240210150044
Aerator
1 2 3 4 5
Ca(OH)2 0,1 N Buah (+perlakuan) 0,1 N 0,1 N
NaOH NaOH NaOH
50 ml 50 ml 50 ml
Gambar 1. Skema Percobaan Pengukuran Laju Respirasi
Prinsip kerja alat tersebut diawali dengan masuknya udara dari lingkungan
ke toples pertama yang berisi Ca(OH)2. Alasan penggunaan Ca(OH)2 adalah untuk
menangkap senyawa lain selain O2 yang mempengaruhi respirasi. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut :
CO2 + H2O H2CO3
H2CO3 + Ca(OH)2 CaCO3 + H2O
Udara dilanjutkan ke toples kedua yang berisi NaOH untuk menghilangkan
kandungan CO2, agar CO2 yang ada pada toples keempat dan kelima hanya CO2
hasil respirasi. Alasan NaOH yang digunakan untuk mengangkap CO2 hasil
respirasi menggunakan dua toples adalah agar CO2 yang tidak tertangkap pada
toples keempat dapat ditangkap oleh NaOH pada toples kelima. Reaksi antara
NaOH dan CO2 adalah sebagai berikut :
CO2 + H2O H2CO3
H2CO3 + 2NaOH Na2CO3 + 2H2O
Hasil Na2CO3 pada toples keempat dan kelima kemudian dilakukan titrasi
untuk mengukur jumlah CO2 yang terkandung didalamnya. Titrasi dilakukan
dengan menggunakan HCl hasil standarisasi dengan normalitas 0,1 N. Indikator
fenolftalein (PP) digunakan karena suasana hasil titrasi yang cenderung basa.
Menurut Bassett et al (1994), fenolftalein mempunyai trayek pH 8,3-10,0, dengan
perubahan warna dari tak berwarna ke merah. Reaksi yang terjadi pada saat titrasi
adalah sebagai berikut :
CO2 (dari sampel)+ 2NaOH Na2CO3 +H2O
NaOH (sisa) + HCl H2O + NaCl
Setelah kita mendapatkan volume titrasi, kita harus membandingkannya
dengan volume blanko. Volume blanko yang digunakan dalam praktikum ini
adalah 45,6 mL timun dan pisang.
Laju respirasi dapat dihitung menggunakan rumus:
1
(𝑚𝑙 𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜−𝑚𝑙 𝐻𝐶𝑙) 𝑥 𝑁 𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝐵𝑀 𝐶𝑂2
2
Laju respirasi (mg CO2/kg buah/jam) = 𝑊 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Hasil pengamatan buah klimaterik dan non-klimaterik pada tabel 2 dan 3 sebgai
berikut:
Praboyo Ardin Islamawan
240210150044
Hari ke-0
Diketahui : V blanko = 45,6 ml
N HCl = 0,1 N
BM CO2 = 44
Perhitungan :
1⁄ ( Vblanko − Vsampel)x NHCl x BMCO2
Laju Respirasi = 2
massa sampel (kg)
1⁄ ( 45,6 ml − 34,9 ml)x 0,1 N x 44
Laju Respirasi hari ke − 0 = 2
0,5
= 47,08 mgCO2/kg/jam
Hari ke-1
Diketahui : V blanko = 45,6 ml
N HCl = 0,1 N
BM CO2 = 44
Praboyo Ardin Islamawan
240210150044
Perhitungan :
1⁄ ( Vblanko − Vsampel)x NHCl x BMCO2
Laju Respirasi = 2
massa sampel (kg)
1⁄ ( 45,6 ml − 30 ml)x 0,1 N x 44
Laju Respirasi hari ke − 0 = 2
0,5
= 68,64 mgCO2/kg/jam
Hari ke-2
Diketahui : V blanko = 45,6 ml
N HCl = 0,1 N
BM CO2 = 44
Perhitungan :
1⁄ ( Vblanko − Vsampel)x NHCl x BMCO2
Laju Respirasi = 2
massa sampel (kg)
1⁄ ( 45,6 ml − 33,4 ml)x 0,1 N x 44
Laju Respirasi hari ke − 0 = 2
0,5
= 53,58 mgCO2/kg/jam
Hari ke-3
Diketahui : V blanko = 45,6 ml
N HCl = 0,1 N
BM CO2 = 44
Perhitungan :
1⁄ ( Vblanko − Vsampel)x NHCl x BMCO2
Laju Respirasi = 2
massa sampel (kg)
1⁄ ( 45,6 ml − 34,3 ml)x 0,1 N x 44
Laju Respirasi hari ke − 0 = 2
0,5
= 49,72 mgCO2/kg/jam
