Anda di halaman 1dari 16

IMPLEMENTASI ILMU KOMUNIKASI BISNIS PT JASA

RAHARJA (PERSERO)
Makalah Ini Dibuat untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
Komunikasi Bisnis

OLEH :

DWI BHAKTI KUSUMA


3125160662

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JANUARI 2019
Daftar Isi

Daftar Isi i
I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.3 Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.4 Manfaat Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2

II. PEMBAHASAN 3
2.1 Ilmu Komunikasi Bisnis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.2 Pertanyaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
2.3 Hasil wawancara . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7

III. KESIMPULAN DAN SARAN 11

LAMPIRAN 12

Curriculum Vitae 14

i
I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

PT Jasa Raharja (Persero) memiliki sejarah panjang sejalan dengan sejarah


pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Keberadaan PT Jasa
Raharja (Persero) tidak dapat dipisahkan dari peristiwa pengambil alihan atau
nasionalisasi perusahaan-perusahaan asuransi milik Pemerintah Belanda oleh
Pemerintah Republik Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
1960, Pemerintah Republik Indonesia melakukan nasionalisasi atas 14 (empat belas)
perusahaan asuransi milik Pemerintah Belanda. Kemudian pada tahun 1961,
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1961, 14 perusahaan asuransi
tersebut dilebur menjadi 1 perusahaan yaitu Perusahaan Asuransi Kerugian Negara
Eka Karya. Perusahaan Asuransi Kerugian Negara Eka Karya inilah cikal bakal dari
Perusahaan Jasa Raharja (Persero).
Pada tahun 1994, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun
1992 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian sebagai penjabaran UU No.2
Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian. Peraturan Pemerintah tersebut mengatur
antara lain ketentuan yang melarang Perusahaan Asuransi yang telah
menyelenggarakan program asuransi sosial untuk menjalankan asuransi lain selain
program asuransi sosial. Sejalan dengan ketentuan tersebut, maka terhitung mulai
tanggal 1 Januari 1994 hingga saat ini Jasa Raharja lebih fokus dalam menjalankan
program asuransi sosial yaitu menyelenggarakan Dana Pertanggungan Wajib
Kecelakaan Penumpang sebagaimana diatur dalam UU. No.33 tahun 1964 dan Dana
Kecelakaan Lalu Lintas Jalan sebagaimana diatur dalam UU. No.34 tahun 1964.
Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar yang bergerak di
bidang asuransi sosial yang dimiliki Indonesia, PT Jasa Raharja tentunya sudah
memiliki sistem kerja dalam pelaksanaan kerjanya. Akan tetapi, bukan berarti sistem
yang sudah ada tidak perlu ditingkatkan dan diperbaiki. Sistem kerja tentunya perlu
perbaikan dan improvement, seiring berkembangnya zaman, dan berguna untuk
memudahkan proses pekerjaan sehari-hari sehingga hasil yang didapat optimal.
Tentu dalam sistem kerjanya para pekerja PT Jasa Raharja menerapkan ilmu
komunikasi bisnis.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hal tersebut, kami mewawancara Bapak
Satya Primadi, S.H., CRMO dari Divisi Manajemen Risiko dan Penelitian
Pengembangan (MR – Litbang) PT Jasa Raharja yang didampingi oleh staf – staf lain
yang juga dari divisi MR – Litbang. Makalah ini dibuat untuk membahas
implementasi ilmu komunikasi bisnis berupa soft skills, perubahan, organisasi
belajar, dan difusi – inovasi di PT Jasa Raharja (Persero).

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana implementasi soft skills di PT Jasa Raharja ?


2. Apa saja perubahan yang pernah dilakukan PT Jasa Raharja?
3. Apa saja yang dilakukan PT Jasa Raharja sebagai organisasi belajar?
4. Apa saja inovasi dari PT Jasa Raharja?
5. Bagaimana cara difusi dari inovasi PT Jasa Raharja?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui implementasi soft skills di PT Jasa Raharja


2. Mengetahui perubahan yang pernah dilakukan PT Jasa Raharja
3. Mengetahui apa yang dilakukan PT Jasa Raharja sebagai organisasi
belajar
4. Mengetahui Inovasi dari PT Jasa Raharja
5. Mengetahui cara difusi dari Inovasi PT Jasa Raharja

1.4. Manfaat Penulisan :

Bagi Penulis :
1. Menyelesaikan tugas akhir mata kuliah komunikasi bisnis
2. Mendapat ilmu komunikasi bisnis berupa soft skills, perubahan, organisasi
belajar, dan difusi – inovasi, serta implementasi nya dari PT Jasa Raharja.
Bagi Pembaca :
1. Mendapat ilmu komunikasi bisnis berupa soft skills, perubahan, organisasi
belajar, dan difusi – inovasi, serta implementasi nya dari PT Jasa Raharja.

2
II. Pembahasan

2.1. Ilmu Komunikasi Bisnis

Komunikasi bisnis adalah pertukaran gagasan dan informasi yang memiliki tujuan
tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol – simbol atau
sinyal. Komunikasi bisnis harus melibatkan pertukaran informasi yang terus –
menerus. Lebih banyak bisnis diperluas, lebih besar tekanannya pada bisnis tersebut
untuk menemukan cara komunikasi yang lebih efektif – bersama para pekerja dan
dengan dunia di luar. Dengan demikian, bisnis dan komunikasi berjalan
bergandengan tangan.
Dalam dunia kerja, pasti ada suatu kemampuan, ilmu yang diperlukan agar
urusannya, bisnisnya, dapat berjalan dengan baik serta mendapat hasil yang optimal.
Secara garis besar, ilmu komunikasi bisnis yang sekiranya paling dibutuhkan ada 4,
yaitu soft skills, perubahan, difusi – inovasi, dan organisasi belajar. Berikut ini
dijelaskan secara singkat mengenai keempat hal tersebut.
1. Soft Skills
Soft skills, seperti layakya bakat, akan menunjukkan keterampilan yang dimiliki
setiap orang dan harus dikembangkan untuk menemukan jati diri mereka. Soft
skills adalah istilah sosiologis yang berkaitan dengan kecerdasan emosional, sifat
kepribadian, keterampilan sosial, komunikasi, berbahasa, kebiasaan pribadi,
keramahan, dan optimisme yang mencirikan kemampuan seseorang dalam
berhubungan dengan orang lain. Soft skills menyangkut karakter pribadi seseorang
yang dapat meningkatkan interaksi individu, kinerja pekerjaan dan prospek karir.
Contohnya seperti kemampuan berkomunikasi, menyelesaikan masalah dan berpikir
kritis, profesionalisme dan lain sebagainya.
Soft skills (keterampilan non teknis), sebuah keterampilan yang sangat terkait
dengan sikap dan perilaku untuk menghadapi orang lain untuk membantu pekerjaan.

3
Lebih condongnya pengertian soft skills adalah sikap dan kebiasaan Anda dalam
berinteraksi dengan orang lain. Soft skills tidak terlihat kasat mata, Anda dapat
memperoleh soft skills melalui pengalaman di sekolah, pengalaman hidup dan masa
lalu, atau pengalaman dalam dunia kerja yang tengah dilakoni.

2. Perubahan
Perubahan dapat di artikan sebagai keadaan yang berubah. Jadi bisa kita
definisikan bahwa perubahan adalah peralihan keadaan yang sebelumnya, perubahan
tersebut tidak hanya berupa keadaan saja melainkan bisa berupa perubahan pola pikir.
Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak
perubahan dari salah satu atau gabungan faktor – faktor lingkungan luar perusahaan,
baik pada skala nasional, regional maupun global. Menurut Arie De Geus (1997),
bahwa sebuah perusahaan pada dasarnya adalah juga sesosok makhluk hidup (a living
organism). Karena ia hidup maka ia dilahirkan, sakit, tua, dan dapat mati seperti
makhluk hidup lainnya. Kalau perawatannya baik, bisa berubah dan beradaptasi
dengan perkembangan zaman, maka ia bisa saja berumur panjang.

3. Organisasi Belajar
Organisasi belajar adalah organisasi yang semua anggotanya terus meningkatkan
kemampuannya untuk mencapai kinerja yang diharapkan. Suatu organisasi di mana
pemikiran baru senantiasa dihargai dan dikembangkan. Semua aspirasi anggota
secara individu dan kelompok diberi kebebasan. Organisasi belajar merupakan
organisasi yang anggotanya belajar bersama secara berkelanjutan atau belajar
sepanjang hayat. Terdapat lima disiplin dalam organisasi belajar, yaitu sistem berpikir
(thinking systems), masteri personal (personal mastery), model – model mental
(mental models), membangun visi bersama, dan pembelajaran tim sebagai landasan
organisasi belajar. Pemahaman yang menarik dari definisi ini ialah ide – ide baru
yang segar sangat diharapkan muncul dari proses belajar tersebut. Marquardt (1996)
mendefinisikan organisasi belajar ialah suatu organisasi yang berkemampuan belajar

4
secara kolektif dan terus – menerus untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik dan
menggunakan pengetahuan untuk kesuksesan organisasinya. Organisasi belajar
(learning organization) ialah kemampuan organisasi untuk tanggap dan mampu
menjawab berbagai kondisi lingkungan yang memengaruhi keberhasilannya.

4. Difusi – Inovasi
Difusi – inovasi terdiri dari dua padanan kata yaitu difusi dan inovasi. Rogers
(1983) mendefinisikan difusi sebagai proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan
melalui saluran tertentu dalam jangka waktu tertentu di antara para anggota suatu
sistem sosial. Disamping itu, difusi juga dapat dianggap sebagai suatu jenis
perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi
sistem sosial. Inovasi adalah suatu gagasan, praktek, atau benda yang dianggap/dirasa
baru oleh individu atau kelompok masyarakat. Ungkapan dianggap/dirasa baru
terhadap suatu ide, praktek atau benda oleh sebagian orang, belum tentu juga pada
sebagian yang lain. Kesemuanya tergantung apa yang dirasakan oleh individu atau
kelompok terhadap ide, praktek atau benda tersebut.
Dari kedua padanan kata di atas, maka difusi inovasi adalah suatu proses penyebar
serapan ide – ide atau hal – hal yang baru dalam upaya untuk mengubah suatu
masyarakat yang terjadi secara terus menerus dari suatu tempat ke tempat yang lain,
dari suatu kurun waktu ke kurun waktu yang berikutnya, dari suatu bidang tertentu ke
bidang yang lainnya kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Tujuan utama
dari difusi – inovasi adalah diadopsinya suatu inovasi (ilmu pengetahuan, teknologi,
bidang pengembangan masyarakat) oleh anggota sistem sosial tertentu. Sistem sosial
dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi sampai kepada masyarakat.
Setelah penjelasan mengenai empat ilmu yang terdapat di ilmu komunikasi
bisnis, berikutnya adalah pertanyaan – pertanyaan yang berhubungan dengan soft
skills, perubahan, organisasi belajar, dan difusi – inovasi di PT Jasa Raharja.

5
2.2. Pertanyaan Saat Wawancara

1. Soft Skills
- Seberapa penting dan dibutuhkannya soft skills untuk Perusahaan Jasa
Raharja?
- Soft skills apa saja yang diperlukan Perusahaan Jasa Raharja?
2. Perubahan
- Apakah Perusahaan Jasa Raharja pernah melakukan perubahan?
- Apakah ada perubahan tiap kali pergantian pemimpin?
- Apakah tiap kali terjadi perubahan pegawai langsung menerima
perubahan itu?
3. Organisasi Belajar
- Apakah ada program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan soft
skills para anggota Perusahaan Jasa Raharja?
- Bagaimana mekanisme pelatihan untuk meningkatkan kemampuan soft
skills?
- Apakah evaluasi dilakukan oleh Perusahaan Jasa Raharja?
4. Difusi – Inovasi
- Pernahkah Perusahaan Jasa Raharja melakukan inovasi?
- Terkait penelitian, apakah Jasa Raharja melakukan inovasi?
- Bagaimana cara difusi dari inovasi yang dilakukan oleh PT Jasa Raharja?
- Apa dampak dari difusi yang dilakukan oleh PT Jasa Raharja?
5. Pertanyaan Penutup
Untuk kedepannya, apakah PT Jasa Raharja akan mengedepankan soft skills
atau hard skills?

6
2.3. Hasil Wawancara

1. Soft Skills
Soft skills sangat dibutuhkan untuk pekerjaan di PT Jasa Raharja. Soft
skills penting untuk menunjang kemampuan hard skills. Di Divisi MR –
Litbang kerap kali tampil dengan mitra – mitra terkait seperti dengan
konsultan, baik yang skalanya lokal maupun nasional. Karena itu, Soft skills
yang dibutuhkan di PT Jasa Raharja, terutama di Divisi MR – Litbang antara
lain intergritas (konsistensi) tinggi, kemampuan berbahasa inggris yang baik,
membuat dan menyampaikan presentasi, kemampuan bernegosiasi yang
berguna untuk situasi dengan para klien, percaya diri tinggi serta
kemampuan public speaking.
2. Perubahan
Sejauh ini, PT Jasa Raharja sudah banyak melakukan perubahan agar
menjadi lebih baik. Diantaranya dari sisi teknologi dan sumber daya
manusia, human capital, menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Dari sisi teknologi, PT Jasa Raharja membangun suatu sistem integrasi
jaringan IT, dimana integrasi jaringan ini berhubungan dengan para
stakeholder (pihak yang sangat berpengaruh pada perkembangan
perusahaan). Stakeholder terbagi menjadi dua, eksternal dan internal.
Stakeholder eksternal diantaranya Kepolisian Republik Indonesia, rumah –
rumah sakit, dan juga dinas – dinas kesehatan. Sementara stakeholder
internal antara lain para Board of Directors (BOD).
Dari sisi sumber daya manusia, human capital, di era milenial ini
perubahan yang dilakukan adalah menanamkan sisi milenialisme ke
perusahaan tanpa mengubah visi dan misi perusahaan. Contoh nyata seperti
sistem jemput bola dari perusahaan ke masyarakat.
PT Jasa Raharja ingin menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0, jadi
perusahaan ini tidak akan berdiam diri di zona nyaman. Oleh karena itu dari

7
level top to down ada transformasi dari sisi struktur, sumber daya manusia,
dan sisi IT yang mengikuti zaman.
Tiap kali terjadi pergantian pemimpin, pasti ada saja perubahan dan
perbaikan, baik dari struktur, kebijakan, sistem kerja maupun perubahan
total. Pemimpin suatu divisi di PT Jasa Raharja bukan hanya diambil dari
internal perusahaan, namun juga dari eksternal perusahaan sesuai kebijakan
dari BUMN. Para pekerja PT Jasa Raharja patut mengikuti perubahan yang
terjadi. Tentunya menerima perubahan itu butuh adaptasi, karena pasti terjadi
culture shock. Culture shock terjadi karena kebudayaan yang sudah ada di
PT Jasa Raharja bertemu, berpadu, dengan kebudayaan baru. Akan tetapi,
seiring berjalannya waktu, pekerja akan menerima perubahan tersebut
dikarenakan perubahan tersebut membawa dampak positif, seperti efisien
waktu, efisien finansial, dan lainnnya.
Jika suatu kebijakan dirasa memberatkan sehingga perlu diadakan diskusi,
para pekerja bisa menuangkan keberatannya melalui Serikat Pekerja Jasa
Raharja (SPJR). SPJR merupakan wadah untuk para pekerja menyampaikan
keberatannya sehingga para pekerja tidak perlu menyampaikan keberatannya
ke pimpinan secara langsung.
3. Organisasi Belajar
Untuk terus meningkatkan kemampuan soft skills dan terus melakukan
improvement, diadakan pelatihan untuk para pekerja PT Jasa Raharja.
Pelatihan tersebut antara lain pelatihan bahasa inggris, pelatihan seputar
presentasi, yaitu bagaimana cara membuat suatu presentasi, power point
yang memukau, yang bagus, dan tak membosankan. Pelatihan – pelatihan
semacam ini dilaksanakan bergantung pada kebutuhan, tidak terjadwal
secara rutin.
Setiap bulan, minimal diadakan evaluasi kerja sebanyak satu kali. Namun
apabila diperlukan, bisa jadi evaluasi dilakukan dua minggu bahkan satu

8
minggu sekali dalam sebulan. Setiap tiga bulan sekali, dibuat suatu laporan
hasil kerja yang nanti dikirim ke pemimpin divisi.
4. Difusi – Inovasi
PT Jasa Raharja juga sudah melakukan beberapa inovasi. Inovasi tersebut
antara lain link sistem jaringan IT antara PT Jasa Raharja dengan mitra
eksternal meliputi Kepolisian Republik Indonesia, rumah – rumah sakit, dan
dinas – dinas kesehatan berupa aplilkasi mobile service. PT Jasa Raharja
dapat tahu secara langsung, real time, jika terjadi kecelakaan karena laporan
kecelakaan dari Kepolisian Republik Indonesia, rumah – rumah sakit, dan
dinas – dinas kesehatan terhubung dengan aplikasi itu.
Selain itu, Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Keliling
juga merupakan inovasi dari PT Jasa Raharja untuk mempermudah para
wajib pajak yang terkendala masalah geografis, jauh lokasi rumahnya
dengan kantor pajak untuk membayar pajak kendaraannya.
Selain itu, dikarenakan maraknya transportasi online seperti Grab dan
Gojek, maka sedang dalam proses dilakukannya Memorandum of
Understanding (MoU) atau biasa disebut penjanjian pendahuluan dengan
pihak Grab dan Gojek yang belum terintegrasi pajak. Jadi rencananya, sistem
tarif dari Grab dan Gojek ini akan seperti tarif kereta yang terdapat asuransi
dalam nominal tarifnya. Jadi semisal ada kecelakaan transportasi online,
customer akan mendapat iuran wajib dan driver akan mendapat sumbangan
wajib.
Dari sisi internal perusahaan, PT Jasa Raharja setiap tiga bulan sekali
divisinya membuat laporan kerja. Dulu laporan ini berbentuk hardcopy,
namun sekarang ini hanya berbentuk softcopy yang diberi barcode dan di
scan. Kemudian untuk berkomunikasi internal PT Jasa Raharja, saat ini
cukup dengan telepon, berbeda saat dulu menggunakan surat.

9
Contoh lain inovasi yang terjadi adalah dalam hal mengumpulkan
informasi. Dulu saat ingin mengumpulkan informasi, maka harus datang ke
lokasi tertentu. Namun untuk saat ini, mengumpulkan informasi dapat
dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner.
Untuk mendifusikan inovasi, PT Jasa Raharja melakukan edukasi ke mitra
– mitra terkait. Contoh, saat ada kecelakaan, polisi dan rumah sakit akan
memberi tahu PT Jasa Raharja sehingga PT Jasa Raharja tahu dan korban
tidak perlu lagi datang ke Jasa Raharja untuk mendapat santunan. Karena
untuk mendapat santunan, baik iuran wajib atau sumbangan wajib, hal
pertama yang diperlukan adalah laporan dari kepolisian.
Kemudian, dengan memanfaatkan program – program dari Divisi
Hubungan Masyarakat (Humas) untuk mendifusikan inovasi, seperti
program Jasa Raharja Goes To Campus yang merupakan salah satu cara agar
aplikasi Jasa Raharja viral, kemudian juga ada program simulasi safety
riding, mudik gratis, pembagian booklet sampai dengan siaran radio.
Difusi itu sendiri memiliki dampak pada brand awareness masyarakat
terhadap PT Jasa Raharja. Indeks brand awareness ini sendiri dipantau oleh
PT Jasa Raharja, dan diperhatikan mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Semakin tinggi tingkat brand awareness, maka semakin tinggi pula
efektivitas work of mouth, penyebaran brand awareness dari mulut ke mulut,
sehingga PT Jasa Raharja dikenal dan diketahui oleh masyarakat sebagai
perusahaan asuransi sosial di bidang kecelakaan lalu lintas.
5. Penutup pertanyaan
Kedepannya, PT Jasa Raharja akan sebisa mungkin menyeimbangkan
kebutuhan kemampuan hard skills dan soft skills sesuai dengan kebutuhan
yang dibutuhkan oleh PT Jasa Raharja.

10
III. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan :
1. Soft skills dibutuhkan di PT Jasa Raharja untuk menunjang hard skills.
Implementasi soft skills yang dibutuhkan antara lain integritas tinggi,
kemampuan bahasa inggris yang baik, kemampuan membuat dan
memaparkan presentasi, kemampuan negosiasi, percaya diri serta
kemampuan public speaking.
2. Perubahan yang pernah terjadi di PT Jasa Raharja diantaranya perubahan
sistem menjadi lebih modern dengan adanya jaringan IT dan juga sistem
untuk memudahkan masyarakat, seperti membayar pajak melalui inovasi
PT Jasa Raharja.
3. PT Jasa Raharja sebagai organisasi belajar melakukan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan soft skills para pekerja dan melakukan
evaluasi kerja untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pekerjaan.
4. Inovasi yang dilakukan PT Jasa Raharja diantaranya pembuatan aplikasi
mobile pengintegrasi mitra, dan samsat keliling.
5. PT Jasa Raharja akan menyeimbangkan soft skills dan hard skills untuk
kedepannya sesuai kebutuhan.

Saran :
Semoga dalam waktu dekat, Memorandum of Understanding (MoU) antara PT
Jasa Raharja dengan Grab dan Gojek terealisasi dengan harapan akan berlanjut ke
perjanjian, hubungan hukum, sehingga status dari transportasi online yaitu Grab dan
Gojek menjadi jelas dan tidak ada kisruh, permasalahan mengenai transportasi
online.

11
LAMPIRAN

Berikut lampiran dari makalah yang saya tulis ini, berupa foto – foto saat
kunjungan wawancara dan Curriculum Vitae saya sebagai penulis.

Pintu masuk Kantor Pusat Kondisi di Ruang Lobby Kantor Pusat


Jasa Raharja, Jalan H.R. Rasuna Said Jasa Raharja. Terlihat banyak pameran
Kav. C – 2, Kuningan – Jakarta 12920 perjalanan PT Jasa Raharja. Tepat Pada 1
Januari 2019, PT Jasa Raharja genap
berusia 59 tahun.

Gambar para pemimpin terdahulu sampai dengan saat ini di Divisi Manajemen
Risiko dan Penelitian Pengembangan (MR – Litbang)

12
a

Salah satu penghargaan yang diterima Visi dan misi PT Jasa Raharja
PT Jasa Raharja (Persero)

Foto bersama Bapak Satya Primadi, S.H., CRMO

13
CURRICULUM VITAE

Nama : Dwi Bhakti Kusuma


Tempat, Tgl Lahir : Jakarta, 2 Maret 1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Kawin
Alamat : Jalan Angsana dalam I RT 04 RW 06 No.45 Kelurahan Pejaten
Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12510
No. Handphone : 089606371074
Email : dbk2398@gmail.com

RIWAYAT PENDIDIKAN
2004 – 2010 SD Negeri 20 Pejaten Timur
2010 – 2013 SMP Negeri 182 Jakarta
2013 – 2016 SMA Negeri 26 Jakarta
2016 – sekarang Matematika, Universitas Negeri Jakarta

PENGALAMAN ORGANISASI
Anggota – Karang Taruna RT 04 RW 06 Kelurahan Pejaten Timur
2016 – 2017
Kapten Basket – Basket SMA Negeri 26 Jakarta
2015 – 2016

KEMAMPUAN
Komputerisasi
Microsoft Office, Minitab, Matlab

Bahasa
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris

14

Anda mungkin juga menyukai