Anda di halaman 1dari 10

Nama : Chantika Raudya Pratiwi

NIM : 15/379880/TK/43145
Kelas : TF A

Partner perancangan alat : Almira Yuniarnovitri


NIM : 15/378759/TK/42701
Kelas : TF A

Perancangan Sistem Instrumentasi


Sebuah pesan rahasia, yang tertulis pada selembar kertas, disimpan di dalam sebuah
amplop yang ditutup dengan perekat. Rancanglah sebuah sistem instrumentasi yang dapat
membantu anda untuk membaca pesan rahasia tersebut tanpa merusak amplop maupun kertas di
mana pesan itu tersimpan. Pertimbangkan semua fenomena fisika yang terlibat dalam mengerjakan
proses perancangan ini.

Needs:
1. Sistem dapat membaca pesan rahasia tanpa merusak amplop maupun kertas
2. Perancangan sistem dilakukan secara efektif dan efisien
3. Sistem dapat dengan mudah digunakan dan diterapkan oleh orang lain

Explanation about the system:


Amplop yang digunakan di dalam permainan memiliki warna putih seperti amplop yang paling
umum digunakan dengan format C6/C5. Ukuran amplop tersebut adalah 229 mm x 114 mm
dengan massa jenis kira-kira 70 gsm. Amplop tersebut berisi kertas HVS berwarna putih dengan
asumsi berat 70 gram. Hal ini berdasarkan dari pengamatan amplop ketika diterawang
menggunakan sinar matahari yang menunjukkan sifat kertas agak tembus pandang, sehingga
kurang memungkinan jika kertas berjenis HVS 80 gram. Di dalam amplop, kertas dalam kondisi
terlipat dua dan berisi tulisan yang dicetak dengan tinta warna hitam.

Interactions between light and matter:


Ketika cahaya mengenai materi, akan terjadi beberapa interaksi yang bergantung dari
struktur materi dan panjang gelombang dari cahaya tersebut. Pada segmen pembahasan kali ini,
fenomena-fenomena yang akan dijelaskan adalah fenomena yang kemungkinan terjadi ketika
cahaya mengenai kertas amplop yang berwarna putih, yaitu: pemantulan (reflection), pembiasan
(refraction) dan penghamburan (scattering). Berikut adalah pembahasan dari ketiganya.

Gambar 1. Pemantulan cahaya

Pemantulan, atau dikenal juga dengan reflection, merupakan sebuah fenomena ketika
cahaya mengenai permukaan yang rata, seperti kaca, dan memantul dengan sempurna. Cahaya
yang terpantul akan memiliki sudut yang sama dengan sudut ketika cahaya datang. Hal inilah yang
dikenal dengan Law of Reflection. Berbeda ketika permukaan yang dikenai cahaya memiliki
struktur yang tidak rata, fenomena yang akan terjadi adalah penghamburan atau scattering.

Gambar 2. Penghamburan cahaya

Cahaya yang mengenai permukaan yang tidak rata akan dipantulkan dengan sudut yang
berbeda-beda. Fenomena penghamburan terjadi pada benda-benda yang kita temukan setiap hari.
Salah satu contohnya adalah permukan kertas. Mungkin ketika dilihat secara kasat mata,
permukaan kertas terlihat sangat halus dan rata. Namun, permukaan kertas akan terlihat tidak rata
ketika dilihat menggunakan mikroskop. Permukaan yang tidak rata ini disebabkan karena kertas
tersusun dari serat-serat selulosa.
Gambar 3. Permukaan kertas ketika dilihat menggunakan mikroskop

Pembiasan, atau refraction, merupakan fenomena yang terjadi ketika cahaya melewati dua
medium yang berbeda. Ketika pembiasan terjadi, cahaya akan mengalami perubahan kecepatan
rambat dan arah rambat yang entah lebih dekat atau lebih jauh dengan garis normal, garis lurus
imajiner yang tegak lurus dengan permukaan benda. Besar perubahan arah, yang lebih dikenal
dengan sudut pembiasan, dari cahaya bergantung kepada seberapa lambat material benda akan
mengurangi kecepatan rambat cahaya.

Gambar 4. Pembiasan cahaya

Interaction between scattering and contrast:


Ketika cahaya mengenai objek, yang mana pada permainan kali ini objek tersebut
merupakan kertas amplop, cahaya akan mengalami fenomena-fenomena yang telah dibahas pada
segmen sebelumnya. Salah satu fenomena tersebut adalah scattering. Ketika cahaya mengenai
permukaan kertas yang tidak rata, sebagian dari cahaya tersebut akan mengalami scattering yang
akan mengurangi nilai kontras dan resolusi yang dimiliki gambar. Konsep dasar pengurangan nilai
kontras pada gambar tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.

(a)

(b)
Gambar 5 (a) Hubungan antara tingkat kontras dan penghamburan dan (b) grafik pengaruh
jumlah penghamburan terhadap tingkat kontras

Kontras menurut arti originnya merupakan perbedaan yang jelas di antara dua atau lebih
benda. Dari arti tersebut, dapat dikembangkan jika kontras yang dimiliki oleh sebuah gambar
mendefinisikan perbedaan antara objek satu dan lainnya. Sedangkan resolusi gambar mengacu
pada jumlah piksel pada suatu gambar, di mana lebih besar nilainya maka resolusi gambar akan
lebih baik sehingga gambar dapat lebih jelas untuk dilihat. Resolusi kadang dideskripsikan sebagai
panjang dan lebar dari gambar serta jumlah piksel keseluruhan yang dimiliki gambar.
Fokus dari permainan ini adalah pembacaan dari tulisan pada kertas yang berada di dalam
amplop. Untuk itu, alat yang nantinya akan dirancang pada permainan ini diharapkan dapat
menaikkan nilai kontras yang dimiliki tulisan yang ingin dibaca sehingga tulisan dapat dibedakan
dari objek lainnya yang berada di sekitarnya, yaitu kertas tempat tulisan berada dan lingkungan
sekitar kertas seperti amplop.

More explanations of the phenomenon and system:

Gambar 6. Skema susunan amplop, isi dalamnya dan posisi pengamat

Kondisi objek digambarkan oleh Gambar 6 di atas. Pengamat akan membaca isi tulisan
pada kertas di dalam amplop dari sisi belakang amplop, sehingga sistem (citra) yang ingin dibaca
oleh pengamat terdiri dari cahaya lingkungan di sekeliling amplop, amplop bagian depan, tinta dan
kertas di dalam amplop. Tulisan di dalam amplop akan menjadi tidak terbaca karena kehadiran
amplop bagian belakang sebagai penghalang. Ketika cahaya merambat dari arah sisi depan amplop
dan melewati amplop bagian belakang, kertas akan menyebabkan cahaya menjadi terhambur
sehingga citra mengalami degradasi. Karena hal tersebut, amplop bagian belakang disebut sebagai
media penghambur.
Gambar 7. Diagram blok sistem beserta inverse filtering
Pengembalian citra yang akan dilihat oleh pengamat agar dapat terlihat seperti saat sebelum
melalui media penghambur dapat dilakukan dengan inverse restoration. Inverse restoration dapat
dilakukan dengan inverse filtering. Inverse filtering dilakukan untuk mendapatkan citra yang telah
dikembalikan f’(x,y) (lihat Gambar 7) dari citra yang telah mengalami penghamburan dan
penambahan noise g(x,y) sehingga f’(x,y) akan sama seperti citra sebelum mengalami
penghamburan f(x,y).

Way to overcome the phenomenon


Seperti pada pembahasan sebelumnya, citra yang telah mengalami penghamburan akan
mengalami penurunan kontras. Untuk itu, inverse filtering dapat dilakukan dengan membuat media
yang dapat menaikan kontras, yaitu dengan membuat kondisi lingkungan lebih gelap sehingga
tingkat kecerahan objek dibandingkan dengan lingkungan dapat berbeda.
Salah satu cara untuk membuat kondisi lingkungan lebih gelap sehingga tingkat kecerahan
objek dibandingkan lingkungan dapat berbeda adalah dengan “melindungi” objek dari
lingkungannya ketika objek disinari sebuah sumber cahaya, di mana objek yang dikaji kali ini
adalah kertas di dalam amplop. Hal ini dapat dilakukan dengan mengelilingi daerah yang ingin
dibaca pada kertas amplop dengan sebuah balok yang sisi-sisinya memiliki warna hitam. Dengan
membuat sisi balok menjadi warna hitam, lingkungan di sekitar amplop otomatis juga menjadi
warna hitam sehingga perbedaan antara objek dan lingkungan menjadi berbeda.
(a)

(b)
Gambar 8 (a) Skema pengamatan dari sisi samping dan (b) dari sisi depan
Kertas di dalam amplop diketahui memiliki ukuran lebar dan panjang sebesar 7 cm x 10
cm. Untuk meminimalisir kebocoran cahaya, balok yang sisi dalamnya berwarna hitam dibuat
dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan ukuran kertas di dalam amplop, yaitu lebar dan
panjang sebesar 4 cm x 6 cm. Balok dapat dibuat dari karton dengan tebal 1 mm dan kemudian
dilapisi oleh kertas karton hitam pada bagian dalamnya. Ukuran yang lebih kecil ini juga nantinya
akan mempermudah di dalam penggunaannya, di mana pada proses pengamatan nantinya, daerah
amplop yang di dalamnya terdapat kertas yang ingin dibaca harus ditekan menggunakan tangan
agar bagian dalamnya rapat sehingga tidak ada jarak antara kertas dengan amplop (lihat “daerah
yang perlu ditekan” pada Gambar 8). Hal ini dilakukan untuk membuat kertas menjadi rata (tidak
bergelombang) sehingga mengurangi efek scattering dan juga untuk mempermudah proses
pembacaan. Pembuatan ukuran balok yang besar akan mempersulit pengguna untuk menekan
amplop di daerah pembacaan.
Tinggi balok dibuat 15 cm untuk menyesuaikan jarak baca manusia yang berkisar antara
15-30 cm. Pengambilan nilai 15 cm yang merupakan nilai terkecil untuk tinggi balok dilakukan
dengan pertimbangan agar pengguna nantinya dapat melakukan penyesuaian kembali saat
menggunakannya. Misalnya, jika dirasa jaraknya kurang jauh maka posisi imaging device-nya bisa
dimundurkan dari balok. Jika nilai tinggi balok yang dibuat adalah 30 cm dan ternyata setelah
dilakukan pengamatan jaraknya terasa terlalu jauh, maka solusi satu-satunya adalah dengan
memotong baloknya agar tingginya berkurang karena imaging device-nya tidak bisa diletakkan di
dalam balok.
Proses pengamatan dapat dilakukan dengan memposisikan balok, handphone dan amplop
sesuai dengan yang ditunjukkan pada Gambar 8. Amplop terlebih dahulu disinari menggunakan
lampu LED dari handphone. Kemudian, balok perlu diposisikan pada daerah pembacaan. Dalam
waktu yang bersamaan, bagian amplop pada daerah yang telah ditunjukkan pada Gambar 8 perlu
ditekan sehingga tidak ada jarak antara amplop dengan kertas. Dan setelah semuanya telah
dilakukan, proses pembacaan dapat dilakukan oleh pengamat melalui balok.
Radiasi cahaya secara kontinu diketahui akan merusak benda, termasuk tinta pada kertas.
Hal ini dapat secara langsung dilihat dari warna dan kondisi kain baliho di jalan-jalan yang telah
memudar. Namun hal tersebut akan terjadi pada waktu penyinaran yang sangat lama dan ditambah
faktor eksternal lainnya seperti umur benda, cuaca, lokasi penempatan, dan lain-lain. Pada
permainan ini, proses pengamatan dan pengambilan gambar pada pembacaan tulisan di kertas
dalam amplop diprediksi tidak akan memakan waktu yang lama, sehingga diharapkan penggunaan
lampu LED dari handphone untuk menyinari amplop di dalam durasi sekitar kurang dari 15 detik
saat proses pembacaan tidak akan merusak amplop.
REFERENSI
William Harris and Craig Freudenrich, Ph.D. How Light Works.
https://science.howstuffworks.com/light2.htm, diakses 19 November 2018 pukul 14.00 WIB.
Perry Sprawls, Ph.D. Scattered Radiation and Contrast. http://www.sprawls.org/ppmi2/SCATRAD/,
diakses 19 November 2018 pukul 15.00 WIB.
Image Restoration by Inverse Filtering.
http://fourier.eng.hmc.edu/e101/lectures/Image_Processing/node9.html, diakses 27 November 2018
pukul 18.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai