Banjir adalah peristiwa atau keadaan di mana terendamnya suatu daerah atau daratan karena
volume air yang meningkat. Faktor utama penyebab banjir adalah hujan deras yang berkepanjangan
atau hujan dengan debit yang besar. Banjir yang terjadi secara tiba-tiba dapat disebabkan kurang
cepatnya air meresap atau kurang maksimalnya saluran drainase yang dibuat sehingga
mengakibatkan banjir pada suatu daerah. Pada perencanaan ini lokasi yang dipilih berada di Kota
Palangka Raya yaitu di Jalan Taurus. Pemilihan lokasi penelitian tersebut diambil dikarenakan kondisi
drainase yang tidak berfungsi dengan baik pada musim penghujan, limbah perumahan grey water
serta penyalahgunaan bahu jalan. Maka perlu solusi untuk mengatasi hal tersebut. Dalam hal ini
perencana mencoba melakukan perencanaan teknis saluran drainase tertutup pada center line jalan
pada kawasan permukiman padat penduduk yang ada di Jalan Taurus guna mengatasi permasalahan
banjir yang ada di kawasan tersebut.
Secara umum perencanaan drainase dilakukan secara bertahap, yaitu pengumpulan data
meliputi: (a) data primer (b) data sekunder, analisis data meliputi: (a) penggambaran eksisting, (b)
menganalisis data hidrologi, (c) menganalisis saluran eksisting, evaluasi kapasitas pengaliran drainase
(qs) meliputi: (a) melakukan perbandingan nilai dari besar beban drainase (q r) dan kapasitas
pengaliran drainase (qs); (b) jika nilai perbandingan qr > qs, akan dilakukan perencanaan ulang
kembali terhadap sistem dan dimensi saluran, Perencanaan teknis meliputi: (a) analisis tata jaringan
drainase, (b) perhitungan dimensi saluran dan bangunan pelengkap, (c) perhitungan struktur saluran
drainase tertutup (desain dimensi tulangan), (d) perhitungan rencana anggaran biaya (RAB), (e)
penggambaran lay out jaringan saluran drainase, dimensi saluran, dan inlet, dan penyusunan laporan
Pada perencanaan teknis saluran drainase tertutup pada center line jalan pada kawasan
permukiman padat penduduk yang ada di Jalan Taurus Kota Palangka Raya diperoleh hasil yaitu debit
saluran drainase eksisting memiliki nilai lebih kecil daripada debit kumulatif rencana maka dilakukan
perencanaan teknis; ukuran dimensi drainase tertutup yaitu lebar 0,6 m dan kedalaman 0,78 m;
bangunan pelengkap ada 3 yaitu inlet grill dengan ukuran 0,25m x 0,25 m, Pipa buangan limbah
domestik ø3”, dan manhole dengan ukuran lebar 0,9 m, panjang 0,5 m, dan tebal 0,15 m; dimensi
penulangan dengan tulangan pokok ø10-125 tulangan bagi ø8-140; total rencana anggaran baya
sebesar Rp999.874.475,37,-.
Kata Kunci: Drainase Tertutup, Inlet, Rencana Anggaran Biaya
5. Berapa dimensi penulangan saluran dan sehingga tidak akan mengganggu masyarakat
bangunan pelengkapnya? yang ada di sekitar saluran tersebut
6. Berapa besarnya rencana anggaran biaya (Hadihardjaja, 1997).
(RAB) yang diperlukan?
Sistem Drainase
Tujuan Perencanaan
Sistem drainase secara umum didefinisikan
Tujuan perencanaan desain drainase tertutup sebagai serangkaian bangunan air yang
ini adalah berfungsi untuk mengurangi dan atau
membuang kelebihan air dari suatu kawasan
1. Merencanakaan layout saluran drainase
atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan
tertutup yang diperlukan untuk mengatasi
secara optimal (Suripin, 2004).
banjir.
2. Merencanakan beban drainase yang masuk Jenis Drainase
ke dalam saluran.
