Aspirin adalah asam organik lemah yang unik diantara obat-obat AINS dalam asetilasi
dan juga inaktivasi siklo-oksigenese ireversibel. AINS lain termasuk salisilat semuanya
menghambat siklo-oksigenase irreversible. Secara teori, penghambat COX-2 selektif mungkin
menguntungkan karena dapat membatasi jaringan inflamasi. Aspirin cepat dideasetilasi oleh
esterase dalam tubuh, menghasilkan salisilat, yang mempunyai efek anti - inflamasi, anti-piretik
dan anlgesik. Suatu derivate diflurofenil assam salisilat, tidak dimetabolisme menjadi salisilat
dan karena itu menyebakan intoksikasi salisilat (Meycek, 2001).
Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, aspirin
juga merupakan zat anti-inflammatory untuk mengurangi sakit pada cedera ringan seperti
bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk
mengurangi demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin diproduksi di Amerika
Serikat, sehingga rata-rata penggunaan aspirin mencapai 300 tablet untuk setiap pria, wanita
serta anak-anak setiap tahunnya. Penggunaan aspirin secara berulang-ulang dapat
mengakibatkan kematian. (Ausitn, 1984).
Aspirin dalam bentuk tablet mengandung asam asetilsalisilat 0,5 g. Dimaksudkan untuk
mengatasi segala rasa sakit terutama sakit kepala dan pusing, sakit gigi, pegal linu dan nyeri
otot, demikin juga pilek, indfluenza dan demam. Efek terapeutik aspirin, menghambat pengaruh
dan biosintesa dari pada zat-zat yang menimbulak rasa nyeri, demam dan peradangan
(prostaglandin, kinin). ( Dirjen POM)
Efek samping aspirin yang sering terjadi adalah indikasi tukak lambung atu tukak peptik
yang kadang – kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna (Tjay, 2002).
Salisilat merupakan obat yang paling banyak digunakan sebagai analgesic, antipiretik,
dan anti-inflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik. Dengan
dosis ini laju metabolisme juga meningkat. Pada dosis toksik obat ini justru memperlihatkan
efek piretik sehingga terjadi demam dan hiperhidrosis pada keracunan berat (Ganiswarna, 1995).
Uraian Bahan sifat fisik
· Aspirin
Rumus molekul : C9H8O4
Massa molekul : 180,2 gr/mol
Berat jenis : 1.40 g/cm³
Titik didih : 140oC
Titik lebur : 138-140oC
Kelarutan dalam air : 3 mg/mL
Uraian Bahan sifat kimia
Sukar larut dalam air
Larut dalam etanol
Larut dalam eter
Senyawa polar
F. LANGKAH KERJA
ASAM SALISILAT
DITIMBANG 2,5 G
DIHOMOGENKAN
DI DIAMKAN
DISARING
HASIL
DITIMBANG ENDAPANNYA
G. DATA PENGAMATAN
NO PERLAKUAN PENGAMATAN
1. MENIMBANG 2,5 G ASAM SALISILAT BERAT 2,5002 G
H. PERHITUNGAN
Campuran asam salisilat dan H3PO4 ditambahkan dengan anhidrida asetat. Endapan asam
salisilat tidak larut sempurna, dinding tabung reaksi panas jika disentuh. Hal ini menunjukkan terjadi
reaksi yang bersifat eksoterm.
Pemanasan pada suhu 50 – 60% menyebabkan endapan larut semua karena kelarutan
bertambah besar seiring kenaikan suhu. Pemanasan tidak boleh melebihi 85% karena bisa membuat
terjadi dekomposisi yaitu proses penguraian senyawa menjadi penyusunnya. Setelah dipanaskan sambil
dikocok 10 – 15 menit. Endapan larut sempurna.
Setelah pemanasan, dilakukan penambahan air pada larutan secara perlahan dengan
tujuan untuk mengikat kelebihan anhidrida asetat sehingga tidak mengganggu jalannya reaksi
selanjutnya. Pendinginan di bak es bertujuan agar proses kristalisasi berlangsung lebih cepat.
Setelah pembentukan kristal sempurna. Kristal disaring dengan corong buchner + vakum.
Campuran air-etanol digunakan sebagai pelarut karena dapat melarutkan pengotor – pengotor
dalam kristal. Tetapi tidak melarutkan kristal pada suhu rendah. Etanol berfungsi untuk
melarutkan pengotor non polar, Sedangkan air berfungsi untuk melarutkan pengotor yang
bersifat polar. Tetapi kali ini hanya akuades yang digunakan untuk mencuci
J. GAMBAR
K. KESIMPULAN
L. DAFTAR PUSTAKA
https://bisakimia.com/2013/12/18/praktikum-pembuatan-aspirin/2/
https://www.alodokter.com/asam-salisilat.html
http://pahrutendo94.blogspot.com/2016/04/v-behaviorurldefaultvmlo_10.html
Pembimbing
( )
NIP.