Al-'Adawah
Al-'Adawah
ُاط
ِ اإلحْ َُب
ِ ُوَ علَُى ُا ْل َخ ْي َب ِة
َ ُ س ِت َجا َب ِة ُ َيردُ ُُِب َها ُا ْل َم ْرء ْ علَى ُا َ ُ ست َ ْخدَم ُلل ِ ِّدالَ َل ِةْ َوا ْلعد َْوان ُي
َ ُُصد ََرُا ْل َخ ْيبَُ ِةُأ َ ُْوُبَُ ِد ْيل ٰ َ ان
ُ .ع ْنه ِ ُوُذ ِلكَ ُبِأ َ ْنُي َه
ْ اج َمُ َم ِ َوا ْل ِح ْر َم
Artinya: “Adapun lafadh al-udwân (permusuhan) digunakan untuk menunjukan
respon penolakan seseorang atas kegagalan, keputusasaan (frustasi), dan nasib
1 Lebih Jelasnya lihat dalam Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir: Arab-Indonesia
Terlengkap, Cetakan Ke-25, (Surabaya: Pustaka Progressif, 2002), hal. 908, Lihat juga dalam
Ahmad Mukhtâr ‘Umar, Mu’jam Al-Lughoh Al-‘Arobiyyah Al-Mu’âshiroh, Jilid II, Cetakan
Pertama, (Qôhiroh: ‘Âlim Al-Kutub, 2008), hal. 1471, Louis Ma’lûf, Al-Munjid fî Al-Lughoh
wa Al-Adab wa Al-‘Ulûm, Cetakan Ke-19, (Beirut: Al-Mathba’ah Al-Kâtsûlîkiyyah, 2010), hal.
492, Ibnu Mandhûr, Lisân Al-‘Arob, Jilid IV, Cetakan Baru, (Qôhiroh: Dar Al-Ma’ârif, 2008),
hal. 2845-2852, dan Ar-Rôghib Al-Ashfahâniy, Mu’jam Mufrodât Alfâdh Al-Quran, Cetakan
Ke-3, (Beirut: Dâr Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 2008), hal. 365
2 Ar-Rôghib Al-Ashfahâniy, Mu’jam Mufrodât Alfâdh Al-Quran, ....., hal. 365
3 Ibid., Lihat juga dalam Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawwir: Arab-Indonesia
Terlengkap, ....., hal. 908
4 Ismâ’îl bin Hammâd Al-Jauhariy, Ash-Shihâh: Tâj Al-Lughoh wa Shihâh Al-‘Arobiyyah, Jilid
VI, Cetakan Ke-4, Tahqîq oleh Ahmad ‘Abdul Ghofûr ‘Athhôr, (Beirut: Dâr Al-‘Ilmi, 1990),
hal. 2419
1
jeleknya, serta hal itu (menyebabkan) dia ingin menyerang sumber kegagalan itu
atau menggagalkannya (menggantinya)”.5
5 As’ad Rizq, Mausû’ah ‘Ilm An-Nafs, Cetakan Ke-3, (Beirut: Al-Muasasah Al-‘Arobiyyah
liddirôsât wa An-Nasyr, 1987), hal. 179
6 Ahmad ‘Izzat Rôjih, Ushûl ‘Ilm An-Nafsi, Cetakan Ke-9, (Qôhiroh: Dâr Al-Kâtib Al-‘Arobiy,
1968), 471
7 Ahmad ‘Izzat Rôjih, Ushûl ‘Ilm An-Nafsi, Cetakan Ke-9, ....., hal. 471. Aggression: A general
term for behavior with the intention of harming another or controlling another for one’s
own needs and to the other’s detriment/Agresi: Suatu istilah umum untuk perilaku yang
merugikan orang lain atau mengendalikan orang lain untuk kebutuhan diri sendiri dan
merugikan orang lain. Lihat dalam Cambridge University Press, The Cambrdige Dictionary of
Psychology, General Editor David Matsumoto (San Fransisco State University), (New York:
Cambridge University Press, 2009), hal. 23
8 Lahir di Freiberg, 6 Mei 1856. Ia adalah seorang Jerman keturunan Yahudi. Pada masa
kekuasaan Hitler ia melarikan diri ke Inggris dan meninggal di London tanggal 23 September
1939. Lihat dalam Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, Cetakan Ke-2,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hal. 17
9 Suatu aliran (psikologi-pen) yang berusaha mempelajari tentang proses hidup kejiwaan
manusia dari aspek bawah sadar manusia. Lihat dalam Faizah dan Lalu Muchsin Effendi,
Psikologi Dakwah, ....., hal. 17. Dr. Ahmad ‘Izzat Rôjih dalam Ushûl ‘Ilm An-Nafsi, Cetakan
Ke-9, ....., hal. 93 menyebut aliran psikoanalisa ini dengan istilah madrosah at-tahlîl an-nafsî.
