Anda di halaman 1dari 28

“WINGKO BEKATUL LAMONGAN (WBL)”

Sebagai Upaya Diversifikasi Serta Pengoptimalan Tepung Bekatul untuk


Meningkatkan Nilai Tambah Ekonomis dengan Berbagai Variasi Rasa

DISUSUN OLEH

AHMAD MAULANA (041014026)

MOHAMMAD YUSUF (041011030)

SYIFA’UL QOLBI (041013046)

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2011
1. JUDUL PROPOSAL RENCANA BISNIS (BUSINESS PLAN)

“Wingko Bekatul Lamongan (WBL)”

(Sebagai Upaya Diversifikasi Serta Pengoptimalan Tepung Bekatul untuk Meningkatkan Nilai
Tambah Ekonomis dengan Berbagai Variasi Rasa)

2. RINGKASAN EKSEKUTIF
Kabupaten Lamongan adalah kabupaten yang memiliki potensi yang besar dalam bidang
pertanian, terutama produksi padi yang mencapai 861.327 ton/tahun dan menghasilkan hasil
samping dari proses penyosohan berupa tepung bekatul sebanyak 68.908-103.359 ton /tahun.
Sehingga kabupaten lamongan menjadi salah satu pemasok beras terbesar ketiga di provinsi Jawa
Timur.
Namun pada kenyataannya, kabupaten lamongan masih belum bisa mamanfaatkan hasil
samping dari penyosohan tersebut yaitu tepung bekatul secara maksimal. Pemanfaatan tepung
bekatul ini hanya dipakai di bidang peternakan saja, padahal kandungan gizi dan manfaatnya
sangat tinggi. Sehingga proposal ini menawarkan sebuah rencana bisnis dengan judul “Wingko
Bekatul Lamongan” sebagai upaya diversifikasi serta pengoptimalan tepung bekatul untuk
meningkatkan nilai tambah ekonomis dengan berbagai variasi rasa yang memanfaatkan tepung
bekatul sebagai salah satu bahan utama dalam pembuatan wingko. Wingko adalah makanan khas
kabupaten lamongan, makanan ini menjadi kebanggaan masyarakat lamongan serta oleh-oleh
yang khas dari kabupaten ini.
Proses produksinya adalah tepung ketan dicampur dengan tepung bekatul dalam pembuatan
wingko dengan perbandingan (6:4) yang berarti 6 ons tepung ketan dan 4 ons tepung bekatul
ditambah dengan bahan yang lain. Hasilnya dalam sekali produksi menghasilkan 85 buah
(produksi 1 kg) yang menghabiskan biaya variabel sebesar Rp 55.700,- dengan harga per buah
sebesar Rp 1.250,-
Target dari produk ini adalah untuk semua kalangan, mulai dari anak-anak sampai lanjut usia,
karena produk ini memiliki keunikan yaitu dengan variasi rasa dan bentuk. Selain itu, kandungan
gizi yang terdapat dalam produk tersebut, terutama tepung bekatul yang mengandung
karbohidrat, protein, dan vitamin B komplek.
Produksi wingko bekatul lamongan ini akan mengalami break event point (BEP) pada saat
penjualan menyentuh angka 1.758 buah, dengan target penjualan pada bulan pertama sebesar
2.125 buah. Maka break event point akan tercapai pada hari ke-21 bisnis Wingko Bekatul
Lamongan (WBL) beroperasi.

3. PEMBAHASAN

3.1. Latar Belakang

Kabupaten Lamongan adalah salah satu kabupaten yang terkenal sebagai kabupaten dengan
pesona pariwisata dan investasi dalam bidang jasa. Pariwisata yang sering dibicarakan dari
kabupaten ini yaitu Wisata Bahari Lamongan (WBL) sebagai salah satu icon utama dari
kabupaten ini. Selain itu, kabupaten lamongan juga terkenal dengan berbagai makanan khasnya
seperti soto lamongan, nasi boran, tahu campur, pecel lele, tempe penyet serta oleh-oleh yang
terkenal di masyarakat lamongan adalah wingko.

Wingko adalah oleh-oleh khas dari kabupaten lamongan. Wingko adalah sejenis makanan
ringan yang bahan utamanya terbuat dari tepung ketan. Selain sebagai makanan yang khas dari
kabupaten ini, wingko juga dipakai dalam berbagai acara seperti acara lamaran, pernikahan,
walimatul khitan dan sebagainya. Bahan utama dari pembuatan wingko ini adalah tepung ketan
yang harganya relatif mahal. Sehingga membuat produsen pembuatan wingko harus
meminimalisir biayanya, yaitu dengan mengurangi porsi bahan utama yang biasanya dicampur
dengan tepung ketela pohon. Namun dalam kenyataannya, kabupaten lamongan memiliki potensi
besar dalam bidang pertaniannya terutama padi. Sehingga kabupaten ini menjadi salah satu
pemasok beras utama di Provinsi Jawa Timur dan seharusnya masyarakat lamongan mampu
memanfaatkan hasil samping dari penggilingan padi tersebut yaitu tepung bekatul.

Data yang diperoleh dari Biro Pusat Statistik (BPS), produksi padi di kabupaten lamongan
menempati urutan ketiga sebagai daerah penghasil padi terbesar di jawa timur dengan luas lahan
pertanian sebesar 140,78 hektar. Pada umumnya dalam proses penggilingan padi dalam tiga
tahun terakhir (tahun 2009-2011*) mampu menghasilkan gabah kering yang siap digiling sebesar
801.327 ton/tahun. Sehingga dari hasil penggilingan gabah kering tersebut akan diperoleh hasil
samping yaitu berupa tepung bekatul (8-12%) yang merupakan kulit ari yang diperoleh dari hasil
penyosohan. Sehingga hasil tersebut akan menghasilkan 68.906-103.359 ton/tahun.

