Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

EFEKTIFITAS EKSTRAK MINYAK KACANG ALMOND (Prunus Dultus)


TERHADAP DERAJAT PRURITUS PADA
PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh :
Ketua : Prima Yoza; NIM 151211128; Angkatan 2015
Anggota 1: Yenly Fitri; NIM 151211143; Angkatan 2015
Anggota 2 : Fauzi Saputra Yatrul; NIM 16111994; Angkatan 2016

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERCUBAKTIJAYA


PADANG
2017
ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR SKEMA DAN TABEL ................................................................... iv
RINGKASAN .................................................................................................. v

BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 2
1.4 Urgensi Penelitian ................................................................................. 3
1.5 Temuan yang Ditargetkan ...................................................................... 3
1.6 Luaran yang Diharapkan ........................................................................ 3
1.7 Manfaat Penelitian ................................................................................. 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3


2.1 Pruritus Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik .............................................. 3
2.2 Ekstrak Minyak Kacang Almond (Prunus Dultus) .................................. 4

BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 5


3.1 Kerangka Konsep ................................................................................... 5
3.2 Jenis dan Desain Penelitian .................................................................... 5
3.3 Sampel Penelitian ................................................................................... 6
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.......................................... 6
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 7
3.6 Etika Penelitian ..................................................................................... 7
3.7 Prosedur dan Tahapan Penelitian ............................................................ 7
3.8 Analisis Data, Cara Penafsiran dan Penyimpulan Hasil Penelitian .......... 8

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ......................................... 9


4.1 Anggaran Biaya ..................................................................................... 9
4.2 Jadwal Kegiatan ..................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 10


LAMPIRAN

iii
DAFTAR SKEMA DAN TABEL
Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................... 5
Skema 3.2 Desain Penelitian ............................................................................ 5
Skema 3.3 Tahapan Penelitian .......................................................................... 8
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian ...................................................... 6
Tabel 4.1 Anggaran Biaya .............................................................................. 9
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan .............................................................................. 9

iv
RINGKASAN
Salah satu masalah yang sering terjadi pada pasien dengan gagal ginjal kronik adalah
pruritus. Pruritus menimbulkan dampak gangguan fisik dan psikologis pada pasien
gagal ginjal kronik. Pruritus dengan prognosis yang buruk mempengaruhi kualitas
hidup pasien dan meningkatkan biaya perawatan kesehatan. Essential fatty acid atau
asam lemak esensial dan derivatnya dapat mengurangi pruritus. Ekstrak minyak
kacang almond (Prunus Dultus) adalah bahan alami yang mengandung asam lemak
esensial dan dapat dimanfaatkan untuk perawatan kulit. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahuinya efek pemberian ekstrak minyak kacang almond (Prunus Dultus)
secara topikal terhadap derajat pruritus pada pasien gagal ginjal kronik. Desain
penelitian ini adalah quasi experiment dengan pendekatan pre dan post with control
group design. Penelitian ini akan dilakukan di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Intervensi pemberian ekstrak minyak kacang almond secara topikal dilakukan selama
14 hari, dimana minyak almond dioleskan 2 kali sehari. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah non probability sampling dengan consecutive sampling,
jumlah sampel sebanyak 30 orang. Analisis data pada penelitian ini akan dilakukan
menggunakan pooled t test bila data berdistribusi normal atau uji mann whitney bila
data tidak normal.

