0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
19 tayangan4 halaman
Tugas ini membahas langkah-langkah perencanaan irigasi yang terdiri dari tahap perencanaan pendahuluan dan akhir. Tahap pendahuluan meliputi pengukuran, penentuan letak bangunan dan saluran, analisis hidrologi, sedangkan tahap akhir meliputi pengukuran hidrometri, topografi, dan laporan akhir. Dibahas pula studi kasus awal, identifikasi, pengenalan, dan kelayakan yang dibutuhkan dalam per
Tugas ini membahas langkah-langkah perencanaan irigasi yang terdiri dari tahap perencanaan pendahuluan dan akhir. Tahap pendahuluan meliputi pengukuran, penentuan letak bangunan dan saluran, analisis hidrologi, sedangkan tahap akhir meliputi pengukuran hidrometri, topografi, dan laporan akhir. Dibahas pula studi kasus awal, identifikasi, pengenalan, dan kelayakan yang dibutuhkan dalam per
Tugas ini membahas langkah-langkah perencanaan irigasi yang terdiri dari tahap perencanaan pendahuluan dan akhir. Tahap pendahuluan meliputi pengukuran, penentuan letak bangunan dan saluran, analisis hidrologi, sedangkan tahap akhir meliputi pengukuran hidrometri, topografi, dan laporan akhir. Dibahas pula studi kasus awal, identifikasi, pengenalan, dan kelayakan yang dibutuhkan dalam per
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS JAMBI 2021 LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN IRIGASI Irigasi atau pengairan merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Adapun tahapan perencanaan irigasi dibedakan menjadi 2 tahap dasar yaitu: 1. Tahap perencanaan pendahuluan meliputi pengukuran (peta topografi, penelitian kemampuan tanah), menentukan letak bangunan, tata letak jaringan, petak tersier, tipe bangunan, trase saluran, jaringan dan bangunan pembuang, termasuk analisis hidrologi (waterbalance). Peta dan profil erencanaan yang diperlukan yaitu: a. Peta layout jaringan irigasi atau tata letak (saluran pembawa dan saluran pembuang, daerah yang tidak bisa diairi, kampung, jalan raya, jalan ka, batas petak). Langkah – langkah perencanaan tata letak meliputi: 1) Tentukan lokasi saluran pembuang, jalan, kampung dan daerah yang tidak dapat diairi berdasarkan peta topografi skala 1 :2. 2) Tentukan lokasi cekungan, punggung medan dan tempat tinggi pada peta skala 1 :3. 3) Cek apakah jaringan pembuang intern dan ekstern yang ada dapat dipisahkan. 4) Buatlah tata letak pendahuluan jaringan pembuang primer. 5) Plotkan saluran sekunder disepanjang punggung medan dan daerah-daerah tinggi. b. Peta petak luasan 50 – 100 ha. c. Perhitungan neraca air. d. Perencanaan saluran irigasi (pembawa dan pembuang). Untuk perencanaan saluran irigasi (pembawa dan pembuang) meliputi: 1) Saluran pembawa Tentukan batas-batas petak pada peta tersebut. Plot rencana lokasi bangunan pada peta sesuai dengan trase yang direncanakan. Tentukan elevasi muka air yang dibutuhkan pada bangunan pengambilan (Bendung). Perhitungan debit rencana. Plot lokasi bangunan pembawa dan bangunan pemberi serta tentukan kehilangan tinggi energi untuk setiap bangunan. Penentuan kemiringan rencana pada ruas-ruas saluran. Perhitungan dimensi saluran. Perhitungan muka air saluran. Pembuatan profil memanjang saluran. Pembuatan profil melintang saluran. 2) Saluran Pembuang Tentukan pada peta tersebut luas daerah yang akan dibuang airnya. Tentukan muka air maksimum. Tetapkan kehilangan tinggi energi untuk di bangunan. Perhitungan debit pembuangan rencana. Tentukan kemiringan rencana. Hitung dimensi saluranBuat profil memanjang dan melintang e. Profil atau potongan memanjang saluran (menentukan elevasi muka air). f. Profil atau potongan melintang saluran (mengetahui galian dan timbunan). g. Desain bangunan pemberian air meliputi bangunan oncoran, bangunan sadap, desain bangunan ukur, pintu romijn, crum de gruyter cipoletti, ambang lebar, parshall flumes long throated flume (leher panjang). Desain bangunan pelengkap meliputi gorong–gorong, bangunan terjun bangunan got miring, talang shypon pelimpah bangunan, penguras saluran tertutup, dan jembatan penyebrangan. 2. Tahap perenacaan akhir meliputi pengukuran dan penyelidikan hidrometri atau hidrologi, topografi, geologi teknik, model hidrolis, dan laporan akhir. Dalam perencanaan irigasi tahapan yang harus dikerjakan atau dianalisis dan di evaluasi meliputi: 1. Lokasi dan perkiraan daerah irigasi 2. Garis besar rencana pertanian 3. Sumber daya air 4. Prasarana infrastruktur 5. Skala prioritas pengembangan Adapun beberapa studi kasus yang diperlukan dalam pereencanaan irigasi yaitu: 1. Studi awal yaitu menentukan ide untuk pengembangan irigasi pertanian dan perkiraan luas. Lokasi bangunan utama harus memperhatikan tinggi pengambilan dan peta situasi. 2. Studi identifikasi yaitu menentukan nama dan luas, garis besar skema irigasi alternatif, pemberitahuan ke instansi pemerintah, serta pihak lain yeng terlibat dalam, proyek tsb. Tipe-tipe saluran irigasi, saluran tanah atau saluran pasangan dengan memperhatikan kondisi tanah yang ada dilapangan. 3. Studi pengenalan yaitu menentukan kelayakan teknis, komponen dan aspek multisektor, penjelasan mengenai aspek-aspek yang belum dapat dipecahkan selama identifikasi, penentuan ruang lingkup studi, pekerjaan lapangan dan kantor (oleh orang-orang yang sesuai disiplin ilmu). 4. Studi kelayakan yaitu menentukan analisis teknis dan ekonomi, definisi proyek dan prasarana yang diperlukan, mengajukan program pelaksanaan, ketepatan yang disyaratkan, perlu pengukuran topogrfi, geotek dan kualitas tanah ekstensif. Batas-batas administrative, konsultasi dan sosialisasi dengan pemerintah setempat dan petani (P3A) disepanjang rencana trase saluran dan batas-batas daerah irigasi.