“MENGAMUK”
KELOMPOK XV
BAGAS MUHAMMAD G0014052
IRSYAD HAPSORO RISTIANSAH G0014126
WILDAN SATRIO W G0014240
DWI NUR ABADI G0014076
ALDITA RATNA FIRDHA G0014018
ARINI ALHAQQ G0014044
DIMAR YUDISTYANINGRUM G0014068
FAUZI NOVIA I T G0014096
JESSLYN VALENTINA G0014128
MUTIYAS NADIA ULFA G0014168
RAHMA LUTHFA ANNISA G0014192
SHANTY FITRIA ANDRIANI G0014220
TUTOR :
Arsita Eka P., dr., M.Kes.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
SKENARIO I
“MENGAMUK”
JUMP 1
1. Stress
Stress adalah usaha penyesuaian diri karena adanya stressor yang
mengganggu keseimbangan badan dan/atau jiwa. Bila tidak dapat
mengatasinya dengan baik, maka akan muncul gangguan badani, perilku
tidak sehat ataupun gangguan jiwa.
2. Waham
Waham adalah Keyakinan palsu, didasarkan pada kesimpulan yang
salah tentang kenyataan eksternal, tidak sejalan dengan intelegensia pasien
dan latar belakang kultural, yang tidak dapat dikoreksi dengan suatu
alasan.
3. Halusinasi
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apa pun pada
pada pancaindera, dan terjadi dalam keadaan sadar/bangun. Dasarnya
mungkin organik, fungsional, psikotik ataupun histerik.
4. Derealisasi
Derealisasi adalah perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak
sesuai kenyataan, misalnya segala sesuatu dialaminya seperti dalam
mimpi. Ini dibedakan dari kesadaran yang berubah. Derealisasi memiliki
ciri-ciri yaitu merasa emosional terputus dari orang-orang yang disayangi,
lingkungan yang muncul terdistorsi, kabur, tidak berwarna, dua dimensi
atau buatan, atau kesadaran tinggi dan kejelasan lingkungan, distorsi
persepsi waktu, serta distorsi jarak, ukuran dan bentuk benda.
Langkah II: Menentukan/ mendefinisikan permasalahan
Sedangkan pada system endokrin akan emmpengaruhi HPA axis yang akan
mengakibatkan disregulasi dari pengeluaran dan pelepasan hormone yang baik
dari kelenjar hypothalamus, pituitary, atau adrenal.
3. Apakah ada pengaruhyang dialami pasien dengan jenis kelamin dan
umur?
Stressor
Mengamuk
Tatalaksana Prognosis
6. Langkah V : Merumuskan tujuan pembelajaran.
Pada langkah ini, mahasiswa menetapkan seluruh tujuan pembelajaran
yang tercemin dari problem tree. Dari hasil diskusi, didapatkan tujuan
pembelajaran skenario I adalah :
Aksis I mengandung gangguan klinis dan kondisi lain yang mungkin merupakan
pusat perhatian klinis.
Aksis III menuliskan tiap gangguan fisik atau kondisi medis umum yang
ditemukan di samping gangguan mental. Kondisi fisik mungkin merupakan penyebab,
akibat dari gangguan mental, atau gangguan medis yang tidak berhubungan. Jika suatu
gangguan medis adalah sebagai penyebab atau secara penyebab berhubungan dengan
suatu gangguan mental, gangguan mental karena kondisi umumn aksis III.
Aksis V adalah skala penilaian global terhadap fungsi (GAF; global assessment
of functioning) dimana dokter mempertimbangkan keseluruhan tingkat fungsional pasien
selama periode waktu tertentu. Fungsional dimengerti sebagai kesatuan dari tiga bidang
utama: fungsi social, fungsi pekerjaan, dan fungsi psikologis skala GAF, yang didasarkan
pada rangkaian kesatuan kesehatan mental dan penyakit mental, adalah skala dengan 100
poin, 100 mencerminkan tingkat fungsi tertinggi dalam semua bidang. Pasien yang
memiliki tingkat fungsional tertinggi sebelum suatu episode penyakit biasanya
mempunyai prognosis yang lebih baik dibandingkan mereka yang mempunyai tingkat
fungsional yang rendah.
