PENGANTAR
Adalah pupuk Formula Organik yang berisi cairan aktifator alami yang dapat digunkan pada
semua jenis tanaman, berfungsi sebagai pengganti pemakaian pupuk non-organik, dapat
menggemburkan dan menyuburkan tanah, mempunyai tingkat kelarutan 100%, dilengkapi dengan
hormon pertumbuhan, zat penembus daun serta PGPR (Plant Growth Promotion Rizobakteria).
Merupakan satu-satunya pupuk formula cair yang dapat diperbanyak sendiri sehingga dapat
menghemat biaya pemupukan.
Multiplant adalah merek pupuk formula organik cair yang sudah terdaftar dan dilindungi
undang-undang.
Permentan/ 1503/ Kpts/ SR. 130/ 4/ 2012. DEPTAN RI/ 02/ 02/ 2012/ 043 merupakan hasil
oksidasi proses metabolik sekunder dengan ekstraksi Bionutrisi & Hormonal sebagai Formula Pupuk
Hayati & Pengendali Hama Penyakit Tanaman (HPT) dalam penerapan Teknologi Pertanian
Mikrobia. Produksi siderofor & antibiotic system inokulasi yang dihasilkan mikroorganisme tanah
ini sangat berperan aktif dalam proses fisiologi tanaman.
Multiplant adalah paduan proses inokulasi dua koloni mikrobia: PGPR (Plant Growth
Promoting Rhizobacteria) & DRNMO (Dellitory Rhizousfer Nucleus Micro Organisme). PGPR
adalah Bakteri Perakaran Pemacu Pertumbuhan Tanaman (BPʒT). PGPR merupakan koloni bakteri:
Pseudomonas fluorescence, Lactobacillus spp,Sacharomyces sp, Rhizobium, Bacillus subtilis,
Bacillus playmixa, dll yang berperan meningkatkan perkembangan tanaman & pengendali penyakit.
Sedangkan DRNMO adalah Bakteri Pengurai, Pengikat (NPK bebas/ alami) & Pemacu Pertumbuhan
Tanaman (epiphyte). DRNMO merupakan koloni bakteri: Azospirillum sp, Rhizobium,
Badyrhizobium,Bacillus sp, Pseudomonas, Thiobacillus, dll yang berperan: sangat aktif sebagai
pengikat & pengurai mineral: N, P, Fe & S bebas (alami).
Keunggulan Multiplant :
Pupuk organik cair bernutrisi tinggi dan multi lengkap
Memiliki tingkat kelarutan 100%
Mencegah/ mengurangi gugur bunga dan daun
Mempercepat masa panen
5 in 1 : untuk pupuk daun, tanah, hormon pertumbuhan, perekat
alami serta pengendali hama dan penyakit
Mengurangi intensitas serangan hama dan penyakit
Memeperbaiki struktur tanah
Aman bagi manusia dan lingkungan
Bisa digunakan sebagai formula fermentasi urine hewan
Dapat digunakan untuk segala macam tanaman (tanaman sayuran, tanaman pangan dan
palawija, tanaman perkebunan, tanaman hias)
BAB II
PEMBIBITAN
b. Rendam benih terpilih selama: ±12 jam (1 malam) dengan larutan “MULTI PLANT”:10 ml (1
tutup) + 5 ltr air
Sebagai Catatan:
a) Bibit yang sehat memunculkan perakaran yang banyak
b) Perkecambahan dan pertumbuhan yang seragam
c) Hasil yang tinggi
d) Bibit pindah tanam tumbuh lebih cepat dan tegar
e) Serangga memasuki masa kawin
Sebagai Catatan:
Metode seleksi air garam: sangat baik dan efektif diterapkan untuk seleksi biji semua jenis tanaman.
Seleksi Air Garam:
a) Masukan telur ayam sehat kedalam ember berisi air
b) Tabur garam dapur krosok halus secara bertahap kedalam ember berisi air, hingga telur
mengapung kepermukaan
c) Masukan benih yang akan diseleksi kedalam air garam
d) Buang benih terapung, pilih dan gunakan gabah yang tenggelam
1. Persemaian
Pembuatan Bedengan (-16 HST)
Sebagai Catatan:
Memilih tempat lokasi lahan persemaian yang baik:
a) Kondisi drainase baik (mudah dalam pembuangan air)
b) Mudah dalam pengairan
c) Lokasi lahan tidak ternaungi
d) Lokasi jauh dari lampu, terutama lampu mercury jalan
e) Mudah dalam pengawasan dan selalu menjaga kebersihan pada lokasi persemaian
f) Tidak dekat dengan lahan yang terserang hama atau penyakit
g) Lokasi lahan tidak sama dengan lahan persemaian sebelumnya
h) Lebih baik irigasi pada lahan persemaian menggunakan air sumur pompa
2. Persiapan Lahan
a. Persiapan Pengolahan Tanah (-18 HST):
Tahapan Proses Pengolahan Lahan:
a) Memotong jerami sebagai pembuatan kompos
b) Meremahkan bongkahan- bongkahan tanah dengan proses penggenangan air (lep), supaya
lahan mudah dicangkul (mudah dalam pengolahan)
c) Mencangkul tanah sehingga mudah dalam pengolahan (dibajak)
d) Memperbaiki pematang sehingga air mudah tertampung
e) Olah tanah pertama (bajak/ brujul) dengan memecah dan membalik tanah beserta jerami
sehingga membantu proses pembusukan, dibantu mikro organisme dalam tanah & biarkan
kondisi lahan olahan terbuka selama: ± 3- 5 hari
f) Menghancurkan kemudian meratakan gumpalan- gumpalan tanah dengan garu dan
kondisikan lahan menggenang (saluran air ditutup agar lumpur, hara & mikrobia tidak
hanyut)
g) Melakukan dengan berulang- kali sampai lumpur dalam kondisi seperti bubur (baik sebagai
media tanam)
h) Membiarkan lahan menyusut perlahan sampai kondisi lahan tanam menjadi nyemek
(macak- macak dengan kondisi sedikit air)
i) Taburkan pupuk kandang/ kompos yang telah diproses: ± 1 ton/ 2000 m²
j) Aplikasi penyemprotan merata/ siram pada lahan tanam larutan;“MULTI PLANT”:
1000ml (1 ltr) + 45 ltr air dalam: 2000m², sebagai pupuk dasar (-7 HST)
b. Menabur secara merata potongan atau cacahan gedebok pisang pada lahan
d. Meremahkan bongkahan- bongkahan tanah dengan proses penggenangan air (lep) mudah
dalam pengolahan
3. Pola Penanaman
Persiapan Pindah Tanam:
1. Menggenangi lahan tanam selama: ± 24 jam, kemudian biarkan menyusut perlahan hingga:
kondisi sedikit air, macak- macak (system surut atau lahan tanam nyemek)
2. Pola tanam system: “Jajar Legowo” dengan metode: (2:1), (3:1), (4:1) atau (5:1)
Legowo type: (2:1) dengan pola bibit padi ditanam berselang- seling: 2 baris tanaman dan: 1
baris kosong dalam (1unit) sehingga semua barisan rumpun seolah-olah berada pada bagian
pinggir, menurut kebiasaan tanaman pada bagian pinggir memberikan hasil yang lebih baik
3. Bibit siap pindah tanam ke lahan pada posisi daun ke: 4 (umur: ± 14- 16 hari)
4. System pola tanam: permukaan, bibit di tanam sedalam: ± 1- 3 cm (menanam bibit pada
permukaan tanah atau lahan tanam) dengan penerapan pola tanam: 1- 2 bibit per- tancep dalam 1
rumpun tanaman.