Namun, pemanfatan potensi dari bekatul ini belum maksimal karena potensi tepung bekatul
ini hanya dimanfaatkan dalam bidang peternakan, tetapi tidak kita pungkiri kalau pemanfaatan
bekatul sebagai salah satu bahan makanan juga banyak seperti bolu kukus, cookies, kue kering,
risoles, ricebran coffee, dan lain-lain. Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa kandungan
dalam tepung bekatul menurut beberapa penelitian mengandung karbohidrat tinggi, yaitu 51-55
g/100 g. Kandungan karbohidrat dalam tepung ini merupakan bagian dari endosperma beras
karena kulit ari sangat tipis yang menyatu dengan endosperma. Kehadiran karbohidrat ini, dapat
dijadikan sebagai sumber alternatif bagi tubuh.

Selain kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Tepung bekatul juga mengandung protein
yaitu 11-13 g/100 g. meskipun kandungannya lebih rendah daripada telur, namun kandungan
tepung bekatul lebih tinggi dibandingkan dengan kedelai, biji kapas, jagung, tepung terigu dan
jika dibandingkan dengan beras, bekatul memiliki kandungan asam aminolisin yang lebih tinggi.
Kandungan gizi lain yang menonjol dari tepung bekatul adalah memiliki kandungan lemak yang
mencapai 20-30 g/100 g. Dalam bekatul mengandung vitamin B komplek (B1, B2, B3, B5, B6),
tekoferol, serta serat yang tinggi.

Dari berbagai penelitian yang telah ada, patut disayangkan jika tepung bekatul hanya dipakai
dalam bidang peternakan saja, terutama bagi masyarakat kabupaten lamongan yang menjadi
salah satu penghasil beras terbesar di provinsi jawa timur.

Berdasarkan latar belakang diatas, kami melihat adanya peluang untuk mengembangkan
potensi tepung bekatul ini sebagai sebuah bisnis dengan memanfaatkan tepung bekatul sebagai
salah satu bahan utama dalam pembuatan wingko, yaitu dengan membuat produk tersebut
dengan perbandingan (6:4) yang berarti pembuatan wingko menggunakan bahan utama tepung
ketan sebanyak 6 ons dan 4 ons tepung bekatul (produksi 1 kg). Produk wingko ini bernama
“Wingko Bekatul Lamongan (WBL)” yaitu satu inovasi baru berupa wingko yang terbuat dari
tepung bekatul sebagai salah satu bahan dasarnya, selain itu wingko ini juga dibuat dengan
berbagai rasa supaya dapat mencakup semua segmentasi pasar yang ada di kabupaten lamongan.
Penggunaan kata “WBL” adalah salah satu singkatan yang bertujuan sebagai salah satu kata
yang mudah diingat oleh para konsumen. Selain itu kata “WBL” mengindikasikan asal dari
produk ini yang diproduksi di kabupaten lamongan karena singkatan ini juga berarti “Wisata
Bahari Lamongan” yaitu salah satu icon pariwisata kabupaten tersebut.

3.2. Tujuan Bisnis

Adapun tujuan dari bisnis wingko ini adalah:


Menjadikan tepung bekatul memiliki nilia tambah (value added) dan sebagai salah satu upaya
untuk menderivikasi produk wingko bekatul tersebut.
Memanfaatkan tepung bekatul sebagai salah satu bahan utama dari pembuatan wingko ini.

Memanfaatkan kandungan tepung bekatul yang akan dijadikan sebagai salah satu bahan utama
pembuatan wingko yang enak, lezat dan bergizi.

Untuk memenuhi kebutuhan pasar akan permintaan terhadap produk jajanan yang khas dari
kabupaten lamongan.

Untuk mengetahui potensi produk wingko dengan tepung bekatul sebagai salah satu bahan
utamanya serta prospek penjualannya.
3.3. Manfaat Bisnis
Adapun manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam pembuatan perencanaan bisnis ini
adalah:
Bagi Pelaku Bisnis
Dapat memberikan peluang baru bagi para pelaku bisnis (enterpreneur) berupa wingko dengan
inovasi baru yaitu menjadikan tepung bekatul sebagai salah satu bahan utama dari pembuatan
produk ini. Sehingga dapat memberikan peluang usaha baru yang dapat memanfaatkan potensi
lokal kabupaten lamongan.

Bagi Masyarakat

Dapat memberikan jajanan khas baru terutama di kalangan masyarakat lamongan, karena wingko
yang terbuat dari bahan tepung bekatul sehat dan bergizi. Selain itu, produk wingko ini dapat
dikonsumsi bagi semua kalangan masyarakat dengan memberikan inovasi baru yaitu dengan
memberikan berbagi variasi rasa.
Bagi Pemerintah

Dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan bahan pertimbangan dalam mengambil
kebijakan terkait tindakan yang akan dilakukan oleh pemerintah, terutama pemerintah kabupaten
lamongan untuk memanfaatkan potensi lokal dari kabupaten ini. Sehinggga akan memberikan
peluang usaha baru bagi para pelaku bisnis dan menambah brand kabupaten lamongan melalui
produk wingko bekatul ini.

4. Analisis SWOT

Strength

Produk ini memiliki kekuatan dalam inovasinya. Inovasi tersebut yaitu memanfaatkan
tepung bekatul sebagai salah satu bahan utama dari pembuatan produk ini, karena
keberadaan tepung bekatul yang banyak di kabupaten lamongan. Selain itu, kandungan gizi
yang terkandung dalam tepung bekatul yang kaya akan karbohidrat, protein dan vitamin B
komplek yang bermanfaat bagi tubuh.

Harga dari tepung bekatul yang lebih murah yaitu tiga kali lipat lebih murah dari tepung
ketan menjadi salah satu keunggulan dari produk ini, sehingga dengan harga yang terjangkau
tersebut dapat meminimalisir biaya produksinya. Serta dalam mendapatkan bahan baku ini
relatif mudah karena kabupaten lamongan adalah salah satu sentra industri beras di Jawa
Timur.

