Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

Thrombosis vena dalam (Deep Vein Thrombosis/ DVT) adalah terbentuknya


bekuan darah pada pembuluh darah vena bagian dalam. Pada kelainan
kardiovaskular, DVT menempati urutan tersering ketiga setelah arteri koroner dan
stroke. Penyebab utama dari DVT yaitu gangguan dari aliran darah vena (statis),
disfungsi endotel pembuluh darah, dan hiperkoagulabilitas.
Hingga 10% dari semua kasus DVT terjadi pada ekstremitas atas (Upper
Extremity Deep Vein Thrombosis (UEDVT)), yaitu sekitar 3 dari 100.000 orang pada
populasi umum. Lebih sedikitnya insiden UEDVT dibandingkan DVT ekstremitas
bawah mungkin dikarenakan: katup pada vena ektremitas atas lebih sedikit dan lebih
kecil, pasien dalam keadaan imobilisasi umumnya memiliki lebih banyak pergerakan
ekstremitas atas dibandingkan ekstremitas bawah, tekanan hidrostatik yang lebih
rendah, dan aktivitas fibrinolitik yang lebih tinggi pada pada ekstremitas atas.
Insiden UEDVT terbanyak pada vena subclavia (18-67%), diikuti oleh vena
aksilaris (5-25%) dan vena brachialis (4-11%), dengan insiden terbanyak pada sisi
kiri. UEDVT dapat berujung pada komplikasi yakni emboli pulmonal yang dapat
menyebabkan tingginya mortalitas.
UEDVT masih menjadi topik yang jarang dibahas dibandingkan DVT pada
ektremitas bawah. Kasus ini membahas mengenai kasus UEDVT serta TB Paru on
OAT, sepsis, dispepsia, anemia.

1
BAB II
ILUSTRASI KASUS

2.1 Identitas Pasien

Nama : Tn. L
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Pernikahan : Menikah
Usia : 66 tahun 9 bulan 9 hari
Agama : Islam
Alamat : Kp. Nyalindung RT 005/005, Kec. Pelabuhan Ratu,
Kab. Sukabumi
Pendidikan Terakhir : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja
Tanggal masuk RS : 20 September 2018
Tanggal pemeriksaan : 24 September 2018 (hari
rawat ke-5)

2.2 Anamnesis

Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis (dengan Tn.D, Ny.S selaku anak
pertama dan kedua dari pasien)

