Anda di halaman 1dari 19

VENTILASI ALAMIAH

PADA RUMAH TANAMAN


Ventilasi Alamiah
• Lindley dan Whitaker (1996) ventilasi
alamiah adalah pertukaran udara di dalam
suatu bangunan dengan udara di luarnya
tanpa menggunakan kipas atau peralatan
mekanik lainnya.
• Terjadi karena adanya perbedaan tekanan
udara antara posisi di dalam dan di luar
bangunan akibat faktor termal dan faktor
angin.

2
Faktor Termal
• Ventilasi akibat faktor termal adalah pergerakan
udara keluar masuk rumah tanaman yang terjadi
karena dipicu oleh adanya efek buoyansi.
• Efek bouyansi terjadi karena perbedaan
kerapatan udara di dalam dan di luar rumah
tanaman yang menyebabkan terjadinya
perbedaan tekanan udara.
• Tekanan udara di dalam rumah tanaman lebih
rendah dibandingkan di luar rumah tanaman
sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara
melalui ventilasi dan mendorong udara di dalam
rumah tanaman keluar.
3
Peran Faktor Termal
Faktor termal dominan dibanding dengan faktor
angin bila kecepatan angin sangat rendah, yaitu:
• Kurang/sama dengan 1,67 m/s (Bot,1983)
• Kurang/sama dengan 1 m/s (Kamaruddin,1999)
Fenomena chimney effect
• Udara dg suhu lebih rendah & kerapatan lebih
tinggi akan berada di bagian bawah, sedangkan
udara dg suhu lebih tinggi & kerapatan lebih
rendah akan berada di bagian atas.
• Terjadi aliran udara ke atas dan keluar melalui
ventilasi di bagian atas bangunan
4
Outlett

Bidang netral

Sumbu rumah tanaman

Inlet

Chimney effect pada rumah tanaman


dengan bukaan ventilasi pada dinding dan
atap (ridge).
5
Faktor Angin
• Adanya angin yg menerpa rumah tanaman
menyebabkan perbedaan tekanan udara antara
posisi di dalam dan di luar rumah tanaman.
• Perbedaan tekanan udara menyebabkan aliran
udara antar posisi tersebut.
• Faktor angin dominan dalam ventilasi alamiah
terjadi jika kecepatan angin di luar rumah
tanaman cukup tinggi dan perbedaan suhu udara
di dalam dan di luar rumah tanaman kecil.
• Efek angin digolongkan menjadi dua komponen,
yaitu efek steady dan efek turbulen.

6
• Efek steady terjadi karena pada saat angin
bertiup di atas dan di sekeliling rumah tanaman,
pergerakan angin membangkitkan tekanan pada
lokasi yang berbeda yang menghasilkan
distribusi tekanan pada rumah tanaman.
• Efek turbulen terjadi karena kecepatan angin
tidak statis melainkan bervariasi secara kontinyu
dan hal ini menghasilkan fluktuasi tekanan yang
menyebabkan pergerakan udara (Bot, 1983).
• Desain struktur rumah tanaman sangat
menentukan dalam pembentukan perbedaan
tekanan yang akan mendorong pergerakan
udara melalui bukaan ventilasi yang ada.

7
Outlet
Inlet
Outlet
Inlet

a b
Outlet

Inlet Outlet Outlet


Inlet

c d

Bukaan ventilasi pada rumah tanaman


bentang tunggal
8
a b

c d
Pergerakan udara pada berbagai konfigurasi bukaan
ventilasi pada model rumah tanaman bentang tunggal
dengan atap arch (Kamaruddin et al., 2002b) 9
Perhitungan Laju Ventilasi Alamiah
• Kinerja ventilasi alamiah pada suatu rumah
tanaman bergantung kepada desain bukaan
ventilasi dan lokasi rumah tanaman tersebut.
• Kinerja ventilasi alamiah dinyatakan dalam laju
(rate) aliran udara volumetrik yang melewati
bukaan ventilasi (Φv, m3/s per m2 luas bukaan
ventilasi).
• Laju ventilasi alamiah menjadi salah satu indikator
efektif tidaknya bukaan ventilasi pada desain suatu
rumah tanaman karena memberikan gambaran
pertukaran udara pada rumah tanaman tersebut.
• Laju ventilasi alamiah yang disarankan untuk
rumah tanaman berbeda-beda tergantung kepada
konstruksinya. 10
Kriteria laju ventilasi alamiah pada rumah
tanaman (Walker, 1983)

Laju
Laju ventilasi
Material Konstruksi ventilasi
(kali/menit)
(kali/jam)
Konstruksi baru, kaca atau
0.75 – 1.50 45 – 90
fiberglass
Konstruksi baru, plastik
0.50 – 1.00 30 – 60
tipis 2 lapis
Konstruksi lama, kaca
1.00 – 2.00 60 – 120
terawatt baik
Konstruksi lama, kaca tidak
2.00 – 4.00 120 – 240
terawatt

11
Metode Direct Airspeed
Measurement
• Pertukaran udara yang terjadi pada bukaan
ventilasi rumah tanaman dapat diketahui dengan
mengukur kecepatan udara yang melalui setiap
bukaan ventilasi (vn) menggunakan
anemometer dengan memperhitungkan
keberadaan screen tersebut atau tidak.
• Laju aliran udara volumetrik Φv yang melewati
bukaan ventilasi ke-n dengan metode direct
airspeed measurement dihitung dengan
Persamaan (1) kemudian laju ventilasi alamiah
Qair dihitung dengan Persamaan (2).
12
 DAM n   An vn ……………………………… (1)

n
1
Qair 
2 Af

i 1
DAM  n 
……………………………… (2)

dimana ΦDAM(n) adalah laju aliran udara volumetrik


melalui bukaan ventilasi ke-n (m3/s), vn adalah kecepatan
udara melalui bukaan ventilasi ke-n (m/s), An adalah luas
bukaan ventilasi ke-n (m2), dan Af adalah luas lantai rumah
tanaman (m2)

13
• Karena pengukuran kecepatan aliran udara
dilakukan pada setiap bukaan ventilasi untuk
memperoleh kecepatan rata-rata setiap bukaan,
maka dibutuhkan banyak anemometer.
• Jika jumlah anemometer terbatas, pengukuran
kecepatan aliran udara pada bukaan ventilasi
dapat dilakukan dengan menggunakan bola-
bola gabus (styrofoam) yang digantung pada tali
kemudian dipasang pada titik-titik tertentu pada
setiap bukaan ventilasi (Suhardiyanto et al.,
2006b).
14
l
θ

a b

Model pengukuran kecepatan aliran udara pada


bukaan ventilasi (a) penempatan bola-bola gabus
pada screen (b) parameter yang diukur.
15
• kecepatan aliran udara melewati bukaan ventilasi
sebesar

x
mg
v l
r 2 
• dimana v adalah kecepatan aliran udara melalui bukaan
ventilasi (m/s), m adalah massa bola gabus (kg), g
adalah percepatan gravitasi (9.8 m/s2), x adalah
simpangan tali (m), l adalah panjang tali (m), r adalah
jari-jari bola gabus (m), dan ρ adalah kerapatan udara di
dalam rumah tanaman (kg/m3)
16
Modifikasi Rancangan
Rumah Tanaman
 Untuk memperoleh rekomendasi
modifikasi standard peak greenhouse
tipe curam yang suhu udaranya sangat
tinggi, suatu analisis laju ventilasi
alamiah telah dilakukan (Suhardiyanto et
al., 2006a).
 Berbagai alternatif modifikasi rancangan
rumah tanaman telah dievaluasi dengan
menghitung laju ventilasi alamiah pada
alternatif-alternatif tersebut.
Alternatif Rancangan Modifikasi Rumah Tanaman
Tipe Standard Peak
19

Anda mungkin juga menyukai