Dibawakan oleh :
Ivan Indrawan, ST., MT.
(Dept. Teknik Sipil – FT USU)
LAY OUT DAERAH IRIGASI
Out lines : Bagian II
1. Penetapan Tata Letak Bangunan
Bagian I Irigasi dan Nomenklatur
1. Lokasi Perencanaan Daerah Irigasi a. Letak bangunan bagi dan sadap
a. Identifikasi lokasi b. Jenis dan tipe bangunan pelengkap
b. Identifikasi daerah Yang tidak dialiri c. Jenis dan tipe bangunan ukur
c. Identifikasi bangunan atau lokasi d. Bangunan Box tersier dan kwarter
eksisting e. Tata nama / Nomenklatur
Daerah Irigasi :
“Kesatuan lahan yang mendapat air dari suatu jaringan irigasi”
Jaringan Irigasi :
“saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang merupakan satu
kesatuan yang diperlukan untuk penyediaan, pembagian, pemberian,
penggunaan dan pembuangan air irigasi”
Rawa :
“suatu daerah yang tergenang air sepanjang waktu atau sementara akibat
drianase yang tidak berfungsi”
I. 1. Lokasi Perencanaan Daerah Irigasi
a. Identifikasi Lokasi Daerah Irigasi
Lay Out Irigasi :
“ Tata letak suatu objek yang akan ditangani, dikelola ke dalam suatu bentuk
peta untuk diproses lebih lanjut sesuai dengan tujuan yaitu untuk keperluan
sistem irigasi”
Peta Ikhtisar :
Cara penggambaran berbagai macam bagian dari suatu jaringan irigasi yang
saling berhubungan. Didalamnya diperlihatkan :
- Bangunan-bangunan utama
- Jairngan dan trase saluran irigasi
- Jaringan dan trase saluran pembuang
- Petak-petak primer, sekunder, dan tersier
- Lokasi bangunan
- Batas daerah irigasi
- Jaringan dan trase jalan
- Daerah yang tidak dialiri (pemukiman, tanah jelek, dataran tinggi
I. 1. Lokasi Perencanaan Daerah Irigasi
a. Identifikasi Lokasi Daerah Irigasi
Dapat berupa
a. Jalan, jembatan
b. Batas wilayah adminitrasi
c. Sungai
d. Fasilitas umum (pemakaman, rumah ibadah, dll)
I.2. Perencanaan Peta Petak Irigasi
Susunan saluran
I.2. Perencanaan Peta Petak Irigasi
a. Pembuatan trase saluran irigasi dan pembuang
a.1. Saluran Irigasi
Syarat Pembuatan Saluran:
a. Sedapat mungkin ikuti batas-batas sawah
b. Rencanakan saluran irigasi pada punggung medan dan saluran
pembuang pada daerah lembah
c. Hindari persilangan dengan pembuang
d. Saluran irigasi sedapat mungkin mengikuti kemiringan medan
e. Saluran irigasi tidak boleh melewati petak2 tersier yang lain
f. Hindari pekerjaan taah yang berat
g. Batasi jumlah bangunan
I.2. Perencanaan Peta Petak Irigasi
a. Pembuatan trase saluran irigasi dan pembuang
Ketinggian yang diperlukan:
I.2. Perencanaan Peta Petak Irigasi
a. Pembuatan trase saluran irigasi dan pembuang
Ketinggian yang diperlukan:
P = A + a + b + c + d + e + f + g + Dh + Z
P = A + a + b + c + d + e + f + g + Dh + Z
Bangunan Terjun
Got Miring
II. 1. Penetapan Tata Letak Bangunan Irigasi dan Tata Nama (Nomenklatur)
Bangunan Terjun
Got Miring
II. 1. Penetapan Tata Letak Bangunan Irigasi dan Tata Nama (Nomenklatur)
Talang
Siphon
II. 1. Penetapan Tata Letak Bangunan Irigasi dan Tata Nama (Nomenklatur)
Drainase inlet :
II. 1. Penetapan Tata Letak Bangunan Irigasi dan Tata Nama (Nomenklatur)
Tangga Cuci :
II. 1. Penetapan Tata Letak Bangunan Irigasi dan Tata Nama (Nomenklatur)
Saluran pasangan :
II. 1. Penetapan Tata Letak Bangunan Irigasi dan Tata Nama (Nomenklatur)
b. Jenis dan tipe bangunan pelengkap pada jaringan irigasi
Ambang lebar
II. 1. Penetapan Tata Letak Bangunan Irigasi dan Tata Nama (Nomenklatur)
c. Jenis dan tipe bangunan ukur
Menurut Sistem :
• Sistem Sederhana
Bendung bronjong, sungai kecil, tidak ada pintu pengatur
• Sistem Setengah Teknis
Pintu skot balok
• Sistem Teknis
Bangunan pengatur lengkap
Fungsi utama:
Memenuhi kebutuhan air tanaman
Fungsi spesifik:
1. mengambil air dari sumber (diverting)
2. Membawa/mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian (conveying)
3. mendistribusikan air kepada tanaman (distributing)
4. mengatur dan mengukur aliran air (regulating and measuring)
Kenapa &
Bagaimana
Ada Irigasi?
