Anda di halaman 1dari 8

FAQ (Frequently Asked Question)

Seputar Reorganisasi di lingkungan PLN pada Oktober 2018


1. Q : Perubahan apa yang terjadi di Organisasi PLN?
A : Adapun perubahan yang terjadi di Organisasi PLN pada Oktober 2018, yaitu :
 Penyebutan Nama Organisasi Unit Induk, Pusat-pusat, Unit Pelaksana, dan Unit Layanan di PLN
 Penyebutan Nama Jabatan Struktural di PLN
 Struktur Organisasi dan Formasi Jabatan di PLN Kantor Pusat
 Struktur Organisasi dan Formasi Jabatan di Unit-Unit yang ada di PLN

2. Q : Mengapa diperlukan perubahan organisasi dan apakah perubahan organisasi terjadi karena organisasi yang tidak
efektif atau karena pemangku jabatannya?
A : Perubahan organisasi diperlukan karena dinamika & tantangan perusahaan, perubahan strategi bisnis, harapan stakeholders
dan keberlanjutan perusahaan, bukan karena pemangku jabatan yang tidak efektif. Untuk Pemangku jabatan yang tidak efektif dan
tidak mencapai performa yang ditetapkan, dilakukan penggantian pejabat dan mutasi tanpa harus dilakukan perubahan organisasi,
dan hal ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

3. Q : Organisasi PLN saat ini sudah cukup besar kenapa dilakukan perubahan organisasi lagi? Apakah perubahan
organisasi sudah dilakukan penyelarasan dengan peta strategi agar tidak terjadi tumpang tindih ?
A : Perubahan Organisasi yang dilakukan saat ini diperlukan, karena terkait antara lain terkait Salinan Keputusan Menteri BUMN
Nomor: SK-138/MBU/07/2017 tanggal 24 Juli 2017 dan Surat Menteri BUMN No 418 tgl 26 Juli 2017, sehingga perlu diatur dan
ditetapkan kembali kejelasan peran dan tanggung jawab masing-masing Direktorat/Divisi/Satuan.
 Perubahan dilakukan dengan penyelarasan terhadap strategi dan dihindarkan adanya tumpang tindah pengelolaan proses
bisnis.
 Perubahan dan penambahan organiasi diawali dari pemetaan peran dan penyelarasan antara strategi korporat dengan
kebutuhan organisasi berdasarkan proses bisnis dan RASCI untuk fungsi Korporat, Bisnis Regional dan Unit.
 Perubahan Organisasi dilakukan dengan dipetakan matrix aktivitas dan responsibility serta digambarkan dalam proses
bisnis korporat dengan proses bisnis regional sehingga tidak terjadi tumpang tindih antara Fungsi Korporat, Bisnis
Regional dan Unit.

4. Q : Apa yang melatarbelakangi perubahan nama organisasi di unit PLN?


A : Standarisasi penyebutan dan penamaan organisasi dimaksudkan agar tidak lagi muncul banyak variasi nama organisasi pada
satu fungsi yang menjalankan peran yang sama pada masing-masing Unit Organisasi.
Informasi mengenai perubahan nama Organisasi dapat dilihat pada Peraturan Direksi Nomor : 0049.P/DIR/2018 tentang
Pedoman Penyebutan Organisasi Unit Induk, Pusat-Pusat, Unit Pelaksana dan Unit Layanan di Lingkungan PLN

5. Q : Apa perubahan penyebutan nama organisasi Unit Induk dan Pusat-pusat?


A:
Standarisasi Penyebutan Organisasi Unit Induk
UNIT INDUK (UI)
No
SEBUTAN ORGANISASI EKSISTING STANDARISASI SEBUTAN ORGANISASI

1 Unit Induk Pembangunan UIP Unit Induk Pembangunan UIP

2 Unit Pembangkitan KIT Unit Induk Pembangkitan UIK

3 Unit Pembangkitan dan Penyaluran KITLUR Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran UIKL

4 Unit Transmisi TRANS Unit Induk Transmisi UIT

5 Unit Pusat Pengatur Beban P2B Unit Induk Pusat Pengatur Beban UIP2B
Unit Penyaluran dan Pusat Pengatur Unit Induk Penyaluran dan Pusat Pengatur
P3B UIP3B
6 Beban Beban
7 Unit Distribusi DIS Unit Induk Distribusi UID

