Anda di halaman 1dari 10

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 25

PERENCANAAN TEKNIS SALURAN DRAINASE TERTUTUP PADA


CENTER LINE JALAN (STUDI KASUS KAWASAN PERMUKIMAN
AMACO JALAN TAURUS KOTA PALANGKA RAYA)
Oleh: Borneo Saputra1), Ariati2), dan I Made Kamiana3)

Banjir adalah peristiwa atau keadaan di mana terendamnya suatu daerah atau daratan karena
volume air yang meningkat. Faktor utama penyebab banjir adalah hujan deras yang berkepanjangan
atau hujan dengan debit yang besar. Banjir yang terjadi secara tiba-tiba dapat disebabkan kurang
cepatnya air meresap atau kurang maksimalnya saluran drainase yang dibuat sehingga
mengakibatkan banjir pada suatu daerah. Pada perencanaan ini lokasi yang dipilih berada di Kota
Palangka Raya yaitu di Jalan Taurus. Pemilihan lokasi penelitian tersebut diambil dikarenakan kondisi
drainase yang tidak berfungsi dengan baik pada musim penghujan, limbah perumahan grey water
serta penyalahgunaan bahu jalan. Maka perlu solusi untuk mengatasi hal tersebut. Dalam hal ini
perencana mencoba melakukan perencanaan teknis saluran drainase tertutup pada center line jalan
pada kawasan permukiman padat penduduk yang ada di Jalan Taurus guna mengatasi permasalahan
banjir yang ada di kawasan tersebut.
Secara umum perencanaan drainase dilakukan secara bertahap, yaitu pengumpulan data
meliputi: (a) data primer (b) data sekunder, analisis data meliputi: (a) penggambaran eksisting, (b)
menganalisis data hidrologi, (c) menganalisis saluran eksisting, evaluasi kapasitas pengaliran drainase
(qs) meliputi: (a) melakukan perbandingan nilai dari besar beban drainase (q r) dan kapasitas
pengaliran drainase (qs); (b) jika nilai perbandingan qr > qs, akan dilakukan perencanaan ulang
kembali terhadap sistem dan dimensi saluran, Perencanaan teknis meliputi: (a) analisis tata jaringan
drainase, (b) perhitungan dimensi saluran dan bangunan pelengkap, (c) perhitungan struktur saluran
drainase tertutup (desain dimensi tulangan), (d) perhitungan rencana anggaran biaya (RAB), (e)
penggambaran lay out jaringan saluran drainase, dimensi saluran, dan inlet, dan penyusunan laporan
Pada perencanaan teknis saluran drainase tertutup pada center line jalan pada kawasan
permukiman padat penduduk yang ada di Jalan Taurus Kota Palangka Raya diperoleh hasil yaitu debit
saluran drainase eksisting memiliki nilai lebih kecil daripada debit kumulatif rencana maka dilakukan
perencanaan teknis; ukuran dimensi drainase tertutup yaitu lebar 0,6 m dan kedalaman 0,78 m;
bangunan pelengkap ada 3 yaitu inlet grill dengan ukuran 0,25m x 0,25 m, Pipa buangan limbah
domestik ø3”, dan manhole dengan ukuran lebar 0,9 m, panjang 0,5 m, dan tebal 0,15 m; dimensi
penulangan dengan tulangan pokok ø10-125 tulangan bagi ø8-140; total rencana anggaran baya
sebesar Rp999.874.475,37,-.
Kata Kunci: Drainase Tertutup, Inlet, Rencana Anggaran Biaya

PENDAHULUAN jalan pada kawasan permukiman padat


penduduk yang ada di Jalan Taurus.
Penelitian ini berlokasi di Kota Palangka Raya
yaitu di Jalan Taurus. Pemilihan lokasi Rumusan Masalah
perencanaan tersebut diambil dikarenakan
Permasalahan yang akan dibahas berdasarkan
kondisi drainase yang tidak berfungsi dengan
latar belakang yang telah dipaparkan di atas
baik pada musim penghujan, limbah
adalah
perumahan grey water serta penyalahgunaan
bahu jalan yang seharusnya dibuat miring 1. Bagaimana layout saluran drainase
untuk mengalirkan air yang ada di jalan, akan tertutup yang diperlukan untuk mengatasi
tetapi disalahgunakan fungsinya oleh banjir?
beberapa masyarakat untuk keperluan 2. Berapa besarnya beban drainase yang
pribadi. Berdasarkan kasus yang terjadi, maka masuk ke dalam saluran?
perlu solusi untuk mengatasi hal tersebut. 3. Berapa besarnya kapasitas drainase
Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan eksisting?
penelitian mengenai perencanaan teknis 4. Berapa dimensi saluran dan bangunan
saluran drainase tertutup pada center line pelengkapnya?
____________________________
1) Borneo Saputra adalah mahasiswa dari Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
2) Ir. Hj. Ariati, M.T. adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya
3) Dr. Ir. I Made Kamiana, M.T. adalah staf pengajar tetap di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 26

