2. Q : Mengapa diperlukan perubahan organisasi dan apakah perubahan organisasi terjadi karena organisasi yang tidak
efektif atau karena pemangku jabatannya?
A : Perubahan organisasi diperlukan karena dinamika & tantangan perusahaan, perubahan strategi bisnis, harapan stakeholders
dan keberlanjutan perusahaan, bukan karena pemangku jabatan yang tidak efektif. Untuk Pemangku jabatan yang tidak efektif dan
tidak mencapai performa yang ditetapkan, dilakukan penggantian pejabat dan mutasi tanpa harus dilakukan perubahan organisasi,
dan hal ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
3. Q : Organisasi PLN saat ini sudah cukup besar kenapa dilakukan perubahan organisasi lagi? Apakah perubahan
organisasi sudah dilakukan penyelarasan dengan peta strategi agar tidak terjadi tumpang tindih ?
A : Perubahan Organisasi yang dilakukan saat ini diperlukan, karena terkait antara lain terkait Salinan Keputusan Menteri BUMN
Nomor: SK-138/MBU/07/2017 tanggal 24 Juli 2017 dan Surat Menteri BUMN No 418 tgl 26 Juli 2017, sehingga perlu diatur dan
ditetapkan kembali kejelasan peran dan tanggung jawab masing-masing Direktorat/Divisi/Satuan.
Perubahan dilakukan dengan penyelarasan terhadap strategi dan dihindarkan adanya tumpang tindah pengelolaan proses
bisnis.
Perubahan dan penambahan organiasi diawali dari pemetaan peran dan penyelarasan antara strategi korporat dengan
kebutuhan organisasi berdasarkan proses bisnis dan RASCI untuk fungsi Korporat, Bisnis Regional dan Unit.
Perubahan Organisasi dilakukan dengan dipetakan matrix aktivitas dan responsibility serta digambarkan dalam proses
bisnis korporat dengan proses bisnis regional sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara Fungsi Korporat, Bisnis
Regional dan Unit.
3 Unit Pembangkitan dan Penyaluran KITLUR Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran UIKL
5 Unit Pusat Pengatur Beban P2B Unit Induk Pusat Pengatur Beban UIP2B
Unit Penyaluran dan Pusat Pengatur Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur
P3B UIP3B
6 Beban Beban
7 Unit Distribusi DIS Unit Induk Distribusi UID
10. Q : Apa yang dimaksud dengan jenjang jabatan Manajemen Atas Khusus?
A : Jenjang Jabatan Manajemen Atas (MA) Khusus adalah jenjang jabatan untuk mengakomodir Pejabat MA diluar BOD (Board
of Director) yang membawahi Pejabat MA lainnya.
11. Q : Standarisasi singkatan Sebutan Jabatan baru dan singkatan Sebutan Unit apakah sudah ada, terutama untuk level
struktural? Bagaimana cara penulisannya dalam administrasi surat menyurat?
A : Standarisasi Singkatan Jabatan sedang disusun, dan untuk mengakomodir dalam hal surat-menyurat akan diterbitkan Perdir
TLSK yang baru oleh DIV General Affair.
12. Q : Apa perubahan struktur organisasi di PLN Kantor Pusat?
A:
Perubahan organisasi yang berubah adalah
13. Q : Apa nama Departemen dan Divisi Baru di PLN Kantor Pusat?
A:
Departemen Bisnis & Pelayanan Pelanggan
1. Divisi Pengembangan Produk
2. Divisi Pemasaran dan Penjualan
3. Divisi Quality Assurance Produk dan Layanan
Departeman Pengeolaan Aset
4. Divisi Pengamanan dan Pemeliharaan Aset Properti
5. Divisi Legal Aset Properti
6. Divisi Pendayagunaan Aset Properti
Divisi
7. Divisi Change Management Office (Dibawah Direktur Utama)
8. Divisi Kepatuhan (Dibawah Direktur Perencanaan Korporat)
14. Q : Apa saja perubahan struktur organisasi dan formasi jabatan unit-unit di lingkungan PLN?
A : Perubahan struktur organisasi dan formasi jabatan di unit-unit yaitu “
1. Standarisasi fungsi pemasaran dan pelayanan pelanggan
2. Standarisasi fungsi K3L
3. Standarisasi fungsi pengelolaan asset Properti
4. Standarisasi pengelolaan SDM
5. Penguatan fungsi kepatuhan
6. Standarisasi fungsi pengelolaan komunikasi dan CSR
7. Standarisasi pengelolaan logistik
8. Pemusatan fungsi Teknologi Informasi
9. Pemusatan fungsi Hukum Korporat
19. Q : Apa kontribusi pegawai dalam mencapai keberhasilan perubahan organisasi ini?
A : Pegawai harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang dinamis dalam rangka menjaga keberlangsungan perusahaan,
bekerja dengan disiplin, dedikasi tinggi dan melakukan evaluasi serta monitoring efektifitas pelaksanaannya.