Adalah skala penilaian global terhadap fungsi-sering-disebut GAF (Global
Assesment of Functioning ) dimana dokter mempertimbangkan keseluruhan tingkat
fungsional pasien selama periode waktu tertentu ( misalnya : saat pemeriksaan atau
tingkat fungsional pasien tertinggi untuk sekurangnya 1 bulan selama 1 tahun terakhir)
Fungsional diartikan sebagai kesatuan dari 3 bidang utama yaitu fungsi sosial,
fungsi pekerjaan dan fungsi psikologis
Fungsi berupa skala dengan 100 poin. 100 mencerminkan tingkat fungsi tertinggi
dalam semua bidang.
Antara aksis I, II, III, tidak selalu harus ada hubungan etiologi atau patogenesis.
Namun, hubungan antara aksis I-II-III dan aksis IV dapat timbal balik saling
mempengaruhi.
Diagnosis Multiaksial memakai lima aksis, yaitu (Rusdi, M., 2001):
a. Aksis I:
Gangguan Klinis Kondisi Lain yang Mungkin Merupakan Pusat Perhatian Klinis
e. Aksis V:
GAF Scale
100-91 gejala tidak ada, fungsi maksimal, tidak ada masalah yang tidak tertanggulangi
90-81 gejala minimal, fungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa
80-71 gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial
70-61 beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara
umum baik
60-51 gejala dan disabilitas sedang
50-41 gejala dan disabilitas berat
40-31 beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan komunikasi, disabilitas
berat dalam beberapa fungsi
30-21 disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak mampu berfungsi dalam
hampir semua bidang
20-11 bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas sangat berat dalam komunikasi
dan mengurus diri
10-01 persisten dan lebih serius
0 informasi tidak adekuat
BAB IV
A. SIMPULAN
Setelah kami melakukan diskusi tutorial menggunakan metode seven
jumps, didapatkan dari anamnesis dan hasil pemeriksaan status mental, pada
pasien tersebut, kemungkinan pasien mempunyai gejala psikotik yang
mengarah pada skizofrenia karena terdapat gangguan isi pikir (waham
curiga), dan gangguan presepsi ( derealisasi dan halusinasi). Pasien juga
mudah marah dan ingin membakar rumah sehingga diagnosis banding
pertama mengarah ke schizophrenia paranoid. Hipotesis ini diperkuat dengan
adanya gejala-gejala seperti waham, halusinasi, dan gejala-gejala positif yang
merupakan pedoman diagnosis skizofrenia menurut PPDGJ III. Skizoafektif
disingkirkan karena tidak ada gangguan afek yang menonjol pada saat
bersamaan. Gangguan waham menetap disingkirkan, karena gangguan
waham baru berlangsung selama 1 bulan.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakan
diagnosis adalah pemeriksaan laboratorium untuk menyingkirkan penyebab
mengamuk karena delirium atau bukan. Selain itu, dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang lainnya sesuai dengan indikasi keluhan yang dialami
mengarah ke gangguan organik. Skizofrenia memiliki prognosis cukup baik
dengan umur yang menginjak dewasa dengan diagnosis dan terapi yang
adekuat namun penderita tetap akan mengalami deteriorasi (penurunan fungsi
peran).
Penatalaksanaan selanjutnya adalah dirujuk ke ahli psikiatri untuk
mendapatkan penanganan yang lebih adekuat dan harus dirawat di RS, namun
tetap memberikan penatalaksanaan awal sesuai dengan gejala pasien yaitu
berupa anti psikotik. Di scenario didapatkan banyak gejala positif maka
diberikan anti psikotik golongan tipikal misalnya haloperidol atau
clorpromazin. Selain farmakoterapi, juga dapat diberikan nonfarmakoterapi.
B. SARAN
Amir, Nurmati. 2010. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta : Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Sadock B, Sadock V A. Kaplan & Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi
2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Maslim, Rusdi SpKJ. 2001. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan
Ringkasan dari PPDGJ-III. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa Unika –
Atmajaya.