Keberadaan potensi lokal ini memberikan peluang baru bagi para pelaku bisnis
(entrepreneur) dan membuka lapangan kerja baru yang nantinya akan mengurangi angka
pengangguran di kabupaten lamongan.

Untuk mencakup semua kalangan konsumen, wingko ini dibuat dengan berbagai rasa
yaitu coklat, straberry, pandan, durian dan lain-lain. Sehingga produk ini dapat merambah
pasar dari anak-anak sampai lanjut usia (lansia). Bagi lansia produk ini juga menyediakan
wingko yang terbuat dari gula aren karena gula aren memiliki indeks glesemik yang rendah
yang cocok bagi kalangan lansia dan sebagai salah satu alternatif bagi lansia yang memiliki
penyakit diabetes melitus dan kolesterol tinggi. Sehingga mereka bisa menikmati produk ini
tanpa khawatir dangan sakit yang telah diderita.
4.2. Weakness

Kelemahan dari produk ini adalah image yang ada dalam mindsed masyarakat kalau
tepung bekatul adalah salah satu bahan baku yang banyak digunakan dalam dunia
peternakan sehingga adanya rasa keraguan dalam mengkonsumsinya, padahal banyak
masyarakat yang telah mengolah bekatul sebagai makanan yag bergizi dan nikmat.

Selain itu, kami belum menguji kandungan gizi yang terdapat produk ini. Namun, dari
berbagai literatur yang telah ada, tepung bekatul memiliki kandungan karbohidrat, protein,
vitamin B komplek yang baik bagi tubuh. Selain itu, kandungan proteinnya yang lebih tinggi
dari kedelai, biji kapas, jagung dan tepung terigu dan jika dibandingkan dengan beras,
bekatul memiliki kandungan asam aminolisin yang lebih tinggi.

4.3. Opportunity

Ada beberapa peluang dari produk wingko ini, yaitu:

Wingko adalah salah satu makanan yang dikonsumsi oleh semua kalangan mulai dari
anak-anak sampai lanjut usia (lansia), sehingga segmentasi pasar dari produk ini dapat
mencakup seluruh masyarakat kabupaten lamongan dan sekitarnya (se-Kerisidenan
Bojonegoro yang meliputi kabupaten Bojonegoro, Tuban, Lamongan dan Gresik) untuk
perluasan target pasar ke depan dari produk wingko ini.

Harga dari produk wingko yang relatif murah, kandungan gizi dan bahan baku yang
mudah didapat menjadikan produk ini sebagai salah satu bisnis yang mudah untuk
direalisasikan. Selain itu modal yang dikeluarkan juga relatif murah sehingga dalam
mendirikan bisnis ini dapat dilakukan dengan mudah sebagai bisnis rumah (home industry)
yang menguntungkan.

Kata “Wingko” di kabupaten lamongan yang sudah menjadi brand, menjadikan produk
ini memiliki peluang pemasaran yang cukup besar, karena kabupaten lamongan selain
dikenal dengan soto lamongan, pecel lele, patutnya tidak lupa oleh-olehnya yaitu wingko
dan hal ini menjadi oleh-oleh utama ketika berkunjung ke kabupaten lamongan.
4.4. Threat

Pada dasarnya ancaman dari produk wingko ini bukanlah dari pesaing usaha wingko yang
telah berjalan, karena usaha ini memasarkan produk wingko dengan inovasi baru dengan
salah satu bahan utamanya yaitu tepung bekatul. Selain itu, variasi rasa menjadi salah satu
pilihan baru bagi para konsumen yang menyukai berbagai rasa dari produk ini atau bagi
konsumen yang ingin mencicipi variasi dari produk ini. Berbagai hal baru yang ada dalam
produk inovasi ini ditakutkan adanya ancaman bisnis yaitu berupa pengklaiman produk
wingko ini.

Selain hal di atas, ditakutkan kurang tercapainya target pemasaran dari produk wingko
bekatul ini. Hal tersebut disebabkan karena produk wingko bekatul ini baru diterima di
masyarakat sebagai produk makanan yang baru.

5. Analisis Pasar
5.1. Analisis 4 P (Product, Price, Place, and Promotion)
Produk (Product)
Membuat inovasi produk dengan berbagai hal, seperti pembuatan wingko dengan
berbagai variasi rasa dan bentuk. Hal tersebut berfungsi sebagai salah satu cara untuk
membuat produk ini unik dan baru bagi para konsumen.

Produk wingko yang terbuat dengan tepung bekatul yang salah satu bahan utama
menjadi produk baru bagi masyarakat lamongan. Hal ini bertujuan untuk
memperkenalkan produk yang sehat dan bergizi dengan memanfaatkan potensi lokal
yang ada di kabupaten tersebut.
Harga (Price)

Harga adalah hal yang paling sensitif yang selalu menjadi pilihan bagi para
konsumen. Mereka mengiginkan produk yang murah tetapi sehat dan bergizi. Harga
dari produk wingko bekatul ini setiap buahnya Rp 1.250,- menjadi salah satu pilihan
bagi para konsumen untuk mencoba produk wingko bekatul ini.

Harga yang relatif murah tersebut karena bahan baku yang relatif murah dan mudah
didapat menjadi salah satu alasan produk ini bisa dijual dengan harga yang murah,
sehingga semua kalangan masyarakat dapat menikmatinya.

Tempat (Place)

Tempat yang strategis adalah hal yang paling penting dalam mengenalkan produk
wingko bekatul ini. Sehingga pemilihan tempat yang potensial seperti bazar, pasar
(swalayan, pasar spesial, single store), koperasi siswa, pedagang kaki lima adalah
tempat yang paling efektif untuk memperkenalkan produk ini.

Kata “WBL” yang menjadi tujuan utama tempat rekreasi menjadikan salah satu hal
yang potensial juga dalam memasarkan wingko bekatul lamongan ini, yang artinya
produk ini menjadi salah satu produk utama dari kabupaten lamongan yang memiliki
singkatan yang sama dengan singkatan tempat rekreasi tersebut, sehingga masyarakat
mudah untuk menggigat produk wingko bekatul ini.

Promosi (Promotion)

Dalam mempromosikan produk ini, membentuk kerjasama dengan beberapa


instansi adalah hal yang paling penting, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:

Pemerintah kabupaten lamongan

Menjalin kerja sama dengan pemerintah kabupaten lamongan adalah hal yang
efektif, karena dengan menjalin kerjasama ini maka proses promosi produk wingko ini
lebih cepat tersebar kepada masyarakat. Produk ini juga akan dijadikan sebagai icon
khas kabupaten lamongan, dengan pengenalan jajanan baru yaitu produk wingko
bekatul yang sehat, bergizi dan memiliki berbagai variasi rasa dan bentuk.
Selain itu, menjalin dengan pemerintahan akan lebih memudahkan produk ini untuk
masuk dalam media lokal kabupaten, seperti koran, surat kabar, televisi lokal
kabupaten lamongan.

Penjualan langsung kepada konsumen (direct selling)

Penjualan langsung kepada konsumen (direct selling) adalah hal yang efektif untuk
mempromosikan produk ini, hal tersebut dapat dilakukan dengan promosi langsung ke
masyarakat dengan cara tatap muka langsung dengan memberikan penjelasan tentang
manfaat produk wingko bekatul ini.

Selain itu, promosi langsung ke anak-anak dilakukan dengan cara penjelasan


tentang keunikan dari produk ini yang mempunyai variasi rasa dan bentuk. Penjelasan
tersebut bertujuan untuk menarik kemauan anak-anak karena kebanyakan menyukai
variasi rasa dari sebuah produk.

5.3. Analisis STP (Segmenting, Targeting, Positioning)

Segmenting

Pembagian dari segmentasi pasar ini adalah semua kalangan masyarakat mulai dari
anak-anak, remaja, dewasa dan lanjut usia (lansia). Untuk mencakup semua kalangan
tersebut ada beberapa hal yang berbeda dari produk wingko bekatul ini, mulai dari
bahan utamanya yang menggunakan tepung bekatul sebagai salah satu bahan
utamanya, serta variasi rasa dan bentuk sebagai salah satu inovasi baru terhadap
produk ini.

Targeting

Dari segementasi di atas ada empat konsumen yang menjadi target dari pemasaran
produk wingko bekatul ini, yaitu:

Anak-anak

Terkadang banyak orang tua yang enggan memberikan makanan ringan terhadap
anak-anak mereka, hal tersebut dikarenakan banyaknya jajanan yang mengandung
bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan anak. Produk wingko bekatul ini menjadi
salah satu alternatif pilihan bagi orang tua untuk memberikan makanan yang sehat dan
bergizi bagi anaknya.

Selain itu, variasi rasa dan bentuk menjadi salah satu hal yang dapat membuat anak-
anak tertarik dengan produk ini, karena biasanya anak-anak suka dengan jajanan yang
memiliki berbagai rasa dan bentuk yang unik.

Remaja

Kebanyakan remaja tidak suka dengan makanan yang mempunyai rasa yang
monoton. Hal tersebut menjadi kesempatan bagi produk wingko bekatul ini dengan
jajanan yang mempunyai berbagai variasi rasa, seperti coklat, srtaberry, pandan, durian
dan lain-lain. Variasi rasa tersebut menjadi salah satu cara untuk memasarkan produk
ini kepada para remaja.

Selain hal di atas, variasi rasa tersebut akan lebih nikmat dan lezat apabila ditaburi
susu coklat maupun susu putih, hal tersebut sebagai salah satu alternatif agar para
remaja tidak bosan dengan produk wingko bekatul ini.

Dewasa

Bagi orang dewasa keberadaan wingko sebagai makanan khas kabupaten lamongan
sudah tidak asing lagi. Selain menjadi makanan yang banyak dikonsumsi oleh orang
dewasa, wingko juga menjadi andalan bagi masyarakat kabupaten lamongan yang
menjadi jajanan yang selalu ada dalam berbagai acara yaitu acara lamaran, pernikahan,
walimatul khitan dan berbagai acara yang lainnya.

Sedangkan mengkonsumsi wingko menjadi salah satu kebanggaan bagi mereka,


karena wingko adalah oleh-oleh khas dari kebupaten lamongan yaitu tempat mereka
tinggal.

Lanjut Usia (lansia)

Bagi lansia yang suka mengkonsumsi jajanan, produk wingko bekatul ini menjadi
salah satu alternatif jajanan yang sehat dan bergizi karena kandungan tepung bekatul
yang kaya akan karbohidrat, protein, vitamin B komplek yang berguna untuk
mencegah deabetes dan kolesterol tinggi.

Pemakaian gula aren dalam pembuatan produk wingko bekatul ini menjadi salah
satu aternatif pilihan bagi para lansia yang enggan untuk mengkonsumsi gula putih,
karena kandungan indeks glesemik gula aren yang lebih rendah daripada gula putih.
Sehingga bagi lansia dapat menikmati jajanan ini dengan nikmat dan sehat bagi
kesehatan mereka.

Positioning

Pasar yang telah ditargetkan telah memiliki penempatan yang bagus dan memiliki
potensi pasar yang cukup besar dalam pemasaran produk wingko bekatul ini, karena
beberapa hal yang dapat menjadikan produk ini mudah dikenal oleh masyarakat:

Nama yang unik yang menggunakan singkatan “WBL” yang memiliki nama yang
sama dengan icon wisata kabupaten lamongan yaitu wisata baharim lamongan,
begitu pula produk ini yaitu “Wingko Bekatul Lamongan”. Hal tersebut bertujuan
agar masyarakat mudah untuk mengigatnya.

Inovasi baru dari produk wingko bekatul ini dengan berbagai variasi rasa dan bentuk
yang bertujuan untuk memenuhi target pasar yaitu semua kalangan masyarakat
yang meliputi anak-anak, remaja, dewasa dan lanjut usia (lansia).

Tepung bekatul sebagai salah satu bahan utama pembuatan produk ini, yang memiliki
nilai gizi berupa karbohidrat, protein dan vitamin B komplek yang berarti
kandungan gizinya bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

6. Strategi Pemasaran

Memperluas Pasar Sasaran


Strategi pemasaran yang dilakukan dalam memperluas pasar sasaran produk wingko bekatul
ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

Memperluas pasar ke luar kabupaten lamongan

Kabupaten lamongan adalah kabupaten yang masuk dalam keresidenan Bojonegoro,


yang saling berhubungan dengan kabupaten yang lain seperti kabupaten Bojonegoro,
Tuban, Gresik. Hal tersebut menjadi peluang untuk mempromosikan produk wingko
bekatul ini.

Pengoptimalan pemasaran secara langsung (direct selling)

Pemasaran secara langsung bertujuan untuk mengoptimalkan pemasaran produk agar


cepat dikenal oleh masyarakat. Ada berbagai cara untuk melakukan pemasaran tersebut,
yaitu:

Memperluas pasar di wisata bahari lamongan, hal ini bertujuan untuk


memperkenalkan produk wingko bekatul yang merupakan jajanan yang unik,
sehat, bergizi, dengan berbagai variasi rasa.

Pendistribusian produk bekatul ini ke sekolah-sekolah melalui koperasi sekolah


sebagai tempat untuk menjajakan produk ini. Selain itu memperkenalkan kepada
anak-anak bahwa kabupaten lamongan memiliki potensi yang belum
dimanfaatkan secara maksimal, yaitu tepung bekatul.

Pegawai

Penambahan karyawan baru yang memiliki kejujuran, dan profesionalitas yang tinggi ketika
usaha ini berjalan dengan lancar dan memiliki tempat usaha baru (cabang usaha), sehingga
proses produksi akan lebih optimal dan lancar.

Memperluas Promosi Produk

Dalam promosi produk wingko bekatul ini dilakukan dengan berbagai cara agar
pendistribusian dari produk ini bisa optimal, yaitu:

Lebih aktif dalam melakukan promosi terhadap pasar sasaran yang telah ada.
Menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, seperti enterpreneur, stake holder dan
pemerintah kabupaten lamongan sebagai salah satu upaya yang efektif untuk
mempromosikan produk wingko bekatul ini.

Melakukan penjualan langsung (direct selling) dengan aktif.

Menjalin kerja sama dengan berbagai media lokal yang ada di kabupaten lamongan.

7. Analisis Manajerial dan Sumber Daya Manusia (SDM)

7.1. Struktur Organisasi

7.2. Deskripsi Pekerjaan dan Tugas


Pimpinan
Melakukan networking dengan berbagai pihak.
Mengontrol kinerja dari para manager.
Bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil.
Mencari solusi atas segala permasalahan yang timbul dalam perusahaan.
Menyediakan laporan pertanggungjawaban tentang kinerja perusahaan tiap bulan.
Bagian keuangan dan administrasi
Mengatur laporan keuangan perusahaan meliputi neraca keuangan dan arus kas.
Memastikan penghitungan jumlah laba rugi dan break event untuk pelaporan
pengembalian modal.
Merapikan administrasi (arsip, dokumen, dan lain-lain).
Manager produksi
Memastikan pemasokan dan persediaan bahan baku.
Mengelola alur proses produksi.
Memastikan jumlah produk yang dihasilkan dan persediaan produk.
Mengatur penjadwalan produksi.
Manager pemasaran
Merencanakan dan melakukan kegiatan promosi produk.
Menggiatkan networking dengan pihak terkait untuk melancarkan proses marketing.
Menjadwalkan kegiatan pemasaran.
Menganalisis target market (pengoptimalan target pasar yang meliputi anak-anak, remaja,
dewasa dan lanjut usia).

ALUR PRODUKSI

PERSIAPAN PEMBUATAN ADONAN PEMANGGANGAN PEMASARAN

8. Analisis Produksi
START
A
Proses
B
pemanggangan

8.1. Alur Proses Produksi Persiapan


Pembuatan
Adonan
Buku Resep dan List
Peralatan Pemasaran
Pembolak-
balikan
Tepung Ketan, Wingko
Tepung Bekatul,
Telur, Gula, Sangrai
Parutan Kelapa, dan
Bahan-bahanTambahan
Lainnya Distribusi
Menyiapkan ke Agen
Peralatan Angkat
Wingko
Proses
Pencampuran
Adonan
Konsumen

Pembelian dan Proses


Pemilihan Pemberian Pendinginan
Bahan-Bahan Varian Rasa

Mencuci Adonan Proses


Peralatan dan Wingko Packaging
Bahan

Pencetakan
Adonan B
Wingko
Persiapan
Pembuatan
Adonan

A
8.2. Penjelasan Produk

Penjelasan proses dari pembuatan produk wingko bekatul lamongan ini adalah sebagai
berikut:

Sebelum memproduksi produk wingko bekatul lamongan ini, dilakukan penyusunan konsep
produksi (manuscript) berupa resep dan list alat-alat pembuatan wingko bekatul lamongan.

Menentukan takaran dari bahan-bahan yang telah dipersiapkan, yaitu menggunakan


perbandingan (6:4). Hal tersebut berarti penggunaan tepung ketan sebanyak 6 ons dicampur
dengan tepung bekatul 4 ons. Setelah itu dicampur dengan bahan-bahan yang lain seperti telur,
kelapa, dan gula.

Dalam proses pengadukan adonan, mempersiapkan wajan yang digunakan dalam melakukan
produksi agar nantinya adonan langsung bisa dimasak dalam wajan yang siap untuk digunakan
memanggang.

Adonan yang telah disiapkan tadi dipisahkan untuk dicampur dengan variasi rasa sesuai dengan
selera dari masyarakat. Variasi rasa tersebut dapat berupa rasa coklat, straberry, pandan, durian,
dan lain-lain.

Setelah itu adonan dicetak dalam wajan yang telah dipanaskan, yang dilakukan selama 20 menit
dan proses pembolak-balikan sebanyak 4 kali, yang artinya setiap 5 menit dibalik. Hal tersebut
bertujuan agar wingko bisa matang secara merata.

Setelah menunggu 20 menit, angkat adonan adri cetakan lalu didinginkan selama 1 jam
Setelah proses pendinginan selama 1 jam, wingko dimasukkan dalam kemasan dan dilakukan
pelebelan pada produk wingko sesuai dengan rasa yang telah dibuat.

Terakhir, packing dan produk wingko bekatul lamongan (WBL) siap untuk dipasarkan.

9. Analisis Keuangan
9.1. Analisis Biaya Produksi
Biaya Variabel
No. Bahan Jumlah Harga Satuan Total Harga
Satuan
1 Tepung Beras Ketan 6 ons Rp 12.000 Rp 7.200
2 Tepung Bekatul 4 ons Rp 3.500 Rp 1.400
3 Gula Pasir 7 ons Rp 10.000 Rp 7.000
4 Gula Aren* 1 kg Rp 12.000 -
5 Minyak Goreng 1/4 kg Rp 10.000 Rp 2.500
6 Telur 2 butir Rp 13.000 Rp 2.000
7 Kelapa 4 buah Rp 4.000 Rp 16.000
8 Essence 3 rasa Rp 2.000 Rp 6.000
9 Mentega Rp 2.500 Rp 2.500
10 Garam Rp 1.000 Rp 1.000
11 Vanili 2 buah Rp 500 Rp 1.000
12 Gas (tabung LPG)* 1 tabung Rp 13.000 Rp 2.600
Jumlah Rp 49.200
Note:* Penggunaan gula aren adalah salah satu alternatif/pilihan bagi para lanjut usia (lansia),
karena gula aren memiliki indeks glesemik yang rendah. Sehingga cocok untuk lansia dan
penderita penyakit diabetes mellitus.
**Penggunaan gas LPG dalam proses produksi dapat dipakai sebanyak 5 kali produksi, berarti
Rp 13.000 : 5 kali produksi = Rp 2.600
Rincian Biaya Pembuatan Kemasan Produk
No. Peralatan Jumlah Harga Satuan Total Harga
1 Plastik Klip 1 bendel Rp 2.000 Rp 2.000
2 Prit Out (kemasan) 9 lembar Rp 500 Rp 4.500
Jumlah Rp 6.500

Note: Pembuatan Wingko Bekatul Lamongan (WBL) akan menghasilkan 85 buah

9.2. Perhitungan Total Biaya Variabel selama Satu Bulan dan Harga Per Buah Wingko
Bekatul Lamongan (WBL)

Perhitungan biaya dalam biaya variabel dibawah ini terdiri dari perhitungan per hari yang
bertujuan untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan dan hasil yang diperoleh dari produksi
sersebut. Selain itu, perhitungan selam satu bulan bertujuan untuik mengetahui total biaya yang
dikeluarkan selama produksi wingko bekatul lamongan ini. Hal tersebut dapat dilihat dalam
perhitungan di bawah ini:

Biaya variabel dalam satu hari produksi

Total biaya x 1 hari produksi


Rp 55.700 x 1 = Rp 55.700,-

Biaya variabel selama satu bulan (selama 25 hari)

Total biaya variabel per hari x 25 hari (produksi selama satu bulan)

Rp 55.700,- x 25 hari (produksi selama satu bulan) = Rp 1.392.500,-

Perhitungan harga pokok penjualan per buah wingko bekatul lamongan (dalam satu bulan
produksi)

Total biaya variabel + Total biaya Tetap + Total biaya operasional

Jumlah total wingko bekatul yang dihasilkan

= Rp 2.083.650/ 2125 buah Wingko = Rp 980/ buah

9.3. Rencana Estimasi Target dan Peningkatan Penjualan

Target penjualan bulan pertama 2150 buah. Peningkatan penjualan sebesar 5% dalam
jangka waktu satu tahun. Peningkatan penjualan 5% ini akan berlangsung selama satu tahun
usaha ini beroperasi.

Bulan Presentase Peningkatan Penjualanpp Target Penjualan


Ke-

1 - 2125 buah

2 5% 2231 buah

3 5% 2337 buah

4 5% 2443 buah

5 5% 2549 buah

6 5% 2655 buah

7 5% 2761 buah

8 5% 2867 buah

9 5% 2973 buah

10 5% 3079 buah

11 5% 3185 buah
12 5% 3291 buah

9.4. Rencana Estimasi Investasi Fasilitas Fisik (Biaya Tetap)

No. Peralatan Jumlah Harga Total


Satuan Harga Masa Depresiasi
(Rupiah) (Rupiah) Manfaat per Bulan

1 Kompor gas 2 120.000 240.000 5 tahun 4.000


2 Tabung 2 150.000 300.000
5 tahun 5.000
(kosong)
3 Mixer 1 230.000 230.000 5 tahun 3.883
4 Timbangan 1 100.000 100.000 5 tahun 1.667
5 Wajan 2 40.000 80.000
3 tahun 2.222
Cetak
6 Wajan 2 15.000 30.000
3 tahun 833
Goreng
7 Baskom 2 20.000 40.000
2 tahun 1.667
Plastik
7 Ember 4 10.000 40.000
2 tahun 1.667
Plastik
8 Loyang 2 25.000 50.000 2 tahun 2.083
9 Spatula 2 3.000 6.000 2 tahun 250
10 Parut 3 3.000 9.000 2 tahun 375
11 Sendok 1(lusin) 10.000 10.000 2 tahun 417
12 Pisau 2 4.000 8.000 2 tahun 333
13 Ayakan 2 3.000 6.000 2 tahun 250
Jumlah 1.149.000 24.647
Pembulatan 24.650
Proyeksi Biaya Tetap
Biaya Tetap

