Anda di halaman 1dari 7

Dias Amalia Hartono

240210150020

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Praktikum teknik bioproses dan fermentasi kali ini membahas tentang


isolasi DNA. DNA merupakan persenyawaan kimia yang paling penting pada
makhluk hidup, yang membawa keterangan genetik dari sel khususnya atau dari
makhluk dalam keseluruhannya dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Molekul DNA terdapat pada nukleus, mitokondria, plastida dan sentriol. Molekul
DNA pada nucleus memiliki bentuk sebagai benang lurus dan tidak bercabang,
sedangkan DNA yang terletak pada mitokondria dan plastida berbentuk lingkaran
(Suryo, 2012). DNA pada makhluk hidup dapat diisolasi. Tujuan dari
pengisolasian DNA ini adalah untuk memperoleh DNA murni tanpa protein dan
RNA. Pengisolasian secara sederhana dilakukan dengan memecahkan dinding sel,
membran plasma dan membran inti secara mekanik maupun kimiawi.
Praktikum kali ini akan dilakukan isolasi DNA pada buah kiwi. Tahapan
yang dilakukan adalah pertama 1⁄4 bagian dari buah kiwi dihaluskan
menggunakan alu dan mortar. Tujuan dari dihaluskannya buah kiwi adalah untuk
memecah dinding sel secara mekanik. Selanjutnya ditambahkan NaCl sebanyak 3
g. Tujuan dari penggunaan NaCl ini adalah untuk melarutkan DNA buah kiwi,
karena ion Na+ yang dikandung oleh garam mampu memblokir (membentuk
ikatan) dengan kutub negatif fosfat DNA, yaitu kutub yang bisa menyebabkan
molekul-molekul saling tolak menolak satu sama lain sehinggga pada saat ion Na+
membentuk ikatan dengan kutub negatif fosfat DNA, DNA akan terkumpul
(Dollard, 1994, dalam Jamilah, 2005). Lalu ditambahkan 10 ml detergen cair
untuk melisiskan membran inti untuk mengeluarkan isi inti sel yang berisi DNA.
Detergen dapat menyebabkan kerusakan membran melalui ikatan yang dibentuk
melalui sisi hidrofobik deterjen dengan protein dan lemak pada membran
membentuk senyawa ”lipid protein-deterjen kompleks”. Senyawa tersebut dapat
terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik dan hidrofobik,
demikian juga dengan deterjen, sehingga dapat membentuk suatu ikatan kimia
(Machmud, 2006). Lalu ditambahkan 100 ml aquades untuk sebagai pelarut.
Kemudian larutan diaduk dan dikocok sampai homogen agar senyawa kimia yang
ditambahkan bereaksi dengan bubur kiwi. Pengadukan dilakukan hingga larutan
Dias Amalia Hartono
240210150020

berubah menjadi dari keruh menjadi lebih jernih. Selanjutnya larutan disaring
menggunakan kertas saring agar biji kiwi dan zat pengotor lainnya tidak dapat
mengkontaminasi larutan. Kemudian diamkan larutan selama 1 menit. Selanjutnya
pindahkan 6 ml larutan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 9 ml etanol dingin.
Etanol yang digunakan yaitu etanol 96% dan 100% yang digunakan secara
terpisah. Etanol berfungsi untuk menggumpalkan DNA. Etanol yang digunakan
adalah etanol dingin, karena semakin dingin etanol, DNA yang terpresipitasi akan
semakin pekat, menambahkan bahwa semakin encer filtrat, maka DNA yang
terpresipitasi akan semakin sedikit. Sehingga proses presipitasi DNA dapat
berlangsung sempurna. Selanjutnya larutan didiamkan selama 2-3 menit hingga
terbentuk lapisan DNA. Lapisan DNA terlihat seperti lapisan putih yang
menumpuk di atas larutan. Setelah lapisan DNA terbentuk, lilitkan lapisan
tersebut pada spatula dan larutkan dalam air. Berikut hasil pengamatan isolasi
DNA.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Isolasi DNA dengan Etanol 96%
Terbentuk lapisan/tidak terbentuk
Kel. Warna DNA Gambar
lapisan

1 Putih Sedikit terbentuk lapisan

2 Putih Terbentuk lapisan

3 Putih Terbentuk lapisan

4 Kuning Tidak terbentuk lapisan

5 Putih Terbentuk lapisan

6 Putih Keruh Terbentuk lapisan


Dias Amalia Hartono
240210150020

Terbentuk lapisan/tidak terbentuk


Kel. Warna DNA Gambar
lapisan

7 Putih keruh Tidak terbentuk lapisan

8 Putih Terbentuk lapisan

9 Putih Terbentuk lapisan

10 Putih keruh Terbentuk lapisan

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, mayoritas dari percobaan isolasi


