Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRATIKUM ANALISIS PENGUJIAN LABORATORIUM

NAMA : SISKA DEWI ARIANTI TANGGAL : 17-09-2018

MAPEL : MSSKSL WAKTU : 07.00 – SELESAI

A. JUDUL : PEMBUATAN ASPIRIN


B. TUJUAN :
 Mengetahui Teknik Sintesis Aspirin
 Menentukan % endapan aspirin yg diperoleh
C. ALAT
1. Erlenmeyer
2. Gelas arloji
3. Beaker gelas
4. Pipet tetes
5. Pipet ukur
6. Corong pisah
7. Neraca analitik
8. Gelas ukur
9. Kertas saring
10. Hot plate
D. KARAKTERISTIK BAHAN, BAHAY, DAN PENGAMANAN
N NAMA BAHAN KARAKTERISTIK BAHAYA PENGAMANAN
O
1 ASAM Obat yang dapat di Itritasi, kering/ Jauhkan dari
SALISILAT gunakan berbagai masalah nyeri pada kulit panas api
kulit berbentuk salep,gel, keluar nanah langsung, dan
pasta & cair selalu gunakan
APd yg lengkap
2 Asam sulfat Cairan berminyak, tak Korosif, Gunakan Apd
pekat berwarna, tak berbau, iritasi ,kontak yang sesuai, jika
asam mineral (anorganik) dengan kulit terkena kulit
yg kuat langsung langsung bilas
menyebabkan dengan air
luka bakar
3 Asam asetat Cairan higroskopis, tak Berbahaya, Gunakan APD
berwarna, berasa asam, korosif, yang lengkap dan
dan berbau menyengat kerusakan mata sesuai
permanen
4 Aquades Tidak berbahaya Tidak ada Tidak ada
F. DASAR TEORI

Aspirin adalah asam organik lemah yang unik diantara obat-obat AINS dalam asetilasi
dan juga inaktivasi siklo-oksigenese ireversibel. AINS lain termasuk salisilat semuanya
menghambat siklo-oksigenase irreversible. Secara teori, penghambat COX-2 selektif mungkin
menguntungkan karena dapat membatasi jaringan inflamasi. Aspirin cepat dideasetilasi oleh
esterase dalam tubuh, menghasilkan salisilat, yang mempunyai efek anti - inflamasi, anti-piretik
dan anlgesik. Suatu derivate diflurofenil assam salisilat, tidak dimetabolisme menjadi salisilat
dan karena itu menyebakan intoksikasi salisilat (Meycek, 2001).
Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa sakit. Selain itu, aspirin
juga merupakan zat anti-inflammatory untuk mengurangi sakit pada cedera ringan seperti
bengkak dan luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk
mengurangi demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin diproduksi di Amerika
Serikat, sehingga rata-rata penggunaan aspirin mencapai 300 tablet untuk setiap pria, wanita
serta anak-anak setiap tahunnya. Penggunaan aspirin secara berulang-ulang dapat
mengakibatkan kematian. (Ausitn, 1984).
Aspirin dalam bentuk tablet mengandung asam asetilsalisilat 0,5 g. Dimaksudkan untuk
mengatasi segala rasa sakit terutama sakit kepala dan pusing, sakit gigi, pegal linu dan nyeri
otot, demikin juga pilek, indfluenza dan demam. Efek terapeutik aspirin, menghambat pengaruh
dan biosintesa dari pada zat-zat yang menimbulak rasa nyeri, demam dan peradangan
(prostaglandin, kinin). ( Dirjen POM)
Efek samping aspirin yang sering terjadi adalah indikasi tukak lambung atu tukak peptik
yang kadang – kadang disertai anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna (Tjay, 2002).

Salisilat merupakan obat yang paling banyak digunakan sebagai analgesic, antipiretik,
dan anti-inflamasi. Aspirin dosis terapi bekerja cepat dan efektif sebagai antipiretik. Dengan
dosis ini laju metabolisme juga meningkat. Pada dosis toksik obat ini justru memperlihatkan
efek piretik sehingga terjadi demam dan hiperhidrosis pada keracunan berat (Ganiswarna, 1995).
Uraian Bahan  sifat fisik

·         Aspirin
Rumus molekul : C9H8O4
Massa molekul : 180,2 gr/mol
Berat jenis : 1.40 g/cm³
Titik didih : 140oC
Titik lebur : 138-140oC
Kelarutan dalam air : 3 mg/mL
Uraian Bahan  sifat kimia
Sukar larut dalam air
Larut dalam etanol
Larut dalam eter
Senyawa polar
F. LANGKAH KERJA

ASAM SALISILAT

DITIMBANG 2,5 G

DIMASUKKAN KEDALAM ERLENMEYER

DITAMBAHKAN 5 ML ASAM ASETAT

DITAMBAHKAN 3 TETES SULFAT PEKAT

DIHOMOGENKAN

DIPANASAKAN 15 MENIT PADA SUHU 50-60


DERAJAT CELSIUS

DI DIAMKAN

DITAMBAHKAN 37,5 ML AQUADES

DIADUK CAMPURA TERSEBUT

DISARING

HASIL

DITIMBANG ENDAPANNYA
G. DATA PENGAMATAN
NO PERLAKUAN PENGAMATAN
1. MENIMBANG 2,5 G ASAM SALISILAT BERAT 2,5002 G

2. PENCAMPURAN ASAM ASETAT, ASAM LARUT SEBAGIAN, SETELAH DITETESI H2SO4


SULFAT PEKAT KEDALM ASAM SALISISAT LARUTAN MENJADI PANAS, WARNA LARUTAN
KERING BENING
3. SETELAH DIPANASKAN PADA SUHU 50-60 LARUTAN BERWARNA BENING JIKA DIBIARKAN
DERAJAT CELSIUS DAN DIANGKAT AKAN MENGGUMPAL
4. SETELAH DIDINGINKAN TERBENTUKNYA ENDAPAN KRISTAL

5. DITAMBAHKAN AQUADES 37,5 ML TERBENTUKNYA ENDAPAN

6. DISARING DENGAN KERTAS SARING MEMILIKI MASSA ASPIRIN MURNI

7. DIKERINGKAN, HINGGA ENDAPAN TIDAK ENDAPAN : PADATAN BERWARNA PUTIH


ADA YG TERTINGGAL DI ERLENMEYER FILTRAT : BENING
8. KEMUDIAN DIOVEN, LALU DILETAKAN DI MEMILIKI MASSA ASPIRIN MURNI
DESIKATORBKEMUDIAN ENDAPAN  ENDAPAN – KERTAS SARING
TERSEBUT DITIMBANG 2,5383 – 0,4022
= 2,1361

H. PERHITUNGAN

ASAM SALISILAT + ASAM ASETAT ASPIRIN % RENDAMAN : M. ASPIRIN PRAKTIK x 100 %


M. ASPIRIN TEORI
M: 0,0181 0,05
=2,1361 x 100%
R: 0,0181 0,0181 0.0181 3,258
=0,6556 x 100%
0 0,0319 0,0181 = 65,56 %
V AS. ASETAT GLOSIAL . 5 ML
M AS, SALISILAT : 2.5002 GR
M= V x P MR. AS, SALISILAT : 138
=5 x 1,08 ENDAPAN ASPIRIN : 2,5383 GR
I. PEMBAHASAN
  Pembuatan aspirin dilakukan dengan reaksi asam salisisat dan anhidrida asetat menggunakan
katalis asam. Pada pembuatan aspirin, penggunaan anhidrida asetat lebih baik dari pada asam asetat
karena anhidrida asetat memiliki gugus asetil yang merupakan leaving group yang lebih baik
dibandingkan gugus hidroksi pada asam asetat, anhidrida asetat akan menyerang nukleofil yang ada
pada asam salisilat.

Campuran asam salisilat dan H3PO4 ditambahkan dengan anhidrida asetat. Endapan asam
salisilat tidak larut sempurna, dinding tabung reaksi panas jika disentuh. Hal ini menunjukkan terjadi
reaksi yang bersifat eksoterm.

Pemanasan pada suhu 50 – 60% menyebabkan endapan larut semua karena kelarutan
bertambah besar seiring kenaikan suhu. Pemanasan tidak boleh melebihi 85% karena bisa membuat
terjadi dekomposisi yaitu proses penguraian senyawa menjadi penyusunnya. Setelah dipanaskan sambil
dikocok 10 – 15 menit. Endapan larut sempurna.

Setelah pemanasan, dilakukan penambahan air pada larutan secara perlahan dengan
tujuan untuk mengikat kelebihan anhidrida asetat sehingga tidak mengganggu jalannya reaksi
selanjutnya. Pendinginan di bak es bertujuan agar proses kristalisasi berlangsung lebih cepat.
Setelah pembentukan kristal sempurna. Kristal disaring dengan corong buchner + vakum.
Campuran air-etanol digunakan sebagai pelarut karena dapat melarutkan pengotor – pengotor
dalam kristal. Tetapi tidak melarutkan kristal pada suhu rendah. Etanol berfungsi untuk
melarutkan pengotor non polar, Sedangkan air berfungsi untuk melarutkan pengotor yang
bersifat polar. Tetapi kali ini hanya akuades yang digunakan untuk mencuci
J. GAMBAR

K. KESIMPULAN

- ASAM SALISILAT BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN ASPIRIN


- H3PO4 BERFUNGSI SEBAGAI PEMBERI SUASANA ASAM DAN KATALIS
- MASSA ASPIRIN YG DIPEROLEH WAKTUK PRATIKUM SEBERAT 2,1361 GRAM

L. DAFTAR PUSTAKA

 https://bisakimia.com/2013/12/18/praktikum-pembuatan-aspirin/2/
 https://www.alodokter.com/asam-salisilat.html
 http://pahrutendo94.blogspot.com/2016/04/v-behaviorurldefaultvmlo_10.html

GRESIK, 19 SEPTEMBER 2018

Pembimbing

( )
NIP.

Anda mungkin juga menyukai