240210150044
Kelompok 1
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengamatan Teh Herbal Sebelm dan Sesudah Penyeduhan
Teh herbal merupakan suatu produk minuman campuran teh dan tanaman
herbal yang memiliki khasiat dalam membantu pengobatan atau sebagai penangkal dari
suatu penyakit tertentu. Menurut Winarsi (2011) menyatakan bahwa teh herbal tidak
berasal dari tanaman daun teh yakni Camellia sinensis. Beikut pembahasan mengenai
jenis-jenis teh herbal dari berbagai jenis tanaman.
4.1.1 Jahe
Jahe (Zingiberi officinale rosc) merupakan salah satu tanaman yang termasuk
kedalam suku Zingiberaceae. Nama “Zingiber” berasal dari kata sansekerta
“Sungabera” dan Yunani “Zingiberi” yang berarti tanduk, karena bentuknya yang
rimpang jahe mirip dengan tanduk rusa. Officinale merupakan bahasa latin dari
“Officina” yang berarti digunajan dalam sunia farmasi atau pengobatan (Bermawie dan
Purwiyanti dalam Sya’ban, 2013)
Tabel 1. Hasil Pengamatan Teh Jahe Sebelum Penyeduhan
Kondisi Kriteria Pengamatan
Kel Sampel Pengering Gambar
Warna Tekstur Aroma Bentuk
an
Bubuk
Kuning Khas
Oven Halus 80
pucat jahe
mesh
1 Jahe
Halus Bubuk
Food Kuning Khas
berserab 70-80
Dehydrator pucat jahe
ut mesh
Teh Seduh
Jahe
(Food Keruh ++ Halus Jahe + 2"
+++
Dehydrator)
(Sumber: Dikumentasi Pribadi, 2018)
Teh jahe selanjutnya dilakukan penyeduhan dari data diatas secara berurut yang
meiliki tingkat kekeruhan tertinggi hingga terendah yaitu Teh Seduh (food dehydrator)
Teh Seduh (Oven) Teh Celup (food dehydrator) dan Teh Celup (oven). Aroma dari
semua sampel dapat tercium yaitu aroma khas jahe dengan intensitas tertinggi terdapat
pada Teh Seduh (food dehydrator) dan Teh Celup (food dehydrator). Kelarutan dari
Praboyo Ardin Islamawan
240210150044
Kelompok 1
masing-masing teh past berbeda-beda, yang paling cepat terjadinya perubahan yaitu
teh yang dilakukan penyeduhan atau langsug seduh tanpa menggunakan tea bag.
4.1.2 Daun Katuk
Katuk telah banyak dikenal sebagai sayuran di sebagian besar Indonesia. Bahkan
terutama di Jawa katuk telah dibudidayakan secara komersial, sedang di daerah lain
ditanam sebagai tanaman pagar atau tanaman sela. Daun katuk termasuk salah satu sayuran
yang kaya akan zat gizi dan zat metabolic sekunder, sehingga katuk bias dimanfaatkan
sebagai sayur dan sebagai obat herbal.
Yahya et al., (1992) dalam 100 g daun katuk mentah dikandung zat besi 6,25
mg, direbus dengan air 3 mg, dikukus 5,84 mg, dan direbus dengan santan 3,12 mg.
Vitamin C juga mengalami penurunan jika direbus. Daun mentah 197,48 mg Vitamin
C dan menurun menjadi 71,55 mg jika direbus dan menjadi 41,1 mg jika dikukus, serta
direbus dengan santan menjadi 77,36 mg. Tanin adalah senyawa fenol yang bereaksi
dengan protein. Istilah ini asalnya digunakan untuk ekstrak tumbuhan yang digunakan
untuk penyamakan kulit. Tanin yang tinggi dapat menyebabkan kelainan kaki pada
broiler.
Khas
Teh Celup Hijau Khas Halus
sereh 11”
(Oven) bening ++ sereh ++++
+++
Khas
Teh Seduh Khas Halus
Hijau sereh
(Food sereh berpasir 8”
bening +++ ++++
Dehydrator) +++ +++
+
(Sumber: Dikumentasi Pribadi, 2018)
Hasil pengamatan pada sereh memiliki warna kuning pucat dengan tekstur yang
halus dan aroma khas sereh dan bentuk bubuk. Setelah dilakukan penyeduhan warna
menjadi hijau bening dengan aroma khas sereh bertekstur halus dan berpasir pada
sampel yang langsung diseduh dan rasa khas sereh.
Praboyo Ardin Islamawan
240210150044
Kelompok 1
4.1.4 Temulawak
Temulawak ini merupakan tanaman khas indonesia yang tinggi dari
tanamannya bisa mencapai 2 meter. Menurut Dalimartha, (2000) menjelaskan bahwa
temulawak ini terdari dari rimpang induk (empu) yang berbentuk jorong (gelondong)
berwarna kuning tua atau cokelat kemerahan (bagian dalam berwrna jingga cokelat)
dan rimpang cabang yang keluar dari rimpang onduk, ukurannya lebih kecil dan
tumbuh menyamping.
Banyak khasiat yang dapat diambil dari tnaman ini diantaranya dapat
menghambat pembelahan sel-sel tumor dan pembentukan jaringan kista di paru-paru
dan jaringan perut, serta memiliki aktivitas antiproliferasi terhadap sel kanker payudara
(Choi et al., 2004)
Tabel 7. Hasil Pengamatan Teh Temulawak Sebelum Penyeduhan
Kondisi Kriteria Pengamatan
Kel Sampel Gambar
Pengeringan Warna Tekstur Aroma Bentuk
Kuning Khas
Oven Halus Bubuk
++ temulawak
Khas
Food
Kuning Halus temulawak Bubuk
Dehydrator
++
Khas
Food Coklat
Halus mengku Bubuk
Dehydrator tua ++
du ++
(Sumber: Dikumentasi Pribadi, 2018)
Tabel 10. Hasil Pengamatan Teh Buah Mengkudu Setelah Penyeduhan
K Jenis Kriteria Mutu
Penyeduhan Gambar
el Teh Warna Aroma Tekstur Rasa Kelarutan
Khas
Teh Celup Coklat tua mengk Halus Pahit
38”
(Oven) +++ udu ++ +++
+++
Khas
Ada
Teh Seduh Bunga
Merah ampas
(Food Kecom Asam 2”
jambu dan
Dehydrator) brang
Halus
++
Khas
Oven Ungu Halus buah Bubuk
naga
Kulit
8 Buah
Naga Khas
Food Ungu buah
Kasar Bubuk
Dehydrator +++ naga
++
(Sumber: Dikumentasi Pribadi, 2018)
Praboyo Ardin Islamawan
240210150044
Kelompok 1
Tabel 16. Hasil Pengamatan Teh Kulit Buah Naga Setelah Penyeduhan
K Jenis Kriteria Mutu
Penyeduhan Gambar
el Teh Warna Aroma Tekstur Rasa Kelarutan
Khas
Merah
Teh Celup Kulit Hamb
Muda pucat Halus 26”
(Oven) Buah ar
+
naga
Khas
Teh Celup Kulit
Merah Hamb
(Food Buah Halus 2’
Muda pucat ar
Dehydrator) Naga+
Kulit +
8 Buah
Naga Khas Ada
Merah
Teh Seduh Kulit ampas Hamb
Muda pekat 22”
(Oven) Buah dan ar
+
Naga+ Halus
Khas
Teh Seduh Merah Kulit
Ada Hamb
(Food muda pekat Buah 40”
ampas ar
Dehydrator) ++ Naga+
++
Tabel 17. Hasil Pengamatan Yeh Kulit Buah Jeruk Sebelum Penyeduhan
Kondisi Kriteria Pengamatan
Kel Sampel Gambar
Pengeringan Warna Tekstur Aroma Bentuk
Oranye Khas
Oven kunyit Halus jeruk Bubuk
+ ++
Kulit
9 Buah
Jeruk
Khas
Food Oranye
Halus jeruk Bubuk
Dehydrator kunyit
+++
Tawar
Teh celup
Kuning flavor
(food Jeruk halus 15’’
bening + jeruk
dehidrator)
+
Khas
Putih Halus
buah
Oven kecoklatan sedikit Bubuk
salak
++ kasar
Kulit +++
10 Buah
Salak
Putih Khas
Food
kecoklatan Halus buah Bubuk
Dehydrator
+ salak +
Pahit
Bening Khas
Teh Celup Halus Khas
Kekuningan Salak 38”
(Oven) ++ Salak
+++ ++
++
Pahit
Teh Celup Bening Khas
Khas
(Food Kekuningan Salak Halus + 30”
Salak
Dehydrator) + +
+
Kulit
10 buah
salak
Pahit
Khas
Teh Seduh Khas
Coklat ++ Salak Halus 10”
(Oven) Salak
+++
++
Berdasarkan hasil pengamatan teh kulit salak sebelum diseduh memiliki warna
coklat aroma khas salak dengan tekstur yang cukup kasar. Sedangkan setelah diseduh,
warna berubah menjadi kuning keemasan bening dengan aromadan rasa sedikit asam,
tekstur yang halus.
Warna kuning keemasan yang dihasilkan diakibatkan oleh proses oksidasi
enzimatis. Perubahan warna ini oleh adanya senyawa tannin yang teroksidasi menjadi
tehaflavin. Theavlafin merupakan senyawa yang berperan memberikan warna kuning
Praboyo Ardin Islamawan
240210150044
Kelompok 1
pada teh herbal kulit salak (Subiyantoro, 2011). Menurut Saragih, (2011) bahwa aroma
dihasilkan oleh senyawa-senyawa volatil yang terdapat pada bahan. Aroma bisa timbul
dan berkurang secara alami karena proses pengolahan dan aroma pada bahan pangan
di pengaruhi oleh jenis,tingkat kematangan, musim dan penyimpanan. Rasa asam yang
timbul disebabkan oleh senyawa asam askorbat (vitamin C) yang terkandung pada
buah salak (Setiawan et al. 2001; Leong dan Shui 2002; Muchtady 1978; Suter 1988
dalam Priyatno et al. 2006).
Praboyo Ardin Islamawan
240210150044
Kelompok 1
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum kali ini terdapat beberapa kesimpulan yang dapat
diambil yaitu:
5.2 Saran
Saran dari praktikum ini ialah metode pembuatan teh herbal ini perlu
diperhatikan zat aktif yang terkandung didalamnya apakah rentan terhadap kerusakan
atau tidak selama proses yang menggunakan panas.
Praboyo Ardin Islamawan
240210150044
Kelompok 1
DAFTAR PUSTAKA
Ariffin, Abdul Azis; Bakar, Jamilah; Tan, Chin Ping; Rahman, Russly Abdul; Karim,
Roselina & Loi, Chia Chun. 2008. Essential fatty acids of pitaya (dragon fruit)
seed oil. Food Chemistry 114 (2): 561–564.
Choi, M.A., Kim S.H., Chung W.Y., Hwang J.K., dan Park, K.K. 2004. Xanthorrhizol,
a natural sesquiterpenoid from Curcuma Xanthorrhiza, has an anti-metastatic
potential in experimental mouse lung merastasis model. J. Biochem. Biophys.
Res. Comm. 326(1): 210-217.
Citramukti, I. 2008. Ekstraksi dan uji kualitas pigmen antosianin pada kulit buah naga
merah (Hylocereus costaricensis). Skripsi. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,
Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
Fellows, PJ. 1990. Food Processing Tecnologi : Principal and Practice. Elis Harwood,
New York.
Kardinan, Agus, 2004. Pestisida Nabati, Ramuan dan Aplikasi. Penerbit Swadaya.
Leny, S. 2006. Bahan Ajar Metode Fitokimia. Laboratorium Kimia Organik Jurusan
Kimia FMIPA Universitas Airlangga, Surabaya.
Nuraini, Dini Nuris. (2014). Aneka Manfaat Bunga untuk Kesehatan. Yogyakarta:
Gava Media.
Priyatno LHA et al. 2006. Aktifitas antioksidan ekstrak daging buah salak varietas
Bongkok (Salacca Edulis Reinw.). Acta Pharmaneutica Indonesia vol XXXI no
1.
Robinson, T., 1995, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, Edisi VI, Hal 191-216,
Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, ITB, Bandung.
Sya`ban MF. 2013. Jahe, kandungan dan manfaatnya. UNY Publisher, Yogyakarta.
Winarsi, Hery. 2011. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Kanisius, Yogyakarta.
Yahya, Y., A. Nasoetion dan F. Anwar. 1992. Pengaruh pengolahan dan kandungan viamin
C terhadap penyerapan zat besi (Fe) dengan cara in vitro pada beberapa jenis
saturan daun hijau. Media Gizi dan Keluarga 16 (1): 11-17.
Praboyo Ardin Islamawan
240210150044
Kelompok 1
JAWABAN PERTANYAAN
1. Menurut saudara, bagaimana syarat tanaman yang dapat dijadikan sebagai salah
satu produk teh herbal? Jelaskan!
Jawab: Syarat tanaman yang dapat dijadikan sebagai salah satu produk
tanaman teh herbal ialah harus memiliki komponen zat aktif dan kaya akan
antioksidan. Teh herbal juga selayaknya dapat memberikan manfaat terhadap
kesehatan konsumen sehingga mampu mencegah penyakit.