Keluhan utama : Sesak nafas sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke IGD RSUD Syamsudin, S.H rujukan dari RSUD
Palabuhanratu dengan diagnosis TB paru dengan efusi pleura on OAT bulan
pertama, CAP (Community Aquired Pneumonia), suspect DVT (Deep Vein
Thrombosis) a/r ekstremitas atas sinistra. Alasan dirujuk adalah untuk
melakukan USG Doppler a/r ekstremitas atas sinistra. Saat di IGD RSUD
Syamsudin, S.H, keluhan utama pasien adalah sesak sejak sebulan terakhir.
Keluhan lain yaitu batuk berdahak, penurunan berat badan, lemas, nyeri perut,
mual, nyeri dada, seluruh lengan kiri bengkak, dan kedua kaki bengkak.
Sesak nafas dirasakan pasien sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit.
Sesak nafas dirasakan setiap saat, membaik setelah batuk, dan tidak dipengaruhi
perubahan posisi.
2
Pasien juga mengeluhkan batuk sejak dua bulan sebelum masuk rumah
sakit. Batuk dirasakan berdahak namun seringkali dahak sulit untuk dikeluarkan.
Pasien merasa sesak berkurang apabila dahak berhasil dibatukkan keluar. Dahak
berwarna putih kekuningan, tidak ada darah. Sebelumnya pasien juga mengalami
batuk, namun hanya sesekali dan tidak berdahak.
Pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 10 kg (dari 51 kg
menjadi 41 kg) dalam 3 minggu terakhir. Penurunan berat badan dirasakan
drastis oleh pasien dan keluarga.
Pasien mengeluhkan nyeri seluruh perut terutama di bagian ulu hati yang
sudah dialami sejak 3 tahun terakhir. Nyeri dirasakan sebagai rasa perih. Nyeri
tidak dipengaruhi oleh makanan. Nyeri diperburuk oleh batuk (2 bulan terakhir).
Pasien juga mengeluhkan mual setiap kali makan sehingga pasien menjadi
kurang asupan makanan. Pasien hanya bisa makan 3-4 sendok bubur setiap kali
makan (pasien makan 2x/hari).
Pasien mengeluhkan nyeri pada seluruh dada. Nyeri dirasakan dirasakan
hanya ketika batuk, seperti tertusuk, tidak menjalar, dan tidak dipengaruhi oleh
perubahan posisi.
Pasien mengalami seluruh lengan hingga tangan kiri bengkak sejak 1 bulan
sebelum masuk rumah sakit (ketika dirawat di RS Palabuhanratu). Bengkak
dirasakan muncul dengan onset cepat (dalam 1 hari seluruh lengan dan tangan
sudah bengkak). Pasien merasakan panas dan rasa tidak nyaman disepanjang
tangan hingga lengan kiri.
Pasien juga mengalami bengkak pada kedua kaki sejak 1 bulan sebelum
masuk rumah sakit (ketika dirawat di RS Palabuhanratu).
Keluhan-keluhan ini baru pertama kali dialami pasien. Riwayat demam,
keringat malam, batuk, nyeri dada, muntah disangkal. BAK lancar, namun
pasien mengeluhkan kesulitan BAB (1-2x/ minggu).
Pasien dirawat di RSUD Palabuhanratu sejak tanggal 15 September sampai
20 September 2019 (6 hari rawat) sebelum akhirnya dirujuk ke RSUD
Syamsudin, S.H. Pasien dirawat karena sesak yang memberat sejak sebulan
terakhir, batuk berdahak berwarna putih kehijauan dengan konsistensi kental dan
nyeri perut terutama pada bagian ulu hati yang sudah dialami sejak 3 tahun
belakangan.
Hasil laboratorium selama dirawat di RSUD Palabuhanratu:
Pemeriksaan Hasil Hasil Unit Nilai rujukan
3
(20/9) (15/9)
Hemoglobin *7,6 *8,7 g/dL 13-17
Leukosit *19.400 *13.400 /mL 4.000-10.000
Hematokrit *23 *29 % 40-54
Eritrosit *3.10 *3,78 Juta/mL 4.4-6.0
LED 9 mm/jam 0-15
Trombosit 197 308 rb/mL 150-450
Gula Darah 171 mg/dL <180
Sewaktu
AST (SGOT) *43 U/l <37
ALT (SGPT) 15 U/l <42
Ureum *52 mg/dL 19-43
Kreatinin *2 mg/dL 0,66-1,25

Terapi yang diberikan selama di RSUD adalah:


 IVFD RL 20 tpm
 Rifampisin 450mg
 Isoniazid 300mg
 Etambutol 1000mg
 Pirazinamid 1000mg (terapi OAT dimulai sejak 31 Oktober 2018)
 B6 2 g
 Ceftriaxone 2 x 1g IV
 Omeprazole
 Sucralfat
 Ambroxol
Sebelum sakit pasien masih aktif bekerja sebagai nelayan, namun sejak 3
tahun sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluhkan mulai sakit sakitan.
Pasien sudah 7-8 kali dirawat di RSUD Palabuhanratu selama 3 tahun terakhir
karena sakit lambung yang menyebabkan pasien sulit makan dan lemas. Hal ini
menyebabkan selama 3 tahun terakhir pasien menjadi lebih banyak di tempat
tidur, dan hanya sesekali dibantu oleh anaknya untuk duduk di teras depan
rumah untuk menghirup udara segar.

Dikeluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan seperti pasien, namun di
lingkungan tempat tinggal pasien terdapat beberapa tetangga yang mengalami batuk

4
berdahak (tidak diketahui sebabnya apa). Pasien tinggal di lingkungan yang cukup
padat penduduknya, rumah pasien berhimpittan dengan rumah sebelahnya dan
berlokasi di gang sempit. Rumah pasien memiliki ventilasi yang baik (terdapat
jendela di setiap ruangan) dan cahaya matahari dapat menyinari seluruh ruangan.