Kata kunci : gagal ginjal kronik, pruritus, minyak kacang almond

v
1

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gagal ginjal kronik menjadi permasalahan di bidang nefrologi dengan angka
kejadian yang tinggi (Sukandar, 2013). Berdasarkan data dari National Kidney
Foundation (2016) 10% dari total populasi di dunia menderita penyakit gagal ginjal
kronik dan jutaan orang meninggal setiap tahunnya karena akses pengobatan yang tidak
memadai. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan penyakit
gagal ginjal kronik menempati urutan ke 10 penyakit terbanyak di Indonesia dengan
prevalensi 0,2% (Kementrian Kesehatan RI, 2013). Laporan studi epidemiologi klinik di
Indonesia menyatakan bahwa gagal ginjal terminal sebagai akibat lanjut dari gagal
ginjal kronik menempati urutan pertama dari semua penyakit ginjal (Sukandar, 2013).
Gagal ginjal kronik merupakan penyakit kerusakan ginjal yang menyebabkan
penurunan fungsi faal ginjal secara progresif dan bersifat irreversible (Solini &
Ferrannini, 2011). Penurunan fungsi ginjal dalam mempertahankan homeostasis tubuh
menyebabkan berbagai gejala dan masalah pada pasien dengan penyakit gagal ginjal
kronik (Solini & Ferrannini, 2011). Salah satu masalah yang sering terjadi pada pasien
dengan gagal ginjal kronik adalah pruritus (Patel, Freedman, & Yosipovitch, 2007).
Pruritus pada pasien dengan gagal ginjal kronik biasa dikenal dengan uremik pruritus
(Patel et al., 2007). Uremik pruritus dirasakan sebagai sensasi yang tidak
menyenangkan pada kulit disertai dengan rasa gatal. Kulit pasien dengan uremik
pruritus akan terlihat kering atau xerosis, bersisik dan diskolorasi kulit atau
hiperpigmentasi (Melo, Elias, Castro, Romao, & Abensur, 2009).
Pruritus menimbulkan dampak gangguan fisik dan psikologis pada pasien gagal
ginjal kronik. Gangguan fisik pada pruritus berupa kerusakan pada integritas kulit
(Melo et al., 2009). Kerusakan kulit pada pruritus biasanya disebabkan karena garukan
pada area yang gatal. Garukan dapat menyebabkan perubahan warna kulit hingga
menimbulkan perlukaan (Melo et al., 2009). Pruritus yang berat menyebabkan
gangguan tidur, ansietas, depresi dan disfungsi sosial pada pasien (Wu, Hsiao & Ko,
2015). Pruritus dengan prognosis yang buruk mempengaruhi kualitas hidup pasien dan
meningkatkan biaya perawatan kesehatan (Patel et al., 2007).
Beberapa hasil penelitian menyatakan angka kejadian pruritus pada pasien gagal
ginjal kronik cukup tinggi. Hasil penelitian Kim, Lee dan Choi (2010) melaporkan
bahwa angka kejadian uremik pruritus dialami oleh 42 – 72,9% pasien yang mengalami
gagal ginjal kronik. Hasil systematic review yang dilakukan oleh Wu et al. (2015)
terhadap publikasi penelitian terkait uremik pruritus didapatkan bahwa persentase
pruritus lebih tinggi terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisis. Diperkirakan 50 –
90% pasien dengan hemodialisis mengalami masalah pruritus (Wu et al., 2015). Hasil
penelitian Ramezanpour dan Falah (2007) terhadap 88 orang pasien gagal ginjal kronik
di Iran juga menunjukkan bahwa angka kejadian pruritus 2,8 kali lebih tinggi pada
pasien yang mendapatkan terapi hemodialisis dibandingkan dengan pasien tanpa
hemodialisis (Ramezanpour & Falah, 2007).
Penatalaksanaan pruritus dapat dilakukan secara farmakologis dan non
farmakologis. Dari fenemona yang ditemukan peneliti di lapangan, penatalaksanaan
2

pasien dengan pruritus dilakukan hanya dengan menganjurkan pasien untuk memberi
lotion pada kulitnya. Pendekatan non farmakologis atau tanpa menggunakan obat-
obatan sangat penting dalam melakukan perawatan pasien dengan uremik pruritus.
Pendekatan non farmakologis membantu dalam penanganan yang tepat terhadap gejala
pruritus yang dirasakan. Penanganan yang tepat dapat membantu mencegah komplikasi
dan dampak lanjut dari masalah pruritus yang dialami pasien.
Beberapa hasil penelitian menyebutkan essential fatty acid atau asam lemak
esensial dan derivatnya dapat mengurangi pruritus dan melindungi kulit dari kerusakan.
Derivat asam lemak esensial yang sering digunakan untuk pruritus dan masalah kulit
adalah asam linoleat, arakidonat dan linolenat. Derivat asam lemak esensial dapat
menurunkan limfosit dan limfokin di kulit, meningkatkan prostaglandin dan leukotrin
sehingga dapat menurunkan rasa gatal dan inflamasi di kulit (Chen, Chiu, & Wu, 2006).
Hasil penelitian Chen et al. (2006) menunjukkan bahwa penggunaan asam lemak
esensial dan derivatnya dapat mangatasi masalah pruritus dan memberikan perlindungan
pada kulit terhadap inflamasi.
Salah satu bahan alami yang memiliki kandungan asam lemak esensial, asam
linoleat dan linolenat adalah kacang almond (Prunus Dultus). Minyak kacang almond
yang diekstraksi dapat dimanfaatkan secara topikal pada kulit. Pemanfaatan minyak
kacang almond secara topikal pada kulit merupakan metode non famakologis yang
dapat digunakan secara mandiri oleh pasien gagal ginjal kronik dalam mengurangi
pruritus dan masalah kulit. Beberapa hasil penelitian terdahulu telah menyebutkan
bahwa kandungan essential fatty acid dapat mengurangi pruritus tetapi belum ada
penelitian yang dipublikasi tentang potensi ekstrak minyak kacang almond dalam
mengurangi pruritus pada pasien gagal ginjal. Berdasarkan hal ini, peneliti ingin
mengkaji efek pemberian ekstrak minyak kacang almond (Prunus Dultus) secara topikal
terhadap derajat pruritus pada pasien gagal ginjal.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah “apakah efek pemberian ekstrak minyak kacang almond (Prunus Dultus) secara
topikal terhadap derajat pruritus pada pasien gagal ginjal kronik?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya efek pemberian ekstrak minyak kacang almond (Prunus Dultus)
secara topikal terhadap derajat pruritus pada pasien gagal ginjal kronik.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Diketahuinya derajat pruritus pada pasien gagal ginjal kronik sebelum dan
sesudah diberikan perlakuan berupa pemberian ekstrak minyak kacang
almond (Prunus Dultus) secara topikal.
b. Diketahuinya efek pemberian ekstrak minyak kacang almond (Prunus
Dultus) secara topikal terhadap derajat pruritus pada pasien gagal ginjal
kronik.
3

1.4 Urgensi (Keutamaan Penelitian)


Tingginya angka kejadian pruritus pada pasien gagal ginjal kronik dan dapat
menimbulkan gangguan fisik dan psikologis pada pasien memunculkan urgensi
pentingnya upaya penatalaksanaan yang efektif dan mudah diterapkan bagi pasien gagal
ginjal kronik. Penelitian ini menawarkan solusi inovatif melalui pemberian ekstrak
minyak kacang almond untuk mengurangi derajat pruritus pada pasien gagal ginjal
kronik.

1.5 Temuan yang Ditargetkan


Adapun temuan yang ditargetkan pada penelitian ini adalah penggunaan ekstrak minyak
kacang almond (Prunus Dultus) secara topikal pada kulit dapat mengurangi hingga
menghilangkan keluhan pruritus pada pasien gagal ginjal kronik. Temuan ini dapat
dijadikan sebagai intervensi keperawatan non farmakologis dalam melakukan perawatan
kulit pada pasien gagal ginjal kronik. Penggunaan ekstrak minyak kacang almond
(Prunus Dultus) secara topikal juga ditargetkan dapat diterapkan secara mandiri oleh
pasien gagal ginjal kronik untuk perawatan kulit.

1.6 Luaran yang Diharapkan


Penelitian ini dapat menjadi artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah
nasional yang terakreditasi dan direalisasikan dalam bentuk produk paten berupa ekstrak
minyak kacang almond (Prunus Dultus) sebagai inovasi terbaru dalam perawatan kulit
dalam mengurangi pruritus pada pasien gagal ginjal kronik.

1.7 Manfaat Penelitian


1.7.1 Bagi pasien gagal ginjal kronik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengurangi gejala pruritus sehingga
meningkatkan kenyamanan pasien dan mencegah terjadinya kerusakan integritas
kulit.
1.7.2 Bagi perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat diterapkan sebagai salah satu intervensi
keperawatan yang murah, sederhana dan nyaman bagi pasien untuk mengurangi
gejala pruritus.
1.7.3 Bagi keilmuan keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya intervensi mandiri
keperawatan untuk mengurangi gejala pruritus pada pasien gagal ginjal kronik.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pruritus Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
Gagal ginjal kronik merupakan kumpulan gejala yang dicirikan oleh kerusakan
ginjal yang bersifat progresif dan irreversibel dimana terjadi penurunan laju filtrasi
glomerulus (Sukandar, 2013). Ginjal berperan dalam mempertahankan homeostatis
tubuh dengan mengatur volume dan komposisi kimia darah, mengatur regulasi proses
excretory, mengatur regulasi metabolik, keseimbangan asam basa dan elektrolit tubuh
(Arora, 2016). Penurunan fungsi ginjal dalam mempertahankan homeostasis tubuh
4

menyebabkan berbagai gejala dan masalah pada pasien dengan penyakit gagal ginjal
kronik (Solini & Ferrannini, 2011).
Pruritus menjadi masalah dermatologi umum pada pasien gagal ginjal kronik.
Pruritus pada pasien dengan gagal ginjal kronik biasa dikenal dengan uremik pruritus
dan berkaitan dengan masalah metabolik akibat penurunan fungsi faal ginjal (Patel et
al., 2007). Beberapa penyebab yang diperkirakan berkaitan dengan patogenesis pruritus
adalah penumpukan ureum, atrofi kelenjer sebasea, hiperparatiroid sekunder, proliferasi
sel mast kutan, peningkatan kadar histamin, hiperkalsemia, hiperfosfatemia,
hipervitaminosis A dan neuropati perifer (Patel et al., 2007). Pruritus dirasakan sebagai
sensasi yang tidak menyenangkan pada kulit disertai dengan rasa gatal. Kulit pasien
dengan uremik pruritus akan terlihat kering atau xerosis, bersisik dan diskolorasi kulit
atau hiperpigmentasi (Melo et al., 2009).
Hasil systematic review yang dilakukan oleh Wu et al. (2015) terhadap publikasi
penelitian terkait uremik pruritus didapatkan bahwa persentase pruritus lebih tinggi
terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisis. Diperkirakan 50 – 90% pasien dengan
hemodialisis mengalami masalah pruritus (Wu et al., 2015). Hasil penelitian
Ramezanpour dan Falah (2007) terhadap 88 orang pasien gagal ginjal kronik di Iran
juga menunjukkan bahwa angka kejadian pruritus lebih tinggi pada pasien yang
mendapatkan terapi hemodialisis. Pruritus pada pasien dengan hemodialisis 2,8 kali
lebih tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa hemodialisis (Ramezanpour & Falah,
2007).

Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah
manajemen pruritus. Salah satu manajemen pruritus bertujuan untuk mengurangi rasa
gatal pada pasien sehingga nantinya akan mengurangi frekuensi garukan pada kulit yang
dapat memperburuk integritas kulit. Dalam melakukan perawatan kulit pada
manajemen pruritus dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kulit pasien,
mengganti alat tenun yang digunakan pasien setiap hari dan menjaga kelembabapan
kulit pasien dengan menggunakan pelembab. Pelembab yang dianjurkan digunakan
pada pasien dengan pruritus adalah pelembab yang mengandung derivat asam lemak
esensial. Derivat asam lemak esensial dapat menurunkan limfosit dan limfokin di kulit,
meningkatkan prostaglandin dan leukotrin sehingga dapat meningkatkan hidrasi dan
menurunkan inflamasi di kulit sehingga akhirnya menurunkan sensasi gatal (Sukandar,
2013; Bulechek, 2016).

2.2 Ekstrak Minyak Kacang Almond (Prunus Dultus)


Kacang almond (Prunus Dultus) merupakan bahan alami yang termasuk dalam
kerajaan plantae, dengan genus prunus dan upagenus amygdalus. Uji medis
menunjukkan bahwa kacang almond kaya akan bahan alami yang dibutuhkan oleh
tubuh. Kacang almond mengandung protein yang tinggi, kalsium, seng, kalium, fosfor,
vitamin E dan asam lemak esensial berupa asam linoleat, asam arakidonat dan asam
linolenat. Kandungan derivat asam lemak esensial pada kacang almond (Prunus Dultus)
berupa asam linoleat, arakidonat dan linolenat memiliki efek terhadap sitokin yang
berperan dalam hidrasi dan inflamasi yang terjadi di kulit. Derivat asam lemak esensial
5

dapat menurunkan limfosit dan limfokin di kulit, meningkatkan prostaglandin dan


leukotrin sehingga dapat meningkatkan hidrasi dan menurunkan inflamasi di kulit.
Hidrasi kulit yang meningkat dan proses inflamasi yang menurun dapat meningkatkan
integritas kulit dan menurunkan sensasi gatal.
Beberapa hasil penelitian telah menunjukkan efek derivat asam lemak esensial
terhadap perawatan kulit dan keluhan gatal pada pasien gagal ginjal kronik, tetapi belum
ada penelitian yang meneliti tentang efek pemberian minyak kacang almond secara
topikal terhadap derajat pruritus atau gatal pada pasien gagal ginjal kronik. Hasil
penelitian Karadag, Kilic, Karatay, dan Metin (2013) membuktikan efektifitas
penggunaan baby oil yang mengandung asam linolenat terhadap penurunan keluhan
gatal dan peningkatan kualitas tidur pasien gagal ginjal yang mengalami hemodialisis
(p<0,05). Penggunaan baby oil dilakukan 3 kali dalam seminggu setelah mandi dalam
waktu 1 bulan. Baby oil yang sesuai digunakan untuk pruritus adalah dengan kandungan
pelembab yang tinggi (Karadag et al., 2013). Hasil penelitian Agero dan Verallo-Rowell
(2004) juga menunjukkan efektifitas penggunaan extra virgin coconut oil dengan
kandungan derivat asam lemak esensial efektif untuk mengurangi kering pada kulit
(p<0,05). Pemberian extra virgin coconut oil ini dilakukan dengan frekuensi 2 kali
sehari setelah mandi. Dari penelitian tersebut dijelaskan lebih lanjut bahwa extra virgin
coconut oil juga mengandung asam linoleat, arakidonat dan linolenat.

BAB III. METODE PENELITIAN


3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian menggambarkan hubungan antara variabel penelitian.
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Variabel
independen penelitian ini adalah pemberian ekstrak minyak kacang almond dan variabel
dependen penelitian ini adalah derajat pruritus.
Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel independen Variabel dependen
Pemberian ekstrak Derajat Pruritus
minyak kacang almond

3.2 Jenis dan Desain Penelitian


Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment
dengan pendekatan pre dan post with control group design. Quasi experiment
digunakan dalam penelitian ini digunakan karena tidak dilakukan random assignment.
Desain penelitian ini dapat digambarkan pada skema berikut.
Skema 3.2 Desain Penelitian
Pretest Perlakuan Postest
Kelompok intervensi 01 X 02
Kelompok kontrol 01 02

Keterangan:
01 = Pengukuran derajat pruritus sebelum diberikan perlakuan berupa pemberian
ekstrak minyak kacang almond pada kelompok intervensi dan kontrol
6

X = Perlakuan berupa pemberian ekstrak minyak kacang almond secara topikal


02 = Pengukuran derajat pruritus setelah diberikan perlakuan berupa pemberian ekstrak
minyak kacang almond pada kelompok intervensi dan kontrol