5. Berapa dimensi penulangan saluran dan sehingga tidak akan mengganggu masyarakat
bangunan pelengkapnya? yang ada di sekitar saluran tersebut
6. Berapa besarnya rencana anggaran biaya (Hadihardjaja, 1997).
(RAB) yang diperlukan?
Sistem Drainase
Tujuan Perencanaan
Sistem drainase secara umum didefinisikan
Tujuan perencanaan desain drainase tertutup sebagai serangkaian bangunan air yang
ini adalah berfungsi untuk mengurangi dan atau
membuang kelebihan air dari suatu kawasan
1. Merencanakaan layout saluran drainase
atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan
tertutup yang diperlukan untuk mengatasi
secara optimal (Suripin, 2004).
banjir.
2. Merencanakan beban drainase yang masuk Jenis Drainase
ke dalam saluran.
Jenis drainase menurut Hasmar (2002) dapat
3. Menghitung kapasitas drainase eksisting
dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu
saluran.
4. Merencanakan dimensi saluran dan 1. Menurut sejarah terbentuknya
bangunan pelengkapnya. a. Drainase alamiah (natural drainage)
5. Merencanakan penulangan saluran dan b. Drainase buatan (artificial drainage)
bangunan pelengkapnya. c. Menurut letak saluran (bangunan)
6. Mengetahui besarnya rencana anggaran d. Drainase permukaan tanah (surface
biaya (RAB) yang diperlukan. drainage)
e. Drainase bawah permukaan tanah
Manfaat Penelitian
(subsurface drainage)
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini 2. Menurut fungsinya
adalah a. Single purpose
b. Multi purpose
1. Manfaat teoritis
c. Menurut konstruksinya
Mengembangkan wawasan dan ilmu
d. Saluran terbuka
pengetahuan di Bidang Teknik Sipil.
e. Saluran tertutup
2. Manfaat praktis
3. Menurut pola jaringannya
a. Memberikan suatu data dan pemikiran
a. Pola siku
dalam perencanaan saluran drainase
b. Pola paralel
yang berkaitan dengan pemecahan
c. Pola grid iron
masalah mengenai dampak yang
d. Pola alamiah
ditimbulkan menurut teori yang
e. Pola radial
diperoleh dari berbagai sumber.
f. Pola jaring-jaring
b. Memberikan dampak positif yaitu
kebersihan dan kesehatan lingkungan Perencanaan Saluran Drainase
pada kawasan/daerah tersebut.
Menurut Suripin (2004) bahwa saluran
TINJAUAN PUSTAKA drainase harus direncanakan untuk dapat
melewatkan debit rencana dengan aman.
Drainase
Perencanaan teknis saluran drainase
Drainase yang berasal dari bahasa Inggris mengikuti tahapan-tahapan (a) Menentukan
yaitu drainage mempunyai arti mengalirkan, debit rencana; (b) Menentukan jalur (trase)
menguras, membuang, atau mengalirkan air. saluran; (c) Merencanakan profil memanjang
Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha saluran; (d) Merencanakan penampang
untuk mengontrol kualitas air tanah, jadi melintang saluran; dan (e) Mengatur dan
drainase tidak hanya menyangkut air merencanakan bangunan-bangunan serta
permukaan tapi juga air tanah (Suripin, fasilitas sistem drainase.
2004).
Analisis Hidrologi
Fungsi Drainase
Data untuk penentuan debit banjir rencana
Drainase di dalam kota berfungsi untuk pada perencanaan ini adalah data curah
mengendalikan kelebihan air permukaan, hujan, di mana curah hujan merupakan salah

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 27

satu dari beberapa data yang dapat Koefisien aliran permukaan didefinisikan
digunakan untuk memperkirakan besarnya sebagai nisbah antara puncak aliran
debit banjir rencana baik secara rasional, permukaan terhadap intensitas hujan. Faktor
empiris, maupun statistik (Eka, 2014). utama yang mempengaruhi koefisien adalah
laju infiltrasi tanah, kemiringan lahan,
Perhitungan Beban Drainase
tanaman penutup lahan, dan intensitas hujan.
Uji Konsistensi Data Curah Hujan Selain itu juga tergantung pada sifat dan
kondisi tanah, air tanah, derajat kepadatan
Cara pengujian konsistensi data hujan dapat
tanah, porositas tanah, dan simpanan depresi.
dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:
Beban Drainase
1. Metode Curve Massa Ganda
2. Rescaled Adjusted Partial Sums (RAPS) Metode untuk memperkirakan laju aliran
permukaan puncak yang umum dipakai
Uji Homogenitas Data Curah Hujan
adalah Metode Rasional USSCS (1973). Model
Pengujian homogenitas suatu seri data ini sangat simpel dan mudah dalam
dilakukan dengan Metode Uji-t (Kamiana, penggunaannya, namun penggunaannya
2011). terbatas untuk DAS-DAS dengan ukuran kecil
kurang dari 300 ha. Model ini tidak dapat
Perhitungan Curah Hujan Wilayah
menerangkan hubungan curah hujan dan
Metode yang digunakan dalam perhitungan aliran permukaan dalam bentuk hidrograf
curah hujan rata-rata wilayah daerah aliran (Triatmodjo, 2008).
sungai (DAS) ada tiga metode, yaitu Metode
Perhitungan Kapasitas Drainase
Rata-Rata Aritmatik (Aljabar), Metode Poligon
Thiessen dan Metode Isohyet (Loebis, 1987). Aliran yang terjadi di setiap saluran belum
tentu sesuai yang direncanakan. Namun pada
Perhitungan Curah Hujan Rencana
tahap awal perencanaan dapat diasumsikan
Menggunakan Distribusi Normal, Distribusi bahwa yang terjadi adalah aliran seragam.
Log-Normal, Distribusi Log-Person III, dan Perencanaan untuk aliran seragam dilakukan
Distribusi Gumbel. (Suripin, 2004). dengan Rumus Manning (Suripin, 2004).
Pengujian Distribusi Probabilitas Curah Hujan Saluran Inlet
Rencana
Merupakan saluran yang menghubungkan
Uji distribusi probabilitas curah hujan rencana aliran air dari perkerasan jalan menuju
dapat dilaksanakan dengan Uji Chi-Kuadrat saluran. Jenis inlet yaitu (1) Inlet got tepi
dan Smirnov-Kolmogorof, Soewarno (1995). (gutter inlet); (2) Inlet kerb tepi (curb inlet);
dan (3) Inlet center line jalan (soted drain
Intensitas Hujan
inlet).
Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman
Dalam perencanaan saluran tertutup yang
air hujan per satuan waktu. Sifat umum hujan
terdapat inlet pemasukan air yang sering
adalah makin singkat hujan berlangsung,
dijumpai dalam bentuk grill. Dalam
intensitasnya cenderung makin tinggi dan
perencanaan pada penelitian ini juga akan
semakin besar periode ulangnya makin tinggi
menggunakan inlet dalam bentuk grill.
pula intensitasnya. Seandainya data hujan
yang diketahui hanya hujan harian (Suripin, Perhitungan Tinggi Genangan dan
2004). Waktu Konstan pada Badan Jalan
Sebelum Masuk Saluran Inlet Kala Ulang
Koefisien Pengaliran
Tahun Rencana
Koefisien pengaliran merupakan nilai banding
Jalan meliputi lebar badan jalan (road bed),
antara bagian hujan yang membentuk
kemiringan melintang badan jalan ( horizontal
limpasan langsung dengan hujan total yang
alignment), dan kemiringan memanjang jalan
terjadi. Besaran ini dipengaruhi oleh tata guna
(vertical alignment). Air yang masuk ke badan
lahan, kemiringan lahan, jenis dan kondisi
jalan yang berasal dari hujan maupun daerah
tanah. Pemilihan koefisien pengaliran harus
di sekitar badan jalan akan mengalir sesuai
memperhitungkan kemungkinan adanya
kemiringan melintang menuju saluran
perubahan tata guna lahan di kemudian hari.

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 28

penangkap (inlet) untuk kemudian dibuang memanjang dan melintang saluran drainase
melalui saluran drainase. Pada saat terjadi yang dapat diperoleh data tersebut melalui
hujan selama waktu konsentrasi dan akan pengukuran secara langsung dengan
mengalirkan debit, yang besarnya juga menggunakan alat ukur yang sering
tergantung dari kelas jalan, dalam hal ini digunakan yaitu theodolit atau waterpass.
kemiringan melintang badan jalan dan
Perbandingan Qr Rencana dan Qs
kemiringan memanjang ruas jalan (Anonim,
Eksisting
1994:5). Berikut langkah perhitungan tinggi
genangan dan waktu konstan pada badan Hasil debit kumulatif yang direncanakan
jalan sebelum masuk saluran inlet: dengan debit eksisting sebagai perbandingan
terjadi suatu banjir atau tidaknya pada daerah
1. Dimensi lubang pemasukan ke saluran
tesebut.
(inlet)
2. Luas (A) dan dimensi inlet Perhitungan Dimensi Saluran
3. Jarak antar inlet per segmen maksimum
Besarnya dimensi saluran yang terlebih
4. Panjang aliran (Lr)
dahulu harus diketahui debit kumulatif
5. Koefisien Manning Ekuivalen (neq)
terbesar yang direncanakan, sehingga
6. Slope aliran
menjadi acuan dalam menentukan dimensi
7. Lama genangan di badan jalan
yang cocok/sesuai pada perencanaan saluran
8. Luas daerah aliran (Atotal)
tersebut.
9. Koefisien rerata
10. Limpasan permukaan kala ulang tahun Perhitungan Struktur Dimensi Saluran
rencana
Perhitungan struktur pada perencanaan suatu
11. Tinggi genangan (de) kala ulang tahun
saluran tinjauan yang menentukan besarnya
rencana
momen ultimit/maksimum yang terjadi akibat
12. Waktu konstan (te)
beban yang bekerja pada perencanaan
Perhitungan Beban Drainase Akibat Air saluran tersebut dan menentukan desain
Limbah Domestik (Qrd) tulangan yang mampu menahan beban yang
dibebankan pada saluran tersebut.
Tahapan perhitungan beban drainase akibat
air limbah domestik Metcalf and Eddy (1991). Rencana Anggaran Biaya (RAB)
1. Perhitungan nilai Qrd per rumah Perhitungan RAB untuk mengetahui besar
2. Debit puncak (Qp) dan debit full (Qf) biaya yang diperlukan dalam perencanaan
3. Sambungan pipa servis drainase tertutup pada center line jalan di
4. Perhitungan kemiringan pipa dalam kondisi Jalan Taurus.
penuh
METODE PERENCANAAN
5. Perhitungan dimensi pipa dalam kondisi
penuh Tahapan Perencanaan
6. Perhitungan kecepatan pipa dalam kondisi
Secara umum perencanaan drainase
penuh
dilakukan secara bertahap:
7. Debit puncak maksimum terhadap
kecepatan pipa dalam kondisi penuh 1. Pengumpulan data
2. Analisis data
Beban Drainase Total Tangkapan Air
3. Evaluasi kapasitas pengaliran drainase (Qs)
Hujan dan Air Limbah Domestik
4. Perencanaan teknis
Merupakan besarnya drainase total yang 5. Penyusunan laporan
didapatkan dari penjumlahan debit tangkapan
Pengumpulan Data
air hujan dengan debit air domestik yang
terjadi dalam daerah/area perencanaan Jenis data yang dikumpulkan adalah data
saluran. primer dan data sekunder.
Kapasitas Drainase Eksisting (Qs) Analisis Data
Merupakan besarnya kapasitas drainase yang Berikut adalah tahap analisis yang dilakukan:
terjadi di lapangan saat ini yang di mana
1. Penggambaran eksisting
dapat diketahui dari hasil pengukuran profil

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 29

2. Menganalisis data hidrologi Untuk Stasiun Palangka Raya didapat:


3. Menganalisis saluran eksisting
Q = 0,4845 < Qkritis = 4,5701
Evaluasi Kapasitas Pengaliran Drainase R = 0,8879 < Rkritis = 5,2479
(Qs)
Untuk Stasiun Bereng Bengkel didapat:
Evaluasi dapat dilakukan dengan cara:
Q = 1,7483 < Qkritis = 4,5701
1. Melakukan perbandingan nilai dari besar R = 1,9385 < Rkritis = 5,2479
beban drainase (Qr) dan kapasitas
Uji Homogenitas Data Hujan
pengaliran drainase (Qs).
2. Jika nilai perbandingan Qr > Qs, akan Karena dua stasiun tidak berada dalam satu
dilakukan perencanaan ulang kembali daerah tangkapan hujan, maka perlu
terhadap sistem dan dimensi saluran. diketahui apakah data tersebut masih berada
dalam satu populasi atau tidak. Untuk itu
Perencanaan Teknis
perlu dilakukan pengujian homogenitas data.
Perencanaan teknis meliputi: Dalam hal ini digunakan Metode Uji-t.
1. Analisis tata jaringan drainase Dari hasil perhitungan diperoleh t = 2,8622 >
2. Perhitungan dimensi saluran dan tc sehingga dapat disimpulkan bahwa data
bangunan pelengkap. curah hujan pada Stasiun Pencatat Curah
3. Perhitungan struktur saluran drainase Hujan Wilayah Palangka Raya dan Stasiun
tertutup (desain dimensi tulangan) Pencatat Curah Hujan Wilayah Bereng
4. Perhitungan rencana anggaran biaya Bengkel adalah tidak homogen. Dalam hal ini
(RAB) dipakai stasiun curah hujan yang terdekat
5. Penggambaran lay out jaringan saluran yaitu Stasiun Pencatat Curah Hujan Wilayah
drainase, dimensi saluran, dan inlet. Palangka Raya.
PENGUMPULAN DAN ANALISIS Perhitungan Curah Hujan Rancangan
DATA
Untuk perhitungan curah hujan rancangan
Klimatologi ada 4 distribusi probabilitas yaitu:
Kota Palangka Raya merupakan wilayah yang a. Berdasarkan Distribusi Probabilitas Gumbel
beriklim tropis dengan geografis terletak pada b. Berdasarkan Distribusi Probabilitas Normal
113˚30`-114˚07` Bujur Timur dan 1˚35`- c. Berdasarkan Distribusi Probabilitas Log
2˚24` Lintang Selatan, dengan luas wilayah Pearson III
2.678,51 Km2 (267.851 Ha). d. Berdasarkan Distribusi Probabilitas Log
Normal (Kamiana, 2011)
Curah Hujan
Periode pencatatan adalah 15 tahun yaitu dari
Pengujian Distribusi Curah Hujan Rancangan
Tahun 2001 sampai 2015. Hasil Uji Smirnov Kolmogorov dan Chi Kuadrat
Untuk Distribusi Gumbel, Log Pearson type
Tabel 1. Data Curah Hujan Harian Maksimum
III, Normal dan Log Normal.
(mm)
Tabel 2. Hasil Uji Smirnov Kolmogorov dan
Chi Kuadrat Untuk Distribusi
Gumbel, Log Pearson type III,
Normal dan Log Normal

Uji Konsistensi Data Hujan


Dalam hal ini digunakan Metode Rescaled
Adjusted Partial Sums (RAPS).