Riwayat Penyakit Dahulu :


- Pasien terdiagnosis tuberkulosis paru sejak 1 bulan yang lalu (Saat dirawar di
RS Palabuhanratu; X-ray thorax: TB paru disertai efusi pleura), saat ini
sedang dalam pengobatan bulan ke-1 dengan OAT kategori 1 (sejak 30
Okbober 2018).

- Riwayat penyakit lambung sejak 3 tahun terakhir

- Riwayat trauma tulang seklangka kiri (pasien mengatakan pernah mengalami


patah tulang selakngka kiri karena jatuh dari angkot 20 tahun lalu. Kemudian
diurut dan membaik).

- Riwayat keganasan disangkal


- Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
- Riwayat kencing manis disangkal
- Riwayat penyakit hati disangkal
- Riwayat keluhan kurang darah disangkal
- Riwayat kolesterol disangkal
- Riwayat penyakit jantung disangkal
- Riwayat asma disangkal
- Riwayat alergi disangkal
- Riwayat kelainan darah disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :


- Riwayat penyakit paru disangkal
- Riwayat keganasan disangkal
- Riwayat kencing manis disangkal
- Riwayat tekanan darah tinggi disangkal
- Riwayat penyakit jantung disangkal
- Riwayat penyakit stroke disangkal
- Riwayat kolesterol tidak diketahui
5
- Riwayat penyakit hati disangkal
- Riwayat penyakit lambung disangkal
- Riwayat asma disangkal
- Riwayat kelainan darah disangkal

6
Riwayat Kebiasaan :
- Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak usia 17 tahun. Merokok sebanyak
2-3 batang/ hari. Namun pasien dapat mengkonsumsi hingga satu bungkus
rokrok/ hari ketika sedang bekerja (mencari ikan di laut). Pasien berhenti
merokok sekitar 3 tahun lalu (saat mulai sakit-sakitan).
- Kebiasaan konsumsi alkohol disangkal.

2.3 Pemeriksaan Fisik (24 September 2018 – hari rawat 5-ke-5)


- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : Compos Mentis (E=4, M=6, V=5)
- Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 110/60 mmHg
 Laju Nadi : 92 x/menit, regular , kuat, penuh
 Pernapasan : 24 x/menit, teratur, jenis pernapasan abdomotorakal, tidak
tampak retraksi cuping hidung, tampak retraksi M. Interkostalis dan M.
Sternocleidomastoideus.
 Suhu : 36,3°C
 Berat Badan : 41 Kg
 Tinggi Badan : 163 cm
 BMI : 15,4
 Status Gizi : Underweight

Pemeriksaan Fisik Umum


- Kepala : Normocephal, deformitas (-)
- Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil bulat
isokor, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak
langsung (+/+), cekung (+)
- Hidung : Deviasi septum (-), deformitas (-), sekret (-/-), massa (-/-),
pernapasan cuping hidung (-)
- Telinga : Meatus akustikus eksternum hiperemis -/-, membran timpani
intak (+/+), deformitas (-/-), sekret (-/-), serumen (+/+),
massa (-/-)
- Mulut : Mukosa oral kering, pucat (-), bercak putih pada lidah (-),
faring hiperemis (-), bibir kering
- Leher : Trakea deviasi ke kanan, pembesaran KGB (-),
pembesaran tiroid (-), JVP 5+2 cm H2O
7
- Paru
 Inspeksi : Gerakan napas dalam keadaan simetris statis dan dinamis,
retraksi intercostal (+), barrel chest (-), pelebaran sela iga (-)
 Palpasi : Pergerakan napas teraba simetris statis dan dinamis, fremitus
taktil kanan sama dengan kiri
 Perkusi : Sonor pada lapang paru kanan dan kiri, batas paru hepar pada
sela iga ke-5, dengan peranjakan 1 sela iga
 Auskultasi : vesicular +/+, rhonki +/+, wheezing -/-, vocal fremitus
kanan=kiri
- Jantung
 Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra
 Perkusi : Kesan kardiomegali (-)
- Batas atas : ICS III linea parasternalis sinistra
- Batas kanan : linea sternalis dekstra ICS V
- Batas kiri : linea midklavikularis sinistra ICS V
 Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
- Abdomen
 Inspeksi : Tampak datar, simetris
 Auskultasi : Bising usus (+) 6 kali per menit
 Perkusi : Timpani pada seluruh regio abdomen, shifting dullness (-)
 Palpasi : Supel, nyeri seluruh regio abdomen (+), hepar tidak teraba,
lien tidak teraba, ruang traube kosong, Murphy sign (-),
ballottement (-), undulasi (-)
- Punggung : Nyeri ketok CVA (-/-), vesikuler +/+, rhonki +/+, wheezing -/-
- Ekstremitas atas : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (-/+) pitting,
ekstremitas atas sinistra berwarna merah dan teraba lebih hangat dibandingkan
dextra, motorik 5/5/5/5, perabaan kasar dan halus +/+
- Ekstremitas bawah : akral hangat, CRT < 2 detik, edema (+/+) pitting pada
bagian kaki, motorik 5/5/5/5, perabaan kasar dan halus +/+

2.4 Resume
Tn. P 21 tahun, datang ke IGD RSUD Syamsudin, S.H dengan keluhan
demam sejak 1 minggu yang lalu. Demam tipe kontinyu disertai dengan keluhan

8
mual dan muntah, pusing, arthralgia, nyeri epigastrium, serta timbul petekie pada
tangan dan kaki. Keluhan disertai nafsu makan menurun, badan terasa lemas, dan
abdomen terasa penuh. Pasien mengeluh konstipasi 3 hari, namun sekarang sudah
bisa BAB dan berwarna pucat. BAK seperti teh sejak 1 bulan yang lalu. Riwayat
bepergian ke daerah timur (-), nyeri pada bagian betis (-), mimisan (-), dan sering
lebam (-). Pasien mengeluhkan kadang-kadang batuk sejak 1 bulan yang lalu,
dahak (-), dyspnea (-). Riwayat TB paru, sedang dalam pengobatan OAT bulan
ke-5. Pasien mengkonsumsi obat TB kategori pertama fase lanjutan (Rifampicin,
Isoniazid) 3 tablet sebanyak 3x dalam 1 minggu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang
dengan kesadaran compos mentis, status gizi baik. Tanda vital dalam batas
normal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan sklera ikterik (+/+), mukosa oral
kering, bibir kering, cor/pulmo dalam batas normal, palpasi abdomen ditemukan
hepatomegali dan nyeri tekan epigastrium, Terdapat petekie pada kedua lengan
dan tungkai.

2.5 Diagnosa Banding


1. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) DD/ Malaria, Leptospirosis
2. Drug Induced Hepatitis (DIH) e.c OAT

2.6 Pemeriksaan Penunjang


- Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 21-08-2018
Pemeriksaan Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil Unit Nilai rujukan
(27/9) (26/9) (25/9) (23/9) (20/9)
Hematologi
Hemoglobin *8,6 *7,1 *8,4 g/dL 13-17
Leukosit 9100 *19.1 *20.80 /mL 4.000-10.000
00 0
Hematokrit *26 *22 *26 % 40-54
Eritrosit *3,4 *3 *3,5 Juta/m 4.4-6.0
L
MCV *76 *74 *75 fL 80-100
MCH *25 *24 *24 Pg 26-34
MCHC 33 32 32 g/dL 32-36
Trombosit 335.000 306.0 244.00 /mL 150.000-450.000
00 0
Kimia Klinik

9
Gula Darah 94 mg/dL <140
Sewaktu
AST (SGOT) 23 U/l <37
ALT (SGPT) 11 U/l <42
Albumin *2,3 *1,8
Ureum 24 mg/dL 19-43
Kreatinin 0,76 mg/dL 0,66-1,25

Morfologi Darah Tepi

Pemeriksaan Hasil
Eritrosit Normokrom normositer, sel normoblas (-) / negatif
Leukosit Populasi leukosit cukup, limfositosis relatif, neutropenia
ringan, limfosit atipik, sel muda/blas (-) / negatif
Trombosit Populasi trombosit sedikit / trombositopenia berat,
morfologi normal
Kesan Trombositopenia berat ec? infeksi virus dengue?
bagaimana klinis?

- Pemeriksaan EKG

10
- Pemeriksaan Radiologi
Rontgen Thorax - 20/9/18

Ekspertise Ro Thorax:

Gambaran TB paru lama aktif ditandai adanya infiltrat, kavitas,

Gambaran pneumonia paru kanan dan kiri,

Top schwarte bilateral dengan penarikan trakea ke kanan dan hilik ke superior,

Gambaran bronkitis ditandai dengan corakan paru bertambah.

Emfisema pulmonum bilateral, diafragma mendatar, sela iga melebar ec PPOK

Jantung sulit dinilai, batas jantung berselubung.

Ro Abdomen - 21/9/18

11
Ekspertise Ro abdomen:
Preperitoneal fat jelas, psoas line jelas, kontur kedua ginjal jelas, distribusi udara
dalam kolon dalam batas normal, distribusi udara dalam usus halus dalam batas normal, tidak
tampak konkremen opak, masih tampak bayangan udara di rongga pelvis, tampak bayangan
opak di abdomen kanan atas sampai tengah yang tampaknya mendesak usus-usus ke inferior
Kesan: bayangan opak di abdomen kanan atas sampai tengah suspek hepatomegali, tidak
tampak tanda-tanda ileus, tidak tampak urolithiasis opak.

USG Doppler - 21/9/18

12
Ekspertise USG Doppler:
Daerah kutis dan subkutis tampak edematous. Pada tes kompresi lumen vena kava subclavia sinistra
tampak kolaps sempurna. Tampak flow pada vena subclavia sinistra. Pada tes kompresi lumen vena
axillaris, brachialis, ulnaris dan radialis sinistra tidak kolaps. Tidak tampak flow pada vena axillaris,
brachialis, ulnarisa dan radialis sinistra. Tidak tampak bayangan hiperechoic di axilla.
Kesan suspek deep vein thrombosis setinggi vena axillaris sinistra.

2.7 Diagnosa Kerja


1. DHF
2. DIH e.c. OAT
3. TB paru

2.8 Tatalaksana
- IVFD NaCl 0,9% 2000 cc/24 jam
- OAT
- Rifampisin 1x1
- Pirazinamid 1x2
- Isoniazid 1x3
- Etambutol 1x1
- Metronidazole 3x500mg
- Ceftraxone 2x1g vial IV
- Imipenem
- Heparin 3x5000 U SC
- Warfarin (noticil) 1 x 1mg (1/2 tab)
- Pantoprazole
13
- Ondansetron 3x4mg IV
- Plasbumin
- Ketorolac 2x1 amp kp
- Furosemid 1x1 amp
- Microlax supp

2.9 Prognosis
- Quo ad vitam : Dubia ad bonam
- Quo ad fungsionam : Dubia ad malam
- Quo ad sanatioam : Dubia ad malam

14
Follow Up Pasien

Tgl S O A P

24/9/ Demam (-) TD : 110/70 mmHg DHF + Omeprazol 1x1 IV


2018 Batuk kadang- N : 84 x/menit DIH ec Ceftriaxone 2x1 IV
H-5 kadang P: 18 x/menit OAT + Metilprednisolon
Nyeri perut () S : 36,8 C TB Paru 2x62,5 IV
Nyeri badan () Mata : sklera ikterik +/+ Domperidon 3x1

Makan dan Thorax : cor/pulmo dbn Sucralfat 3x1

Minum baik Abdomen : datar, supel, Paracetamol 3x1

BAB warna agak BU (+) 7 x/menit, Kalk 2x1

pucat hepatomegali (2 jadi Curcuma 3x1

BAK baik BAC) Heplav 3x1


Ekstremitas : akral
hangat, CRT <2 detik,
edema -/-/-/-, bintik-
bintik kemerahan pada
ke-2 tungkai.

Tgl S O A P

25/9/ Demam (-) TD : 120/70 mmHg DHF + Pulang


2018 Batuk (-) N : 78 x/menit DIH ec Curcuma 3x1
H-6 Nyeri perut (-) P: 20 x/menit OAT +
Nyeri badan (-) S : 36,5 C TB Paru
Makan dan Mata : sklera ikterik +/+
Minum baik Thorax : cor/pulmo dbn
BAB warna agak Abdomen : datar, supel,
pucat BU (+) 8 x/menit,
BAK baik hepatomegali (2 jadi
BAC)
Ekstremitas : akral
hangat, CRT <2 detik,
edema -/-/-/-, bintik-
bintik kemerahan pada
ke-2 tungkai minimal.