Irigasi Alur (Furrow)
Irigasi Alur (Furrow)
alur alur
Pola
pembasahan
Irigasi Semprotan / Curah
• Membentuk tetesan mirip hujan ke lahan
• Fungsi:
– memenuhi kebutuhan air tanaman
– mencegah pembekuan
– mengurangi erosi angin
– memberikan pupuk
Keuntungan Curah
• pengukuran air lebih mudah
• tidak mengganggu pekerjaan pertanian dan hemat lahan
• efisiensi air tinggi
• investasi dengan mempertimbangkan kebutuhan
• jaringan distribusi luwes dan memungkinkan otomasi sehingga O&P lebih
murah
Komponen Irigasi Semprotan / Curah
pompa mainline
sumber
lateral
sprinkler
Irigasi Tetes / Drip
• Definisi: suatu sistem untuk memasok air (dan pupuk) tersaring ke dalam
tanah melalui suatu pemancar (emiter / dripper)
• Debit kecil dan konstan serta tekanan rendah.
• Air akan menyebar di tanah baik ke samping maupun ke bawah karena gaya
kapiler dan gravitasi. Bentuk sebarannya tergantung jenis tanah,
kelembaban, permeabilitas tanah, dan jenis tanaman
• Tanaman
– Biasanya cocok untuk tanaman semak, pohon, dan menjalar
– Tanaman dengan nilai ekonomi tinggi
• Topografi
– Bisa dipakai di semua jenis slope
• Tanah
– Bisa dipakai di semua jenis tanah
• Air
– Harus menggunakan air yang bersih untuk mencegak mampet di emiter
– Air harus bebas sedimen, ganggang, endapan pupuk, dll.
Sistem Irigasi
Sistem Irigasi
Sistem Irigasi
Contoh Rencana Daerah Irigasi
Sungai Sigulai
SKEMA BANGUNAN
SKEMA JARINGAN
PETA LAYOUT D.I. SIGULAI (1983,55 Ha)
Sungai Sigulai
DESKRIPSI RENCANA D.I. SIGULAI
4
1 PEKERJAAN
PEKERJAAN SALURAN
SUNGAI
2
PEKERJAAN
BENDUNG
5
PETAK TERSIER
3
BANGUNAN
PELENGKAP
1. PEKERJAAN SUNGAI
ASPEK HIDROLOGI
Catchment Area
52,4 Km2 Sungai Sigulai
Sungai Sigulai
1. PEKERJAAN SUNGAI
ASPEK HIDROLOGI
Tanggul
4.00
+11.66
1 1
1 1
+7.22 +7.22
24.88
Akibat pembangunan
bendung maka terjadi
kenaikan elevasi muka
air sungai pada saat
normal dan banjir.
Untuk mengantisipasi
meluapnya air ke luar
badan sungai maka
direncanakan tanggul.
2. PEKERJAAN BENDUNG
2.2 KONSTRUKSI
BENDUNG
INTAKE KIRI SIPHON KANTONG LUMPUR
SUNGAI SIGULAI
JEMBATAN
….. Terimakasih