Anda di halaman 1dari 11

Thoracotomy adalah

Thoracotomy adalah proses pembuatan sebuah potongan ke dalam dinding dada Thoracotomy
merupakan incisi ke dalam dada. Hal ini dilakukan oleh ahli bedah, dan jarang dilakukan, hal yang
darurat oleh dokter dan paramedis, untuk menemukan organ yang berada dalam rongga dada, yang
paling sering antara lain jantung, paru-paru, di kerongkongan atau yang berkenaan dengan dada aorta,
atau akses ke anterior tulang belakang seperti yang diperlukan untuk menemukan tumor dalam tulang
belakang. Thoracotomy merupakan bedah sulit-langkah pertama dalam banyak yang berada dengan
pembedahan dada termasuk lobectomy atau pneumonectomy untuk kanker paru-paru dan oleh karena
itu memerlukan anestesi umum dengan endotracheal tabung insersi dan ventilasi mekanis (Bojrab,
1975).

Thoracotomy adalah pembedahan dengan pembelahan dinding dada; dapat juga dilakukan dengan
pembelahan antara tulang-tulang rusuk (intercostal atau lateral thoracotomy) atau dengan pemisahan
dari sternum (median sternotomy). Lobectomy pulmonary adalah pemotongan satu lobus paru-paru
(complete) atau sebagian dari lobus paru-paru (partial). Pneumonectomy adalah pembuangan dari
semua jaringan paru-paru pada satu bagian dari ruang thorac (Fossum, 2002).

Thoracotomy merupakan suatu operasi paling sulit, bedah dengan pembukaan dada tergantung dari
menangani pasca operasi, karena dampaknya sakit dan sakit yang dapat mengakibatkan pasien sulit
untuk bernapas secara lancar, operasi ini mengarah ke atelectasis atau radang paru-paru. Jika dokter
dapat memperoleh ke rongga dada oleh pemotongan melalui dinding dada. Thoracotomy
memungkinkan untuk pengamatan terhadap kondisi paru-paru; kerusakan dari paru-paru atau bagian
dari paru-paru; kerusakan dari tulang rusuk, dan pemeriksaan, pengobatan, atau penghapusan suatu
organ dalam rongga dada.. Thoracotomy juga dapat dilakukan menuju pada organ jantung,
kerongkongan, diafragma, dan bagian aorta yang melewati melalui rongga dada (Anonimus, 2008).

PENEMUAN KLINIS

Hewan-hewan yang mengalami trauma sehingga terjadinya gangguan pernapasan (contoh; dada yang
terkena pukulan keras) atau hal itu adalah gangguan redpirasi akut (yaitu; ruftur bullae, ruftur
pulmonary abscess) sering membutuhkan stabilisasi/ penanganan yang cepat, contoh; penanganan
segmen tulang-tulang rusuk; thoracentesis dan penempatan pipa didada harus dengan cepat disediakan
dan dokter klinik harus sudah terbiasa dengan teknik ini. Dengan terjadinya tumor yang besar maka
hewan diposisikan sternal recumbency, atau lateral recumbency dengan bagian yang terinfeksi dibawah
asalkan oksigen (tabung oksigen) selalu dimanfaatkan. Analisis agar daah atau evaluasi dengan pulse
oxymetri dapat terjamin sebelum melakukan operasi pada pasien yang mengalami bedah thorak untuk
menemukan dan menetapkan keparahan dari gangguan respirasi. Tidak ada penjelasan abnormalitas
harus diperhatikan, kerana gangguan peredaran pernapasan disebabkan oleh penyakit yang tidak dapat
disembuhkan dengan pembedahan (yaitu; diffusi (penyebaran micrometastasis) yang kadang-kadang
teridentifikasi. Jika memungkinkan, anemia harus diperbaiki sebelum Thoracotomy (Fossum, 2002).