DNA ini adalah warna DNA yang putih dan terbentuk lapisan. Lapisan tersebut
adalah hasil dari presipitat DNA yang terlihat seperti serabut-serabut putih yang
terkumpul di atas permukaan larutan karena massa jenis etanol lebih kecil
daripada massa jenis air. Sedangkan pada isolasi DNA kelompok 4 adalah warna
DNA yang berwarna kuning dan tidak terbentuk lapisan. Lalu pada isolasi DNA
kelompok 7 warna DNA yang dihasilkan adalah putih keruh dan tidak terbentuk
lapisan. Perbedaan warna pada tiap larutan isolasi DNA dipengaruhi oleh suhu
etanol, kelarutan larutan, dan kehalusan bubur kiwi. Perubahan warna yang terjadi
pada larutan disebabkan karena adanya perbedaan banyak atau sedikit endapan
asam nukleat pada dasar tabung reaksi. Isolasi DNA yang tidak terbentuk lapisan
dapat diakibatkan karena kurang homogennya larutan saat proses pengadukan dan
pengocokan, sehingga senyawa kimia kurang bisa melisis DNA yang ada pada
bubur kiwi atau dapat disebabkan karena bubur kiwi yang digunakan kurang halus
sehingga proses pengrusakan secara mekanis kurang dapat memecah dinding sel
buah.
Selanjutnya dilakukan perbandingan hasil isolasi DNA yang menggunakan
etanol 96% dengan etanol 100%. Berikut hasil pengamatan isolasi DNA
menggunakan etanol 100%.
Dias Amalia Hartono
240210150020

Tabel 2. Hasil Pengamatan Isolasi DNA dengan Etanol 100%


Terbentuk Lapisan /
Warna
Kel Tidak Terbentuk Gambar
DNA
Lapisan

1 Putih Terbentuk lapisan

2 Putih Terbentuk Lapisan

3 Putih Terbentuk Lapisan

4 Putih keruh Terbentuk lapisan

5 Putih Terbentuk lapisan

6 Putih Terbentuk lapisan

7 Putih keruh Terbentuk lapisan

8 Putih keruh Terbentuk Lapisan

9 Putih keruh Terbentuk lapisan


Dias Amalia Hartono
240210150020

Terbentuk Lapisan /
Warna
Kel Tidak Terbentuk Gambar
DNA
Lapisan

10 Putih keruh Terbentuk lapisan

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2017)

Berdasarkan hasil pengamatan isolasi DNA dengan etanol 100%, hasil


terbentuknya DNA cenderung lebih optimal dengan menggunakan etanol 100%.
Ini dibuktikan dengan lebih banyaknya percobaan yang menghasilkan lapisan
putih pada larutannya. Hal ini dapat disebabkan karena DNA memiliki struktur
polar, sedangkan etanol memiliki struktur semipolar (Andriyani, dkk.,2017).
Sehingga walaupun tidak semua senyawa DNA dapat larut namun semakin tinggi
konsentrasi etanol, semakin optimal senyawa DNA berikatan dengan pelarut
etanol.
Sedangkan adanya percobaan yang tidak menghasilkan lapisan putih, dapat
disebabkan karena kurang optimalnya proses pengadukan atau suhu etanol yang
digunakan kurang tepat.
Dias Amalia Hartono
240210150020

V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum isolasi DNA ini adalah :
1. Proses penghomogenan larutan dan kehalusan sampel akan mempengaruhi
proses presipitasi isolasi DNA.
2. Suhu etanol yang digunakan harus dalam keadaan dingin, karena untuk
mendukung proses presipitasi yang sempurna.
3. Hasil larutan isolasi yang paling baik adalah DNA yang berwarna putih dan
terbentuk lapisan DNA pada larutan.
4. Etanol 100% cenderung lebih optimal dalam pengisolasian DNA.
Dias Amalia Hartono
240210150020

DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, P., dkk. 2017. Isolasi dan Karakteristik DNA. Available Online at :
www.coursehero.com (Diakses pada 14 Desember 2017).
Jamilah. 2005. Pengaruh Berbagai Macam Deterjen, Penambahan Garam dan
Ekstrak Nanas (Ananas Comusus) terhadap Hasil Isolasi DNA Berbagai
Macam Buah sebagai Topik Praktikum Mata Kuliah Genetika. Skripsi tidak
diterbitkan. Malang: Prtogram Sarjana Biologi.

Anda mungkin juga menyukai