Anda di halaman 1dari 8

Asuhan Kebidanan Komplementer Pada Perawatan Bayi Baru Lahir (Studi Kualitatif)

Complementary Cares on Midwifery in new baby born ( Qualitative Study)

Inggar Ratna Kusuma


inggarratna@gmail.com

ABSTRAK

Budaya dan tradisi merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam pelayanan kesehatan
pada ibu dan anak. Di Indonesia, pijat bayi, penggunaan tanaman herbal yang dijadikan ramuan
tradisional dan diletakkan di kepala maupun seluruh tubuh bayi merupakan beberapa asuhan
kebidanan komplementer yang sering digunakan pada perawatan bayi baru lahir. Penelitian ini
bertujuan untuk menggali alasan ibu menggunakan asuhan komplementer pada perawatan bayi
baru lahir. Penelitian ini menggunakan studi kualitatif. Responden penelitian sebanyak 10 orang
ibu yang menggunakan asuhan kebidanan komplementer dan 2 orang praktisi kesehatan yang
menggunakan asuhan kebidanan komplementer, 1 orang dukun bayi di Kabupaten Banyumas.
Pendekatan yang digunakan fenomenologi dan untuk validasi data menggunakan triangulasi.
Penelitian ini menemukan beberapa alasan mengapa ibu menggunakan asuhan kebidanan
komplementer pada perawatan bayi baru lahir. Alasan ibu dikategorikan menjadi tiga dimensi :
psikologi, fisik, budaya dan tradisi, pendapatan keluarga dan pengetahuan tentang kesehatan.
Kesimpulan : Penggunaan asuhan komplementer pada perawatan bayi baru lahir dipengaruhi oleh
budaya, persepsi kakek dan nenek, merupakan bagian dari dukun bayi, kepercayaan ibu tentang
asuhan komplementer pada bayi akan membuat bayi lebih nyaman dan meningkatkan frekuensi
menyusui.

Kata Kunci : Asuhan komplementer, budaya, tradisi.

ABSTRACT

It is difficult to separate traditional culture in maternal and child health services. In


Indonesia, baby massage, putting traditional herb on the baby head (or smearing on all over the
body) are some complementary cares which are often used for baby newborn care. This research
aims is to investigate why a mother using complementary care for her baby. The study is
conducted using a qualitative methodology. In order to obtain our research aims we interviewed
10 mothers who use complementary care and 3 practitioners who use complementary caring in
Banyumas regency. In doing so, we use phenomenology approach and validate our data using
validity triangulation. Our research finds the reasons why a mother using complementary care
for their infant. We categorize our finding into three dimensions: psychology, physical, and
traditional culture, the family financial constraint and lack of knowledge of health. The use
complementary care for newborn is heavily influenced by the surrounding culture, the
grandparent suggestion, as a part of the treatment used by “dukun bayi”, and mother believe
that by using complementary care the baby appears to be more comfortable and could increase
the feeding frequency

Keywords: complementary care, traditional culture.

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. XI, No. 1. Maret 2018 9


PENDAHULUAN juga, tradisi dan budaya mempengaruhi
Berdasarkan data dari WHO sebanyak perkembangan dan per-tumbuhan bayi dan
80% praktisi kesehatan di negara status kesehatannya. Di Indonesia, pijat bayi,
berkembang lebih memilih pengobatan penggunaan tanaman herbal yang dijadikan
alternatif dibandingkan pengobatan kimia ramuan tradisional, ramuan tersebut biasanya
(WHO, 2012). National Center for Health ditempelkan kepala (pupuk) atau digunakan
Statistic Survey (NCCAM) menganalisa lima diseluruh tubuh (pilis) merupakan beberapa
tahun terakhir ini terjadi peningkatan asuhan kebidanan komplementer yang sering
penggunaan terapi dan asuhan komplementer di-gunakan pada perawatan bayi baru lahir.
dari 36 % ke 62 %. Asuhan komplementer Pupuk merupakan ramuan tradisional yang
dipengaruhi oleh kebudaya-an dan tradisi terbuat dari kemukus, beras kencur yang

yang berkembang dimasyarakat. Tujuan dari ditumbuk dan dicampur minyak telon digunakan
dengan cara ditempelkan di kepala bayi. Pilis
asuhan komplementer adalah memberikan
adalah ramuan tradisional yang dibuat dari
harmoni dan keseimbangan pada pem-berian
tanaman obat kunyit dan daun sirih yang
asuhan komplementer. Asuhan
ditumbuk kemudian dibalurkan keseluruh tubuh
komplementer menjadi pelengkap dalam
bayi.
asuhan medis (Mc Elrroy and Townsend,
Penelitian ini bertujuan untuk meng-gali
2004)
alasan ibu menggunakan asuhan
Beberapa perawatan yang berpotensi
komplementer pada perawatan bayi baru
membahayakan bayi baru lahir diantaranya
lahir.
pemotongan tali pusat yang tidak higienis
dengan menggunakan peralatan tradisi-onal,
METODE
pemberian Air Susu Ibu tidak diberi-kan
Penelitian ini menggunakan metode
segera setelah bayi lahir, membuang Air Susu
kualitatif. Responden penelitian sebanyak 10
Ibu pada awal kelahiran bayi. Selain itu,
orang ibu yang menggunakan asuhan
memandikan bayi segera setelah lahir dan
kebidanan komplementer dan 2 orang
tidak menyelimuti bayi baru lahir. Beberapa
praktisi kesehatan (bidan) yang meng-
orang menyetujui hal tersebut karena faktor
gunakan asuhan kebidanan komplementer, 1
kepercayaan dan alternatif asuhan. (Keterton,
orang dukun bayi di Kabupaten Banyumas.
AJ et al, 2009).
Pendekatan yang digunakan fenomenologi
Budaya dan tradisi merupakan hal yang
dan untuk validasi data menggunakan
tidak bisa dipisahkan dalam pelayanan
triangulasi.
kesehatan pada ibu dan anak. Bagaimanapun

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. XI, No. 1. Maret 2018 10


HASIL Kategori II : Pelengkap asuhan kebidanan,
Sepuluh orang ibu yang menggunakan budaya, turun menurun, pengganti obat,
asuhan kebidanan komplementer dan tiga herbal, tradisional
orang bidan praktisi asuhan kebidanan Subtema : Persepsi tentang asuhan kebidanan
komplementer pijat bayi dan satu orang komplementer
dukun bayi dilakukan wawacara pada Tema : pendapat umum tentang Asuhan
penelitian ini melalui studi eksplorasi. Data Kebidanan Komplementer
tersebut kemudian di lakukan koding Kategori III : Pagi, Sore, Sebelum tali pusat
berdasarkan tema (dengan menggunakan puput, satu minggu, 40 hari
studi literatur dan pertimbangan peneliti). Subtema : Waktu menggunakan herbal
Tema yang diteliti diantaranya : Tema : Waktu diberikan asuhan kebidanan
a. Siapakah pengambil keputusan komplementer
didalam keluarga dalam meng- Kategori IV : Pasar, Toko obat, Membuat
gunakan terapi asuhan komplementer sendiri, Dibuatkan dukun bayi, dibuatkan
pada bayi? orang tua
b. Pendapat umum mengenai terapi dan Subtema : Ibu membuat atau membeli
asuhan komplementer? ramuan herbal
c. Kapan ibu menggunakan asuhan Tema : Racikan Ramuan herbal
kebidanan komplementer pada Kategori V : budaya, lingkungan, tradisi, dari
bayinya? dukun bayi, saran bidan, saran teman,
d. Apakah ibu membuat sendiri ramuan keyakinan, persepsi, pelengkap asuhan
herbalnya atau membeli di toko dan kebidanan, menjaga kesehatan bayi, bayi
apakah alasannya? lebih nyaman
e. Mengapa ibu menggunakan asuhan Subtema : Penggunaan asuhan kebidanan
komplementer pada bayi baru lahir? komplementer
Gambaran seluruh tema penelitian : Tema : Alasan menggunakan asuhan
Kategori I : Pengambilan Keputusan, kebidanan komplementer
Musyarawah, Mengikuti nasehat orang tua,
Dukun bayi, Keluarga PEMBAHASAN
Sub tema : penanggung jawab 1. Siapakah pengambil keputusan didalam
Tema : pengambil keputusan dalam keluarga keluarga dalam menggunakan terapi
asuhan komplementer pada bayi?

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. XI, No. 1. Maret 2018 11


Pengambilan keputusan merupakan hasil setelah proses pengambilan ke-
dari persepsi, cara berfikir, per-setujuan putusan. Ini merupakan tiga elemen
dari seseorang. Gagasan pengambilan yang berhubungan dengan
keputusan dalam keluarga didasari oleh bagaimana pengambilan ke-putusan
stuktur keluarga dan siapa yang dalam keluarga, dan akan
mempertimbangkan hal-hal yang meningkatkan pengaruhnya dalam
mempengaruhinya seperti pendapatan, pengambilan keputusan.
pendidikan, umur, pe-ngetahuan dan hal 2. Pendapat umum mengenai terapi dan
yang lain. (Singer, M, 2012) asuhan kebidanan komplementer?
“Saya menggunakan asuhan Berdasarkan dari permintaan
komplementer karena disuruh oleh ibu masyarakat, pemberian asuhan ke-
saya, karena hal tersebut akan membuat bidanan komplementer oleh tenaga
mata bayi lebih bercahaya” (Responden kesehatan mengalami peningkatan.
6, Ibu R) Meskipun hal tersebut menimbulkan pro
“Saya menghormati nasehat orang dan kontra. Teknologi kesehatan yang
tua, jadi saya menggunakan pilis setiap masih minim di negara ber-kembang
hari pada bayi. Selama 1 minggu setelah menjadi salah satu alasan masyarakat
bayi lahir, ramuan herbal dari dukun memilih asuhan dan terapi
bayi dan saya melakukannya selama 40 komplementer juga karena keter-batasan
hari” (Responden 7, Ibu N) dan efek samping peng-obatan medis
Dalam perspektif orientasi proses, (Ngunyen et al, 2011). Bidan
pengambilan keputusan dipengaruhi menggunakan asuhan komplementer
oleh tiga elemen berupa pijat bayi. Sedangkan dukun bayi
a. Pertama: Kontek sumber yang menggunakan pijat untuk memberikan
nampak dan tidak nampak, sikap, asuhan pada ibu setelah melahirkan dan
sejarah dari pasang tersebut siapa bayinya.
yang menjadi contoh dalam proses “Dukun bayi di daerah saya
pengambilan keputusan keluarga. menggunakan ramuan herbal ber-
b. Kedua: Proses interaksi yang terjadi dasarkan permintaan ibu dan keluarga”
antara suami dan istri dalam (Bidan 1, Ibu A)
pengambilan keputusan. “Saya bekerja dengan fisioterapi
c. Ketiga: Hasil yang meng- untuk memberikan asuhan kebidanan
gambarkan perilaku pasangan

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. XI, No. 1. Maret 2018 12


komplementer seperti pijat dan SPA bagi baru lahir tidak menggunakan
bayi” (Bidan 2, Ibu R) kepercayaan dan jampi-jampi, karena
Bidan dalam pemberian asuhan dukun yang lain sebagian percaya ada
kebidanan komplementer menjelaskan kekuatan lain yang dapat mengganggu
bahwa asuhannya tersebut merupakan bayi sehingga mereka menggunakan
bagian dari pemberian asuhan secara terapi herbal untuk mencegah kekuatan
menyeluruh dan melengkapi asuhan jahat yang dapat mem-bahayakan
yang diberikan. (Synder, M, 2014) bayinya. Perawatan bayi dilakukan
Peneliti menemukan tiga kategori orang pada jumat dan selasa kliwon juga
yang memberikan asuhan kebidanan disertai memandikan bayi menggunakan
komplementer : bidan, fisioterapi dan bunga (Dukun bayi, Ibu M)
dukun bayi. Beberapa pendapat Beberapa asuhan komplementer
mendukung asuhan komplementer, didasari oleh tradisi dan kebudayaan apa
namun ada juga yang menolak yang berkembang di masyarakat dan
pemberian asuhan kebidanan letak geografis wilayah tersebut.
komplementer (Lindquits, R. 2014). Hal tersebut
“Pijat bayi harus dilakukan oleh menjadi salah satu per-timbangan tenaga
bidan yang sudah ahli, bukan oleh dukun kesehatan meng-gunakan asuhan
bayi” (Bidan 2, ibu R) komplementer untuk meningkatkan
“Asuhan kebidanan komplementer derajat kesehatan masyarakat dengan
seharusnya tidak dilakukan oleh dukun pendekatan budaya (Ernest et al, 2002).
bayi karena dapat mem-bahayakan 3. Kapan ibu menggunakan asuhan
bayi” (Bidan 2, ibu R) kebidanan komplementer pada bayinya?
“Tidak semua dukun bayi Pemberian asuhan kebidanan
memberikan ramuan herbal pada komplementer bagi bayi baru lahir
perawatan bayi baru lahir, namun berhubungan dengan tradisi dan budaya
berdasarkan tradisi dan budaya setempat.
setempat. Saya menggunakan ramuan “Saya memberikan pupuk pada bayi
herbal jika diminta oleh ibu sebagai satu saya setiap selasa dan kamis kliwon,
paket perawatan bayi baru lahir (Dukun supaya bayi terhindar dari setan
bayi, Ibu S) pengganggu. Dan pemberian pilis pada
“Cukup bagi saya menggunakan sore, setiap hari selama 40 hari”
qur’an dan sunah dalam perawatan bayi (Responden 1, Ibu S)

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. XI, No. 1. Maret 2018 13


“Dukun bayi saya memberikan Psikologi (perasaan nyaman dan rileks
ramuan herbal setiap hari selama satu ketika melihat bayinya nampak lebih

minggu, pada waktu pagi hari tenang)


“Bayi daya Nampak lebih tenang dan
menggunakan pilis dan pada malam hari
mudah tidur setelah diberikan pilis atau
menggunakan pupuk” (Responden 2, Ibu
pupuk (Responden 3, Ibu L)
L)
“Setelah mandi dukun bayi memberikan
4. Apakah ibu membuat sendiri ramuan
pupuk di kepala bayi saya, dia Nampak
herbalnya atau membeli di toko dan
tenang dan segera tidur” (Responden 6, Ny
apakah alasannya? R)
Racikan ramuan herbal yang dibuat oleh Fisik (sensasi dan efek pijatan akan
ibu merupakan warisan resep turun meningkatkan frekuensi menyusui)
menurun dari kedua orang tuanya. “Setelah bayi dipijat, bayi saya frekuensi
(Struthers, R and Nichols, L. A. 2004). menyusuinya lebih sering (responden 3, Ibu

Sedangkan ibu yang memilih membeli di L)


Tradisi dan budaya (budaya lingkungan
toko karena menganggap hal tersebut
sekitar dan nasehat orang tua)
lebih praktis.
“Saya menggunakan pilis untuk bayi saya
“Ramuan herbal yang saya buat
karena nasehat orang tua agar bayi lebih
terdiri dari kemukus, beras kencur dan
sehat dan terhindar dari gangguan setan
minyak telon untuk membuat pupuk.
(Responden 1, Ibu S)
Saya suka membuat dari pada beli Berdasarkan dari pengkajian wawancara
karena lebih segar” (Responden 3 , Ibu responden didapatkan hasil pendapatan 9
L) orang responden berada di bawah Upah
“Saya membuat pilis dari kunir, sirih, Minimum Regional Banyumas yakni kurang
sedangkan pupuk terbuat dari kencur dari Rp 1.400.000,00. Satu orang