Kanker paru-paru adalah yang paling umum memerlukan penanganan dengan thoracotomy. Tumors dan
perkembangan radang dapat dihilangkan melalui pengirisan (prosedur yang disebut resection). Jaringan
atau sampel, juga dapat diambil melalui pengirisan, dan diperiksa di bawah mikroskop untuk bukti
abnormal sel. darurat thoracotomy. Dapat dilakukan untuk menyelamatkan pasien yang sudah dekat
kematian sebagai akibat dari dada cedera. Darurat thoracotomy menyediakan ruangan ke rongga dada
untuk mengontrol cedera yang berhubungan dengan pendarahan dari hati, jantung compressions untuk
mengembalikan irama jantung yang normal, atau untuk meringankan tekanan pada jantung yang
disebabkan oleh penyakit jantung tamponade (akumulasi cairan di ruang antara hati otot dan lapisan
luar(Anonimus, 2007).

MATERI

Persiapan Alat-alat Operasi

Alat yang digunakan meliputi :

- Scalpel dan blade

- Gunting lurus

- Gunting bengkok

- Arteri klem

- Retractor finochietta

- Needle holder
- Needle

- Pinset anatomis

- Pinset chirurgis

- Alli’s forceps

- Dook steril

- Dook klem

- Tampon

- Benang catgut dan cotton secukupnya

- Kapas secukupnya

Persiapan Obat-obatan dan Kemikalia

Obat dan kemikalia yang diperlukan dalam operasi ini antara lain:

- Atropin sulfat 0,025% dosis 0,02-0,04 mg/kg BB

- Ketamin 10% dosis 10-40 mg/kg BB

- Xilazin 10% dosis 2-3 mg/kg BB

- Larutan penicili-streptomicin

- Ampisilin 10%

- Alkohol 70%

- Yodium tincture

- Salep Betadine

METODE

Persiapan Operasi
Operasi daerah thoracotomy perlu dilakukan dengan diagnosa yang tepat maupun dengan fhoto
roentgen. Keberhasilan teknik operasi ini dipengaruhi antara lain persiapan sebelum menjalankan
operasi, penanganan operasi yang sempurna serta perawatan pasca operasi.

Persiapan Hewan

Sebelum operasi dilakukan hewan terlebih dahulu diperiksa, yaitu pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan darah secara laboratorik umum yang dilakukan meliputi anamnesa, penghitungan
frekwensi napas, frekwensi pulpus, temperatur, berat badan, pemeriksaan kulit dan rambut, susunan
alat pencernaan, perkencingan, peredaran darah, susunan pernapasan dan susunan syaraf. Pemeriksaan
darah secara laboratorik meliputi kadar PCV, Hb, RBC, WBC, diferensial leukosit, kadar TPP dan
fibrinogen. Hewan sebelum dioperasi dipuasakan terlebih dahulu selama ± 12 jam. Kemudian hewan
diberi Premidikasi yang digunakan adalah atropin sulfat dengan dosis 0,02-0,04 mg/kg BB secara
subkutan. 10 menit kemudian dilanjutkan dengan pemberian ketamin dengan dosis 10-40 mg/kgBB,
xilazin dengan dosis 2-3 mg/kg BB secara intramuskular. Setelah pemberian anestesi, kemudian hewan
direbahkan dengan posisi lateral recumbency kemudian bulu daerah thorac dicukur dan dibersihkan.
Setelah bersih kemudian diolesi dengan yodium tincture.

Persiapan Operator dan Cooperator

Sebelum operasi operator dan cooperator mncuci tangan dari ujung jari sampai ke siku dengan air
sabun dan dibilas dengan air bersih. Tangan dikeringkan dengan handuk bersih kemudian didisinfeksi
dengan alkohol 70%, kemudian operator dan cooperator menggunakan sarung tangan dan pakaian
khusus. Keadaan aseptis tersebut dipertahankan hingga operasi selesai.

Pelaksanaan Operasi

1. Anestesi Umum

Hewan diletakkan dengan posisi lateral recumbency, pemberian ketamin dengan dosis 10-40
mg/kg BB, xilazin dengan dosis 2-3 mg/kg BB secara intramuskular.. Sebelumnya diberikan premedikasi
dengan antropin sulfat 0,025 % secara sub cutan. Cooperator memantau frekwensi kerja jantung dan
nafas. Stadium 3 plane 3 ditandai dengan respirasi abdominal dengan amplitude yang minimal, bola
mata terletak di tengah, jaw tension menghilang dan reflek pedal hilang sama sekali yang berarti hewan
tersebut telah teranestesi sempurna dan siap untuk dioperasi.

