pada Citra Satelit
Landsat, Spot dan Ikonos. Jurnal Ilmiah WIDYA Vol : 1 No 2
23
LAMPIRAN
else
imagety = imread ('tyjong.jpg');
end
typhoonImage = rgb2gray(imagety);
sceneImage = rgb2gray (gambar);
[typhoonFeatures, typhoonPoints] =
extractFeatures(typhoonImage,typhoonPoints);
[sceneFeatures, scenePoints] = extractFeatures
(sceneImage, scenePoints);
typhoonPairs = matchFeatures(typhoonFeatures,
sceneFeatures);
matchedTyphoonPoints =
typhoonPoints(typhoonPairs(:,1),:);
matchedScenePoints = scenePoints(typhoonPairs(:,2),:);
24
[tform, inlierTyphoonPoints, inlierScenePoints] = ...
estimateGeometricTransform(matchedTyphoonPoints,
matchedScenePoints, 'affine');
imshow(gambar,'Parent',app.UIAxes)
imshow(gambar,'Parent',app.UIAxes_2)
line(newTyphoonPolygon(:,1), newTyphoonPolygon(:,2),
'Color','r','Parent',app.UIAxes_2);
end
% Button pushed function: Button
function pushb(app, event)
[Pathname]=uigetdir;
r=dir('*jpg');
filename = {r.name};
set(app.Label,'text',Pathname);
set(app.ListBox,'items',filename);
end
end
% App initialization and construction
methods (Access = private)
% Create UIFigure and components
function createComponents(app)
% Create UIFigure
app.UIFigure = uifigure;
app.UIFigure.Position = [100 100 640 480];
app.UIFigure.Name = 'Aplikasi Deteksi Badai Typhoon';
% Create TabGroup
app.TabGroup = uitabgroup(app.UIFigure);
app.TabGroup.Position = [1 1 640 480];
% Create SURFTab
app.SURFTab = uitab(app.TabGroup);
app.SURFTab.Title = 'SURF';
% Create ListBox
app.ListBox = uilistbox(app.SURFTab);
app.ListBox.Items = {};
app.ListBox.Multiselect = 'on';
app.ListBox.Position = [35 106 543 286];
app.ListBox.Value = {};
% Create Button2
app.Button2 = uibutton(app.SURFTab, 'push');
app.Button2.ButtonPushedFcn = createCallbackFcn(app,
@extb, true);
25
app.Button2.Position = [35 56 543 22];
app.Button2.Text = 'Button2';
% Create Button
app.Button = uibutton(app.SURFTab, 'push');
app.Button.ButtonPushedFcn = createCallbackFcn(app,
@pushb, true);
app.Button.Position = [478 409 100 22];
% Create Label
app.Label = uilabel(app.SURFTab);
app.Label.BackgroundColor = [1 1 1];
app.Label.Position = [35 413 413 15];
app.Label.Text = '';
% Create HasilTab
app.HasilTab = uitab(app.TabGroup);
app.HasilTab.Title = 'Hasil';
% Create UIAxes_2
app.UIAxes_2 = uiaxes(app.HasilTab);
title(app.UIAxes_2, 'Hasil Deteksi')
app.UIAxes_2.Position = [331 20 297 417];
% Create UIAxes
app.UIAxes = uiaxes(app.HasilTab);
title(app.UIAxes, 'Citra Satelit')
app.UIAxes.Position = [18 20 297 417];
end
end
methods (Access = public)
% Construct app
function app = GUI
% Create and configure components
createComponents(app)
% Register the app with App Designer
registerApp(app, app.UIFigure)
if nargout == 0
clear app
end
end
% Code that executes before app deletion
function delete(app)
% Delete UIFigure when app is deleted
delete(app.UIFigure)
end
end
end
26