Jenis drainase menurut Hasmar (2002) dapat
3. Menghitung kapasitas drainase eksisting
dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu
saluran.
4. Merencanakan dimensi saluran dan 1. Menurut sejarah terbentuknya
bangunan pelengkapnya. a. Drainase alamiah (natural drainage)
5. Merencanakan penulangan saluran dan b. Drainase buatan (artificial drainage)
bangunan pelengkapnya. c. Menurut letak saluran (bangunan)
6. Mengetahui besarnya rencana anggaran d. Drainase permukaan tanah (surface
biaya (RAB) yang diperlukan. drainage)
e. Drainase bawah permukaan tanah
Manfaat Penelitian
(subsurface drainage)
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini 2. Menurut fungsinya
adalah a. Single purpose
b. Multi purpose
1. Manfaat teoritis
c. Menurut konstruksinya
Mengembangkan wawasan dan ilmu
d. Saluran terbuka
pengetahuan di Bidang Teknik Sipil.
e. Saluran tertutup
2. Manfaat praktis
3. Menurut pola jaringannya
a. Memberikan suatu data dan pemikiran
a. Pola siku
dalam perencanaan saluran drainase
b. Pola paralel
yang berkaitan dengan pemecahan
c. Pola grid iron
masalah mengenai dampak yang
d. Pola alamiah
ditimbulkan menurut teori yang
e. Pola radial
diperoleh dari berbagai sumber.
f. Pola jaring-jaring
b. Memberikan dampak positif yaitu
kebersihan dan kesehatan lingkungan Perencanaan Saluran Drainase
pada kawasan/daerah tersebut.
Menurut Suripin (2004) bahwa saluran
TINJAUAN PUSTAKA drainase harus direncanakan untuk dapat
melewatkan debit rencana dengan aman.
Drainase
Perencanaan teknis saluran drainase
Drainase yang berasal dari bahasa Inggris mengikuti tahapan-tahapan (a) Menentukan
yaitu drainage mempunyai arti mengalirkan, debit rencana; (b) Menentukan jalur (trase)
menguras, membuang, atau mengalirkan air. saluran; (c) Merencanakan profil memanjang
Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha saluran; (d) Merencanakan penampang
untuk mengontrol kualitas air tanah, jadi melintang saluran; dan (e) Mengatur dan
drainase tidak hanya menyangkut air merencanakan bangunan-bangunan serta
permukaan tapi juga air tanah (Suripin, fasilitas sistem drainase.
2004).
Analisis Hidrologi
Fungsi Drainase
Data untuk penentuan debit banjir rencana
Drainase di dalam kota berfungsi untuk pada perencanaan ini adalah data curah
mengendalikan kelebihan air permukaan, hujan, di mana curah hujan merupakan salah
satu dari beberapa data yang dapat Koefisien aliran permukaan didefinisikan
digunakan untuk memperkirakan besarnya sebagai nisbah antara puncak aliran
debit banjir rencana baik secara rasional, permukaan terhadap intensitas hujan. Faktor
empiris, maupun statistik (Eka, 2014). utama yang mempengaruhi koefisien adalah
laju infiltrasi tanah, kemiringan lahan,
Perhitungan Beban Drainase
tanaman penutup lahan, dan intensitas hujan.
Uji Konsistensi Data Curah Hujan Selain itu juga tergantung pada sifat dan
kondisi tanah, air tanah, derajat kepadatan
Cara pengujian konsistensi data hujan dapat
tanah, porositas tanah, dan simpanan depresi.
dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
Beban Drainase
1. Metode Curve Massa Ganda
2. Rescaled Adjusted Partial Sums (RAPS) Metode untuk memperkirakan laju aliran
permukaan puncak yang umum dipakai
Uji Homogenitas Data Curah Hujan
adalah Metode Rasional USSCS (1973). Model
Pengujian homogenitas suatu seri data ini sangat simpel dan mudah dalam
dilakukan dengan Metode Uji-t (Kamiana, penggunaannya, namun penggunaannya
2011). terbatas untuk DAS-DAS dengan ukuran kecil
kurang dari 300 ha. Model ini tidak dapat
Perhitungan Curah Hujan Wilayah
menerangkan hubungan curah hujan dan
Metode yang digunakan dalam perhitungan aliran permukaan dalam bentuk hidrograf
curah hujan rata-rata wilayah daerah aliran (Triatmodjo, 2008).
sungai (DAS) ada tiga metode, yaitu Metode
Perhitungan Kapasitas Drainase
Rata-Rata Aritmatik (Aljabar), Metode Poligon
Thiessen dan Metode Isohyet (Loebis, 1987). Aliran yang terjadi di setiap saluran belum
tentu sesuai yang direncanakan. Namun pada
Perhitungan Curah Hujan Rencana
tahap awal perencanaan dapat diasumsikan
Menggunakan Distribusi Normal, Distribusi bahwa yang terjadi adalah aliran seragam.
Log-Normal, Distribusi Log-Person III, dan Perencanaan untuk aliran seragam dilakukan
Distribusi Gumbel. (Suripin, 2004). dengan Rumus Manning (Suripin, 2004).
Pengujian Distribusi Probabilitas Curah Hujan Saluran Inlet
Rencana
Merupakan saluran yang menghubungkan
Uji distribusi probabilitas curah hujan rencana aliran air dari perkerasan jalan menuju
dapat dilaksanakan dengan Uji Chi-Kuadrat saluran. Jenis inlet yaitu (1) Inlet got tepi
dan Smirnov-Kolmogorof, Soewarno (1995). (gutter inlet); (2) Inlet kerb tepi (curb inlet);
dan (3) Inlet center line jalan (soted drain
Intensitas Hujan
inlet).
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman
Dalam perencanaan saluran tertutup yang
air hujan per satuan waktu. Sifat umum hujan
terdapat inlet pemasukan air yang sering
adalah makin singkat hujan berlangsung,
dijumpai dalam bentuk grill. Dalam
intensitasnya cenderung makin tinggi dan
perencanaan pada penelitian ini juga akan
semakin besar periode ulangnya makin tinggi
menggunakan inlet dalam bentuk grill.
pula intensitasnya. Seandainya data hujan
yang diketahui hanya hujan harian (Suripin, Perhitungan Tinggi Genangan dan
2004). Waktu Konstan pada Badan Jalan
Sebelum Masuk Saluran Inlet Kala Ulang
Koefisien Pengaliran
Tahun Rencana
Koefisien pengaliran merupakan nilai banding
Jalan meliputi lebar badan jalan (road bed),
antara bagian hujan yang membentuk
kemiringan melintang badan jalan ( horizontal
limpasan langsung dengan hujan total yang
alignment), dan kemiringan memanjang jalan
terjadi. Besaran ini dipengaruhi oleh tata guna
(vertical alignment). Air yang masuk ke badan
lahan, kemiringan lahan, jenis dan kondisi
jalan yang berasal dari hujan maupun daerah
tanah. Pemilihan koefisien pengaliran harus
di sekitar badan jalan akan mengalir sesuai
memperhitungkan kemungkinan adanya
kemiringan melintang menuju saluran
perubahan tata guna lahan di kemudian hari.
penangkap (inlet) untuk kemudian dibuang memanjang dan melintang saluran drainase
melalui saluran drainase. Pada saat terjadi yang dapat diperoleh data tersebut melalui
hujan selama waktu konsentrasi dan akan pengukuran secara langsung dengan
mengalirkan debit, yang besarnya juga menggunakan alat ukur yang sering
tergantung dari kelas jalan, dalam hal ini digunakan yaitu theodolit atau waterpass.
kemiringan melintang badan jalan dan
Perbandingan Qr Rencana dan Qs
kemiringan memanjang ruas jalan (Anonim,
Eksisting
1994:5). Berikut langkah perhitungan tinggi
genangan dan waktu konstan pada badan Hasil debit kumulatif yang direncanakan
jalan sebelum masuk saluran inlet: dengan debit eksisting sebagai perbandingan
terjadi suatu banjir atau tidaknya pada daerah
1. Dimensi lubang pemasukan ke saluran
tesebut.
(inlet)
2. Luas (A) dan dimensi inlet Perhitungan Dimensi Saluran
3. Jarak antar inlet per segmen maksimum
Besarnya dimensi saluran yang terlebih
4. Panjang aliran (Lr)
dahulu harus diketahui debit kumulatif
5. Koefisien Manning Ekuivalen (neq)
terbesar yang direncanakan, sehingga
6. Slope aliran
menjadi acuan dalam menentukan dimensi
7. Lama genangan di badan jalan
yang cocok/sesuai pada perencanaan saluran
8. Luas daerah aliran (Atotal)
tersebut.
9. Koefisien rerata
10. Limpasan permukaan kala ulang tahun Perhitungan Struktur Dimensi Saluran
rencana
Perhitungan struktur pada perencanaan suatu
11. Tinggi genangan (de) kala ulang tahun
saluran tinjauan yang menentukan besarnya
rencana
momen ultimit/maksimum yang terjadi akibat
12. Waktu konstan (te)
beban yang bekerja pada perencanaan
Perhitungan Beban Drainase Akibat Air saluran tersebut dan menentukan desain
Limbah Domestik (Qrd) tulangan yang mampu menahan beban yang
dibebankan pada saluran tersebut.
Tahapan perhitungan beban drainase akibat
air limbah domestik Metcalf and Eddy (1991). Rencana Anggaran Biaya (RAB)
1. Perhitungan nilai Qrd per rumah Perhitungan RAB untuk mengetahui besar
2. Debit puncak (Qp) dan debit full (Qf) biaya yang diperlukan dalam perencanaan
3. Sambungan pipa servis drainase tertutup pada center line jalan di
4. Perhitungan kemiringan pipa dalam kondisi Jalan Taurus.
penuh
METODE PERENCANAAN
5. Perhitungan dimensi pipa dalam kondisi
penuh Tahapan Perencanaan
6. Perhitungan kecepatan pipa dalam kondisi
Secara umum perencanaan drainase
penuh
dilakukan secara bertahap:
7. Debit puncak maksimum terhadap
kecepatan pipa dalam kondisi penuh 1. Pengumpulan data
2. Analisis data
Beban Drainase Total Tangkapan Air
3. Evaluasi kapasitas pengaliran drainase (Qs)
Hujan dan Air Limbah Domestik
4. Perencanaan teknis
Merupakan besarnya drainase total yang 5. Penyusunan laporan
didapatkan dari penjumlahan debit tangkapan
Pengumpulan Data
air hujan dengan debit air domestik yang
terjadi dalam daerah/area perencanaan Jenis data yang dikumpulkan adalah data
saluran. primer dan data sekunder.
Kapasitas Drainase Eksisting (Qs) Analisis Data
Merupakan besarnya kapasitas drainase yang Berikut adalah tahap analisis yang dilakukan:
terjadi di lapangan saat ini yang di mana
1. Penggambaran eksisting
dapat diketahui dari hasil pengukuran profil
Berdasarkan tabel pada pengujian Smirnov- l. Jarak Jl. Taurus-Galaxi (Aries) = 38,0 m
Kolmogorov dan pengujian Chi-Kuadrat
Panjang jalan Taurus I-VIII sebagai berikut:
bahwa distribusi probabilitas yang dapat di
terima dan memiliki nilai terendah adalah a. Panjang Jl. Taurus I = 113,40 m
Distribusi Probabilitas Gumbel dan Distribusi b. Panjang Jl. Taurus II = 113,70 m
Probabilitas Normal. Dengan demikian kedua c. Panjang Jl. Taurus III = 112,85 m
distribusi tersebut dapat digunakan dalam d. Panjang Jl. Gemini = 113,00 m
analisis. Namun dari dua distribusi tersebut e. Panjang Jl. Taurus IV = 112,50 m
hanya digunakan salah satunya yaitu f. Panjang Jl. Taurus V = 111,00 m
distribusi yang memiliki nilai terendah. Cara g. Panjang Jl. Taurus VI = 115,00 m
menghitungnya adalah h. Panjang Jl. Taurus VII = 164,00 m
i. Panjang Jl. Taurus VIII = 134,00 m
Chi-Kuadrat
Gumbel= (5,9910-2,6667)/5,9910=0,5549 Luas daerah tangkapan dapat ditentukan
Normal= (5,9910-0,6667)/5,9910=0,8887 dengan mempertimbangkan faktor arah
aliran. Berdasarkan hal tersebut luas daerah
Smirnov-Kolmogorof
tangkapan hujan untuk masing-masing
Gumbel= (0,34-0,0920)/0,34=0,7249
saluran yang ditinjau dapat dihitung.
Normal= (0,34-0,1555)/0,34=0,5426
Perhitungan Koefisien Pengaliran Tangkapan
Kemudian dari hasil perhitungan di atas nilai
Hujan
dicari nilai rata-rata:
Contoh cara perhitungan koefisien pengaliran
Gumbel= (0,5549-0,7294)/2=0,6421
rata-rata dapat dilihat pada Perhitungan
Normal= (0,8887-0,5426)/2=0,7156 koefisien pengaliran rata-rata (C).
Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat Tabel 3. Perhitungan Koefisien Pengaliran
dan disimpulkan nilai terendah yang Rata-rata (C)
didapatkan adalah hasil dari Distribusi
Probabilitas Gumbel dengan nilai rata-rata =
0,6421. Maka Distribusi Probabilitas Gumbel
yang akan digunakan dalam
perhitungan/perencanaan selanjutnya.
Perhitungan Beban Drainase (Qrh)
Penentuan Luas Daerah Tangkapan
Permukiman Perumahan Amaco di Jalan Perhitungan Intensitas Hujan (I)
Taurus berada pada daerah yang relatif datar
Intensitas hujan dihitung dengan
dengan ketinggian titik awal (datum) yaitu 27
menggunakan Rumus Mononobe. Berikut
m di atas permukaan laut. Ruas jalan
langkah-langkah dalam perhitungan intensitas
eksisting adalah ± 6 m, untuk bahu jalan ±
hujan. Dalam hal ini diambil contoh
1,5 m, badan Jalan ± 3 m. Untuk
perhitungan yaitu daerah Taurus Induk 1
perencanaan luas tangkapan hujan dihitung
Kanan:
per segmen luas jalan, dengan data sebagai
berikut: 1. Data
a. Jarak pengaliran dari permukaan lahan
a. Jarak Jl. Aries-Taurus I = 33,1 m
ke saluran (L0) = 28,350 m
b. Jarak Jl. Taurus I-Taurus II = 33,2 m
b. Kemiringan lahan S0 = 0,0050 (diambil
c. Jarak Jl. Taurus II-Taurus III = 32,1 m
sebesar 0,50% sesuai kondisi lapangan
d. Jarak Jl. Taurus III-Gemini = 32,7 m
yang relatif datar)
e. Jarak Jl. Gemini-Taurus IV = 32,3 m
c. Koefisien pengaliran (C) = 0,8262
f. Jarak Jl. Taurus IV-Taurus V = 32,5 m
d. Panjang saluran Ld = 33,100 m
g. Jarak Jl. Taurus V-Taurus VI = 29,2 m
2. Perhitungan intensitas hujan
h. Jarak Jl. Taurus VI-Taurus VII = 23,7 m
a. Berdasarkan diagram untuk
i. Jarak Jl. Taurus VII-Taurus VIII = 25,3 m
memperkirakan harga t0, maka
j. Jarak Jl. Taurus-Galaxi = 37,0 m
diperoleh nilai t0 = 6,2500 menit
k. Jarak Jl. Taurus-Galaxi (Gemini) = 36,0 m