10 Ahmad ‘Izzat Rôjih, Ushûl ‘Ilm An-Nafsi, Cetakan Ke-9, ....., hal. 471.
11 Ibid., hal. 93
12 Sâ’id Sa’îd Musai’îd Ar-Rifâiy Al-Juhaniy, Al-Asâlîb At-Tarbawiyyah fî Al-Islâm Lil Wiqôyah
2
2. Faktor-faktor Penyebab Permusuhan Setan
Sâ’id Sa’îd Musai’îd Ar-Rifâiy Al-Juhaniy menyebutkan, ada tiga faktor
penyebab permusuhan syetan.13 Faktor-faktor penyebab itu adalah sebagai berikut:
1. ُا ْل ِك ْبر
Artinya: “Sombong”.
Allah melukiskan kesombongan syetan (iblis) dalam Al-Quran.
ْ س ُُأ َبَى ُ َوا
َُ ست َ ُْكبَ َُر ُ َوك
َُ َان ُ ِم
ُن َُ س َجدوا ُإِ ُالا ُإِ ْبُِل ْي ْ َوإِ ُْذ ُق ْلنَا ُ ِل ْل َملَئِ َك ُِة ُا
َ َسجدوا ُ ِِل َد َُم ُف
.ا ْلكَافِ ِر ْي َن
Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu
kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; dia enggan dan takabbur dan dia
termasuk golongan kafir”. (QS Al-Baqoroh: 34)
“Sujud para malaikat kepada Adam adalah lit tahiyyah (untuk penghormatan),
sujud tersebut adalah untuk memuliakan bukan sujud untuk shalat dan ibadah”.
Imam Az-Zamakhsyari menjelaskan, ‘Sujud kepada Allah SWT. dalam rangka
ibadah. Sedang sujud kepada selain-Nya adalah dalam rangka memuliakan,
sebagaimana sujudnya para malaikat kepada Adam dan (sujudnya) Ya’qub
bersama anak-anaknya kepada Yusuf AS.”.14
Hasad merupakan salah satu sifat tercela. Al-Hâfidh Ibnu Hajar Al-‘Asqolâniy
mendefinisikan hasad sebagai berikut:
Banyak atsar yang berkenaan dengan sifat hasad ini. Sesungguhnya dosa yang
pertama kali membangkang terhadap Allah lahir dari sifat hasad. Allah
13 Lebih jelasnya lihat dalam Al-Asâlîb At-Tarbawiyyah fî Al-Islâm Lil Wiqôyah min ‘Adâwah
Asy-Syaithôn, ..... hal. 17-30
14 Muhammad ‘Aliy Ash-Shobûniy, Shofwah At-Tafâsîr, Jilid I, (Beirut: Al-Maktabah Al-
‘Ashriyyah, 2006), hal. 43
15
Ahmad bin ‘Ali bin Hajar Al-‘Asqolâniy, Fath Al-Bâriy Syarh Shohîh Al-Bukhôriy, Juz I,
Cetakan Ke-1 (Riyâdl: Dâr As-Salâm, 1997), hal. 219
3
memerintahkan kepada iblis untuk bersujud kepada Adam, maka iblis merasa
hasad kepadanya, lalu iblis menolak untuk bersujud kepadanya. Iblis telah
membangkang kepada Allah, lalu Allah mengusirnya dari surga. Demikian juga
dosa yang pertama membangkang kepada Allah Allah di muka bumi disebabkan
oleh sifat hasad, yaitu ketika anak Adam (Qôbîl) melakukan hasad kepada
saudaranya (Hâbîl), sehingga dia membunuhnya.16
Al-Hiqdu (dendam) pun merupakan salah satu sifat tercela. Asy-Syarîf ‘Ali bin
Muhammad Aj-Jurjâniy mendefinisikan al-hiqdu sebagai berikut:
3. ِ اسُا ْل َفا
ِّ ِ ُسدُِمقَا ِب ُِلُالنا
ُص ِ َِإ ْع َمالُا ْل َع ْق ُِلُ َُوا ْل ِقي
Artinya: “Mempergunakan akal dan qiyâs yang bertentangan dengan nash”.
Allah SWT. berfirman dalam Al-Quran:
ُْ ن ُنَُارُ ُ َو َخلَ ْقتَهُ ُ ِم
ُن َُ ُ سج َُد ُإِ ُْذ ُأ َ َم ْرتكَُ ُقَا َُل ُأَنَا
ُْ خ ْيرُ ُ ِم ْنهُ ُ َخلَ ُْقتَنِي ُ ِم ْ َ قَا َُل ُ َما ُ َمنَعَكَُ ُأ َ اُال ُت
ُ .ُِطين
Artinya: “Allah berfirman, “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada
Adam) di waktu aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “Aku lebih baik daripadanya,
Engkau ciptakan aku dari api, sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”. (QS Al-A’rôf: 12)
ُن ْ َ نُ ُِأل
ُْ سج َُدُ ِلَُبشَرُُ َخلَ ْقتَهُُ ِم ُْ ُقَُا َُلُلَ ُْمُُأ َك.ِين
َُ اجد
ِ س َُ قَا َُلُ َياُ ِإ ْب ِليسُُ َماُلَكَُُأ َ اُالُتَك
ونُ َم َُعُال ا
ُ .سنون ُْ صالُُ ِم
ْ نُ َح َمأُُ َم َ ص ْل َ
Artinya: “Allah berfirman, “Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak (ikut sujud) bersama-
sama mereka yang sujud itu?” Iblis menjawab, “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada
16 Lihat dalam Muhammad bin Ismâ’îl Ash-Shon’âniy, Subul As-Salâm Syarh Bulûgh Al-Marôm,
Jilid IV, Cetakan Pertama, Ta’lîq Muhammad Nâshiruddîn Al-Albâniy, (Riyâdl: Maktabah Al-
Ma’ârif, 2006), hal. 526, ‘Abdullah bin ‘Abdirrohmân Al-Bassâm, Taudlîh Al-Ahkâm min
Bulûgh Al-Marôm, Juz VI, Cetakan Ke-5, (Makkah: Maktabah Al-Asadiy, 2003), hal. 390,
dan Majdî Fathî As-Sayyid, Al-Hasadu wa Al-Hâsidûdan, Cetakan Pertama, (Thonthô: Dâr
Ash-Shohâbah Litturôts, 1993), hal. 9
17
‘Ali bin Muhammad Aj-Jurjâniy, Kitâb At-Ta’rįfât, (Beirut: Maktabah Lubnân, 1985), hal. 95-
96
4
manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk”. (QS Al-Hijr: 32-33)
18 Lebih jelasnya lihat dalam Al-Asâlîb At-Tarbawiyyah fî Al-Islâm Lil Wiqôyah min ‘Adâwah
Asy-Syaithôn, ..... hal. 31-45