20. Q : Bagaimana setting konfigurasi cost center baru untuk struktur organisasi PLN yang baru? Bolehkah pakai cost
center lama?
A : Agar menghubungi bagian keuangan/akuntansi unit untuk mengkonfigurasi cost center pada organisasi baru.
23. Q : Kondisi saat ini masih terdapat aset-aset yang unidentified, sehingga menjadi masalah besar. Bagaimana
pengelolaan aset?
A : Saat ini kepemilikan asset khususnya tanah
Sudah bersertifikat 52 %, sertifikat kadaluarsa 3 % dan yang belum bersertifikat 45 %.
Tanah yang belum bersertifikat dengan rincian 11 % sudah ada SPH, 15 % tidak ada SPH dan 74 % tidak ada dokumen
sama sekali.
Banyaknya sengketa kepemilikan asset yang belum terselesaikan dan keberadaan aset-aset idle dan tidak terawat yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia seperti Gugatan Masyarakat, Kepemilikan Ganda, Masalah Dengan Pemda, kehilangan Berkas dan
Dikuasai Pihak Ketiga / Adat, kalau masalah ini tidak segera diselesaikan maka mengakibatkan Aset PLN tidak memiliki bukti
kepemilikannya.
Dengan dibentuknya Departemen Pengelolaan Aset, maka diharapkan bahwa permasalahan unidentified aset dapat diminimalisir
dan diselesaikan serta “pengelolaan kepemilikannya” dilakukan terpusat secara Korporat, sedangkan “pemanfaatan aset”bisa
desentralisasi oleh Unit setempat.
Salah satu penyebab kurang terkelolanya bukti kepemilikan aset a.l. karena penyimpanan bukti kepemilikan Aset secara
desentralisasi saat itu, sehingga dibutuhkan pengelolaan dan penyimpanan kepemilikan aset secara Terpusat (Korporat).
26. Q : Bagaimana batasan kasus hukum terkait dengan permasalahan tanah, dikarenakan untuk Perubahan organisasi
PLN yang baru terdapat Divisi Legal Aset Properti pada Departemen Aset, ada Divisi Hukum Korporat dan juga ada
Divisi Perijinan dan Pertanahan yang masing-masing mempunyai tugas pokok menangani permasalahan tanah?
A : Untuk kasus hukum atas tanah pada saat belum berstatus sebagai aset milik PLN maka kasus hukum akan ditangani oleh
Divisi Hukum Korporat termasuk kasus hukum atas tanah pada saat proses pengadaan.
Apabila terjadi kasus hukum untuk tanah yang sudah menjadi aset milik PLN maka yang menangani kasus hukum tersebut adalah
Divisi Legal Aset Properti.
Sebagai tindak lanjut tupoksi peran pengelolaan asset tanah, maka apabila masih ada sertifikat tanah yang disimpan / diarsipkan di
Unit PLN harus segera diserah terimakan ke Divisi Pengamanan Aset dan untuk tertib administrasi dituangkan dalam Berita Acara
penyerahan sertifikat tanah.
Untuk proses perizinan dan pengadaan tanahnya adalah tupoksi Divisi Perijinan dan Pertanahan.
27. Q : Bagaimana proses pengadaan Jasa Konsultan Hukum yang akan digunakan untuk membantu menyelesaikan
permasalahan hukum?
A : Untuk pengadaan Jasa Konsultan Hukum akan dilakukan di DIVHK oleh Asman Perencanaan Pengadaan dan Asman
Pelaksanaan Pengadaan
Seputar Sentralisasi Divisi Hukum Korporat (DIVHK) dan Divisi
Siitem dan Teknologi Informasi (DIVSTI)
28. Q : Bagaimana proses bisnis setelah sentralisasi organisasi Divisi Hukum Korporat (DIVHK) dan Divisi Sistem dan
Teknologi Infirmasi (DIVSTI)?