3.3 Sampel Penelitian


Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah non probability sampling dengan consecutive sampling berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan. Kriteria inklusi penelitian ini adalah
bersedia menjadi responden penelitian, pasien dengan diagnosis gagal ginjal tahap akhir
dan menjalani hemodialisis rutin di RSUP Dr. M. Djamil Padang, pasien memiliki
keluhan pruritus yang dikaji menggunakan derajat pruritus berdasarkan Verbal Analog
Scale (VAS). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien alergi dengan ekstrak
minyak kacang almond, pasien dengan adanya lesi atau luka terbuka di kulit. Besar
sampel pada penelitian ini ditentukan menggunakan rumus besar sampel untuk
penelitian analitik numerik terhadap rerata dua populasi berpasangan dengan uji
hipotesis 2 arah (Dahlan, 2013), sehingga didapatkan jumlah sampel adalah 15 orang
pada kelompok intervensi dan 15 orang pada kelompok kontrol.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Penelitian


Variabel Definisi Alat dan Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur
Independen
Pemberian Penggunaan minyak Alat ukur : Lembar 0 = tidak Nominal
ekstrak kacang almond observasi dilakukan
minyak secara topikal
kacang dengan Cara ukur : observasi 1 = dilakukan
almond mengoleskan pada dilakukan dengan lembar
kulit responden, observasi setiap hari yang
penggunaan berisi apakah responden
dilakukan 2 kali menggunakan ekstrak
sehari setelah mandi minyak almond pada pagi
pagi dan sore, dan sore hari selama 14 hari.
selama 14 hari.
Dependen
Derajat Tingkat keluhan Alat ukur : Kuesioner Verbal Skor derajat Interval
pruritus gatal yang dirasakan Analog Scale (VAS) untuk pruritus yang
responden pada Pruritus disajikan
kulitnya dalam bentuk
Cara ukur : mean, median,
Responden mengisi skala SD, nilai
VAS dengan nilai 0 sampai minimum-
10 pada kuesioner yang maksimum
menanyakan keluhan gatal
yang dirasakan pasien.
7

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di ruangan hemodialisis RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Penelitian ini akan dilakukan selama 5 bulan dari bulan Januari – Mei 2018.

3.6 Etika Penelitian


Dalam melakukan penelitian, peneliti akan menerapkan prinsip etika penelitian yang
terdiri dari :
a. Beneficience termasuk didalamnya hak responden untuk bebas dari kekerasan
dan ketidaknyamanan serta hak responden untuk dilindungi dari eksploitasi.
b. Menghargai harkat dan martabat responden termasuk didalamnya hak responden
untuk memutuskan keterlibatan dalam penelitian dan hak responden menerima
penjelasan lengkap terkait penelitian.
c. Keadilan termasuk didalamnya hak responden untuk mendapat perlakuan sama
dalam penelitian dan hak responden untuk dijaga privasinya.

3.7 Prosedur dan Tahapan Penelitian


Prosedur penelitian ini terdiri dari prosedur administrasi dan prosedur teknis.
Prosedur administrasi yang akan dilakukan peneliti adalah mengurus surat izin
penelitian, etika penelitian serta sosialisasi rencana penelitian di ruangan tempat praktik
mahasiswa. Setelah prosedur administrasi selesai, maka lanjut ke prosedur teknis.
Prosedur teknis penelitian ini meliputi :
a) Pembuatan ekstrak minyak kacang almond. Ekstrak minyak kacang almond dibuat
menggunakan alat penekan minyak. Kacang almond dimasukkan ke dalam alat
penekan minyak, kemudian alat ini akan menghancurkan kacang almond dan
mengeluarkan minyak kacang almond. Minyak kacang almond ditampung
menggunakan wadah dan diendapkan selama 2 hari untuk memisahkan partikel yang
ada di dalam minyak.
b) Peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria yang ditetapkan dan membagi sampel
ke dalam kelompok intervensi dan kontrol. Peneliti melakukan informed consent
kepada responden yang menjadi sampel (lembar informed consent terlampir).
c) Peneliti melakukan penilaian derajat pruritus menggunakan verbal analog scale
(VAS) sebelum diberikan intervensi (pretest) pada kedua kelompok.
d) Perlakuan pada kelompok intervensi berupa pemberian ekstrak minyak kacang
almond secara topikal. Penggunaan ekstrak minyak kacang almond (Prunus Dultus)
dalam penelitian ini dilakukan selama 14 hari, dimana responden menggunakan
ekstrak minyak kacang almond 2 kali sehari setelah mandi.
e) Perlakuan pada kelompok kontrol tidak diberikan ekstrak minyak kacang almond.
Dengan pertimbangan etika penelitian yaitu prinsip keadilan, jika ternyata ekstrak
minyak kacang almond terbukti menurunkan derajat pruritus pada kelompok
intervensi maka setelah penelitian selesai, peneliti akan memberikan ekstrak minyak
kacang almond pada kelompok kontrol untuk perawatan kulitnya.
f) Setelah 14 hari perlakuan, maka dilakukan kembali penilaian derajat pruritus pada
kedua kelompok (posttest).
Tahapan penelitian ini digambarkan sebagai berikut :
8

