SINTESIS ASPIRIN
LABORATORIUM FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
Dapat melakukan sintesis aspirin dari asam salisilat
1.2. Dasar Teori
Aspirin adalah salah satu jenis obat yang palin dikenal. Aspirin
adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya,
obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk(puyer). Dalam menyambut piala
dunia FIFA 2006 di Jerman, replica tablet aspirin raksasa di pajang di
Berlin sebagai bagian dari pameran terbuka Deutschland, land der Ideen
(“Jerman, negeri berbagai ide”). Orang Romawi dan Yunani kuno telah
menggunakan sejenis aspirin yang diekstrak dari sejenis tumbuhan sebagai
analgesic (penghilang rasa sakit). Selain itu, aspirin juga dikenal sebagai
antipyretic (penurun demam), dan anti inflamasi. Penggunaan lain aspirin
digunakan untuk mencegah thrombus koroner dan thorombus vena-dalam
berdasarkan efek penghambat agregas trombosit. Laporan menunjukkan
bahwa dosis aspirin kecil (325 mg/hari) yang diminum tiap hari dapat
mengurangi incident infark miokard akut, dan kematian pada penderita
angina tidak stabil (Tjay,1978).
Sedangkan efek samping dari aspirin yang sering terjadi yaitu
tukak lambung, kadang-kadang disertai anemia sekunder (Baysinger,
2004).
Pada pembuatan aspirin, asam salisilat (o-hydroxiy benzoic acid)
berfungsi sebagai alkohol dan reaksinya berlangsung pada gugus
hidroksi. Aspirin (asam asetil salisilat) bersifat analgesik yang efektif
sebagai penawar nyeri. Selain itu, aspirin juga merupakan zat anti-
inflamasi untuk mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan
luka yang memerah. Aspirin juga merupakan zat antipretik yang berfungsi
sebagai obat penurun demam. Biasanya aspirin dijual dalam bentuk garam
natriumnya, yaitu natrium asetil salisilat(Baysinger,2004).
Aspirin bersifat analgesik yang efektif sebagai penghilang rasa
sakit. Selain itu, aspirin juga merupakan zat anti-inflammatory, untuk
mengurangi sakit pada cedera ringan seperti bengkak dan luka yang
memerah. Aspirin juga merupakan zat antipiretik yang berfungsi untuk
mengurangi demam. Tiap tahunnya, lebih dari 40 juta pound aspirin
diproduksi di Amerika Serikat, sehingga rata-rata penggunaan aspirin
mencapai 300 tablet untuk setiap pria, wanita serta anak-anak setiap
tahunnya. Penggunaan aspirin secara berulang-ulang dapat mengakibatkan
pendarahan pada lambung dan pada dosis yang cukup besar dapat
mengakibatkan reaksi seperti mual atau kembung, diare, pusing dan
bahkan berhalusinasi. Dosis rata-rata adalah 0.3-1 gram, dosis yang
mencapai 10-30 gram dapat mengakibatkan kematian (George Austin,
1984 ).
Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan partikel-partikel zat
padat dalam dalam suatu fase homogen. Kristalisasi dari larutan dapat
terjadi jika padatan terlarut dalam keadaan berlebih(di luar kesetimbangan,
maka sistem akan mencapai kesetimbangan dengan cara mengkristalkan
padatan terlarut. Penggunaan proses kristalisasi diaplikasikan dalam
berbagai jenis reaktor, tetapi reaktor dengan mediaterfluidisasi menjadi
prioritas pilihan (Dewi, 2003).
Keunggulan kristalisasi pelarut adalah penggunaan suhu rendah
dan mudah diaplikasikan dengan peralatan sederhana.Pelarut digunakan
pada tahap kristalisasi. Pada tahap ini, terjadi proses kristalisasi
komponen-komponen yang tidak larut dalam pelarut dan mempunyai titik
beku yang lebih tinggi dari suhu yang digunakan akan membeku dan
membentuk kristal ( Ahmadi, 2010).
BAB II
METODE KERJA
2.1.1. Alat
Corong gelas
Gelas pengaduk
Gelas piala 100 ml
Labu pemanasan 100 ml
Pemanas air
Thermometer
2.1.2. Bahan
Alkohol
1,7 g As.salisilat
2,5ml asam asetat anhidrat
2 tetes asam sulfat
3.2. Perhitungan
1.7 gram
Mol asam salisilat = = 0,012 mol
138,12
= 0,012 x 180,2
= 2,162
= 2,200 – 1,200
=1
1
% rendemen = 2,162 x 100%
= 46, 2%
2,162−1
Kesalahan relatif = x 100%
2,162
= 40 %
3.3. Reaksi
3.4. Pembahasan
KESIMPULAN
Austin. Gorge T. 1984. Shereve’s Chemical Process Industries. 5th ed. McGra-
Hill Book Co: Singapura
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 1978, Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan
Efek-efek Sampingnya, Edisi Keempat, Depkes RI, Jakarta, 246-258.
LAMPIRAN