2
Faktor Termal
• Ventilasi akibat faktor termal adalah pergerakan
udara keluar masuk rumah tanaman yang terjadi
karena dipicu oleh adanya efek buoyansi.
• Efek bouyansi terjadi karena perbedaan
kerapatan udara di dalam dan di luar rumah
tanaman yang menyebabkan terjadinya
perbedaan tekanan udara.
• Tekanan udara di dalam rumah tanaman lebih
rendah dibandingkan di luar rumah tanaman
sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara
melalui ventilasi dan mendorong udara di dalam
rumah tanaman keluar.
3
Peran Faktor Termal
Faktor termal dominan dibanding dengan faktor
angin bila kecepatan angin sangat rendah, yaitu:
• Kurang/sama dengan 1,67 m/s (Bot,1983)
• Kurang/sama dengan 1 m/s (Kamaruddin,1999)
Fenomena chimney effect
• Udara dg suhu lebih rendah & kerapatan lebih
tinggi akan berada di bagian bawah, sedangkan
udara dg suhu lebih tinggi & kerapatan lebih
rendah akan berada di bagian atas.
• Terjadi aliran udara ke atas dan keluar melalui
ventilasi di bagian atas bangunan
4
Outlett
Bidang netral
Inlet
6
• Efek steady terjadi karena pada saat angin
bertiup di atas dan di sekeliling rumah tanaman,
pergerakan angin membangkitkan tekanan pada
lokasi yang berbeda yang menghasilkan
distribusi tekanan pada rumah tanaman.
• Efek turbulen terjadi karena kecepatan angin
tidak statis melainkan bervariasi secara kontinyu
dan hal ini menghasilkan fluktuasi tekanan yang
menyebabkan pergerakan udara (Bot, 1983).
• Desain struktur rumah tanaman sangat
menentukan dalam pembentukan perbedaan
tekanan yang akan mendorong pergerakan
udara melalui bukaan ventilasi yang ada.
7
Outlet
Inlet
Outlet
Inlet
a b
Outlet
c d
c d
Pergerakan udara pada berbagai konfigurasi bukaan
ventilasi pada model rumah tanaman bentang tunggal
dengan atap arch (Kamaruddin et al., 2002b) 9
Perhitungan Laju Ventilasi Alamiah
• Kinerja ventilasi alamiah pada suatu rumah
tanaman bergantung kepada desain bukaan
ventilasi dan lokasi rumah tanaman tersebut.
• Kinerja ventilasi alamiah dinyatakan dalam laju
(rate) aliran udara volumetrik yang melewati
bukaan ventilasi (Φv, m3/s per m2 luas bukaan
ventilasi).
• Laju ventilasi alamiah menjadi salah satu indikator
efektif tidaknya bukaan ventilasi pada desain suatu
rumah tanaman karena memberikan gambaran
pertukaran udara pada rumah tanaman tersebut.
• Laju ventilasi alamiah yang disarankan untuk
rumah tanaman berbeda-beda tergantung kepada
konstruksinya. 10
Kriteria laju ventilasi alamiah pada rumah
tanaman (Walker, 1983)
Laju
Laju ventilasi
Material Konstruksi ventilasi
(kali/menit)
(kali/jam)
Konstruksi baru, kaca atau
0.75 – 1.50 45 – 90
fiberglass
Konstruksi baru, plastik
0.50 – 1.00 30 – 60
tipis 2 lapis
Konstruksi lama, kaca
1.00 – 2.00 60 – 120
terawatt baik
Konstruksi lama, kaca tidak
2.00 – 4.00 120 – 240
terawatt
11
Metode Direct Airspeed
Measurement
• Pertukaran udara yang terjadi pada bukaan
ventilasi rumah tanaman dapat diketahui dengan
mengukur kecepatan udara yang melalui setiap
bukaan ventilasi (vn) menggunakan
anemometer dengan memperhitungkan
keberadaan screen tersebut atau tidak.
• Laju aliran udara volumetrik Φv yang melewati
bukaan ventilasi ke-n dengan metode direct
airspeed measurement dihitung dengan
Persamaan (1) kemudian laju ventilasi alamiah
Qair dihitung dengan Persamaan (2).
12
DAM n An vn ……………………………… (1)
n
1
Qair
2 Af
i 1
DAM n
……………………………… (2)
13
• Karena pengukuran kecepatan aliran udara
dilakukan pada setiap bukaan ventilasi untuk
memperoleh kecepatan rata-rata setiap bukaan,
maka dibutuhkan banyak anemometer.
• Jika jumlah anemometer terbatas, pengukuran
kecepatan aliran udara pada bukaan ventilasi
dapat dilakukan dengan menggunakan bola-
bola gabus (styrofoam) yang digantung pada tali
kemudian dipasang pada titik-titik tertentu pada
setiap bukaan ventilasi (Suhardiyanto et al.,
2006b).
14
l
θ
a b
x
mg
v l
r 2
• dimana v adalah kecepatan aliran udara melalui bukaan
ventilasi (m/s), m adalah massa bola gabus (kg), g
adalah percepatan gravitasi (9.8 m/s2), x adalah
simpangan tali (m), l adalah panjang tali (m), r adalah
jari-jari bola gabus (m), dan ρ adalah kerapatan udara di
dalam rumah tanaman (kg/m3)
16
Modifikasi Rancangan
Rumah Tanaman
Untuk memperoleh rekomendasi
modifikasi standard peak greenhouse
tipe curam yang suhu udaranya sangat
tinggi, suatu analisis laju ventilasi
alamiah telah dilakukan (Suhardiyanto et
al., 2006a).
Berbagai alternatif modifikasi rancangan
rumah tanaman telah dievaluasi dengan
menghitung laju ventilasi alamiah pada
alternatif-alternatif tersebut.
Alternatif Rancangan Modifikasi Rumah Tanaman
Tipe Standard Peak
19