Skema 3.3 Tahapan Penelitian


Pengurusan izin dan Pembuatan Pemilihan Pembagian sampel menjadi
etika penelitian, ekstrak minyak sampel dan kelompok kontrol (15
sosialisasi rencana kacang almond informed orang) dan kelompok
penelitian consent intervensi (15 orang)

Pretest

Intervensi pemberian
Publikasi Pembuatan Analisis Posttest
data ekstrak minyak kacang
dan laporan dan almond topikal selama
presentasi manuskrip 14 hari

3.8 Analisis Data, Cara Penafsiran dan Penyimpulan Hasil Penelitian


Analisis data akan dilakukan menggunakan SPSS versi 21. Normalitas data
ditentukan dengan melihat rasio skewness-SE. Sebelum dilakukan analisis bivariat, akan
dilakukan uji kesetaraan untuk memastikan homogenitas sampel pada kelompok
intervensi dan kelompok kontrol. Uji homogenitas yang akan digunakan pada penelitian
ini pooled t test bila data berdistribusi normal. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat
efek pemberian ekstrak minyak kacang almond terhadap derajat pruritus pada pasien
gagal ginjal kronik. Uji yang akan digunakan untuk melihat perbedaan hasil posttest
antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol adalah uji untuk data tidak
berpasangan yaitu pooled t test bila data berdistribusi normal atau uji Mann-whitney bila
data tidak normal. Uji yang akan digunakan untuk melihat perbedaan hasil pretest
dengan posttest baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol adalah paired
t test bila data berdistribusi normal atau uji Wilcoxon bila data tidak berdistribusi
normal.
Penafsiran hasil penelitian dilihat berdasarkan nilai p yang didapatkan pada uji
bivariat. Uji bivariat akan dianggap bermakna bila p<0,05. Tafsiran hasil penelitian
digunakan untuk menjawab perumusan masalah yang terutama diperankan oleh
komparasi antara derajat pruritus pada kelompok intervensi dan kontrol setelah
perlakuan. Jawaban rumusan masalah berdasarkan hasil tafsiran data hasil penelitia
akan dituliskan sebagai kesimpulan penelitian.
9

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN


4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Ringkasan Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
Peralatan Penunjang
1. Peminjaman alat penekan minyak selama 2 minggu Rp. 1.000.000,00
2. Peminjaman dinamo pemutar alat penekan minyak selama 2 Rp. 1.200.000,00
minggu
Bahan Habis Pakai
3. Kacang almond 25 kg (25 x @Rp.180.000,00) Rp. 4.500.000,00
4. Wadah penampung 5 buah (5 x @Rp. 10.000,00) Rp. 50.000,00
5. Botol kaca ukuran 20 mL 30 buah (30 x @Rp. 5000,00) Rp. 150.000,00
6. Kain pengalas 5 buah (5 x Rp.15.000,00) Rp. 75.000,00
7. Penyaring 5 buah (5 x Rp. 7000,00) Rp. 35.000,00
8. Wadah tempat penyaring 5 buah (5 x Rp. 9000,00) Rp. 45.000,00
8. Handscoon 1 kotak (1 x Rp. 40.000,00) Rp. 40.000,00
9. Aquadest Rp. 15.000,00
10. Biaya pengurusan izin penelitian untuk penelitian intervensi di Rp. 1.000.000,00
RSUP Dr. M. Djamil Padang
11. Biaya pengurusan etika penelitian di FK UNAND dan RSUP Dr. Rp. 1.500.000,00
M. Djamil Padang dan sidang etik
12. Biaya konsumsi dan snack sosialisasi penelitian di RSUP Dr. M. Rp. 300.000,00
Djamil Padang, dihadiri oleh 10 orang (10 x @Rp.30.000,00)
Perjalanan
12. Perjalanan 3 orang tim peneliti ke RSUP Dr. M. Djamil sebanyak Rp. 900.000,00
20 kali perjalanan (3 x 20 x @Rp.15.000,00)
13. Perjalanan ke tempat peminjaman alat penekan minyak dan dinamo Rp. 300.000,00
(2 x @Rp.150.000,00)
Lain-lain
14. Fotocopy Rp. 100.000,00
15. Dokumentasi Rp. 150.000,00
16. Seminar untuk publikasi Rp. 1.000.000,00
TOTAL Rp. 12.360.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan
No Jenis Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengurusan izin dan etika penelitian
2. Sosialisasi rencana penelitian
3. Pembuatan ekstrak minyak kacang almond
4. Identifikasi sampel dan informed consent
5. Pengambilan data awal
6. Intervensi terhadap responden
7. Pengambilan data akhir
8. Analisis, tafsiran dan simpulan datan
9. Penyusunan laporan akhir
10. Evaluasi Kegiatan
11. Seminar
12. Penyusunan laporan kemajuan
13. Pencatatan kegiatan harian
10

DAFTAR PUSTAKA

Agero, A. L., & Verallo-Rowell, V. M. 2004. A randomized double-blind controlled


trial comparing extra virgin coconut oil with mineral oil as a moisturizer for mild
to moderate xerosis. Dermatitis, 15(3), 109 – 116.
Arora, Pradeep. 2016. Chronic kidney disease. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/238798-overview
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. 2016. Nursing
interventions classification. Philadelphia: Elsevier.
Dahlan, M. S. 2013. Besar sampel dan cara pengambilan sampel dalam penelitian
kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Karadag, E., Kilic, S. P., Karatay, G., & Metin, O. 2013. Effect of baby oil on pruritus,
sleep quality, and quality of life in hemodialysis patients: Pretest – posttest
model with control groups. Japan Journal of Nursing Science, 11(3), 180 – 189.
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Riset kesehatan dasar. Jakarta: Balitbang Kemenkes
RI.
Melo, N. C., Elias, R. M., Castro, M. C., Romao, J. E., & Abensur, H. 2009. Pruritus in
hemodialysis patients: the problem remains. Hemodialysis International, 13(1),
38 – 42. DOI: 10.1111/j.1542-4758.2009.00346.x.
National Kidney Foundation. 2016. Global facts: About kidney disease. Diunduh dari
https://www.kidney.org/kidneydisease/global-facts-about-kidney-disease
Patel, T. S., Freedman, B. I., & Yosipovitch, G. 2007. An update on pruritus associated
with CKD. American Journal of Kidney Disease, 50(1), 11 – 20.
Ramezanpour, A., & Falah, R. 2007. Association of hemodialysis and pruritus in
chronic renal failure. Iranian Journal of Dermatology, 10(41), 9 – 11.
Solini, A., & Ferrannini, E. 2011. Pathophysiology, prevention and management of
chronic kidney disease in the hypertensive patient with diabetes mellitus. The
Journal of Clinical Hypertension, 13(4), 252 – 257. doi: 10.1111/j.1751-
7176.2011.00446.x.
Sukandar, Enday. 2013. Nefrologi klinik. Bandung: Pusat Informasi Ilmiah.
Wu, C., Hsiao, Y., & Ko, P. 2015. The effects of nonpharmacological treatment on
uremic pruritus patients: A systematic review. Advances in Nursing, 1 – 9.
http://dx.doi.org/10.1155/2015/258263
11

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota Peneliti, Dosen Pendamping


12
13
14

4. BIODATA DOSEN PEMBIMBING


A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Ria Desnita, S.Kep, Ners, M.Kep


2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Tenaga Pengajar
4 NIK 091.201212.19881218
5 NIDN 1018128802
6 Tempat dan Tanggal Lahir Tungkar / 18 Desember 1988
7 e-mail ria.desnita18@gmail.com
8 Nomor Telepon/Hp 081363325532
9 Alamat Kantor Jl. Jamal Jamil Pondok Kopi Siteba, Padang
10 Nomor Telepon/Faks -
11 Mata Kuliah yang Diampu Pemeriksaan fisik, sistem perkemihan,
keperawatan medikal bedah

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA S-1 S-2
Nama SDN SLTPN SMAN Universitas Universitas
26 1 2 Andalas Indonesia
Situjuh Payaku Payaku
Batur mbuh mbuh
Bidang Ilmu Ilmu Program Magister
Keperawatan dan Spesialis
Keperawatan
Medikal Bedah
Tahun 1994- 2000- 2003- 2007 - 2012 2014 - 2017
Masuk- 2000 2003 2006
Lulus
Judul - - - Hubungan beban Hubungan bentuk
Skripsi/Tesis kerja dengan kaki dengan
perilaku caring keseimbangan
perawat di IGD fungsional pada
RSUD Dr. Adnan pasien neuropati
WD Payakumbuh diabetik
Nama - - - - Hema Malini, - Dr. Debie Dahlia,
Pembimbing S.Kp, MN S.Kp, MHSM
- Ns. Ema Julita, - Lestari
S.Kep, MARS Sukmarini, S.Kp,
MNS
15

Pengalaman Penelitian Dalam 5 tahun Terakhir

Pendanaan
No Tahun Judul Penelitian
Sumber Jml (juta Rp)
1. 2013 Efektifitas rebusan air Dikti Rp. 15.000.000,00
daun kumis kucing
terhadap kadar glukosa
darah penderita Diabetes
Melitus
2. 2016 Hubungan derajat Pribadi Rp. 5.000.000,00
neuropati dengan
keseimbangan fungsional
pada pasien neuropati
diabetik
3. 2017 Efektifitas pemijatan titik Pribadi Rp. 3.500.000,00
LI-4 terhadap nyeri
kanulasi arteriovenous
fistula pada pasien gagal
ginjal yang menjalani
hemodialisis
4. 2017 Pengaruh sosialisasi Pribadi Rp. 3.500.000,00
konselor keperawatan
gagal ginjal terhadap
tingkat pengetahuan dan
kepercayaan diri perawat
calon konselor di RSUP
Fatmawati Jakarta
5. 2017 Efektifitas Metode Peer- AIPNI Rp. 15.000.000,00
Assisted Learning (PAL)
Terhadap Tingkat
Pengetahuan dan
Kepatuhan Mahasiswa
Dalam Penerapan
Kewaspadaan Standar
(Standard Precautions)
16
17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang

No Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)


Pemakaian (Rp)
1. Peminjaman alat Biaya sewa 1 Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.000.000,00
penekan minyak untuk alat
selama 2 minggu membuat
ekstrak
minyak
almond
2. Peminjaman Biaya sewa 1 Rp. 1.200.000,00 Rp. 1.200.000,00
dinamo pemutar untuk
alat penekan pemakaian
minyak selama 2 dinamo
minggu
Jumlah Rp. 2.200.000,00

2. Bahan Habis Pakai


No Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
1. Kacang almond 25 Bahan 25 Rp. 180.000,00 Rp. 4.500.000,00
kg pembuatan
ekstrak
minyak
kacang
almond
2. Wadah penampung Tempat 5 Rp. 10.000,00 Rp. 50.000,00
5 buah menampung
minyak
almond
3. Botol kaca ukuran Tempat 30 Rp. 5.000,00 Rp. 150.000,00
20 mL 30 buah memasukkan
ekstrak
minyak
almond yang
diberikan ke
responden
4. Kain pengalas 5 Untuk 5 Rp. 15.000,00 Rp. 75.000,00
buah mengalas
mesin dan
wadah
5. Penyaring 5 buah Untuk 5 Rp. 7.000,00 Rp. 35.000,00
menyaring
ekstrak
minyak
almond
6. Wadah tempat Untuk 5 Rp. 9.000,00 Rp. 45.000,00
penyaring 5 buah menampung
minyak
saringan
7. Handscoon 1 kotak Untuk 1 Rp. 40.000,00 Rp. 40.000,00
18

perlindungan
tangan tidak
bersentuhan
langsung
dalam
membuat
ekstrak
8. Aquadest Untuk embilas 1 Rp. 15.000,00 Rp. 15.000,00
mesin
9. Biaya pengurusan Administrasi 1 Rp.1.000.000,00 Rp. 1.000.000,00
izin penelitian izin penelitian
untuk penelitian
intervensi di RSUP
Dr. M. Djamil
Padang
10. Biaya pengurusan Administrasi 1 Rp.1.500.000,00 Rp. 1.500.000,00
etika penelitian di untuk
FK UNAND dan mendapatkan
RSUP Dr. M. lolos etika
Djamil Padang dan penelitian
sidang etik
11. Biaya konsumsi Konsumsi 10 Rp. 30.000,00 Rp. 300.000,00
dan snack untuk
sosialisasi pertemuan
penelitian di RSUP sosialisasi
Dr. M. Djamil rencana
Padang penelitian
dengan
komite
keperawatan,
kepala
ruangan dan
perawat
Jumlah Rp. 7.710.000,00

3. Perjalanan
No Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)
Pemakaian (Rp)
1. Perjalanan 3 orang Uang 20 Rp. 15.000,00 Rp. 900.000,00
tim peneliti ke transportasi
RSUP Dr. M. pengurusan
Djamil izin, etika
penelitian,
pengumpulan
data
2. Perjalanan ke Uang 1 Rp. 150.000,00 Rp. 300.000,00
tempat peminjaman transportasi
alat penekan penjemputan
minyak dan dinamo dan
pengendalian
alat
Jumlah Rp. 1.200.000,00
19

4. Lain-lain

No Material Justifikasi Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)


Pemakaian (Rp)
1. Fotocopi, jilid, scan Fotokopi, jilid Paket Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00
dan scan
berkas
proposal
2. Dokumentasi Dokumentasi Paket Rp. 150.000,00 Rp. 150.000,00
jalannya
penelitian
3. Seminar untuk Pendaftaran 1 Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.000.000,00
publikasi publikasi
penelitian
pada seminar
nasional
Jumlah Rp. 1.250.000,00
20

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

No. Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian


Studi Ilmu Waktu Tugas
(jam/minggu)
1 Prima Yoza/ S1 Kesehatan 10 Koordinator
151211128 Keperawatan jam/minggu pelaksanaan
penelitian,
pengambilan
data dan
penyusunan
laporan

2 Yenli Fitri/ S1 Kesehatan 10 Menyiapkan


151211143 Keperawatan jam/minggu ekstrak
minyak
kacang
almond,
pengambilan
data dan
membantu
menyusun
laporan

3 Fauzi Saputra S1 Kesehatan 10 Humas,


Yatrul/ 16111994 Keperawatan jam/minggu mengurus
izin dan
etika
penelitian,
dokumentasi
kegiatan
penelitian
21

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

Anda mungkin juga menyukai