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 30

Berdasarkan tabel pada pengujian Smirnov- l. Jarak Jl. Taurus-Galaxi (Aries) = 38,0 m
Kolmogorov dan pengujian Chi-Kuadrat
Panjang jalan Taurus I-VIII sebagai berikut:
bahwa distribusi probabilitas yang dapat di
terima dan memiliki nilai terendah adalah a. Panjang Jl. Taurus I = 113,40 m
Distribusi Probabilitas Gumbel dan Distribusi b. Panjang Jl. Taurus II = 113,70 m
Probabilitas Normal. Dengan demikian kedua c. Panjang Jl. Taurus III = 112,85 m
distribusi tersebut dapat digunakan dalam d. Panjang Jl. Gemini = 113,00 m
analisis. Namun dari dua distribusi tersebut e. Panjang Jl. Taurus IV = 112,50 m
hanya digunakan salah satunya yaitu f. Panjang Jl. Taurus V = 111,00 m
distribusi yang memiliki nilai terendah. Cara g. Panjang Jl. Taurus VI = 115,00 m
menghitungnya adalah h. Panjang Jl. Taurus VII = 164,00 m
i. Panjang Jl. Taurus VIII = 134,00 m
Chi-Kuadrat
Gumbel= (5,9910-2,6667)/5,9910=0,5549 Luas daerah tangkapan dapat ditentukan
Normal= (5,9910-0,6667)/5,9910=0,8887 dengan mempertimbangkan faktor arah
aliran. Berdasarkan hal tersebut luas daerah
Smirnov-Kolmogorof
tangkapan hujan untuk masing-masing
Gumbel= (0,34-0,0920)/0,34=0,7249
saluran yang ditinjau dapat dihitung.
Normal= (0,34-0,1555)/0,34=0,5426
Perhitungan Koefisien Pengaliran Tangkapan
Kemudian dari hasil perhitungan di atas nilai
Hujan
dicari nilai rata-rata:
Contoh cara perhitungan koefisien pengaliran
Gumbel= (0,5549-0,7294)/2=0,6421
rata-rata dapat dilihat pada Perhitungan
Normal= (0,8887-0,5426)/2=0,7156 koefisien pengaliran rata-rata (C).
Berdasarkan perhitungan di atas dapat dilihat Tabel 3. Perhitungan Koefisien Pengaliran
dan disimpulkan nilai terendah yang Rata-rata (C)
didapatkan adalah hasil dari Distribusi
Probabilitas Gumbel dengan nilai rata-rata =
0,6421. Maka Distribusi Probabilitas Gumbel
yang akan digunakan dalam
perhitungan/perencanaan selanjutnya.
Perhitungan Beban Drainase (Qrh)
Penentuan Luas Daerah Tangkapan
Permukiman Perumahan Amaco di Jalan Perhitungan Intensitas Hujan (I)
Taurus berada pada daerah yang relatif datar
Intensitas hujan dihitung dengan
dengan ketinggian titik awal (datum) yaitu 27
menggunakan Rumus Mononobe. Berikut
m di atas permukaan laut. Ruas jalan
langkah-langkah dalam perhitungan intensitas
eksisting adalah ± 6 m, untuk bahu jalan ±
hujan. Dalam hal ini diambil contoh
1,5 m, badan Jalan ± 3 m. Untuk
perhitungan yaitu daerah Taurus Induk 1
perencanaan luas tangkapan hujan dihitung
Kanan:
per segmen luas jalan, dengan data sebagai
berikut: 1. Data
a. Jarak pengaliran dari permukaan lahan
a. Jarak Jl. Aries-Taurus I = 33,1 m
ke saluran (L0) = 28,350 m
b. Jarak Jl. Taurus I-Taurus II = 33,2 m
b. Kemiringan lahan S0 = 0,0050 (diambil
c. Jarak Jl. Taurus II-Taurus III = 32,1 m
sebesar 0,50% sesuai kondisi lapangan
d. Jarak Jl. Taurus III-Gemini = 32,7 m
yang relatif datar)
e. Jarak Jl. Gemini-Taurus IV = 32,3 m
c. Koefisien pengaliran (C) = 0,8262
f. Jarak Jl. Taurus IV-Taurus V = 32,5 m
d. Panjang saluran Ld = 33,100 m
g. Jarak Jl. Taurus V-Taurus VI = 29,2 m
2. Perhitungan intensitas hujan
h. Jarak Jl. Taurus VI-Taurus VII = 23,7 m
a. Berdasarkan diagram untuk
i. Jarak Jl. Taurus VII-Taurus VIII = 25,3 m
memperkirakan harga t0, maka
j. Jarak Jl. Taurus-Galaxi = 37,0 m
diperoleh nilai t0 = 6,2500 menit
k. Jarak Jl. Taurus-Galaxi (Gemini) = 36,0 m

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 31

b. td= Ld/V= 33,100/0,400=1,3792 menit Sehingga luas (A) inlet adalah


c. tc = to + td = 6,2500 menit + 1,3792
menit = 7,6292 menit = 0,1272 jam = 0,0627 m2
d. Intensitas hujan untuk periode ulang
tertentu dengan persamaan: Untuk mendapatkan dimensi inlet yaitu=

Sehingga diperoleh dimensi inlet= 0,2503


m dibulatkan menjadi 0,25 m. Dapat
disimpulkan bahwa untuk 1 inlet (grill)
dengan dimensi 0,25 m x 0,25 m.
3. Menentukan jarak antar inlet per segmen
Dalam penentuan ini, maka diambil nilai jarak
per segmen yang terbesar dengan
perbandingan jumlah inlet pada per segmen
rencana tersebut dengan cara sebagai
Perhitungan Beban Drainase Akibat Hujan berikut:
(Qrh)
1. Jarak per segmen terbesar= 33,2 m (untuk
Pada perhitungan beban drainase ditentukan Taurus Induk 1-9 sebelah kanan yang
dengan mengunakan rumus Rasional. Berikut menjadi acuan).
langkah-langkah perhitungan debit rancangan 2. Jumlah inlet rencana per segmen= 3 buah
di atas. Dalam hal ini diambil contoh Jalan
Taurus 1 kanan: Maka, diperoleh jarak inlet rencana per
segmen= 33,2 m/3 buah= 11,0667 m. Agar
1. Data mempermudah dalam perencanaan inlet maka
a. Koefisien pengaliran (C) = 0,8262 untuk jarak inlet rencana dalam satu segmen
b. Intensitas curah hujan periode ulang 2 dipakai 10 m.
tahun (I2) = 128,4677 mm/jam
c. Luas daerah tangkapan hujan Jalan Dari data di atas maka digunakan untuk
Taurus 1 = 0,00057 Km2 perhitungan tinggi dan lama genangan yang
d. Perhitungan debit rancangan daerah terjadi pada masing-masing inlet rencana,
tersebut: dengan langkah-langkah sebagai berikut:
e. Qr2 tahun = 0,278 x C x I2 x A 1. Jalan:
f. Qr2 tahun = 0,278 x 0,8262 x 128,4677 a. Lebar= 6 m (badan jalan + bahu jalan)
x 0,00057 = 0,0168 m3/detik b. Lebar per ruas jalan (Wc)= 3 m
Tinggi Genangan dan Waktu Konstan pada c. Slope melintang (Sc)= ((27,038 –
Badan Jalan Sebelum Masuk Saluran Inlet 26,968) / (3)) = 0,0277
Kala Ulang Dua (2) Tahun 2. Panjang per jarak antar inlet:
a. Panjang = 10 m
1. Menghitung kebutuhan dimensi lubang b. Slope (i) = ((27,051 – 26,968) / (10))
pemasukan ke saluran (inlet) = 0,0083
Diketahui yaitu sebagai berikut: 3. Koefisien permukaan:
a. Debit (Q) per segmen yang terbesar = Badan jalan = 0,014
0,0565 m3/detik 4. Intensitas hujan rencana
b. Jumlah inlet rencana per segmen = 3 = 108,4399 mm/jam
buah Setelah diketahui data, maka dilakukan
Sehingga diperoleh debit (Q) per segmen perhitungan yaitu dengan langkah-langkah
dalam 1 inlet (grill) adalah sebagai berikut:
1. Menghitung panjang aliran (Lr)
= 0,0188 m3/detik
Berdasarkan persamaan:
2. Menentukan luas (A) dan dimensi inlet
Lr =
a. Debit (Q) per segmen dalam 1 inlet= Lr = 10,4416 m
0,0188 m3/detik 2. Menghitung Koefisien Manning Ekuivalen
b. Kecepatan (V) rencana= 0,3 m/detik (neq)

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 32

Berdasarkan persamaan: Qf = 1,3 Qp


3. Sambungan pipa servis
neq = Qp = Fp x Qrd
neq = 0,014 Qp = 0,0000624 m3/detik
3. Menghitung slope aliran (Sa) Sehingga, Qf = 0,00008112 m3/detik
Berdasarkan persamaan: 4. Perhitungan kemiringan pipa dalam kondisi
penuh
Sa = Smin = 0,01 x Qr0,667
Sa = 0,0159 Smin = 0,00001868 m
4. Menghitung lama genangan di badan jalan 5. Perhitungan dimensi pipa dalam kondisi
(tc) penuh
Berdasarkan Persamaan:
tc =
0,07566 m=75,66 mm
tc = 2,5350 menit
≈3” (1”=2,54 cm)
5. Menghitung luas daerah aliran (Atotal)
6. Perhitungan kecepatan pipa dalam kondisi
Berdasarkan persamaan:
penuh
Atotal = W.L
= 0,00003 km2
6. Menentukan koefisien rerata (C) Vf = 0,0256 m/detik
C aspal ditetapkan = 0,95 7. Analisis debit puncak maksimum terhadap
7. Menghitung besarnya limpasan permukaan kecepatan pipa dalam kondisi penuh
(Qs) kala ulang 2 tahun A = 3,14 x r2
Berdasarkan persamaan: A = 3,14 x 0,037832 = 0,004494 m2
Qs2limp. permukaaan = 0,278 . CIA Sehingga diperoleh debit:
Qs2 limp. permukaaan = 0,0008592 m3/detik Q =VxA
8. Menghitung tinggi genangan (de) kala = 0,000115m3/detik per rumah
ulang 2 tahun
Untuk per segmen ruas jalan terdapat dua
Berdasarkan persamaan:
rumah, sehingga untuk debit pembuangan air
limbah domestik (grey water) per 2 rumah
de = 0,01166 .
adalah
de = 0,2120 cm= 0,002120 m
Qair limbah = 0,000115 m3/detik per rumah
9. Menghitung waktu konstan (te)
Jadi, 0,000115 m3/detik per rumah x 2
Berdasarkan persamaan:
rumah = 0,00023 m3/detik.
te = Perhitungan Beban Drainase Total Tangkapan
te = 70,3800 detik Air Hujan+Air Domestik (Qrh+Qrd)
10. Manhole
Manhole yang direncanakan pada saluran Sebagai contoh perhitungan dapat dilihat
drainase tertutup dibuat dengan maksud pada cara berikut ini:
sebagai lubang pemeliharaan pada saat Nama saluran= TInduk 3
terjadi kendala nonteknis pada saluran Debit tangkapan air hujan (Qrh)= 0,0409
dengan ukuran lebar (L)= 0,9 m (lebar m3/detik
saluran+lebar plat beton); panjang (P)= Debit air domestik (Q rd) = 0,00115 m3/detik
0,5 meter dibuat dua buah. (2 rumah)
Perhitungan Beban Drainase Akibat Air Q1 = Qrh + Qrd
Limbah domestik (Qrd) Q1 = 0,0421 m3/detik
1. Perhitungan nilai Qrd per rumah Perhitungan Kapasitas Drainase Eksisting (Qs)
Di bawah ini adalah uraian contoh
perhitungan Kapasitas Drainase untuk saluran
Qrd= 0,0104 L/detik= 0,0000104 m 3/detik Jalan Taurus Induk 1 (TInduk1):
2. Analisis debit puncak (Qp) dan debit full
(Qf) 1. Data
Qf = Qp + 0,3 Qp a. Elevasi dasar saluran hulu = 27,051 m

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 33

b.Elevasi dasar saluran hilir = 27,038 m


c.Panjang saluran Ld = 149,1 m
d.Lebar dasar saluran B = 0,6 m
e.Kedalaman dasar saluran H = 0,269 m m
f.Nilai Kekasaran Manning (n) ditentukan (karena b/h=1 maka b= h= 0,2946 m).
berdasarkan tipe saluran yang akan maka, h pakai = 0,300 m
direncanakan b pakai = 0,300 m
g. Bentuk saluran persegi
2. Perhitungan kapasitas drainase (Qs) (Untuk b pakai dan h pakai digunakan
a. S saluran= 0,0001 dalam perencanaan adalah diambil
b. A= B x H =(0,6 x 0,269)= 0,1614 m2 yang terbesar yaitu 0,60 m), hitung
c. P= B + 2H= 0,6+2x0,269= 1,1380 m kembali ke persamaan dan didapat
d. R= A/P= 0,1614/1,1380 = 0,1418 m dimensi saluran dengan lebar saluran
e. Qs = 1/n x A x R2/3 x S1/2 (B)= 0,6 m dan kedalaman (H)= 0,78
= 0,0137 m3/detik (sudah ditambah dengan tinggi
jagaan).
Perbandingan Qr Rencana dan Qs
Eksisting Perhitungan Struktur Dimensi Saluran

Dalam perhitungan ini diambil contoh Berdasarkan perhitungan diperoleh dimensi


perhitungan Taurus Induk 3 (TInduk 3): penulangan saluran drainase yaitu:

1. Masukkan data debit kumulatif (Qr) ke 1. Tulangan pokok = Ø10-125 mm


dalam tabel perhitungan QTInduk 3 (Qr) = 2. Tulangan bagi = Ø8-140 mm
0,0421 m3/detik Rencana Anggaran Biaya (RAB) Saluran
2. Masukkan data debit eksisting (Qs) ke
dalam tabel perhitungan QTInduk 3 (Qs) = Tahapan perhitungan rencana anggaran biaya
0,0140 m3/detik yaitu gunakan harga dasar (basic price)
3. (0,0421/0,0140) > 1 Palangka Raya sebagai acuan perhitungan,
2,9970 > 1 ..........BANJIR analisis harga satuan, analisis harga bahan
dan upah, rekapitulasi bahan dan upah,
Perhitungan Dimensi Saluran perhitungan rencana anggaran biaya (RAB)
Perhitungan dimensi saluran dalam sehingga didapat biaya yang diperlukan pada
perencanaan drainase meliputi: perencanaan drainase tertutup yaitu sebesar
Rp999.874.475,37,-.
1. Data debit kumulatif atau Qr (tangkapan
air hujan + air limbah domestik). PENUTUP
2. Data koefisien Kekasaran Manning Kesimpulan
(koefisien diambil nilai n = 0,017.
3. Data kemiringan talud (m). Dalam 1. Layout saluran drainase yang di
perencanaan ini menggunakan bentuk rencanankan berada di center line jalan
persegi sehingga m = 0. Taurus. Air mengalir dari Jalan Taurus VIII
4. Data b/h. ke Jalan Aries. Bangunan pelengkap
5. Data kemiringan saluran (S). Dalam drainase yang diperlukan yaitu inlet,
perencanaan ini nilai S = 0,0015 (asumsi manhole, dan pipa buangan limbah
perencanaan) domestik.
6. Menghitung dimensi. Untuk contoh 2. Beban drainase kumulatif dengan periode
perhitungan diambil perhitungan jalan ulang 2 tahun sebesar 0,2833 m 3/detik.
Taurus Induk 3 (TInduk 3): 3. Kapasitas drainase eksisting pada Jalan
a. A = b.h = h.h = h2 Taurus bervariasi mulai dari 0,0140
b. P = (b+2.h) = (h+2.h) = 3h m3/detik sampai 0,0222 m3/detik.
c. R = A/P = h2/3h = 1/3 h 4. Dimensi inlet: 25 cm x 25 cm. Dimensi
d. Q = 1/n x A x R2/3 x S1/2 manhole: panjang= 0,5 m dan lebar= 0,9
m dengan tebal pelat= 0,15 m. Dimensi
pipa buangan limbah domestik: pipa Pvc
Ø3”. Dimensi saluran drainase tertutup:

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya
PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 34

kedalaman(H)= 0,78 m lebar saluran(B)= Kodoatie, R. J., dan S. Roestam. 2005.


0,6 m. Pengelolaan Sumber Air Terpadu.
5. Penulangan saluran drainase: tulangan Yogyakarta: Andi Offset.
pokok yang diperlukan= Ø10–125 mm dan
Natalindo, R. 2008. Perencanaan Drainase
tulangan bagi yang diperlukan= Ø8–140
Bawah Permukaan dengan Menggunakan
mm. Penulangan manhole: Tulangan
Pipa PVC pada Stadion Mini Universitas
pokok yang diperlukan= Ø10–125 mm dan
Palangka Raya. Tugas Akhir, Jurusan
tulangan bagi yang diperlukan= Ø8–140
Teknik Sipil Fakultas Teknik. Universitas
mm. Konstruksi inlet berupa rakitan besi
Palangka Raya.
siku yang di las dengan dimensi 0,25 m x
0,25 m. Notodihardjo, H. M., Setiawan, N. I., Haryono,
6. Rencana anggaran biaya (RAB) yang Y., dan Sitompul, A. T. 1998. Drainase
diperlukan pada perencanaan drainase Perkotaan. Jakarta: Universitas
tertutup adalah sebesar Tarumanagara.
Rp999.874.475,37,-.
Soemarto, C. D. 2006. Hidrologi Teknik.
DAFTAR PUSTAKA Malang: PPMTT.
Aprilia, E. 2014. Evaluasi dan Perencanaan Soewarno. 1993a. Aplikasi Model Statistik
Saluran Drainase dengan Sistem untuk Analisis Data Hidrologi Jilid 1.
Drainase Permukaan pada Kawasan Jalan Bandung: Nova.
Temanggung Tilung Kota Palangka Raya.
Soewarno. 1993b. Aplikasi Model Statistik
Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil.
untuk Analisis Data Hidrologi Jilid 2.
Fakultas Teknik Universitas Palangka
Bandung: Nova.
Raya.
Sosrodarsono, S., dan Takeda, K. 1993.
Anonim. 2002. RSNI-T-15-2002 tentang Tata
Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta: PT.
Cara Perhitungan Harga Satuan
Pradnya Paramita.
Pekerjaan Pipa dan Saniter.
Suhardjono. 1984. Drainase Kota. Malang:
Anonim. 2008a. SNI 2835-2008 tentang Tata
Universitas Brawijaya.
cara perhitungan harga satuan pekerjaan
tanah untuk konstruksi bangunan Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan
gedung dan perumahan. yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi.
Anonim. 2008b. SNI 7394-2008 tentang Tata Tarmin, R. 1992. Faktor yang Harus
cara perhitungan harga satuan pekerjaan Diperhatikan dan Konsep Perencanaan
tanah untuk konstruksi bangunan gedung Drainase. Bandung: Jurusan Teknik Sipil
dan perumahan. FTSP-ITB.
Harto B. R. S. 1993. Analisis Hidrologi. Triatmodjo, B. 1993a. Hidrologi Terapan.
Jakarta: PT. Gramedia. Yogyakarta: Beta Offset.
Hasmar, H. A. H. 2012. Drainase Terapan. Triatmodjo, B. 1993b. Hidraulika II.
Yogyakarta: UII Press Yogyakarta. Yogyakarta: Beta Offset.
Kamiana, I. M. 2011. Teknik Perhitungan
Debit Rencana Bangunan Air.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Volume 3, Nomor 1, Januari 2017


Jurusan/Prodi Teknik Sipil, Fakultas Teknik–Universitas Palangka Raya

Anda mungkin juga menyukai