Maslim, Rusdi SpKJ. 2007. Panduan Praktis: Pengguanaan Klinis Obat
Psikotropik. Edisi Ketiga. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma
Jaya.
Huriawati, Hartanto, dkk; 2002: Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29, Jakarta,
EGC
Edisi 2. Jakarta: EGC.
Feldman R.S. 2009. Understanding Psychology. New York: The McGraw-Hill.
Guyton,1994. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Jiloha R.C., Bhatia M.S. 2010. Psychiatry for General Practitioners. New Delhi:
New Age International (P) Ltd., Publishers.
Maramis WF, Maramis AA. 2010. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
University Press.
Maramis,Willy F dan Albert A.Maramis. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa.
Edisi 2. Surabaya : Airlangga University Press.
Sadock BJ, Kaplan HI,Grebb JA. 2003. Kaplan & Sadock’s Synopsis of
Psychiatry. Edisi 9. Philadelpia :Lippincott William & Wilkins.
Skills Lab FK UNS. 2012. Buku Pedoman Ketrampilan Klinis untuk Semester 5.
Surakarta: FK UNS.
Baihaqi, Sunardi, Akhlan, R.N., dan Heryati, E. 2005. Psikiatri. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Dharmono, S. Gangguan Mental Terkait Trauma.
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/suryo.dharmono/material/gangguanmentalterkaittra
uma.pdf (diakses 17 November 2013)
Durant, Vincent M. and David H. Barlow. 2007. Essentials of Abnormal Psychology.
USA: Cengage Learning.
Girdano, L A. 2005. Controlling Stress and Tension 7th edition. San Fransisco: Benjamin
Cumming.
Nurhriawangsa, Ibrahim. 2004. Simptomatologi Psikatri. Surakarta: FK UNS.
Kaplan, Harold I; Sadock, Benjamin J; Grebb, Jack A. 2010. Sinopsis Psikiatri, Jilid 1.
Binarupa Aksara:Tangerang
Lubis, B. 1989. Pengantar Psikiatri Klinik. Balai Penerbit FKUI: Jakarta
Maramis, W. F., 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2. Airlangga University
Press: Surabaya
Maslim R. 2001. Diagnosis gangguan jiwa, rujukan ringkas PPDGJ-III. PT Nuh Jaya :
Jakarta
Sadock, Benjamin J. dan Virginia Alcott Sadock. 2003. Kaplan & Sadock’s Synopsis of
Psychiarty Behavioral Science/ Clinical Psyhiatry Tenth Edition. USA: Lippincott
Williams & Willkins.
Prihatini, Rahayu. 2008. Gangguan Skizoafektif. elib.fk.uwks.ac.id (diakses tanggal 17
November 2013)
Santrock, John W. 2003. Adolescence : Perkembangan Remaja Ed. 6. Jakarta : Erlangga.
Susilohati, Mardiatmi, et.al. 2013. Buku Pedoman Keterampilan Klinis untuk Semester 5:
Keterampilan Pemeriksaan Psikiatri. Surakarta: FK UNS.
Sutardjo A. Wiramihardja, 2005, Pengantar Psikologi Abnormal, Bandung : Refika
Aditama
Tomb, David A. 2004. Buku Saku Psikiatri Edisi 6. Jakarta: EGC
Wiraminaradja dan Sutardjo. 2005. Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung: Refika
Aditama.
Yager. J. Gittin M.J. 2000. Clinical Manifestations of Psychiatric. Ed.S Sadock BJ,
Sadock VA. In Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry.7th
Edition. Philadelphia. Lippincott William & Wilkins. pp: 797-802.
Feldman R.S. 2009. Understanding Psychology. New York: The McGraw-
Hill Companies, Inc.
Jiloha R.C., Bhatia M.S. 2010. Psychiatry for General Practitioners. New Delhi: New Age
International (P) Ltd., Publishers
Sadock, Benjamin J. and Virginia A. Sadock. 2010. Buku Ajar Psikiatri Klinis.
Edisi 2. Jakarta: EGC.
Skills Lab FK UNS. 2012. Buku Pedoman Ketrampilan Klinis untuk Semester 5.
Surakarta: FK UNS.