No Item Biaya Banyak Item Harga Satuan Total Item

1 Biaya Gaji 1 karyawan Rp 450.000 Rp 450.000

2 Biaya Penyusutan Rp 24.650

Jumlah Rp 474.650

Proyeksi Biaya Operasional (Administrasi dan Pemasaran)


No. Peralatan Banyaknya Harga Satuan Total Harga
1 Biaya ATK Rp 20.000
2 Biaya Utilitas 4 minggu Rp 10.000 Rp 40.000
*
3 Biaya Transportasi 12 hari Rp 4.500 Rp 54.000
4 Spanduk (1x3 meter)** 1 Rp 45.000 Rp 45.000
5 Leaflet** 2 Rp 11.250 Rp 22.500
6 Brosur** 200 lembar Rp 100 Rp 20.000
7 Internet Marketing Rp 15.000 Rp 15.000
Jumlah Rp 216.500

*Note: Dalam pendistribusian wingko ini, dilakukan sebanyak sekali dalam dua hari, dan setiap
pendistributor mendapat biaya transportasi setiap pendiatribusiannya berupa BBM sebanyak 1 liter untuk
pengoptimalan distribusi.
**Note: Spanduk, Leaflet, dan Brosur merupakan biaya awal opersional (pemasaran), tidak dihitung/masuk
pada total biaya Operasional mulai bulan ke 2

9.5. Perhitungan Break Event Point Produksi Wingko Bekatul Lamongan


Perhitungan Total Biaya Wingko Bekatul Lamongan
Biaya Total

No Item Banyak Item Harga Satuan Total

1 Biaya Variabel Rp 1.392.500

2 Biaya Tetap Rp 474.650

3 Biaya Operasional Rp 216.500

Jumlah Rp 2.083.650

Perhitungan Estimasi Harga Jual Per Buah Wingko Bekatul Lamongan (WBL)
No Keterangan Jumlah

1 Biaya Variabel Rp 1.392.500

2 Biaya Tetap Rp 474.650

3 Biaya Operasional Rp 216.500

Total Biaya Produksi 2.125 buah Wingko Rp 2.083.650

Biaya Produksi Per Buah Rp 980

Harga Jual Rp 1.250

Laba Rp 270

Profit Wingko Bekatul Lamongan (WBL) dalam Bulan Pertama Produksi


No Keterangan Banyaknya Harga Satuan Total

1 Penjualan 2125 Rp 1.250 Rp 2.687.500

2 Total Biaya Rp 2.083.650

Laba Rp 603.850

Break-Even Point (BEP)

Break Event Point = Total Biaya Tetap / (Harga Jual – Biaya Variabel)
= Rp 474.650 / (Rp 1250 – Rp 980)
= Rp 474.650 / Rp 270
= 1.758 buah
Dari perhitungan di atas, maka dapat diproyeksikan BEP akan terjadi pada saat penjualan
menyentuh angka 1.758 buah. Dengan target penjualan pada bulan pertama sebesar 2.125 buah,
maka BEP akan tercapai pada hari ke-21 bisnis Wingko Bekatul Lamongan (WBL) beroperasi.
9.6. Sumber Modal Produksi Wingko Lamongan
Kebutuhan Modal Awal

No Keterangan Nilai (Rupiah)

1 Kas Rp 934.650

2 Rencana Investasi fasilitas Rp 1.149.000


Jumlah Total Rp 2.083.650

NERACA

No Keterangan Jumlah No Keterangan Jumlah

1 Kas Rp 934.650 1 Modal CSS Rp 2.083.650

2 Investasi Fasilitas Rp 1.149.000 Brothers @ anak

Fisik Rp 694.550

Jumlah Total Rp 2.083.650 Jumlah Total Rp 2.083.650

Note : Jadi modal dari masing-masing anggota sebesar Rp 694.550,-

9.7. Analisis Keuntungan Bersih (benefit)


Dengan Target penjualan bulan pertama 2.150 buah, peningkatan penjualan sebesar 5%,
dan penjualan per unit seharga Rp. 1.250 dalam jangka waktu satu tahun, maka akan diperoleh
pendapatan sebesar berikut.

Bulan Presentase Target Estimasi Estimasi Profit**


Ke- Peningkatan Penjualan Pendapatan*
Penjualanpp

1 - 2125 buah Rp. 2.687.500 Rp. 603.850

2 5% 2231 buah Rp. 2.788.750 Rp. 727.070,6

3 5% 2337 buah Rp. 2.921.250 Rp. 794.041,14

4 5% 2443 buah Rp. 3.053.750 Rp. 844.629.41

5 5% 2549 buah Rp. 3.186.250 Rp. 911.600

6 5% 2655 buah Rp. 3.318.750 Rp. 978.570,59

7 5% 2761 buah Rp. 3.451.250 Rp.1.045.541,18

8 5% 2867 buah Rp. 3.583.750 Rp.1.096.129,4


9 5% 2973 buah Rp. 3.716.250 Rp.1.163.600

10 5% 3079 buah Rp. 3.848.750 Rp.1.230.070,6

11 5% 3185 buah Rp. 3.981.250 Rp.1.297.041,2

12 5% 3291 buah Rp. 4.113.750 Rp.1.347.629.4

*Estimasi Pendapatan dihitung dari target penjualan x harga satuan (Rp. 1.250)

**Estimasi Profit bulan ke n dihitung dari estimasi pendapatan bulan ke n – total biaya
bulan ke n

Perhitungan total biaya bulan ke- 2 sampai bulan ke-12

Total Biaya Tetap Rp. 474.650

Total Biaya Operasional per bulan dari bulan ke 2-12 Rp. 129.000

Total Biaya Variabel bulan ke n

Biaya Variabel per 85 buah wingko Rp. 55.700

Biaya Variabel bulan ke-n : ((Target Penjualan bulan ke n / 25) = (55.700 + (((selisih Target
Penjualan bulan ke n / 25) – 85) / 85) x 55.700))) x 25 hari