2. Teknik Operasi

Thoracotomy dapat dilakukan dengan mengincisi antara tulang rusuk atau pemisahan disternum
(gambar. 4) di lampiran. Mendekat ke bekas keadaan tersebut diperlukan pembukaan dan yang
mendasari proses penyakit. Bagaimana juga bentuk-bentuk dari thoracotomy yang dilakukan, satu area
besar harus dipreparir untuk pembedahan yang aseptik untuk menyediakan perpanjangan dari incisi jika
dibutuhkan. Hal ini tergantung dimana lobus sebelah kiri yang terinfeksi, sebelah kiri lateral
thoracotomy pada tempat, lima atau tujuh letak dari intercostae cukup untuk menyediakan pembukaan
untuk lobectomy. Sebuah intercostae keempat sebelah kiri tempat thoracotomy memberikan
pembukaan di ventricular kanan keluar di saluran, terutama arteri pulmonary dan duktus anteriosus.
Pembuangan kedua dari kantong pericardial dapat sangat sukar untuk mendekati daerah ini.
Thoracotomy di intercostae sebelah kiri memberikan pembukaan diselah kanan jantung (serambi
jantung, atrium dan ventricle), cranial dan tengah memberikan pembukaan untuk kedua belah dari
ruang thorac, lobectomy partial/ sebelah, kedua belah bagian mudah dilakukan dari suatu sternotomy
bagian tengah; bagaimanapun lobectomy complit sering sukar dilakukan. Vena cava caudal, terutama
arteri pulmonary dan kedua belah kantong pericardium dapat dipisahkan dan digerakkan menyambung
didekat ini. Setelah bedah dilakukan, daerah thorak ini harus dibalut dengan longgar.

Thoracotomy intercostae;
Hewan yang telah teranestesi sempurna kemudian diletakkan di atas meja operasi dengan posisi lateral
recumbency, pilihlah bagian yang diincisi kira-kira daerah ditempat intercostae dan lakukan incise di
kulit, jaringan subkutaneus dan otot cutaneous trunci. Imcisi harus memanjang dari tempat di bawah
tulang belakang (vertebral) tubuh untuk dekat di sternum. Incisi diperdalam menyambung ke otot
latissimus dorsi dengan menggunakan gunting, kemudian palpasi ditulang rusuk pertama dengan
menggunakan sebelah bagian tangan secara cranial (ke atas) di bawah otot latissimus dorsi. Perhatikan
kembali dari tulang rusuk pertama untuk memeriksa tempat intercostae yang tepat. Tulang rusuk cranial
pada incisi intercostae kebanyakan mudah ditarik masuk kembali dari pada tulang rusuk caudal, oleh
karena itu kabanyakan memilih tempat caudal jika kita harus memilih antara dua batasan tempat
intercontae. Potong otot scalenus dan otot pectoral dengan gunting tegak lurus pada serabut-
serabutnya, kemudian pisahkan serabut-serabut otot pada otot ventralis serratus pada waktu memilih
tempat intercostae. Dekat dipersambungan costochondral, satu bagian mata gunting ke dorsal
dipertenganhan intercostae lakukan incise pada ototnya. Dengan cara yang sama lakukan incisi di otot
bagian dalam intercostae. Beritahukan anestesiolog pada saat kira-kira masuk kedalam ruang thorac dan
setelah itu identifikasikan paru-paru dan pleura, gunakan gunting pendek atau suatu mata pisau untuk
menusuk pleura. Sediakanlah disini udara untuk masuk ke thorac, menyebabkan paru-paru kollaps
menjauh dari dinding tubuh. Kemudian perluas incisi ke dorsal dan ventral untuk mencapai pembukaan
yang diinginkan. Kenali dan hindari mengincisi pembuluh-pembuluh darah bagian dalam thorac yang
terletak bagian dekat subpleural di sternum. berhenti melakukan terus laparotomi dan tempatkan
bagian-bagian tadi di atas, terlindung dari pinggir dada yang diincisi. Gunakan suatu retraktor finochietta
tampak pada gambar di lampiran (gambar 3), untuk membentangkan tulang-tulang rusuk. Jika dilakukan
pembukaan lebih lanjut maka diperlukan suatu tulang rusuk membatasi ke incisi dapat dilepaskan,
bagaimanapun hal ini jarang diperlukan. Jika suatu pembuluh dada akan diletakkan, maka harus
dilakukan sebelum meneliti thorac. Pembuluh tersebut tidak harus dikeluarkan dari tempat dilakukan
incisi intercostae.

Penutupan thoracotmy dengan menempatkan empat sampai delpan jahitan dari satu lintas benang
tebal yang dapat diserap atau benang yang tidak diserap(3-0 dan N0. 2, tergantung dari ukuran hewan)
disekeliling tulang rusuk yang berdekatan pada tempat yang telah diincisi. Kurang lebih tulang rusuk
dengan suatu klem handuk (towel clamp/ dook clamp) atau seperkiraan antar tulang rusuk atau dibantu
oleg co-operator lakukan dua jahitan silang untuk menyatukan kembali tulang rusuk, kemudian lakukan
jahitan-jahitan sisa. Ikatkan semua jahitan sebelaum melepaskan tulang rusuk atau towel clamp.
Lakukan jahitan pada otot serratus ventralis, scalenus dan otot pectoralis menggunakan jahitan pola
continous dengan menggunakan benang cat gut. Penyatuan tepi-tepi otot latisimus dorsi dilakukan
dengan cara yang sama. Lepaskan sisa udara yang ada diruang thorac dilakukan dengan menempatkan
pipa di dada atau ujung jarum catheter. Tutup jaringan subkutan dan kulit dengan benang nilon
menggunakan pola jahitan simple interrupted.

Perawatan Pasca Operasi

Hewan pasca operasi ditempatkan dalam kandang yang bersih dan kering. Luka operasi diolesi salap
Betadine dan dikontrol kebersihannya, diperiksa secara kontinyu selama 4-6 hari. Selama seminggu
hewan diberikan antibiotik dan makanan yang lunak dan mempunyai nilai gizi yang cukup. Jahitan luka
dapat dibuka setelah bekas operasi kering dan benar-benar telah tertutup.

DISKUSI

Thoracotomy adalah proses penyayatan atau pemotongan melalui dinding dada untuk memperoleh
rongga dada.

Pemberian anastesi. Tumor paru-paru atau penyakit yang ada ditempat lainnya dapat mencegah
pengembangan paru-paru secara normal dan menyebabkan hypoxemia. Dengan pneumonia atau
emphysema, gangguan ventilasi yang akan terjadi. Pada hewan-hewan yang mengalami kegagalan
pernapasan oxygen dapat diberikan melalui masker atau pipa ke dalam hidung sebelum dilakukan
penyuntikan anastesi untuk memastikan bahwa hemoglobin secara optimal terpenuhi dan hypoxemia
tidak akan terjadi selama dilakukan inkubasi. Anticholinergic dapat juga diberikan untuk pasien yang
mengalami bradikardi (yaitu : detak jantung dibawah 60 x/menit.

Antibiotik. Hewan-hewan pada dasarnya mengalami penyakit pernapasan atau trauma (yaitu; luka
memar di paru-paru) yang dapat meningkatkan resiko untuk menyebabkan terjadinya infeksi paru-paru.
Pasien seperti ini harus diawasi dengan hati-hati, dan antibiotik prophylactik (cefazolin) harus diberikan,
atau antibiotik theurapeutik harus segera diberikan sebelum gejala infeksi timbul (leukocytosis atau
demam atau kedua-duanya). Amikacin, ceftizoxime, enrofloxacin telah di anjurkan sebagai pilihan yang
tepat untuk pengobatan dari suspek penyakit infeksi saluran pernapasan bagian bawah pada anjing.
Sebelum di indentifikasi dari agen-agen lainnya dan sebelum adanya hasil dari uji kemungkinan dapt
timbul penyakit ini di dapatkan.

Penggunaan tepat antibiotik prophylactik tergantung atas lamanya pembedahan, jenis pembedahan
yang akan dilakukan, status imun/ kekebalan hewan, dan hal pokok yang mendasari proses penyakit.
Pada hewan muda, kesehatan hewan yang masih bagus pada waktu menjalani thoracotomy secara
relative prosedurnya singkat (ligasi jelas di ductus arteriosus) secara umum tidak lagi membutuhkan
antibiotik prophylactik. Hewan-hewan yang sangat melemah pada waktu menjalani thoracotomy untuk
pengangkatan dari tumor besar (dimana area sakit itu mengandung nekrosis) yang mungkin bermanfaat
untuk diberikan terapi antibiotik prophylactik. Antibiotik prophylactik harus diberikan secara intravena
pada saat induksi dari anastesi dan biasanya dihentikan dalam 12 sampai 24 jam.

Ada berbagai cara untuk melakukan thoracotomy. Cara yang paling umum dilakukan pada thoracotomy
antara

lain dengan melalui :

Median sternotomy. Median lebar sternotomy menyediakan akses ke mediastinum dan merupakan
pilihan pengirisan untuk kebanyakan operasi jantung terbuka dan akses ke mediastinum anterior.

Posterolateral thoracotomy. sangat umum pendekatan untuk operasi pada paru-paru atau posterior
mediastinum, termasuk kerongkongan. Ketika dilakukan melalui antara tulang-tulang iga 5. Ruang,
memungkinkan akses ke optimal pulmonary hilum (pulmonary artery dan pulmonary vein) dan karena
itu dianggap sebagai pendekatan pilihan untuk pulmonary resection (pneumonectomy dan lobectomy).

Anterolateral thoracotomy. dilakukan pada dinding dada anterior; kiri anterolateral thoracotomy adalah
torehan pilihan untuk buka dada pijat, manuver yang penting dalam pengelolaan melukai perhentian
jantung. Anterolateral thoracotomy, seperti kebanyakan potongan bedah, memerlukan penggunaan
jaringan retractors-dalam hal ini, suatu "tulang rusuk penyebar" seperti Tuffier retractor.
Bilateral anterolateral thoracotomy. dikombinasikan dengan garis sternotomy hasil dalam pengirisan,
pengirisan terbesar umum digunakan dalam operasi yang berkenaan dengan dada.

Setelah selesai dengan prosedur bedah, di dada tertutup. Satu atau lebih dada tabung dengan satu-akhir
dibuka di dalam rongga pleural dan lainnya tenggelam di dalam larutan garam yang tertutup rapat
kontainer, airtight membentuk sebuah sistem drainase yang diperlukan untuk mengeluarkan udara dan
cairan dari rongga pleural, mencegah pengembangan pneumothorax atau hemothorax.

Terapi antibiotik. Cefazolin = 20 mg/ kg diberikan intravena pada saat induksi, diulang sekali atau
dua kali pada intravena 4 sampai 6 jam.

KESIMPULAN

Thoracotomy adalah proses penyayatan atau pemotongan melalui dinding dada untuk memperoleh
rongga dada. Thoracotomy memungkinkan untuk pengamatan terhadap kondisi paru-paru; kerusakan
dari paru-paru atau bagian dari paru-paru; kerusakan dari tulang rusuk, dan pemeriksaan, pengobatan,
atau penghapusan suatu organ dalam rongga dada.. Thoracotomy juga dapat dilakukan menuju pada
organ jantung, kerongkongan, diafragma, dan bagian aorta yang melewati melalui rongga dada
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, 2008. Thoracotony. http://www.answers.com/topic/thoracotomy

Anonimus, 2007.
http://web.mac.com/kieran.mcmanus/How_I_do_it/Photos/PMS_thoracotomy/PMS_thoracotomy.html

Bojrab MJ: Prophylactic thoracolumbar disk fenestration. In Bojrab MJ (ed): Current Techniques in Small
Animal Surgery, pp 404-406. Philadelphia, Lea & Febiger, 1975

Fossum, T. W. (2002). Small Animal Surgery. Mosby inc, USA.

Sardjana, I.K.W, dan Kusumawati,D., 2004., Anastesi Veteriner Jilid I., Gadjah Mada University Press.,
Yogyakarta.

Tilley. L. P. And smith. F. W. K. 2000. The 5-minute veterinary consult, canine and feline. Lipincoot
williams and wilkins. volume 2, fifth edition. WB Saunders London.

Anda mungkin juga menyukai