Hari ke-4
Diketahui : V blanko = 45,6 ml
N HCl = 0,1 N
BM CO2 = 44
Praboyo Ardin Islamawan
240210150044
Perhitungan :
1⁄ ( Vblanko − Vsampel)x NHCl x BMCO2
Laju Respirasi = 2
massa sampel (kg)
1⁄ ( 45,6 ml − 33 ml)x 0,1 N x 44
Laju Respirasi hari ke − 0 = 2
0,5
= 55,44 mgCO2/kg/jam
Perhitungan :
1⁄ ( Vblanko − Vsampel)x NHCl x BMCO2
Laju Respirasi = 2
massa sampel (kg)
1⁄ ( 45,6 ml − 45,3 ml)x 0,1 N x 44
Laju Respirasi hari ke − 0 = 2
0,5
= 1,32 mgCO2/kg/jam
Hari ke-2
Diketahui : V blanko = 45,6 ml
N HCl = 0,1 N
BM CO2 = 44
Perhitungan :
1⁄ ( Vblanko − Vsampel)x NHCl x BMCO2
Laju Respirasi = 2
massa sampel (kg)
1⁄ ( 45,6 ml − 45,3 ml)x 0,1 N x 44
Laju Respirasi hari ke − 0 = 2
0,5
= 1,32 mgCO2/kg/jam
Hari ke-3
Diketahui : V blanko = 45,6 ml
N HCl = 0,1 N
BM CO2 = 44
Perhitungan :
1⁄ ( Vblanko − Vsampel)x NHCl x BMCO2
Laju Respirasi = 2
massa sampel (kg)
1⁄ ( 45,6 ml − 43,6 ml)x 0,1 N x 44
Laju Respirasi hari ke − 0 = 2
0,5
= 8,8 mgCO2/kg/jam
Hari ke-4
Diketahui : V blanko = 45,6 ml
N HCl = 0,1 N
BM CO2 = 44
Praboyo Ardin Islamawan
240210150044
Perhitungan :
1⁄ ( Vblanko − Vsampel)x NHCl x BMCO2
Laju Respirasi = 2
massa sampel (kg)
1⁄ ( 45,6 ml − 46,3 ml)x 0,1 N x 44
Laju Respirasi hari ke − 0 = 2
0,5
= -3,08 mgCO2/kg/jam
Hari ke-5
Diketahui : V blanko = 45,6 ml
N HCl = 0,1 N
BM CO2 = 44
Perhitungan :
1⁄ ( Vblanko − Vsampel)x NHCl x BMCO2
Laju Respirasi = 2
massa sampel (kg)
1⁄ ( 45,6 ml − 45,3 ml)x 0,1 N x 44
Laju Respirasi hari ke − 0 = 2
0,5
= 1,32 mgCO2/kg/jam
Dari data diatas dapat dilihat bahwa setiap hari uah mengalami perubahan-
perubahan baik itu perubahan bentuk, warna, dan aroma. Proses perubahan ini
disebut sebagai proses pematangan. Proses pematangan diartikan sebagai suatu
fase akhir dari proses penguraian substrat dan merupakan suatu proses yang
dibutuhkan oleh bahan untuk mensintesis enzim-enzim yang spesifik yang
diantaranya digunakan dalam proses kelayuan. Perubahan yang secara umum
mudah diamati dalam proses pematangan ini diantaranya berubahnya warna kulit
yang tadinya berwarna hijau kekuningan menjadi kuning cerah, buah yang tadinya
bercita rasa asam menjadi manis, tekstur yang tadinya keras menjadi lunak, serta
timbulnya aroma khas karena terbentuknya senyawa-senyawa volatil atau
senyawa-senyawa yang mudah menguap. Selain mengalami pematangan, setelah
pemanenan buah-buahan pun mengalami laju respirasi. Dari hasil tabel
pengamatan diatas didapatkan laju respirasi dari tiap bahan uji (pisang,timun)
dalam bentuk grafik brikut ini:
Praboyo Ardin Islamawan
240210150044
60
50
40
Pisang
30
Timun
20
10
0
0 1 2 3 4
-10
t (Hari)
Pada saat melakukan titrasi harus dengan teliti dan cermat sehingga mendapatkan
hasil yang valid
Praboyo Ardin Islamawan
240210150044
DAFTAR PUSTAKA
Bassett, J., R. C. Denney, G. H. Jeffrey, dan J. Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel:
Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Terjemahan Handayana, P. Dan L.
Setiono. EGC, Jakarta.
Trenggono dan Sutardi. 1990. Biokimiaa dan Teknologi Pasca Panen. Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta