PENDAHULUAN
sekolah dasar (Depkes RI, 2007). Kondisi anak yang sakit memungkinkan
anak untuk di rawat dirumah sakit atau hospitalisasi. Sakit adalah salah
anak merupakan suatu proses karena suatu alasan yang direncanakan atau
pengalaman yang sangat traumatik dan penuh dengan stres. Sebagian besar
pada anak akan orang terdekat bagi dirinya dan lingkungan yang dikenal
dan lebih dari 50% dari jumlah tersebut anak mengalami kecemasan
danstress (Apriliawati.2011).
1
2
tahun 2010 didapatkan hasil bahwa dari 1.425 anak mengalami dampak
didapatkan data rat-rata anak yang menjalani rawat inap di rumah sakit di
seluruh Indonesia adalah 2,8% dari total jumlah anak 82.666 orang. Data
pasien anak rawat inap yaitu 5.400 pada tahun 2010 menjadi 6.736 pada
mengalami cemas tingkat berat, 50% tingkat sedang dan 20% tingkat
ringan. Cemas pada anak usia pra sekolah sering disebabkan oleh
perpisahan dengan orang tua, rasa takut dengan nyeri dan cedera tubuh
anak yang dirawat 184 pasien anak dan anak yang berusia 3-5 tahun
menunjukkan bahwa dari 11 pasien usia pra sekolah yang di rawat inap
tindakan medis, kecemasan fisik yang dialami oleh anak seperti menangis,
pulang, meronta dan berteriak, dan takut saat dilakukan tindakan medis
perubahan perilaku pada saat anak keluar dari rumah sakit. Kecemasan
proses hospitalisasi selain memberi rasa aman dan nyaman juga proses
ketakutan, tidak yakin, kurang percaya diri, atau merasa tidak cukup
terlindungi dan merasa tidak aman. Tingkat rasa aman pada setiap anak
dan meminimalkan rasa cemas akibat hospitalisasi adalah hal yang sangat
anak pada saat dirawat inap. Dengan adanya dukungan keluarga yang baik
dan dapat memberikan sesuatu yang berarti bagi anak yang sedang
hospitalisasi pada anak usia prasekolah (3-6 tahun) di Ruang Anak RSUD
Blambangan Banyuwangi.
Blambangan Banyuwangi
Blambangan Banyuwangi
1.4.1 Teoritis
Blambangan Banyuwangi
1.4.2 Praktis
hospitalisasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
tidak dapat diulangi lagi, maka masa prasekolah disebut masa keemasan
8
9
melompat.
berbeda.
perhatian guru.
Prasekolah
(Sujono Riyadi Sukarmin, 2009). Namun ada banyak faktor yang dapat
tumbangnya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orang tuanya. Ada
anak, yaitu :
Yaitu faktor yang ada dalam diri anak itu sendiri baik faktor
antara lain:
1. Keluarga
2. Gizi
3. Budaya setempat
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
keluarga.
terjadi.
yang memperhatikan.
(Suparyanto, 2012).
1. Dukungan Emosional
2. Dukungan Penilaian
3. Dukungan instrumental
4. Dukungan informasional
a. Faktor Internal
1) Tahap Perkembangan
beda.
3) Faktor Emosi
4) Spiritual
b. Faktor Eksternal
1) Praktik di Keluarga
maka ketika punya anak dia akan melakukan hal yang sama.
kesehatannya.
20
mudah sembuh dari sakit dan di kalangan kaum tua, fungsi kognitif,
emosional.
dan kacau, sumbernya sering tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
keadaan sehat biasa dan rutinitas lingkungan, cedera tubuh dan nyeri.
(Nursalam , 2008):
23
atau bergerak.
d. Obat-obatan
e. Alat-alat medis
g. Petugas kesehatan
h. Dukungan keluarga
1. Kecemasan ringan
2. Kecemasan sedang
3. Kecemasan berat
4. Tingkat panik
dan sebagainya)
Gambar 2.1
2.4.8Proses Kecemasan
anak yaitu dengan menjumlah nilai-nilai dari tiap item dengan nilai
harus dihadapi anak. Anak – anak, terutama terutama usia satu tahun,
sangat rentan terhadap krisis penyakit dan hospitalisasi karena stress akibat
perubahan dari keadaan sehat dan rutinitas lingkungan serta karena anak
tampak pada anak. Jika seorang anak dirawat di rumah sakit, maka anak
Utami, 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak Untuk Perawat dan
Bidan).
tempat tidur yang sempit dan kurang nyaman, tingkat kebersihan kurang,
dan pencahayaan yang terlalu terang atau terlalu redup. Selain itu suara
yang gaduh dapat membuat anak merasa terganggu atau bahkan menjadi
31
ketakutan. Keadaan dan warna dinding maupun tirai dapat membuat anak
pediatric nursing)
1) Fase protes
orang asing. Perilaku yang dapat diobservasi pada anak toddler adalah:
Perilaku yang dapat diobservasi adalah tidak aktif, menarik diri dari
bergerak.