8 Unit Wilayah WIL Unit Induk Wilayah UIW

Standarisasi Penyebutan Organisasi Pusat-pusat


PUSAT-PUSAT
No
SEBUTAN ORGANISASI EKSISTING STANDARISASI SEBUTAN ORGANISASI
Pusat Penelitian dan
1 PUSLITBANG Pusat Penelitian dan Pengembangan PUSLITBANG
Pengembangan
2 Pusat Pendidikan dan Pelatihan PUSDIKLAT Pusat Pendidikan dan Pelatihan PUSDIKLAT
3 Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan PUSENLIS Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan PUSENLIS
4 Pusat Manajemen Proyek PUSMANPRO Pusat Manajemen Proyek PUSMANPRO
5 Pusat Sertifikasi PUSERTIF Pusat Sertifikasi PUSERTIF
Pusat Pemeliharaan
6 PUSHARLIS Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan PUSHARLIS
Ketenagalistrikan

6. Q : Apa perubahan penyebutan nama organisasi Unit Pelaksana?


A:
Standarisasi penyebutan nama organisasi Unit Pelaksana
UNIT PELAKSANA (UP)
No
SEBUTAN ORGANISASI EKSISTING STANDARISASI SEBUTAN ORGANISASI
1 Unit Pelaksana Proyek UPP Unit Pelaksana Proyek UPP
2 Sektor Pembangkitan SKT
Unit Pelaksana Pembangkitan UPK
3 Sektor Pembangkitan dan Pengendalian Pembangkitan SKT
Unit Pelaksana Pengendalian
4 Sektor Pengendalian Pembangkitan SKT UPDK
Pembangkitan
Unit Pelaksana Pemeliharaan
5 - - UPHK
Pembangkitan
6 Unit Pelayanan Transmisi UPT
Unit Pelaksana Transmisi UPT
7 Area Pelaksana Pemeliharaan APP
8 Unit Pengatur Beban UPB
Unit Pelaksana Pengatur Beban UP2B
9 Area Pengatur Beban APB
10 Area Pengatur Distribusi dan Penyaluran APDP Unit Pelaksana Penyaluran dan
UP3B
11 Area Penyaluran dan Pengatur Beban AP2B Pengatur Beban

12 Area Pengatur Distribusi APD Unit Pelaksana Pengatur Distribusi UP2D


13 Area AREA
Unit Pelaksana Pelayanan
14 Area Pelayanan Prima APP UP3
Pelanggan
15 Unit Layanan Khusus ULK
Unit Pelaksana Proyek
16 Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan UPPK UP2K
Ketenagalistrikan
Unit Pelaksana Pendidikan dan
17 Unit Pendidikan dan Pelatihan UDIKLAT UPDL
Pelatihan
18 Unit Assessment Center ASTER Unit Pelaksana Assessment Center UPAC
Unit Pelaksana Museum Listrik dan
19 Museum Listrik dan Energi Terbarukan MLAB UPMLEB
Energi Terbarukan
20 Unit Sertifikasi USER Unit Pelaksana Sertifikasi UPS
Unit Pelaksana Manajemen
21 Unit Manajemen Konstruksi UMK UPMK
Konstruksi
Unit Pelaksana Produksi dan
22 Unit Workshop dan Pemeliharaan UWP UP2W
Workshop

7. Q : Apa perubahan penyebutan nama organisasi Unit Layanan?


A:
Standarisasi penyebutan nama organisasi Unit Layanan
UNIT LAYANAN (UL)
No
SEBUTAN ORGANISASI EKSISTING STANDARISASI SEBUTAN ORGANISASI
1 Pusat Listrik PL Unit Layanan Pusat Listrik ULPL
Unit Layanan Transmisi dan Gardu
2 Transmisi dan Gardu Induk TRAGI ULTG
Induk
3 Rayon RYN Unit Layanan Pelanggan ULP

8. Q : Apa yang melatarbelakangi perubahan nama jabatan struktural di PLN?


A : Pelaksanaan perubahan tersebut untuk menyesuaikan dengan pola penamaan jabatan dan organisasi di perusahaan (best
practises) dan BUMN lainnya. Serta salah satu cara yang dapat dipilih untuk meningkatkan image corporate adalah melalui
penyesuaian penyebutan nama-nama jabatan struktural yang lazim digunakan di dunia bisnis profesional agar mampu
meningkatkan citra profesional dan meningkatkan nilai jual dan daya saing terhadap BUMN dan perusahaan lain.
Informasi mengani perubahan nama jabatan struktural di PLN dapat dilihat pada Peraturan Direksi Nomor 0050.P/DIR/2018
tentang Pedoman Penyebutan Struktur Organisasi Satuan Kerja pada Struktur Organisasi dan Jabatan Struktural di Lingkungan
PLN.
9. Q : Apa perubahan penyebutan nama jabatan struktural di PLN?
A : Berikut perubahan sebutan jabatan struktural di PLN.
Jabatan Struktural
Jenjang Penyebutan Satuan Kerja Penyebutan Jabatan Struktural
BOD Korporat Direktur Utama DIRUT

Direktorat DIT Direktur DIR


Manajemen Khusus Satuan Pengawas Intern SPI Chief Audit Executive CAE
Atas
Departemen DEP Senior Executive Vice SEVP
President

Manajemen Atas Sekretariat Perusahaan SETPER Corporate Secretary CRS

Divisi Hukum Korporat DIVHK Senior Vice President SVP

Divisi Hukum Korporat DIV Executive Vice President EVP

Inspektorat Development IPOD Head of Development HOD

Inspektorat Audit IPAD Senior Audit Executive SAE

Sub Divisi Hukum SDIVHK Senior Legal Counsel SLC


Korporat
Unit Induk dan Pusat- UI General Manager GM
Pusat
Manajemen Bidang pada Kantor Pusat BID Manager Executive MED
Menengah Director
Vice President VP
Head of Division HOV
Group Head Audit GHA
Senior Audit Business SBR
Partner
Executive Legal Counsel ELC
Bidang pada Unit Induk Senior Manager SRM
dan Pusat-Puat
Unit Pelaksana UP Manager MUP I
Pendidikan dan Pelatihan
(UPDL)/ Unit Pelaksana
Assesment Centre
(UPAC)/ Unit Pelaksana
Sertifikasi (UPS)
Manajemen Dasar Sub Bidang pada Kantor SBI Manager MSB
Pusat
MSI
Deputy Group Head DGH
Advisor Audit Business ADT
Partner
Sub Bidang pada Unit Manager MSB
Induk dan Pusat-Pusat
Biro pada Unit Induk dan BRO Pejabat Perencana RENDAN
Pusat-Pusat Pengadaan I
Pejabat Pelaksana LAKSDA I
Pengadaan
Pejabat Pengendali K3L DALK3L
Unit Pelaksana UP Manager MUP II
Bagian pada Unit BAG Manager MAN I
Pelaksana Pendidikan dan
Pelatihan (UPDL)/ Unit
Pelaksana Assesment
Centre (UPAC)/ Unit
Pelaksana Sertifikasi
(UPS)
Supervisor Atas Bagian pada Kanor Pusat BAG Resident Audit RDT
BAG Assistant Manager AMN
Bagian pada Unit Induk BAG Assistant Manager AMN
dan Pusat-Pusat
Sub Biro pada Unit Induk SUB Pejabat Perencana RENDAN
dan Pusat-Pusat Pengadaan II
Pejabat Pelaksana LAKSDA
Pengadaan II
Pejabat Operasional K3L OPK3L
Pejabat Operasional K3 OPK4
dan Keamanan
Pejabat Operasional K3 OPK3
Pejabat Operasional OPKAM
Keamanan
Pejabat Operasional OPLK
Lingkungan
Bagian pada Unit BAG Manager MAN II
Pelaksana
Seksi pada Unit Pelaksana SIE Supervisor SPV I
Pendidikan dan Pelatihan
(UPDL)/ Unit Pelaksana
Assesment Centre
(UPAC)/ Unit Pelaksana
Sertifikasi (UPS)
Sub Biro pada Unit SUB Pejabat Perencana RENDAN
Pelaksana Pengadaan II
Pejabat Pelaksana LAKSDA
Pengadaan II
Unit Layanan UL Manager MUL
Supervisor Dasar Seksi pada Unit SIE Supervisor SPV II
Pelaksana
Urusan pada Unit URS Pejabat Perencana RENDAN
Pelaksana Pengadaan III
Pejabat Pelaksana LAKSDA
Pengadaan III
Pejabat Pelaksana K3L LAKSK3L
Pejabat Pelaksana K3 dan LAKSK4
Keamanan
Pejabat Pelaksana LAKSLK
Lingkungan
Seksi pada Unit Layanan SIE Supervisor SPV II
Urusan pada Unit Layanan URS Pejabat Pelaksana K3L LAKSK3L
Pejabat Pelaksana K3 dan LAKSK4
Keamanan
Pejabat Pelaksana LAKSLK
Lingkungan

10. Q : Apa yang dimaksud dengan jenjang jabatan Manajemen Atas Khusus?
A : Jenjang Jabatan Manajemen Atas (MA) Khusus adalah jenjang jabatan untuk mengakomodir Pejabat MA diluar BOD (Board
of Director) yang membawahi Pejabat MA lainnya.
11. Q : Standarisasi singkatan Sebutan Jabatan baru dan singkatan Sebutan Unit apakah sudah ada, terutama untuk level
struktural? Bagaimana cara penulisannya dalam administrasi surat menyurat?
A : Standarisasi Singkatan Jabatan sedang disusun, dan untuk mengakomodir dalam hal surat-menyurat akan diterbitkan Perdir
TLSK yang baru oleh DIV General Affair.
12. Q : Apa perubahan struktur organisasi di PLN Kantor Pusat?
A:
Perubahan organisasi yang berubah adalah

No Organisasi Lama Organisasi Baru


1 Tidak Ada 2 Departemen
2 50 Divisi/Satuan 58 Divisi/Satuan
3 9 Regional Audit/PSKA 14 Inspektorat Audit/Develompent
4 Tidak Ada 4 Sub Divisi Hukum

13. Q : Apa nama Departemen dan Divisi Baru di PLN Kantor Pusat?
A:
Departemen Bisnis & Pelayanan Pelanggan
1. Divisi Pengembangan Produk
2. Divisi Pemasaran dan Penjualan
3. Divisi Quality Assurance Produk dan Layanan
Departeman Pengeolaan Aset
4. Divisi Pengamanan dan Pemeliharaan Aset Properti
5. Divisi Legal Aset Properti
6. Divisi Pendayagunaan Aset Properti
Divisi
7. Divisi Change Management Office (Dibawah Direktur Utama)
8. Divisi Kepatuhan (Dibawah Direktur Perencanaan Korporat)

14. Q : Apa saja perubahan struktur organisasi dan formasi jabatan unit-unit di lingkungan PLN?
A : Perubahan struktur organisasi dan formasi jabatan di unit-unit yaitu “
1. Standarisasi fungsi pemasaran dan pelayanan pelanggan
2. Standarisasi fungsi K3L
3. Standarisasi fungsi pengelolaan asset Properti
4. Standarisasi pengelolaan SDM
5. Penguatan fungsi kepatuhan
6. Standarisasi fungsi pengelolaan komunikasi dan CSR
7. Standarisasi pengelolaan logistik
8. Pemusatan fungsi Teknologi Informasi
9. Pemusatan fungsi Hukum Korporat

15. Q : Apa tindak lanjut perubahan organisasi ini?


A : Untuk dapat menjalankan perubahan organisasi ini ditindaklanjuti dengan penerbitan 19 Perdir terkait perubahan organisasi di
lingkup korporat dan penerbitan 1471 Perdir Unit dengan rincian:
 50 Unit Induk
 6 Pusat-Pusat
 373 Unit Pelaksana
 1042 Unit Layanan

16. Q : Kapan implementasi reorganisasi ini diberlakukan?


A : Secara bertahap telah diterapkan pada 1 Oktober 2018 dan akan terus berlanjut hingga 1 Januari 2019

17. Q : Apa konsekuensi dari reorganisasi ini?


A : Dampak perubahan organisasi ini membawa konsekuensi harus menerbitkan Keputusan tentang Mutasi Jabatan untuk seluruh
Pegawai struktural dan fungsional. Perubahan organisasi tidak merubah jumlah penetapan pagu Formasi Tenaga Kerja di tahun
2018, namun realisasi pemenuhan pagu akan dimonitor dan disesuaikan dengan perkembangan bisnis perusahaan (kondisi
finansial, target produktifitas perusahaan, pertumbuhan penjualan, dll).