Perhitungan bulan ke-2

Total Biaya Tetap + Total Biaya Operasional + Total Biaya Variabel

Rp. 474.650 + Rp. 129.000 + Rp. 1.458.029,4 = Rp 2.061.679,4

Total Biaya Variabe didapat dari : ((2231 / 25) = (55.700 + (((89-85) / 85) x 55700))) x 25
hari

Perhitungan bulan ke-3

Total Biaya Tetap + Total Biaya Operasional + Total Biaya Variabel

Rp. 474.650 + Rp. 129.000 + Rp. 1.523.558,83 = Rp 2.127.208,83


Total Biaya Variabe didapat dari : ((2337 / 25) = (55.700 + (((93-85) / 85) x 55700))) x 25
hari

Perhitungan bulan ke-4

Total Biaya Tetap + Total Biaya Operasional + Total Biaya Variabel

Rp. 474.650 + Rp. 129.000 + Rp. 1.605.470,59 = Rp 2.209.120,59

Total Biaya Variabe didapat dari : ((2443 / 25) = (55.700 + (((98-85) / 85) x 55700))) x 25
hari

Perhitungan bulan ke-5

Total Biaya Tetap + Total Biaya Operasional + Total Biaya Variabel

Rp. 474.650 + Rp. 129.000 + Rp. 1.671.000 = Rp 2.274.650

Total Biaya Variabe didapat dari : ((2549 / 25) = (55.700 + (((102-85) / 85) x 55700))) x 25
hari

Perhitungan bulan ke-6

Total Biaya Tetap + Total Biaya Operasional + Total Biaya Variabel

Rp. 474.650 + Rp. 129.000 + Rp. 1.736.529,41 = Rp 2.340.179,41

Total Biaya Variabe didapat dari : ((2655 / 25) = (55.700 + (((106-85) / 85) x 55700))) x 25
hari

Perhitungan bulan ke-7

Total Biaya Tetap + Total Biaya Operasional + Total Biaya Variabel

Rp. 474.650 + Rp. 129.000 + Rp. 1.802.058,82 = Rp 2.405.708,82

Biaya Variabe didapat dari : ((2761 / 25) = (55.700 + (((110-85) / 85) x 55700))) x 25 hari

Perhitungan bulan ke-8


Total Biaya Tetap + Total Biaya Operasional + Total Biaya Variabel

Rp. 474.650 + Rp. 129.000 + Rp. 1.883.970 = Rp 2.487.620,6

Total Biaya Variabe didapat dari : ((2867 / 25) = (55.700 + (((115-85) / 85) x 55700))) x 25
hari

Perhitungan bulan ke-9

Total Biaya Tetap + Total Biaya Operasional + Total Biaya Variabel

Rp. 474.650 + Rp. 129.000 + Rp. 1.949.500 = Rp 2.553.150

Total Biaya Variabe didapat dari : ((2973 / 25) = (55.700 + (((119-85) / 85) x 55700))) x 25
hari

Perhitungan bulan ke-10

Total Biaya Tetap + Total Biaya Operasional + Total Biaya Variabel

Rp. 474.650 + Rp. 129.000 + Rp. 2.015.029,4 = Rp 2.618.679,41

Total Biaya Variabe didapat dari : ((3079 / 25) = (55.700 + (((123-85) / 85) x 55700))) x 25
hari

Perhitungan bulan ke-11

Total Biaya Tetap + Total Biaya Operasional + Total Biaya Variabel

Rp. 474.650 + Rp. 129.000 + Rp. 2.080.558,82 = Rp 2.684.208,82

Total Biaya Variabe didapat dari : ((3185 / 25) = (55.700 + (((127-85) / 85) x 55700))) x 25
hari

Perhitungan bulan k -12

Total Biaya Tetap + Total Biaya Operasional + Total Biaya Variabel

Rp. 474.650 + Rp. 129.000 + Rp. 2.162.470 = Rp 2.766.120,6


Total Biaya Variabe didapat dari : ((3291 / 25) = (55.700 + (((132-85) / 85) x 55700))) x 25
hari

10. PENUTUP

10.1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan, dapat diambil beberapa kesimpulan,


sebagai berikut:

Kabupaten Lamongan menjadi salah satu kabupaten penghasil beras terbesar di provinsi Jawa
Timur, sehingga potensi yang dihasilkan yaitu hasil samping dari penggilingan beras, yaitu
wingko bekatul dapat dijadikan sebuah peluang bisnis yaitu “Wingko Bekatul Lamongan”.

Tepung bekatul yang memiliki potensi yang besar untuk dijadikan produk kuliner memiliki
kandungan gizi yang bagus bagi kesehatan.

Pemanfaatan tepung bekatul memiliki dampak positif yaitu dapat menggurangi angka
penggangguran di kabupaten ini. Serta menjadi brand baru sebagai kabupaten penghasil wingko
dengan inovasi baru, yaitu pemanfaatan potensi lokal kabupaten tersebut yaitu tepung bekatul.

10.2. Saran

Adapun saran yang dapat direkomendasikan adalah:


Perlu adanya tindak lanjut dari pemerintah kabupaten agar dijadikan bahan pertimbangan
dalam mempromosikan produk inovasi ini, yaitu berupa wingko bekatil lamongan
sebagai makanan yang sehat dan bergizi dengan variasi rasa dan bentuk.

Perlu adanya sosialisasi terhadap produk wingko bekatul ini kepada masyarakat tentang
manfaatnya. Karena kandungan wingko yang bagus bagi kesehatan dan produk ini dapat
dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai lanjut usia
(lansia).

Perlu adanya support dari pemerintah agar membantu dalam merealisasikan produk
wingko bekatul lamongan, sebagai inovasi kuliner kebanggaan kabupaten lamongan yaitu
wingko.

Anda mungkin juga menyukai