3) Fase pelepasan
terhadap kehilangan.
b. Kehilangan kendali
harapan budaya yang ada. Aktivitas rutinitas rumah sakit seperti tirah
33
kendali. Salah satu masalah yang paling signifikan adalah berpusat pada
nursing).
akibat kehilangan kendali atas dirinya. Akibat sakit dan dirawat di rumah
anak, mulai dari anak sampai remaja, seperti pada masa bayi yang
menari diri, dan menyerah, pada situasi yaitu diam, apabila tubuh terasa
nyeri reaksi yang dialami pada anak adalah menangis dan reaksi tubuh
tidak mengenal lingkungan yang asing, karena anak sebagai anggota unit
keluarga dalam suatu kultur dan masyarakat maka perawatan anak tidak
tidak boleh memperhatikan anak itu sendiri, akan tetapi kultur masyarakat
Reaksi anak usia pra sekolah terhadap rasa nyeri sama seperti
menendang dan memukul. Namun, pada akhir periode balita anak biasanya
akibat cedera permanen atau kehilangan fungsi tubuh dan makna kematian
besar sudah dapat mengerti dan mampu mengerti bahasa yang sedemikian
diperolehnya.
merasa gugup dan tidak tenang, bahkan pada saat menjelang tidur. Anak
usia prasekolah sering merasa terkekang selama dirawat dirumah sakit. Hal
a. Respon Adaptif
berpisah dari lingkungan yang dirasa aman, penuh kasih sayang dan
tubuhnya. Oleh karena itu, hal ini menimbulkan reaksi agresif dengan
hospitalisasi meliputi :
1. Cemas
2. Menolak makan
3. Sering bertanya
juga dapat bermanfaat. Manfaat yang paling nyata adalah pulih dari
Hospitalisasi
stress terhadap kesehatan dan efek utama yaitu dukungan keluarga secara
tinggi juga akan meningkatkan harga diri, kemampuan kontrol diri dan
0,027.
BAB 3
tidak)(Nursalam, 2013).
1. Dukungan
emosional
2. Dukungan
penilaian
3. Dukungan
Reaksi anak prasekolah instrumental
terhadap hospitalisasi : 4. Dukungan
informasional
1. Menolak makan Tingkat
2. Sering bertanya kecemasan :
3. Menangis secara Cemas 1) Ringan
perlahan
2) Sedang
4. Tidak kooperatif
3) Berat
terhadap petugas Faktor-faktor yang
4) Tingkat
kesehatan mempengaruhi kecemasan
panik
pada anak:
1. Lingkungan rumah
sakit
2. Alat-alat medis
3. Tindakan medis
yang dilakukan
pada anak
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
40
41
3.2 Hipotesis
METODE PENELITIAN
dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subyek. Hal ini bertujuan
yang juga berperan sebagai rambu-rambu yang akan menuntun peneliti atau
pengukuran atau observasi data variabel independen dan dependen hanya satu
42
43
Populasi : Orang Tua dan Pasienanakusia 3-6 tahun yang rawat inap di
Ruang Anak RSUD Blambangan Banyuwangi
Sampel :Orang Tua dan Pasien anak usia 3-6 tahun yang rawat inap di Ruang Anak
RSUD Blambangan sesuai dengan kriteria inklusi.
Desain penelitian :
Cross sectional
Informed consent
Laporan Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua dan pasien anak usia 3-6
2016). Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat inap.
1. Kriteria inklusi
di ruang Anak
2. Kriteria eksklusi
kronis
dukungan keluarga.
Blambangan.
Operasional Ukur
dukungan penilaian.
item no. 1,2,6,11,12, dan 15. Sedangkan sisanya adalah pernyataan negatif
Banyuwangi.
2. Pelaksanaan
1. Editing
ilmiah, karena dengan analisiah, data tersebut dapat diberi arti dan
2. Coding
a. Dukungan keluarga
- Baik :3
- Cukup : 2
- Kurang : 1
b. Tingkat kecemasan
- Ringan : 1
- Sedang : 2
- Berat :3
- Panik :4
3. Scoring
a. Dukungan keluarga
berikut :
- Tidak pernah :1
- Kadang-Kadang :2
- Sering :3
- Selalu :4
b. Tingkat kecemasan
berikut :
51
5. Interprestasi Data
dengan α=0,05.