Tgl S O A P

15
26/9/ Demam (-) TD : 120/70 mmHg DHF + Pulang
2018 Batuk (-) N : 78 x/menit DIH ec Curcuma 3x1
H-7 Nyeri perut (-) P: 20 x/menit OAT +
Nyeri badan (-) S : 36,5 C TB Paru
Makan dan Mata : sklera ikterik +/+
Minum baik Thorax : cor/pulmo dbn
BAB warna agak Abdomen : datar, supel,
pucat BU (+) 8 x/menit,
BAK baik hepatomegali (2 jadi
BAC)
Ekstremitas : akral
hangat, CRT <2 detik,
edema -/-/-/-, bintik-
bintik kemerahan pada
ke-2 tungkai minimal.

Tgl S O A P

27/9/ Demam (-) TD : 120/70 mmHg DHF + Pulang


2018 Batuk (-) N : 78 x/menit DIH ec Curcuma 3x1
H-7 Nyeri perut (-) P: 20 x/menit OAT +
Nyeri badan (-) S : 36,5 C TB Paru
Makan dan Mata : sklera ikterik +/+
Minum baik Thorax : cor/pulmo dbn
BAB warna agak Abdomen : datar, supel,
pucat BU (+) 8 x/menit,
BAK baik hepatomegali (2 jadi
BAC)
Ekstremitas : akral
hangat, CRT <2 detik,
edema -/-/-/-, bintik-
bintik kemerahan pada
ke-2 tungkai minimal.

Tgl S O A P

28/9/ Demam (-) TD : 120/70 mmHg DHF + Pulang


2018 Batuk (-) N : 78 x/menit DIH ec Curcuma 3x1

16
H-8 Nyeri perut (-) P: 20 x/menit OAT +
Nyeri badan (-) S : 36,5 C TB Paru
Makan dan Mata : sklera ikterik +/+
Minum baik Thorax : cor/pulmo dbn
BAB warna agak Abdomen : datar, supel,
pucat BU (+) 8 x/menit,
BAK baik hepatomegali (2 jadi
BAC)
Ekstremitas : akral
hangat, CRT <2 detik,
edema -/-/-/-, bintik-
bintik kemerahan pada
ke-2 tungkai minimal.

Foto Follow up pasien:

24/9/2018 H-5

17
18
BAB III
KAJIAN KASUS

3.1 Kajian Diagnosa Kerja

A. Laki-laki, 21 tahun dengan DHF


Anamnesis
- Tn. P 21 tahun, datang ke IGD RSUD Syamsudin, S.H dengan keluhan
demam sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan demam dirasakan terus menerus
sepanjang hari dan ketika malam hari demam semakin tinggi sehingga
pasien menggigil.
- Keluhan disertai dengan mual dan muntah setiap kali makan, sering merasa
pusing, sakit pada seluruh badan, nyeri pada perut, dan timbul bintik-bintik
kemerahan pada tangan dan kaki. Bintik-bintik kemerahan tidak terasa
panas dan tidak gatal, keluhan tersebut bersamaan dengan munculnya
demam. Pasien juga mengeluhkan nafsu makan menurun dan badan terasa
lemas, serta perut menjadi membesar atau perut terasa penuh.

Pemeriksaan Fisik
- Mata : Sklera ikterik (+/+).
- Mulut : Mukosa oral kering, bibir kering
- Palpasi abdomen : Nyeri tekan epigastrium (+), hepatomegali (+) hepar
teraba 2 jari BAC dan 3 jadi BPX (tepi tumpul,
permukaan datar, tidak nyeri)
- Kulit : Terdapat bintik-bintik kemerahan pada kedua lengan
dan tungkai

Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan :
- 20-08-2018 : Trombosit 12.000/mL,
- 21-08-2018 : Trombosit 15.000/mL,
Morfologi darah tepi : Trombositopenia berat susp.ec infeksi
virus dengue (lihat klinis pasien)

Dari data yang didapat, diagnosis kerja pada pasien ini adalah Dengue
Hemorrhagic Fever

19
Diagnosis banding :
- Malaria
- Leptospirosis

Rencana diagnostik :
- Pemeriksaan fungsi hepar : SGOT & SGPT
- Pemeriksaan elektrolit
- Serologi marker : IgM anti-dengue, IgG anti-dengue
- Pemeriksaan antigen NS1

Treatment
- IVFD NaCl 0,9% 2000 cc/24 jam
- Ceftriaxone 2 x 1g IV
- Dexamethasone 2x5mg IV
- Omeprazole 1 x 40mg IV
- Ondansetron 2 x 4mg IV
- Vitamin K 1x10 mg IV
- Paracetamol 3 x 500mg PO
- Cek Hb, Ht, Trombosit tiap 24 jam

Prognosis
- Quo ad vitam : ad bonam
- Quo ad functionam : ad bonam
- Quo ad sanationam : dubia ad bonam

B. Laki-laki, 21 tahun dengan DIH e.c. OAT


- Tn. P 21 tahun, mengeluhkan abdomen terasa penuh. Pasien mengeluh
konstipasi 3 hari, namun sekarang sudah bisa BAB dan berwarna pucat.
BAK seperti teh sejak 1 bulan yang lalu.
- Riwayat TB paru, sedang dalam pengobatan OAT bulan ke-5. Pasien
mengkonsumsi obat TB kategori pertama fase lanjutan (Rifampicin,
Isoniazid) 3 tablet sebanyak 3x dalam 1 minggu.

Pemeriksaan Fisik
- Mata : Sklera ikterik (+/+).
- Palpasi abdomen : Nyeri tekan epigastrium (+), hepatomegali (+) hepar

20
teraba 2 jari BAC dan 3 jadi BPX (tepi tumpul,
permukaan datar, tidak nyeri)

Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan :
- 21-08-2018 : SGOT : 615 U/l, SGPT : 203 U/l

Dari data yang didapat, diagnosis kerja pada pasien ini adalah Drug
Induced Hepatitis e.c. OAT

Diagnosis banding :
- Acute viral hepatitis
- Obstruksi hepar

Rencana diagnostik :
- Pemeriksaan fungsi hepar : Bilirubin total, direct indirect, alkaline
phosphatase, SGOT & SGPT
- Serologi marker : HBsAg, IgM anti-HAV, IgM anti-HBc, Anti-HCV

Treatment
- OAT dihentikan, diganti dengan
- Streptomicin 1 X 750 mg
- Oflofloxacin 2 X 400 mg
- Etambutol 1X 1 gr
- Proliva cap 2 X 1
- Curcuma tab 3 X 1

Prognosis
- Quo ad vitam : ad bonam
- Quo ad functionam : ad malam
- Quo ad sanationam : dubia ad malam

C. Laki-laki, 21 tahun dengan TB Paru


- Tn. P 21 tahun, mengeluhkan kadang-kadang batuk sejak 1 bulan yang lalu,
tidak terdapat dahak, tidak ada keluhan sesak nafas

21
- Riwayat TB paru, sedang dalam pengobatan OAT bulan ke-5. Pasien
mengkonsumsi obat TB kategori pertama fase lanjutan (Rifampicin,
Isoniazid) 3 tablet sebanyak 3x dalam 1 minggu.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan pada thorax dalam batas normal baik paru maupun jantung.

Pemeriksaan penunjang
Foto rontgen thorax dalam batas normal.

Dari data yang didapat, diagnosis kerja pada pasien ini adalah TB Paru

Rencana diagnostik :
- Cek sputum BTA 3x

Treatment
- OAT kategori 1 fase lanjutan (Rifampicin 75mg, Isoniazid 50mg) 3 tablet
sebanyak 3x seminggu. (OAT dihentikan)
- OAT diganti

Prognosis
- Quo ad vitam : ad bonam
- Quo ad functionam : ad bonam
- Quo ad sanationam : dubia ad malam

22
BAB IV
KESIMPULAN

Seorang laki-laki berusia 21 tahun dengan dignosa kerja :


1. DHF
2. DIH e.c. OAT
3. TB paru

Dengan prognosis:
 Quo ad vitam : Dubia ad bonam
 Quo ad functionam : Dubia ad bonam
 Quo ad sanationam : Dubia ad malam

23

Anda mungkin juga menyukai