A : Proses bisnis fungsi Hukum dan Sistem & Teknologi Informasi di PLN tidak berubah, yang berubah hanya status pegawai
yang semula berstatus pegawai unit induk menjadi berstatus pegawai pusat. Pegawai tersebut masih bertempat kerja di unit, hanya
tanggung jawab dan koordinasi pekerjaan yang semula berada di bawah koordinasi dan tanggung jawab Unit Induk
menjadi dibawah koordinasi dan tanggung jawab DIVHK / DIVSTI.
29. Q : Siapa yang bertanggung jawab untuk menyediakan Fasilitas kerja (Ruang Kerja, ATK, Kendaraan, dsb) untuk
DIVHK dan DIVSTI?
A : Untuk ruang kerja pegawai hukum dan sistem & teknologi informasi yang berada di unit, diminta bantuan dari Unit Induk
untuk dapat menyediakannya, hal pengaturannya sudah ditentukan dan disepakati pada saat acara video conference yang
dilaksanakan pada tanggal 20 – 21 Agustus 2018 tentang Kebutuhan Fasilitas Ruang Kerja Bidang Teknologi Informasi dan
Bidang Hukum
Untuk Anggaran biaya terkait fasilitas kerja pegawai DIVHK dan DIVSTI yang ada di unit dalam periode bulan Oktober s/d bulan
Desember 2018 mohon bantuan dari Unit Induk setempat kesediaannya untuk membantu terlebih dahulu sesuai dengan Anggaran
Operasional yang telah ditetapkan sebelumnya di masing-masing unit.
Untuk Anggaran biaya terkait fasilitas kerja pegawai DIVHK dan DIVSTI yang ada di unit tahun 2019 sampai dengan seterusnya
akan dibebankan kepada Anggaran Divisi Hukum Korporat.
Untuk perlengkapan ATK mekanisme penyediaannya disiapkan oleh Unit Induk dimana pegawai tersebut berlokasi, DIVHK dan
DIVSTI akan mendroping biaya untuk kebutuhan ATK tersebut setiap minggunya (mekanismenya seperti yang terdapat pada
SPI).
Untuk penyediaan Kendaraan Dinas berikut dengan supirnya, untuk sementara waktu proses pengadaannya dititipkan pada proses
pengadaan yang ada di unit, mengenai biaya operasional kendaraan dinas juga akan dibayarkan langsung oleh DIVHK dan
DIVSTI (mekanismenya seperti yang terdapat pada SPI)
30. Q : Bagaimana apabila ternyata pada saat mutasi pegawai (migrasi/promosi) ke DIVHK / DIVSTI, terdapat pegawai
yang memang sangat ini diperlukan oleh unit dikarenakan keahliannya dan pengalamannya dalam menyelesaikan
pekerjaan yang terdapat di Unit?
A : Untuk pegawai yang telah menerima SK Mutasi Jabatan untuk mengisi formasi tenaga kerja (FTK) pada DIVHK /DIVSTI
agar dapat dilaksanakan terlebih dahulu, dan akan dievaluasi dalam 3 s/d 12 bulan kedepan
31. Q : Bagaimana untuk KPI/Kontrak Manajemen pegawai yang pindah ke DIVHK dan DIVSTI karena terkait dengan
Kinerja pegawai tersebut pada unit sebelumnya?
A : Untuk KPI/Kontrak Manajemen pegawai yang pindah ke DIVHK dan DIVSTI akan mengikuti/Cascade dari KPI/Kontrak
Manajemen SVP DIVHK / EVP STI yang dimulai pada perhitungan kinerja pegawai bulan Oktober s/d Desember 2018. Untuk
perhitungan Kinerja Pegawai yang mutasi ke DIVHK dan DIVSTI akan ditentukan formulanya setelah dirapatkan terlebih dahulu
dengan Divisi Pengendalian Kinerja Korporat (DIVPKK) dan Divisi Human Capital Management System (DIVHCMS)
Sedangkan kinerja pegawai pada bulan Januari s/d September 2018 masih dihitung sebagai kinerja pegawai di unit yang lama.
32. Q : Bagaimana mekanisme untuk biaya SPPD dan biaya kesehatan pegawai DIVHK dan DIVSTI yang ada di unit?
A : Untuk Konsumsi dan Cuci Pakaian akan dibayarkan secara Lumpsum (dibayarkan oleh Kasir PLN Pusat melalui transfer
rekening bank).
Untuk Restitusi Biaya Penginapan (SPPD) dan Restitusi Biaya Kesehatan akan dibayarkan oleh Unit Induk Setempat dengan
menagihkan terlebih dahulu kepada DIVHK / DIVSTI untuk biaya restitusi tersebut.