Nilai suatu studi akan ditentukan dari sebanyak apa studi itu menyediakan arah untuk penelitian masa
depan (bagaimana kontribusi untuk mengidentifikasi potongan puzzle yang dibutuhkan berikutnya)
sebagai dari temuan sendiri.
Semua penelitian empiris dimulai dengan pertimbangan cermat dari masalah yang akan menjadi
fokus penelitian. Dalam bentuk yang paling dasar, masalah penelitian meliputi definisi dua variabel dan
alasan untuk mempelajari hubungan mereka.Pilihan masalah studi dalam penelitian primer dipengaruhi
oleh kepentingan dan kondisi sosial yang mengelilingi peneliti
Sebagai synthesist, peneliti mungkin menemukan sedikit petunjuk tentang bagaimana variasi ini
harus bermakna dikelompokkan untuk menentukan apakah mereka mempengaruhi hubungan antara
pilihan dan motivasi.Maka, kapasitas peneliti adalah untuk mengungkap variabel yang menjelaskan
mengapa hasil berbeda dalam studi yang berbeda dan kemampuan untuk menghasilkan penjelasan atas
hubungan ini yang merupakan aspek kreatif dan menantang dari proses sintesis penelitian.
Di sisi lain, synthesists penelitian tidak begitu perlu operasional yang tepat, setidaknya tidak pada
awalnya. Bagi mereka, pencarian literatur dapat dimulai dengan hanya definisi konseptual dan
beberapa operasional yang dikenal relevan dengan itu. Kemudian, operasional terkait dapat diisi
sebagai synthesists menjadi lebih mengenal literatur penelitian. Sebagai synthesist penelitian,
peneliti memiliki kemewahan komparatif untuk bisa mengevaluasi relevansi konseptual operasi yang
berbeda seperti yang ditemukan dalam literatur. Peneliti bahkan dapat mengubah definisi
konseptualnya tergantung pada definisi operasional yang relevan secara potensial, konsep peneliti
mungkin membahasnya, yang tidak terjadi ketika penelitian dimulai.
Perbedaan lain antara kedua jenis penyelidikan adalah bahwa studi utama biasanya hanya melibatkan
satu atau beberapa definisi operasional atas konstruk yang sama.Sebaliknya, sintesis penelitian
biasanya melibatkan banyak realisasi empiris untuk setiap variabel yang diteliti.
Dalam penelitian ilmu sosial, partisipan diperoleh melalui kolam subjek, iklan, situs internet,
sekolah, kantor dokter, dan sebagainya. Dalam sintesis penelitian, ketrtarikan studi ditemukan dengan
melakukan pencarian laporan penelitian yang relevan. Terlepas dari apakah ilmuwan social
mengumpulkan data baru atau hasil sintesis dari penelitian sebelumnya, yang terpenting keputusan yang
mereka buat ketika menemukan sumber data yang relevan melibatkan target populasi yang akan menjadi
rujukan penelitian (Fowler, 2014). Populasi sasaran mencakup individu atau kelompok yang diharapkan
mewakili dalam penelitian ini. Dalam sintesis penelitian, target populasi mencakup semua studi yang
menguji hipotesis atau mengatasi masalah.
Kontak Personal
Kontak antara yang satu dengan satu lainnya adalah orang yang anda hubungi langsung atau yang
menghubungi anda untuk berbagi pekerjaannya karena mereka tahu hal-hal yang bagi anda menarik
sehingga membawa anda keluar laboratorium, tapi mungkin tidak jauh di luar. Mahasiswa dan profesor
mereka berbagi ide dan menyampaikan satu makalah dan artikel untuk kepentingan bersama.
Mass Solicitation
Mengirim ajakan umum untuk sekelompok peneliti dapat menghasilkan sampel yang kurang bias
informasi. Kontak ini mengharuskan Anda pertama mengidentifikasi kelompok yang anggotanya individu
yang memiliki akses ke laporan penelitian yang relevan. Kemudian, Anda mendapatkan daftar anggota
kelompok dan menghubungi anggota individual biasanya melalui e-mail jika anda tidak mengenal mereka
secara pribadi.
Sebelum memulai membuat acuan dan melakukan koding penelitian sebelumnya. Sebaiknya
dilakukan penentuan kriteria yang akan digunakan dalam suatu penelitian. Misal, desain penelitiannya,
jangka waktu penelitian, penulis, sumber temuan data, sampel partisipan (umur, jenis kelamin, status
ekonomi, lokasi geografi) dan outcome nya (jenis ukuran dan karekteristiknya). Beberapa informasi yang
penting untuk diketahui atau menjadi panduan dalam membuat acuan dan melakukan koding adalah
sebagai berikut:
1. Laporan (artikel penelitian),
umumnya informasi terkait laporan atau artikel penelitian tersebut dibuat dalam format tabel untuk
memudahkan proses pengkodingannya.
2. Varibel yang digunakan dalam penelitian tersebut
a. Jika laporan penelitian mendeskripsikan manipulasi eksperimental (variabel intervention),
informasi tentang kondisi yang termanipulasi
b. Jika laporan penelitaan menjelaskan variabel independen (prediktor), informasi tentang
bagaimana variabel tersebut diukur dan diperoleh
3. Setting penelitian tersebut dilakukan,
4. Karekteristik sampel dan partisipannya
5. Variabe dependen dan bagaimana variabel tersebut diukur
6. Jenis desain penelitian
7. Hasil statistiknya
sebagaimana contoh tabel sebelumnya dalam menilai setting penelitian, peneliti juga menggunakan
tabel untuk memudahkan proses pengkodingannya.
8. Karekteristik kode dan proses pengkodingannya
a. Dikenal dengan Low-Inference codes, atau karekteristik kode sederhana, seperti sebelumnya
hanya menggunakan tabel kode
b. Namun terdapat juga jenis kedua yakni High-Inference Codes atau penelaian dari orang yang
dianggap ahli terkait kumpulan temuan kode
Melatih coders
Setelah diketahui cara melakukan pengkodean, tugas peneliti selanjutnya adalah memilih dan
melatih para coders (yang akan mengkode) untuk meminimalisir kesalahan yang mugkin terjadi jika
mengkode hanya dilakukan oleh peneliti seorang diri. Beberapa langkah yang kemudian mungkin
dilakukan untuk melatih coders
1. Pilih coders dari latar belakang pengetahuan dan pengaaman yang sama
2. Buat dan lampirkan petunjuk bagimana cara melakukan koding yang benar
3. Lakukan bekerja bersama dan diskusi yang intensif dan sesekali melakukan pilot test atas pekerjaan
coders
4. Coders harus mengambil informasi berbasis penelitian yang sama sehingga diskusi menjadi wajib
dilakukan secara berulang-ulang.
Empat langkah itu menjadi penting agar reliabilitas data dapat terjaga.
Mengevaluasi kualitas studi-studi sebelumnya sangat penting untuk melangkah llebih lanjut dala
melakukan sintesis penelitian. Beberapa hal kemudian ditenggarai sebagai masalah dalam menghakimi
kualitas penelitian.
1. Kecendrungan untuk menghakimi terlebih dahulu (atau) terdapat bias awal sebelum membaca
penelitian itu secara keseluruhan. Sehingga cara yang dapat ditempuh untuk mencegahnya
mempengaruhi kualitas penelitan adalah (a) membuat kriteria koding yang eksplisit sebelum koding
dimulai (b) libatkan peneliti lain yang bekerja secara independen.
2. Perbedaan pandang tentang kualitas penelitian antar peneliti, sama dengan solusi pertama jika masalah
ini ditemui sebaiknya menambah jumlah peneliti atau meminta salah satu peneliti untuk menengahi
3. Perbedaan melihat skala kualitas dari penelitian
4. Berdasar hanya pada satu skor untuk menampilkan kualitas penelitan, misal hanya menggunakan skala
baik dan buruk. Sehingga sebaiknyameghadirkan skala yang tidak dikotomikal
Different approaches to describing the design and implementation of studies
Threats-To-Validity Approach
Pendekatan ini berpijak pada, asumsi bahwa perbedaan desain penelitian dapat diidentifikasikan
memiliki perbedaan ancaman atau hambatan yang terkait dengan validitas penelitiannya. Masing-masing
desain penelitian dapat dibandingkan berdasarkan kapabilitas inferentialnya. Atau dengan kata lain
menggunakan metode trianggulasi dengan penelitian lain sehingga hasilnya dapat lebih berkualitas
Methods-description Approach
Melampaui penjelasan sebelumnya, Methods-description Approach mengasumsikan bahwa
metodelah yang berperan penting dalam mengahsilkan hasil dan mempertahankan kualitas penelitian.
Sehingga yang menjadi fokus untuk dilakukan pengkategorisasian adalah metode penelitian yang dipilih
digunakan dipeneltitin sebelumnya.