Keterangan :
t= nilai t hitung
n= jumlah sampel
(X) Akibat
Hospitalisasi(
Y)
-
54
31
Jumlah
Kaidah pengujian :
Ho diterima : bila nilai r hitung < r tabel artinya tidak ada hubungan atau
ada hubungan tetapi sangat lemah dan hampir tidak (Sugiono, 2009)
Penghitungan Korelasi
2010).
55
responden
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Alimul
Data).
akurat.
BAB 5
Pada bab ini peneliti akan membahas hasil penelitian hubungan dukungan
Blambangan Banyuwangi pada Bulan Juli - Agustus 2017. Adapun data yang
kepegawaian dan SDM pada penelitian, dan sarana kesehatan. Sedangkan data
57
58
memuaskan.
2) Data Umum
1) D3 Kebidanan : 12 orang
1) D4 Kebidanan : 18 orang
60
a. Ners : 50 orang
diantaranya yaitu :
1) Apoteker : 20 orang
diantaranya yaitu :
1) Sanitasi : 2 orang
2) Entomolongi : 1 orang
3. Sarana Kesehatan
c. Ruang Kelas 1 : 14 TT
g. Ruang Perinatologi : 22 TT
2. Karakteristik responden
berdasarkan usia
7 responden
11
25% 3 thn
responden
39%
4 responden 4 thn
14%
6 responden 5 thn
22%
6 thn
12
responden 16
responden Laki-laki
43%
57% Perempuan
anak (57%).
sebelumnya
11
responden 17
39% responden ya
61% tidak
berdasarkan pendidikan
2 responden
8%
7 responden SD
28%
13 SMP
responden 6 responden SMA
40% 21%
SARJANA
(40%).
3
Responden
Pekerjaan
11%
10 15 Tidak bekerja
Responden Responden
53% Wiraswasta
36%
Negeri
64
(53%).
Tingkat Kecemasan
Dukungan Jumlah
No Ringan Sedang Berat
Keluarga
F % f F F % f %
1 Kurang 0 0 2 7% 2 7% 4 14%
2 Cukup 2 7% 5 18% 4 14% 11 39%
3 Baik 8 29% 5 18% 0 0 13 47%
Jumlah 10 36% 12 43% 6 21% 28 100%
(5%).
Correlations
dukungankelurga tingkatkecemasan
N 28 28
N 28 28
spearman yaitu 0.001 lebih kecil dari nilai signifikasi α yaitu 0.05
5.2 Pembahasan
keluarga.
ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan
adalah yang tidak bekerja yaitu sebanyak 9 responden (60%) dari jumlah
ditentukan oleh faktor pekerjaan dalam hal ini keluarga yang tidak bekerja
keluarga yaitu Dukungan Emosional, keluarga sebagai tempat yang aman dan
keluarga bertindak sebagai pengarah dalam pemecahan masalah dan juga sebagai
Faktor usia, semakin muda usia keluarga maka semakin mudah menerima
diberikan.
seringkali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu, perasaan takut
kecemasan.
perawatan. Hal ini dikarenakan setiap anak memiliki ciri-ciri umum yang
kecemasan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa anak yang belum
adalah tempat baru baginya, anak merasa tidak nyaman dan asing dengan
prosedur tindakan yang dilakukan oleh dokter dan perawat (Tsai, 2007).
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa jenis kelamin dapat
akibat ketakutan cidera tubuh atau nyeri . (Hockenberry & Wilson, 2009).
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ,faktor usia semakin muda usia anak
maka semakin berat kecemasan yang dialami. Faktor pengalaman rawat inap
kecemasan berat. Faktor jenis kelamin ,anak yang berjenis kelamin laki-laki
72
lebih banyak mengalami kecemasan ringan karena anak laki-laki lebih rileks
0,05) diperoleh hasil P Value = -0,613. Menurut Sugiono (2010) dari hasil
hospitalisasi pada anak usia prasekolah. Nilai korelasi (r) sebanyak 0,613
kuat.
cemas akibat hospitalisasi adalah hal yang sangat penting dalam menunjang
untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional anak pada saat dirawat
73
inap. Dengan adanya dukungan keluarga yang baik maka cemas akibat dari
perpisahan dapat teratasi sehingga anak akan merasa nyaman saat menjalani
dan harus dirawat inap, merupakan salah satu bentuk gangguan yaitu tidak
dan pengobatan, kondisi seperti ini berpengaruh besar pada lama atau proses
perlindungan kepada anak. Anak akan merasa diperhatikan dan aman berada
kecemasan.
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
(43%).
6.2 Saran
sehingga akan didapatkan hasil yang maksimal dan meneliti faktor lain
hsopitalasisasi.
74
75
pada jiwa anak dan memberikan dukungan kepada anak selama masa
perawatan.