18. Q : Apa yang diharapkan dari reorganisasi?


A : Perubahan organisasi diharapkan dapat :
1. Peningkatan kinerja perusahaan
2. Peningkatan pelayanan pelanggan
3. Peningkatan pendapatan perusahaan
4. Membuka kesempatan bagi peningkatan karir pegawai
Peran Kantor Pusat dan Unit akan semakin kuat, khususnya untuk menjalankan fungsi manajemen, fungsi koordinasi, fungsi
operasi, fungsi standarisasi dan fungsi quality control.

19. Q : Apa kontribusi pegawai dalam mencapai keberhasilan perubahan organisasi ini?
A : Pegawai harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang dinamis dalam rangka menjaga keberlangsungan perusahaan,
bekerja dengan disiplin, dedikasi tinggi dan melakukan evaluasi serta monitoring efektifitas pelaksanaannya.
20. Q : Bagaimana setting konfigurasi cost center baru untuk struktur organisasi PLN yang baru? Bolehkah pakai cost
center lama?
A : Agar menghubungi bagian keuangan/akuntansi unit untuk mengkonfigurasi cost center pada organisasi baru.

Seputar Departemen Bisnis dan Pelayanan Pelanggan


21. Q : Bagaimana Keterkaitan Direktorat Bisnis Regional dengan Departemen Bisnis dan Pelayanan Pelanggan?
A : Departemen Bisnis dan Pelayanan Pelanggan merupakan Departemen baru yang:
 Fokus, bukan saja pada peningkatan penjualan produk eksisting akan tetapi juga focus pada pengembangan bisnis,
pengembangan produk dan layanan baru, kebijakan dan strategi pemasaran dan pelayanan pelanggan.
 Menentukan arah kebijakan bisnis eksisting, kebijakan serta invensi produk baru serta kebijakan dan invensi
pengembangan bisnis PLN kedepan.
 Menentukan strategi, kebijakan, inovasi, standarisasi, mutu dan monitoring, terkait Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan.
Sedangkan Direktorat Bisnis Regional akan mengawal jalannya strategi dan kebijakan tersebut dengan mensupervisi unit
operisionalnya agar dapat melaksanakan seluruh kebijakan dan program yang telah dijalankan Departemen Bisnis dan Pelayanan
Pelanggan secara optimal dan melaksanakan/implementasi penjualan, pemasaran dan pelayanan pelanggan.
Sinergi antara Direktorat Bisnis Regional dengan Departemen Bisnis dan Pelayanan Pelanggan, akan meningkatkan pelayanan
prima, meningkatkan penjualan dan pendapatan PLN, keuangan menjadi sehat dan meningkatkan citra perusahaan.

Seputar Fungsi Pengelolaan Aset Properti


22. Q : Apakah pembentukan Departemen Pengelolaan Aset, sudah mempertimbangkan life cycle management aset
produktif, mulai dari perencanaan, pengelolaan, hingga disposal?
A : Departemen Pengelolaan Aset hanya mengelola aset property, dengan peran:
 Menyelesaikan pengurusan kepemilikan dan penyelesaian sengketa atas aset tanah
 Mengembangkan bisnis jasa pengelolaan & pengembangan properti bekerjasama dengan anak perusahaan (bundling
pendayagunaan aset)
 Menyelaraskan kebijakan investasi perusahaan untuk pengembangan aset.
 Membangun Sinergi Dengan PLN Group (Anak Perusahaan) dalam rangka optimalisasi aset;
 Membuka peluang bisnis partner dengan Pihak Ketiga khususnya sinergi BUMN;
 Memperkuat Portofolio Manajemen Properti Perusahaan, dan menyusun daftar aset potensial disertai kajian Highest and
Best Use (HBU);
 Penguatan Kompetensi Inti Perusahaan dalam bidang Manajemen Aset Properti, untuk meningkatkan revenue Non
Listrik
Sedangkan pengelolaan Aset Produktif dilakukan Direktorat Bisnis Regional dan Unit dari perencanaan sampai dengan
disposalnya.

23. Q : Kondisi saat ini masih terdapat aset-aset yang unidentified, sehingga menjadi masalah besar. Bagaimana
pengelolaan aset?
A : Saat ini kepemilikan asset khususnya tanah
 Sudah bersertifikat 52 %, sertifikat kadaluarsa 3 % dan yang belum bersertifikat 45 %.
 Tanah yang belum bersertifikat dengan rincian 11 % sudah ada SPH, 15 % tidak ada SPH dan 74 % tidak ada dokumen
sama sekali.
Banyaknya sengketa kepemilikan asset yang belum terselesaikan dan keberadaan aset-aset idle dan tidak terawat yang tersebar di
seluruh wilayah Indonesia seperti Gugatan Masyarakat, Kepemilikan Ganda, Masalah Dengan Pemda, kehilangan Berkas dan
Dikuasai Pihak Ketiga / Adat, kalau masalah ini tidak segera diselesaikan maka mengakibatkan Aset PLN tidak memiliki bukti
kepemilikannya.
Dengan dibentuknya Departemen Pengelolaan Aset, maka diharapkan bahwa permasalahan unidentified aset dapat diminimalisir
dan diselesaikan serta “pengelolaan kepemilikannya” dilakukan terpusat secara Korporat, sedangkan “pemanfaatan aset”bisa
desentralisasi oleh Unit setempat.
Salah satu penyebab kurang terkelolanya bukti kepemilikan aset a.l. karena penyimpanan bukti kepemilikan Aset secara
desentralisasi saat itu, sehingga dibutuhkan pengelolaan dan penyimpanan kepemilikan aset secara Terpusat (Korporat).

Seputar Fungsi K3L


24. Q : Organisasi K3L perlu ditinjau lagi apakah peran dan tanggung jawabnya sudah jelas apa yang dilakukan Pusat,
Bisnis Regional dan Unit karena angka kecelakaan cenderung meningkat
A : Kejelasan Peran dan tanggung jawab Organisasi K3L telah ditetapkan untuk Pusat, Bisnis Regional dan Unit sebagai berikut :
Divisi K3L
 Menetapkan kebijakan, strategi, ketentuan, pedoman tentang Keselamatan, Kesehatan & Kerja
 Melakukan pembinaan dan integrasi K3 operasional Pembangkit, Transmisi dan Distribusi di Unit-unit
 Memastikan, memonitor dan mengevaluasi implementasi K3 operasional Pembangkit, Transmisi dan Distribusi
 Menetapkan standart peralatan kerja dan alat pelindung diri (APD)
Direktorat Bisnis Regional
 Memastikan Kecukupan SOP (Prosedur dan Instrusi Kerja) sesuai dengan persyaratan per undang-undangan, standart dan
peraturan direksi
 Memonitor dan mengawasi implementasi K3
 Memonitor dan mengevaluasi kecukupan peralatan kerja dan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan standar.
Unit Induk
 Menetapkan dan mereview Prosedur K3 sesuai dengan persyaratan perundang-undangan, standart dan peraturan direksi
 Memastikan ketersediaan dan kecukupan peralatan kerja dan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan standar
 Memastikan bahwa pemantauan dan pengukuran dapat dilakukan dan dilakukan dengan cara konsisten dengan
persyaratan pemantauan dan pengukuran
 Memonitor, mengendalikan dan mengawasi implementasi K3
Unit Pelaksana
 Menetapkan dan mereview Instruksi Kerja K3 sesuai dengan manual book peralatan instalasi dan keterkaitannya dengan
Prosedur K3
 Memastikan pihak ketiga menyediakan personil yang melaksanakan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan kompetens
yang dipersyaratkan
 Memastikan kecukupan dan kesesuaian peralatan kerja dan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan Standart dan telah
dikalibrasi/verikasi
 Melaksanakan dan memastikan implementasi pelaksanaan K3 sesuai dengan SOP (Prosedur dan Instrusi Kerja
Unit Layanan
 Memastikan personil yang melaksanakan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan kompetens yang dipersyaratkan
 Memastikan ketersediaan peralatan kerja dan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan
 Memastikan kesesuaian penggunaan peralatan kerja dan alat pelindung diri (APD) dalam melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan
 Melaksanakan dan memastikan implementasi pelaksanaan K3 sesuai dengan SOP (Prosedur dan Instrusi Kerja)

Seputar Pemusatan Fungsi Hukum Korporat


25. Q : Bagaimana mekanisme/koordinasi pekerjaan di organisasi Divisi Hukum Korporat (DIVHK)?
Apakah GM Unit Induk masih dapat memberikan perintah langsung kepada pegawai yang ada di unit?
A : Untuk mekanisme/koordinasi pelayanan hukum terkait penyusunan/review Regulasi/Kontrak dan permintaan pelayanan
Bantuan Hukum dapat dilakukan langsung dengan meminta atau berkoordinasi dengan Manager Hukum yang ada di unit/wilayah
kerjanya, dimana permintaan tersebut ditembuskan kepada SLC sesuai dengan lokasi unitnya.
Untuk penyelesaian perkara hukum yang ada lingkungan kerja unit induk maka pegawai hukum yang akan menyelesaikan perkara
tersebut diberikan Surat Kuasa dari masing-masing GM unit induk terkait.
GM unit Regional yang melaksanakan kontrak yang ditandatangani oleh Direktur Utama atau kuasanya, mengajukan permohonan
untuk penyusunan/review Kontrak atau permohonan pelayanan Bantuan Hukum kepada SLC DIVHK Kantor Pusat.
Khusus pelayanan permintaan Legal Opinion/Pendapat Hukum masing-masing unit induk langsung mengajukan kepada SVP/SLC
dengan tembusan kepada masing-masing Manager Hukum nya.

26. Q : Bagaimana batasan kasus hukum terkait dengan permasalahan tanah, dikarenakan untuk Perubahan organisasi
PLN yang baru terdapat Divisi Legal Aset Properti pada Departemen Aset, ada Divisi Hukum Korporat dan juga ada
Divisi Perijinan dan Pertanahan yang masing-masing mempunyai tugas pokok menangani permasalahan tanah?
A : Untuk kasus hukum atas tanah pada saat belum berstatus sebagai aset milik PLN maka kasus hukum akan ditangani oleh
Divisi Hukum Korporat termasuk kasus hukum atas tanah pada saat proses pengadaan.
Apabila terjadi kasus hukum untuk tanah yang sudah menjadi aset milik PLN maka yang menangani kasus hukum tersebut adalah
Divisi Legal Aset Properti.
Sebagai tindak lanjut tupoksi peran pengelolaan asset tanah, maka apabila masih ada sertifikat tanah yang disimpan / diarsipkan di
Unit PLN harus segera diserah terimakan ke Divisi Pengamanan Aset dan untuk tertib administrasi dituangkan dalam Berita Acara
penyerahan sertifikat tanah.
Untuk proses perizinan dan pengadaan tanahnya adalah tupoksi Divisi Perijinan dan Pertanahan.

27. Q : Bagaimana proses pengadaan Jasa Konsultan Hukum yang akan digunakan untuk membantu menyelesaikan
permasalahan hukum?
A : Untuk pengadaan Jasa Konsultan Hukum akan dilakukan di DIVHK oleh Asman Perencanaan Pengadaan dan Asman
Pelaksanaan Pengadaan
Seputar Sentralisasi Divisi Hukum Korporat (DIVHK) dan Divisi
Siitem dan Teknologi Informasi (DIVSTI)
28. Q : Bagaimana proses bisnis setelah sentralisasi organisasi Divisi Hukum Korporat (DIVHK) dan Divisi Sistem dan
Teknologi Infirmasi (DIVSTI)?
A : Proses bisnis fungsi Hukum dan Sistem & Teknologi Informasi di PLN tidak berubah, yang berubah hanya status pegawai
yang semula berstatus pegawai unit induk menjadi berstatus pegawai pusat. Pegawai tersebut masih bertempat kerja di unit, hanya
tanggung jawab dan koordinasi pekerjaan yang semula berada di bawah koordinasi dan tanggung jawab Unit Induk
menjadi dibawah koordinasi dan tanggung jawab DIVHK / DIVSTI.

29. Q : Siapa yang bertanggung jawab untuk menyediakan Fasilitas kerja (Ruang Kerja, ATK, Kendaraan, dsb) untuk
DIVHK dan DIVSTI?
A : Untuk ruang kerja pegawai hukum dan sistem & teknologi informasi yang berada di unit, diminta bantuan dari Unit Induk
untuk dapat menyediakannya, hal pengaturannya sudah ditentukan dan disepakati pada saat acara video conference yang
dilaksanakan pada tanggal 20 – 21 Agustus 2018 tentang Kebutuhan Fasilitas Ruang Kerja Bidang Teknologi Informasi dan
Bidang Hukum
Untuk Anggaran biaya terkait fasilitas kerja pegawai DIVHK dan DIVSTI yang ada di unit dalam periode bulan Oktober s/d bulan
Desember 2018 mohon bantuan dari Unit Induk setempat kesediaannya untuk membantu terlebih dahulu sesuai dengan Anggaran
Operasional yang telah ditetapkan sebelumnya di masing-masing unit.
Untuk Anggaran biaya terkait fasilitas kerja pegawai DIVHK dan DIVSTI yang ada di unit tahun 2019 sampai dengan seterusnya
akan dibebankan kepada Anggaran Divisi Hukum Korporat.
Untuk perlengkapan ATK mekanisme penyediaannya disiapkan oleh Unit Induk dimana pegawai tersebut berlokasi, DIVHK dan
DIVSTI akan mendroping biaya untuk kebutuhan ATK tersebut setiap minggunya (mekanismenya seperti yang terdapat pada
SPI).
Untuk penyediaan Kendaraan Dinas berikut dengan supirnya, untuk sementara waktu proses pengadaannya dititipkan pada proses
pengadaan yang ada di unit, mengenai biaya operasional kendaraan dinas juga akan dibayarkan langsung oleh DIVHK dan
DIVSTI (mekanismenya seperti yang terdapat pada SPI)

30. Q : Bagaimana apabila ternyata pada saat mutasi pegawai (migrasi/promosi) ke DIVHK / DIVSTI, terdapat pegawai
yang memang sangat ini diperlukan oleh unit dikarenakan keahliannya dan pengalamannya dalam menyelesaikan
pekerjaan yang terdapat di Unit?
A : Untuk pegawai yang telah menerima SK Mutasi Jabatan untuk mengisi formasi tenaga kerja (FTK) pada DIVHK /DIVSTI
agar dapat dilaksanakan terlebih dahulu, dan akan dievaluasi dalam 3 s/d 12 bulan kedepan

31. Q : Bagaimana untuk KPI/Kontrak Manajemen pegawai yang pindah ke DIVHK dan DIVSTI karena terkait dengan
Kinerja pegawai tersebut pada unit sebelumnya?
A : Untuk KPI/Kontrak Manajemen pegawai yang pindah ke DIVHK dan DIVSTI akan mengikuti/Cascade dari KPI/Kontrak
Manajemen SVP DIVHK / EVP STI yang dimulai pada perhitungan kinerja pegawai bulan Oktober s/d Desember 2018. Untuk
perhitungan Kinerja Pegawai yang mutasi ke DIVHK dan DIVSTI akan ditentukan formulanya setelah dirapatkan terlebih dahulu
dengan Divisi Pengendalian Kinerja Korporat (DIVPKK) dan Divisi Human Capital Management System (DIVHCMS)
Sedangkan kinerja pegawai pada bulan Januari s/d September 2018 masih dihitung sebagai kinerja pegawai di unit yang lama.

32. Q : Bagaimana mekanisme untuk biaya SPPD dan biaya kesehatan pegawai DIVHK dan DIVSTI yang ada di unit?
A : Untuk Konsumsi dan Cuci Pakaian akan dibayarkan secara Lumpsum (dibayarkan oleh Kasir PLN Pusat melalui transfer
rekening bank).
Untuk Restitusi Biaya Penginapan (SPPD) dan Restitusi Biaya Kesehatan akan dibayarkan oleh Unit Induk Setempat dengan
menagihkan terlebih dahulu kepada DIVHK / DIVSTI untuk biaya restitusi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai