Anda di halaman 1dari 17

Bab VI

PENYAKIT
SUSUNAN SARAF

( G 00 - G 99 )
Oleh
Teguh Redy Senjaya, A.Md.PK , SST.RMIK, M.MKes
Irwan Riswandi, A.Md. RMIK

DESKRIPSI
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan :
• Rentang kategori dari G00 – G99
• 67 dari 100 yang tersedia sudah terisi
• Ada 16 nomor kode dengan tanda baca *
G01*, G02*, G05*, G07*, G13*, G22*, G26*,
G32*, G46*, G53*, G55*, G59*, G63*, G73*
G94* dan G99*
• Bab ini berkaitan dengan gangguan sistem saraf
pusat dan perifer.

1
DESKRIPSI (Lanjutan-1)

• G00 – G09 mengelompokkan penyakit jaringan


saraf yang terserang berbagai kuman. Semua
meningoencephalitis dan meningomyelitis
termasuk ke grup ini, begitu juga encephalitis,
myelitis dan encephalomyelitis.

• G40 – G47 adalah kode-kode untuk gangguan


yang timbulnya episodik, di antaranya: epilepsi,
migrain dan gangguan tidur.

DESKRIPSI (Lanjutan-2)

• Exclusion pada pembuka Blok G50 – G59


harus dipahami betul.
Cedera current saraf harus diklasifikasi di bab
injury
see nerve injury berdasarkan regio tubuh khusus.

Ada sejumlah exclusions di dalam Blok yang


mengarahkan pengkode ke Bab XIII,
Diseases of the Musculoskeletal
System and Connective Tissue
4

2
DESKRIPSI (Lanjutan-3)

• Bab ini mengandung banyak kode ber *


karena banyak penyakit penyebab, di
antaranya infeksi, yang menghasilkan
manifestasi pada sistem saraf.

• G30.- (Alzheimer's disease) dibagi


berdasarkan usia saat gangguan timbul
apakah:
- sebelum 65 tahun atau
- sesudah usia 65 tahun 5

DESKRIPSI (Lanjutan-4)

• G40.- Epilepsi dibagi sesuai tipe epilepsinya,


kecuali:
G41 Status epilepticus
R56.8 Seisures and convulsions NOS

• G45.- Transient ischaemic attacks


excludes stroke (kodenya I64.-)

3
PENYAKIT SUSUNAN SARAF

Tidak termasuk : (Hal 289)

I. Keadaan tertentu penyebabnya berasal dari


dalam masa / waktu perinatal ( P00 - P96 ), Contoh :
– P11 Cedera susunan saraf pusat akibat trauma lahir
– P14 Cedera susunan saraf tepi akibat trauma lahir
II. Penyakit menular dan penyakit parasitik tertentu
( A00 - B99 ), Contoh :
– A17 Tuberkulosis susunan saraf
– A39 Infeksi meningokok

PENYAKIT SUSUNAN SARAF

Tidak termasuk , …Lanjutan :

III. Komplikasi dari kehamilan, partus dan masa


puerperium ( O00 - O99 ), Contoh :
O29 Penyulit anaesthesi waktu hamil /
O29,2 Penyulit SSP akibat anaesthesi pada
kehamilan.
O87 Penyulit pembuluh darah balik dalam
masa nifas / O87,3 thrombosis vena
cerebral dalam masa nifas
IV. Kelainan kongenital dan cacad kromosomal ( Q00 -
Q99) Contoh :
Q00-Q07 Malformasi kongenital dari susunan saraf
Q01 Ensefalokel
Q02 Mikrosefali
Q03 Hydrocephalus kongenital

4
PENYAKIT SUSUNAN SARAF

Tidak termasuk, ….lanjutan :

V. Penyakit Endokrine, nutrisional dan metabolik


( E00 - E90 ), Contoh :
E23 Hypofungsi dan gangguan lain dari hypofhyse
VI. Cedera, keracunan dan akibat sebab luar
tertentu lain ( S00 - T98 )
VII. Neoplasma ( C00 - D98 )

PENYAKIT SUSUNAN SARAF

Tidak termasuk , …..lanjutan :

VIII. Gejala, tanda-tanda, pendapatan klinik dan


laboratorium yang abnormal, tidak diklasifikasikan di
tempat lain ( R00 - R99 )
• R25 Gerakan involuntar abnormal
tremor ytt R25.1
fasikulasi R25.3

• R26 Abnormalitas dalam cara jalan dan mobilitas


cara jalan ataktis R26,0
cara jalan paralitik R26.1

5
PENYAKIT SUSUNAN SARAF
( G 00 - G 99 )
Terdapat sebelas blok

1. G00 - G09 Radang susunan saraf pusat


2. G10 - G13 Atrofi sistemik primer mengenai susunan saraf pusat
3. G20 - G26 Gangguan gerakan dan gangguan ekstrapiramidal
4. G30 - G32 Penyakit degenerasi lain dari sistem saraf
5. G35 - G37 Penyakit demyelinisasi dari susunan saraf pusat
6. G40 - G47 Kelainan episodik dan paroksismal
7. G50 - G59 Kelainan saraf, pleksus dan akar saraf
8. G60 - G64 Polineuropati dan gangguan saraf tepi lain
9. G70 - G73 Penyakit otot dan sambungan myoneural
10. G80 - G83 Serebral palsy dan sindroma paralitik lain
11. G90 - G99 Gangguan susunan saraf lain

PENYAKIT SUSUNAN SARAF


( G 00 - G 99 )
INGAT :
Dalam mengklasifikasi golongan penyakit ini ingat
Kemungkinan kode Dagger dan Asterisk

Kode Dagger ( )  Penyebab

Kode Asterisk ( )  Jaringan yang terkena penyakit


*

6
PENYAKIT SUSUNAN SARAF

Dalam bab ini terdapat 16 kode



* (Hal 389)

G01*, G02*, G05*, G07* masuk dalam blok radang


G13* masuk blok atrophy sistemik primer SSP
• G22*, G26* masuk blok kelainan gerakan dan
ekstrapyramidal
• G32* masuk blok penyakit degenerasi susunan saraf
• G46* masuk blok penyakit paroksismal dan episedik
• G53*, G56*, G59* blok kelainan saraf, akar saraf, pleksus
• G63* blok polyneuropathy + gangguan
saraf tepi lain
• G73* blok penyakit otot dan sambungan
myoneural
• G94*, G99* masuk gangguan
susunan saraf lain

PENYAKIT SUSUNAN SARAF

Contoh kode asterisk yang juga diklasifikasikan di


tempat lain adalah : (Hal 391-392)

• G01* Kode (Hal 391)

• G02* Kode (Hal 392)

• G05* Kode (Hal 394)

• G07* Kode (Hal 395)

7
PENYAKIT SUSUNAN SARAF

Dalam bab ini kode (Hal 391-392)

• G01*, Penyebabnya bakteri, kecuali G05 (Hal 344)


• G02.0* Penyebab golongan Virus
• G02.1* Penyebab golongan Jamur
• G02.8* Penyebab golongan Parasit

PENYAKIT SUSUNAN SARAF

G08
Phlebitis dan thrombophlebitis intrakranial dan
Intraspinal (Hal 396)

Ingat Tidak termasuk :


• Sebagai penyulit kehamilan bab XVI
O00 – O07 dan O08.7
O22.5 dan O87.3
• Penyulit sistemi sirkulasi bab IX
I07.6
• Terklasifikasi pada blok (G90-G99) penyakit susunan
saraf lain
G95.1

8
PENYAKIT SUSUNAN SARAF

G09
Hanya dipakai apabila gejala sisa disebabkan oleh
penyakit yang terklasifikasi dalam kode G00 dan G08;
dalam gejala sisa ini termasuk late effect atau yg muncul
1 tahun atau lebih setelah peyakit primer (Hal 396)

Untuk memakai kategori ini maka merujuk aturan kode


mortalitas dan morbiditas yg relevan yg terdapat
pada buku petunjuk Vol 2

PENYAKIT SUSUNAN SARAF

Maka pada setiap kode nomor diperhatikan


kekecualiannya, contoh :
1. G30 Peny Alzheimer
2. G43 Migraine
3. G44 Sindrome sakit kepala yg lain
4. G47 Gangguan tidur
5. G54 gangguan serabut saraf dan pleksus
6. G83 Sindroma paralitik lain

Catatan : Baca Hal 422

9
Hemiplegia, paraplegia, dan sindroma
paralitik lain (G81-G83)
• Hanya digunakan sebagai MC (Main diagnosis)
apabila terdokumentasi tanpa spesifikasi lebih lanjut,
atau bila disebut bahwa kondisi sudah diderita lama
tanpa penjelasan terkait causa khususnya.

• Lebih umum digunakan sebagai diagnose sekunder


untuk menjelaskan hasil dari suatu trauma atau
penyakit cerebrovascular accidents (CVA) atau
tumor.

19

Hemiplegia, paraplegia... (Lanjutan-1)

• Hemiplegia
Adalah paralisis atau kelemahan pada tungkai
atas, bawah, badan dan kadang muka dari
sebelah sisi (1/2 bagian) tubuh. Kadang
menyerang satu atau lebih dari satu bagian
pada saat yang bersamaan.

Apabila otot yang terlibat kaku maka disebut


hemiplegia spastik, apabila lunglai disebut
hemiplegia flaccid.
20

10
Hemiplegia, paraplegia ... (Lanjutan-2)

Insiden terbanyak hemiplegia adalah akibat:


- stroke (hipertensi atau DM),
bisa juga akibat:
- cedera kepala,
- tumor otak,
- perdarahan otak,
- encephalitis,
- multiple sklerosis,
- komplikasi pada meningitis atau
- gangguan conversi (psychologis)
21

Hemiplegia, paraplegia, ... (Lanjutan-3)

• Paraplegia
Adalah kelemahan atau paralysis kedua tungkai
bawah, dan terkadang sebagian dari tubuh, seringnya
diiringi hilangnya sensasi dan hilangnya kontrol
urinasi.
Paraplegia adalah akibat kerusakan saraf di
otak atau korda spinalis. Umumnya timbul
akibat kecelakan lalu lintas, sport, jatuh, luka
tembak.
Insiden pada wanita dan pria sama,
terbanyak pada usia 19 – 35 tahun
22

11
Hemiplegia, paraplegia... (Lanjutan-4)

• Paralysis (Paralisis)
Kehilangan kontrol partial atau total dari gerak
yang disebabkan oleh ketidakmampuan kontraksi satu
atau > satu otot.
Paralisis bisa temporer bisa permanent, bisa
menyerang otot kecil pada muka, maupun otot besar
tubuh. Kehilangan rasa menimbulkan ketidak
mampuan gerak.

• Paresis
Adalah lemahnya gerak otot .
23

MENINGITIS

• Radang meninges umumnya akibat infeksi bebagai


mikroorganisme. Infeksi viral umumnya ringan,
infeksi bakterial bisa fatal dan memerlukan terapi
segera.
Kuman sampai ke meningen umumnya melalui aliran
darah, bisa juga walau jarang, melalui rongga tubuh:
telinga, sinus hidung atau masuk dari cedera
tengkorak kepala.
Meningitis meningococcal cenderung
membangkitkan epidemi  vaksinasi.
24

12
Gejala Meningitis
• Yang disebabkan karena virus, gejalanya mirip flu:
- fever Kode ICD: ...
- sakit kepala hebat Kode ICD: ...
- nausea Kode ICD: ...
- vomiting Kode ICD: ...
- photophobia Kode ICD: ...
- stiff neck (kaku kuduk) Kode ICD: ...
Pada meningococcal meningitis tanda-tanda
timbulnya cepat, bisa dalam beberapa
jam saja  drowsiness  bisa
kehilangan kesadaran. 25

Pemeriksaan dan Terapi


• Diagnsois melalui punksi lumbar  cairan dikirim
ke laboratorium.
• Viral meningitis tidak perlu terapi.
• Bakterial meningitis adalah emergensi medis dan
dosis tinggi i.v antibiotika

• Hasil pertolongan melalui vaksinasi pencegahan


sangat terbatas, karena vaksin yang tersedia
belum bisa mengatasi semua jenis kuman
penyerang, hasil proteksinya juga terbatas.

26

13
HYDROCEPHALUS

• Kondisi adanya terlalu banyak cairan cerebro-spinal,


yang umumnya akibat peningkatan tekanan dalam
tengkorak kepala.

• Bisa timbul sejak congenital, karena spina bifida,


juga bisa karena infeksi di dalam kandungan bumil,
cedera kepala, hemorrhage pada otak atau
ada tumor.

• Peningkatkan cairan akibat saluran


tersumbat atau formasi yang berlebih. 27

Hydrocephalus (Lanjutan)

• Diagnosis dan Terapi:


- CT-scan atau MRI akan menentukan
sumbatan dan lokasinya

- terapi ditujukan ke upaya pengurangan


cairan dengan mengeluarkan ke rongga
lain- lain bagian tubuh  lambung atau
dada agar bisa diabsorbsi

28

14
CEREBROVASCULAR DISEASE (CVD)

• Penyakit apapun yang menyerang arteria di dalam


otak, di antaranya artherosclerosis atau defek
constitutional, atau kelemahan dinding arteria 
aneurysma, yang bisa menjurus ke
cerebrovascular accident (CVA) (timbul akibat
tersumbat atau pecahnya pembuluh darah) 
stroke.
• Apabila pembuluh darah otak banyak yang
menyempit/tersumbat  dementia

29

CARPAL TUNNEL SYNDROME

• Gejala: kaku, baal, kesemutan, sakit pada ibu jari


tangan, telunjuk atau jari tengah, yang akan menjadi
lebih berat pada malam hari. Kondisi bisa menyerang
satu atau kedua tangan yang bisa diikuti rasa lemah
pada ibu jari.
• Terapi:
- bisa sembuh dengan sendirinya
- istirahatkan tangan pada malam saat tidur
- bila perlu suntikan corticosteroid
di bawah ligament
30

15
BAB VI (Kasus 2)
• Pasien Usia 40 th. Wanita.
• Diagnosis final: Migraine, hypertension.
• Riwayat sakit: Keluhan sakit kepala, mendadak timbul rasa
sakit bifrontal diikuti pingsan. Setelah sadar agak bingung.
Tensi 180/120. Tidak ada gejala lain. Tidak pernah terserang
migraine. Pernah cedera kepala saat usia 15 tahun tanpa
keluhan lanjutan.
• Hasil pemeriksaan: pasien obesitas. T140/90,
nadi 90/min, afibrile. Auskultasi jantung: normal. Paru normal,
tidak ada gejala gangguan saraf cranial. Kekuatan tungkai
normal, tidak ada ganguan cerebellar. Sensasi juga normal.
36

16
BAB VI (Kasus 2) (Lanjutan-1)

Hasil pemeriksaan: Atas dugaan perdarahan subarachnoid


 CT-scan kepala  normal.
Diadakan lumbar punktur  normal.
Darah lengkap: neutrophilia ringan.
Gambaran pembekuan darah: normal
ECG: normal.
Perawatan: Rawat untuk Observasi
Sakit kepala hilang. Gejala neurologi normal. Tensi
darah antara 140/100 – 170/100  obat antihipertensi. 
Pemeriksaan untuk hipertensi dilakukan. Mikrourin
negatif
37

BAB VI (Kasus 2) (Lanjutan-2)

• Pasien dipulangkan dalam keadaan baik.


• Pemeriksaan khusus: renal ultrasound dan EEG.

• Dikonsulkan ke Gizi untuk terapi Diet penurunan berat


badan.

38

17

Anda mungkin juga menyukai