Sebagai Catatan:
Daun 4 ditanam (umur: 14- 16 hari):
a. Perakaran sedikit dan pendek (akar tidak mudah terlipat atau strees)
b. Bibit cepat kembali pulih/ mudah hidup (gampang jenggelek)
c. Mengurangi penguapan (sedikit daun)
d. Perakaran kuat dan dalam
e. Lebih tahan rebah, kekeringan dan penyerapan pupuk lebih hemat
Pola tanam system surut (letakan bibit pada permukaan tanah):
a. Metode tanam: 1 bibit dalam 1 rumpun atau tancep (system Iwir). Bertujuan:
a. Memaksimalkan pertumbuhan
k. Dapat digunakan sebagai pola tanam: “Mina Padi” (System Jajar Gorowo)
X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X X X
b. (25 x 12,5cm) x 50cm = 2m, spanjang barisan x 2,5m (2 x legowo 4:1) = 5m²
JAJAR LEGOWO: (4:1)
X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X X
d) Metode Jajar Legowo: (5:1)
X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X X X
X X X X X X X X X X X X X X X
a. (20 x 10cm) x 40cm = 2m, sepanjang barisan x 2,5m (2 x legowo 5:1) = 6m²
b. (25 x 12,5cm) x 50cm = 2m, spanjang barisan x 2,5m (1 x legowo 5:1) = 5m²
BAB IV
PERAWATAN TANAMAN
1. Pengairan
1) Memperhatikan jenis tanah yang tidak bisa menahan air dan kondisi tanah yang berat:
b. Tidak menerapkan aplikasi pengairan pada lahan tanam dengan metode: berselang, apabila
drainase lahan buruk
Sebagai Catatan:
a) Perakaran mudah mendapatkan udara untuk berkembang lebih dalam
b) Menghemat dalam penggunaan air irigasi
c) Mengaktifkan mikrobia yang bermanfaat
d) Pemasakan gabah menjadi seragam
e) Menghambat munculnya keracunan besi dan penimbunan asam organik gas H₂ S
f) Mengurangi kerebahan dan jumlah anakan yang tidak produktif
g) Mempercepat peresapan pupuk ke dalam tanah lebih mudah
h) Pengendalian hama keong mas lebih mudah
i) Mengurangi penyebaran wereng, penggerek batang dan hama tikus
j) Mempercepat waktu panen
2) Metode Pengairan Berselang:
a. Aplikasi pengairan dilakukan hingga tanaman berumur: 10 hari, dengan ketinggian air: ±
2- 5 cm, aplikasi dilakukan dari: (0 HST)
b. Membiarkan kondisi lahan mengering dengan sendirinya (tanpa diairi) perlakuan selama:
± 5- 6 hari, aplikasi dilakukan pada: (+15 HST)
c. Aplikasi pengairan dilakukan kembali setelah kondisi tanah dilahan menjadi retak- retak
selam: 1 hari, dengan ketinggian air: ±5 cm, aplikasi dilakukan pada:(+17 HST)
d. Melakukan tahap pengulangan perlakuan langkah pengeringan dan pengairan secara
berselang, hingga tanaman memasuki tahap pembungaan
Aplikasi pengairan terakhir sampai: 10 hari, dengan ketinggian air: ± 5 cm, pada waktu
sebelum panen, kemudian lahan dikeringkan, aplikasi dilakukan pada: (+100 HST)
Sebagai Catatan:
Mengkondisikan lahan yang telah ditanami dengan system surut, metode pola tanam
sedikit genangan air atau macak- macak (nyemek):
a) Tanaman tidak menjadi kemerahan pada waktu musim tanam 1 & 2 (MT: 1 & MT: 2),
apabila lahan tanam dibiarkan dengan kondisi penuh air (tanah menjadi asam)
b) Menurunkan Ph tanah (memaksimalkan intensitas penyinaran)
c) Membantu proses pernafasan akar
d) Memperbaiki airasi lengas tanah
e) Memperbanyak proses perakaran
Pada posisi: daun ke: 12, lahan disat atau air dibuang: (+28- 36 HST)
a) Umur padi memasuki fase pertumbuhan tunas
b) Mencegah kebusukan tunas
c) Mempermudah munculnya tunas
d) Memperbanyak jumlah tunas atau anakan
2. Pemupukan:
Aplikasi tabur/ tanam pupuk kandang/ kompos lanjutan ke: 2, sebanyak 1 genggam pada posisi
tengah jarak antar baris tanaman, pada posisi daun ke: 8 (+21- 26 HST)
Aplikasi Pemupukan Dengan Sistem Penyemprotan:
Aplikasi penyemprotan dilakukan secara merata pada lahan dan tanaman dengan larutan:
“MULTI PLANT”: 50 ml (5 tutup) + 14 ltr air (1 tangki), dengan perlakuan:
a. Fase Pertumbuhan Vegetatif:
a) Memacu pertumbuhan awal: (+10 HST)
b) Memperbanyak pertumbuhan anakan dan membentuk antibody tanaman: (+20 HST)
b. Fase Pertumbuhan Generatif:
a) Mempercepat dan memperbanyak proses pembungaan: (+40 HST)
b) Memperkuat batang, menambah jumlah panen dan mempercepat panen: (+60 HST)
Sebagai Catatan:
Untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal, dianjurkan dalam aplikasi penyemprotan
Larutan: “MULTI PLANT”:
Semprot merata pada lahan dan tanaman
a) Waktu aplikasi yang baik, pada pagi hari (07.00- 09.00) atau sore hari (15.00-18.00)
b) Pastikan tangki spreyer dalam kondisi bersih (apabila tangki habis digunakan untuk
aplikasi pestisida kimia, harap dicuci bersih)
c) Tidak diaplikasi bersama dengan pupuk daun/ organik merk lain, atau diaplikasi bersama
pestisida (kimia atau pun organik)
d) Apabila akan melakukan aplikasi pestisida organic:“Benkalis”, sebaiknya diberi interval
jeda atau jarak waktu: ± 3- 5 hari
e) Aplikasikan secara perlahan dan merata pada seluruh bagian tanaman dan lahan
f) Penyetelan spreyer pada posisi sedikit kabut (setengah kabut)
g) Hindarkan aplikasi pada waktu siang hari
h) Gunakan sesuai dosis dan aturan pakai yang telah dianjurkan
3. Pengenalan & Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman Padi
Pengendalian Gulma Pada Lahan Padi secara tepan:
a. Penyiangan secara manual:
Penyiangan dengan gosrok (landak) sangat efekti dilakukan pada pola tanam: SRI atau
system: Tegel, tetapi untuk system pola tanam: Jajar Legowo penyiangan dengan system
gosrok (landak) dapat dilakukan pada jarak baris antar tanaman apabila gulma penggangu
masih muda, dengan perlakuan:
a) Kondisikan lahan tanam macak- macak, dengan ketinggian air: ± 2- 3 cm
b) Aplikasi pertama dilakukan (+10- 15 HST)
c) Aplikasi berikut secara berkala: (+10- 25 HST)
d) Apabila gulma berdekatan dengan tanaman dapat dicabut dengan tangan
Sebagai Catatan:
Perlakuan penyiangan dilakukan:
a) Mengurangi persaingan atau kompetisi dalam penyerapan unsure: hara, air, cahaya
matahari dan tempat
b) Memutus perputaran hidup gulma
c) Mencegah tersumbatnya saluran atau aliran irigasi
d) Mengurangi dan mencegah terbentuknya tempat berkembangnya hama, penyakit dan
tikus (tanaman inang)
e) Menghindari kontaminasi tanaman inang secara langsung akibat dari persinggungan antar
perakaran
f) Lebih efisien perlakuan bersamaan dengan proses pemupukan dalam membantu
pembenaman pupuk
g) Penyiangan dengan proses manual (gosrok) lebih hemat tenaga dan biaya serta sangat
membantu memperbaiki perakaran
Gejawan Tuton
chinocloa crusgalli Echinocloa colona Leptoclhoa chinensis
Jenis Daun Lebar:
Kayambang Genjer
Pistia stratiotes Lymnocaris flava
h. Metode Pengamatan :
Penggunaan pestisida organik secara bijaksana, dimana apabila dalam pengamatan di lahan
musuh alami (serangga predator) rendah pada posisi: daun ke 16 (+35- 46 HST) Penggunaan
dan perlakuan aplikasi pestida organik:“Benkalis” dapat dilakukan, hanya apabila terjadi
serangan hama perusak dalam jumlah besar, agar tidak membunuh serangga predator (laba-
laba Lycosa, N1) dll
Sebagai Catatan:
Secara alami pada tanaman padi apabila memasuki fase pertumbuhan generative (berbunga
atau katak), selalu ditandai dengan munculnya serangga predator (laba-laba Lycosa, N1 dll),
laba- laba ini sebenarnya sudah membantu mengurangi intensitas serangan hama perusak (1
laba-laba Lycosa dapat memangsa: 20– 25 wereng/ hari)
Sebagai Catatan:
Test Kunyit (kunir):
1. Kupas kunyit
2. Masukan pada lahan telah diolah (sudah digaru, dengan sedikit genangan air/
nyemek)
3. Biarkan selama: ± 1 jam
4. Amati perubahan warna pada Kunyit
Metode Penanganan:
1. Aplikasi tabur Dolomit: 200 kg/ 2000 m²,pada lahan dengan kondisi drainase buruk
(sulit dalam pembuangan air), lebih baik diaplikasi pada: (-7- (-5 HST))
2. Untuk memulihkan kondisi tanaman coklat kemerahan, agar diperoleh hasil yang
lebih sempurna, dengan perlakuan pengeringan lahan tanam hingga kondisi tanah
dilahan menjadi retak- retak, segera aplikasi merata pada lahan dan tanaman larutan:
“MULTI PLANT” : 70 ml (7 tutup) + 14 liter air (1 tangki), perlakuan
selanjutnya dilanjutkan dengan pengairan (lep) dengan tinggi air: ± 2cm pada: 1 hari
setelah pengaplikasian, dengan interval aplikasi:10 hari
3. Untuk memulihkan kondisi tanaman coklat kemerahan & kerdil hampa , agar
diperoleh hasil yang lebih sempurna, dengan perlakuan pengeringan lahan tanam
hingga kondisi tanah dilahan menjadi retak- retak, tabur secara merata pupuk
kompos & segera aplikasi merata pada lahan dan tanaman larutan: “MULTI
PLANT” : 10 ml (10 tutup) + 14 liter air (1 tangki), perlakuan selanjutnya
dilanjutkan dengan pengairan (lep) dengan tinggi air: ± 2cm pada: 1hari setelah
pengaplikasian, dengan interval aplikasi setiap: 5 hari sampai kondisi tanaman pulih
4. Untuk memulihkan kondisi tanaman yang sudah terserang hama penggerek batang
(sundep/ inser), agar diperoleh hasil yang lebih sempurna, dengan perlakuan
pengeringan lahan tanam hingga kondisi tanah dilahan menjadi retak- retak, tabur
secara merata pupuk kompos & segera aplikasi secara merata pada seluruh tanaman
dengan larutan: “MULTI PLANT” : 10 ml (10 tutup) + 14 liter air (1 tangki),
perlakuan selanjutnya dilanjutkan dengan pengairan (lep) dengan tinggi air : ± 2 cm
pada: 1 hari setelah pengaplikasian, dengan interval aplikasi setiap: 5 hari sampai
kondisi tanaman pulih
Sebagai Catatan:
1. Pencegahan dengan segera aplikasi: “BENKALIS”
2. Interval aplikasi: 7 hari, sampai intensitas serangan hilang
3. Melakukan pengamatan dan apabila terjadi penerbangan karper/ kupu penggerek, aplikasi
lebih awal segera dilakukan
4. Metode aplikasi, segera setelah menemukan: 2 ekor atau lebih pada setiap rumpun:
a. Wereng Anakan (warna putih) sebelum (4 kali berganti kulit), dengan dosis per-
aplikasi: 20 ml (2 tutup) + 14 liter air (1 tangki)
b. Kaper Putih (kupu penggerek batang) dan Wereng Dewasa, (wereng coklat, wereng
hijau dan wereng punggung garis putih/ wereng zik-zak), dengan dosis aplikasi:
40 ml (4 tutup) + 14 liter air (1 tangki)
1. Mengatur Ph tanah
Sebagai Catatan:
a) Pencegahan segera dengan aplikasi larutan: “BENKALIS” dengan dosis perlakuan: 90
ml (9 tutup) + 14 liter air (1 tangki), interval aplikasi: 6 jam setelah turun hujan, (pagi
hari hujan, sore hari semprot) dan (sore hari hujan, pagi hari semprot)
b) Pola tanam “Jajar Legowo” dengan metode tanam: (2:1), dll: diterapkan pada lahan yang
ber-type drainase buruk (sulit dalam pembuangan air), dengan tujuan dapat dibuat: parit
pada sekitar jarak antar tanaman untuk proses pembuangan air
c) Untuk memulihkan kondisi tanaman yang sudah terserang jamur (krasak/ patek), agar
diperoleh hasil yang lebih sempurna, dengan perlakuan pengeringan lahan tanam hingga
kondisi tanah dilahan menjadi retak- retak, segera aplikasi merata pada seluruh tanaman
larutan: “MULTI PLANT” : 70 ml (7 tutup) + 14 liter air (1tangki), perlakuan
selanjutnya dilanjutkan dengan pengairan (lep) dengan ketinggian air: ± 2cm pada: 1 hari
setelah pengaplikasian, dengan interval setiap: 5 hari sampai kondisi tanaman pulih
BAB V
PANEN DAN PASCAPANEN
2. Untuk memperolah hasil fermentasi yang sempurna, potong (mencacah) bahan yang tersedia
menjadi potongan kecil: ± 2- 3 cm
4. Tumpuk secara berlapis bahan yang telah disiapkan, dengan tinggi: ± 10- 20 cm pada setiap
lapisnya
5. Semprot/ siram campuran bahan tersebut dengan larutan “Bio Starter” secara merata pada setiap
lapisnya
6. Memadatkan bahan olahan dengan proses diinjak- injak pada setiap lapisnya
11. Tempat fermentasi dianjurkan beralaskan tanah dan diberi naungan agar terlindung dari sinar
matahari dan hujan secara langsung
12. Untuk menjaga keawetan (kerusakan alat), dianjurkan menggunakan supreyer atau gembor
berbahan plastik, ersihkan dan cuci alat- alat setelah digunakan dalam proses pengolahan
kompos
Sebagai Catatan:
500ml (0.5 liter) “Bio Starter” mampu mengolah: 3 ton kompos
Kebutuhan Harga Bibit dan Pembelian Hasil
No. Varietas Harga bibit kontan
1. Mentik Wangi Rp 12.000,-/ kg
2. Mentik Susu Rp 12.000,-/ kg
3. Cempo Abang Rp 15.000,-/ kg
4. Cempo Ireng Rp 15.000,-/ kg
* Harga bisa berubah sesuai kebutuhan
- Kebutuhan: Bibit/ 2000m² sebanyak: 5 kg
- Gabah Kering dibeli: “CV. Binangun Gemilang Sembada”
BAB VI
APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR MULTIPLANT
Nutrisi &
Merendam
1. MULTI PLANT Hormon 10 ml/ 5 liter
benih
Bioprotectant
Nutrisi & Penyemprotan
2. MULTI PLANT Hormon 50 ml/ 5 liter pada media
Biofertilizer sebar benih
JENIS
NO. WAKTU APLIKASI DOSIS KETERANGAN
PUPUK
MULTI PLANT Penghalau serangan untuk tidak Benkalis: 20 ml/ 14 ltr air, semprot
3. dapat mendekat merata pada lahan, tanaman & sarang
&
BENKALIS (serangga, tikus & babi hutan) tikus, interval: 7 hari, sampai intensitas
Aromatic Smell serangan hilang
Wereng Coklat (Nilaparvata Benkalis: 20 ml/ 14 ltr air, semprot
lugens) segera pada anakan wereng (warna
Wereng Hijau (N. impicticep) putih) sebelum: 4 kali berganti kulit,
Wereng Penyerang Daun Padi begitu terlihat pada tanaman
BENKALIS (Nephotettix apicalis) Benkalis: 40 ml/ 14 ltr air, semprot
4. & Wereng Punggung Putih segera pada wereng dewasa, dengan
MULTI PLANT (Sogatela furafera) interval: 7 hari, sampai intensitas
serangan hilang
Multi Plant: 70 ml/ 14 ltr air, semprot
merata pada seluruh tanaman sebagai
pemulihan
Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) 20 ml/ 14 ltr air, semprot merata pada
5. BENKALIS Ulat Bunga (Maruca testualis) seluruh tanaman, dengan interval: 7 hari,
sampai intensitas serangan hilang
Kutu Daun (Aphis cracivora koch) 30 ml/14 ltr air, semprot merata pada
Kutu Putih (Nymphula tanaman, dengan interval: 7 hari, sampai