dan kemukus” (Responden 7, ibu N) berpenghasilan Rp 1.500.000,00. Dari hasil


wawancara peneliti menggunakan
5. Mengapa ibu menggunakan asuhan
pertanyaan tertutup untuk mengkaji
komplementer pada bayi baru lahir?
pengetahuan responden dan didapatkan hasil
Dalam penelitian ini didapatkan alasan ibu
7 orang responden berpengetahuan tentang
menggunakan asuhan kebidanan
kesehatan kurang dan 3 orang baik.
komplementer bagi bayinya. Hal tersebut
Pertanyaaan yang diberikan bertema
dikategorikan menjadi tiga dimensi :
pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. XI, No. 1. Maret 2018 14


KESIMPULAN National Center for Complementary and
Penggunaan asuhan kebidanan Alternative Medicine. (2008a). The uses
komplementer meningkat seiring dengan of complementary and alternative
kuatnya pengaruh budaya dalam pemberian medicine in the United States. Retrieved
pelayanan kesehatan, sugesti dari orang tua, from
bagian dari pemberian perawatan dukun bayi, http://nccam.nih.gov/news/camsurvey_f
asuhan kebidanan yang melengkapi asuhan s1.htm
kebidanan modern, kepercayaan ibu bahwa
penggunaan asuhan kebidanan Nguyen, L. T., Davis, R. B., Kaptchuk, T. J.,
komplementer dapat meningkatkan frekuensi & Phillips, R. S. (2011). Use of
bayi menyusu dan bayi nampak lebih tenang complementary and alternative medicine
juga mudah tidur. and self-rated health status: Results from
a national survey. Journal of General
DAFTAR PUSTAKA Internal Medicine, 26(4), 399–404.
Ernst E, Resch KL, Mills S, Hill R, Mitchell
A, Willoughby M, White A: Kesterton, AJ., Cleland, J. 2009. Neonatal
Complementary medicine – a definition. Care In Rural Karnataka:Healthy And
Br J Gen Pract 2002, 45:506. Harmful Practices, The Potential For
Change. BMC Pregnancy and Childbirth
Lindquits, R., Synder,M., Tracy, MF. 2014. 2009, 9 :20 doi:10.1186/1471-2393-9-
Complementary and Alternative 20.
Therapy in Nursing. Springer Publishing https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/artic
Company. les/PMC2693491/pdf/1471-2393-9-
http://lghttp.48653.nexcesscdn.net/8022 20.pdf
3CF/springer-
static/media/samplechapters/978082619 Struthers, R., & Nichols, L. A. (2004).
6125/9780826196125_chapter.pdf Utilization of complementary and
alternative medicine among racial and
McElroy, A., & Townsend, P. (2004). ethnic minority populations.
Medical anthropology in ecological Implications for reducing health care
perspective. Boulder, CO: Westview disparities. In J. Fitzpatrick & A.
Press. Villarruel (Eds.), Annual review of
nursing research (Vol. 22, pp. 285–313).

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. XI, No. 1. Maret 2018 15


New York, NY: Springer Publishing http://lghttp.48653.nexcesscdn.net/8022
Company. 3CF/springer-
statc/media/samplechapters/978082619
Singer, M., & Baer, H. (2012). Introducing 6125/9780826196125_chapter.pdf
medical anthropology: A discipline in
actioLanham, MD: Rowman & World Health Organization. (2012). Health
Littlefield. of indigenous peoples. Retrieved from
http://www.who.int/mediacentre/factshe
Synder, M., Niska, K., Lindquits, R. 2014. ets/fs326/en/index.html
Evolution and Use of Complementary
and Alternative Therapies.

Jurnal Kesehatan Al-Irsyad (JKA), Vol. XI, No. 1. Maret 2018 16

Anda mungkin juga menyukai