Anda di halaman 1dari 21

BAB II

FUNGSI – FUNGSI MANAJEMEN

A. Beberapa Pendapat Tentang Fungsi Manajemen

Terdapat banyak sekali pendapat tentang fungsi-fungsi manajemen oleh para pakar yang
berbeda-beda. Perbedaan terletak pada penggunaan istilahnya, tetapi pada prinsipnya pola
pemikiran mereka tidak banyak berbeda. Dari sekian banyak pakar, terlihat Henry Fayol yang
mengemukakan pendapatnya sejak dini dengan menyebutkan bahwa fungsi-fungsi manajemen
meliputi:
1. perencanaan (planning);
2. pengorganisasian (organizing);
3. pemberian komando (commanding);
4. pengkoordinasian (coordinating); dan
5. pengawasan (controlling).
Kemudian pada abad modern ini bermunculan pakar-pakar dengan pendapatnya, sebagai
berikut :
1 George Robert Terry, merumuskan fungsi-fungsi manajemen adalah :
 perencanaan (planning);
 pengorganisasian (organizing);
 penggerakan (actuating); dan
 pengawasan (controlling).

2 Selanjutnya Harold Koontz dan Cyril O Donnel, berpendapat bahwa fungsi-fungsi


manajemen adalah:
 perencanaan (planning);
 pengorganisasian (organizing);
 pengadaan tenaga kerja (staffing);
 pengarahan/pembimbingan (directing); dan
 pengawasan (controlling).

.3. Kemudian pendapat Luther M Gullick tentang fungsi-fungsi manajemen adalah:


 perencanaan (planning);
 pengorganisasian (organizing);
 pengadaan tenaga kerja (staffing);
 pengarahan/pembimbingan (directing);
 pengkoordinasian (coordinating);
 pelaporan (reporting); dan
 penganggaran (budgeting).

4. Prof. Dr. Sondang P Siagian, M.P.A. seorang pakar dari Indonesia, memberikan pendapat
tentang fungsi-fungsi manajemen, adalah:

10
 perencanaan (planning);
 pengorganisasian (organizing);
 pemberian motivasi (motivating);
 pengawasan (controlling); dan
 penilaian (evaluating).

Di atas telah dikemukakan bahwa walaupun pendapat-pendapat dari pakar berbeda-beda,


tetapi pola pemikirannya tidak banyak berbeda/sama. Kesamaan pola pemikiran mereka terlihat
dengan membandingkan fungsi-fungsi manajemen tersebut, misalnya :
 fungsi budgeting menurut Gullick dapat dimasukkan ke dalam fungsi planning,
 fungsi staffing termasuk dalam organizing,
 fungsi commanding, coordinating, directing dan motivating dapat dimasukkan dalam
actuating,
 sedangkan fungsi controlling dapat berkembang menjadi reporting dan evaluating.
Jelaslah bahwa walaupun istilah-istilah dari fungsi-fungsi manajemen menurut para pakar
berbeda-beda sebenarnya mempunyai maksud yang sama.

B. Fungsi Perencanaan

1. Pengertian dan tujuan perencanaan


Sebelum kita membuat rumusan pengertian perencanaan, lebih baik kita perhatikan rumusan
pengertian perencanaan dari beberapa ahli sebagai berikut :
 Newman, perencanaan adalah pembuatan keputusan apa yang akan dilaksanakan /
dikerjakan.
 Louis A. Allen, perencanaan adalah penentuan serangkaian kegiatan atau tindakan untuk
mencapai hasil yang diinginkan.
 Beishline, perencanaan menentukan apa yang harus dicapai, dimana, bagaimana hal
tersebut harus dicapai, siapa yang harus bertanggung jawab dan mengapa hal tersebut
harus dicapai.

Kesimpulan rumusan pengertian perencanaan :


Adalah perumusan tentang apa yang akan dicapai serta tindakan – tindakan apa yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki dengan memperhitungkan kemampuan
yang dimiliki.

Jelasnya perencanaan dimaksudkan untuk memperoleh sesuatu dalam waktu yang akan
datang dan usaha mencapainya dengan cara yang efektif dan efisien. Secara lebih rinci perencanaan
mencakup kegiatan :
 Mempelajari dan meramalkan masa depan
 Menentukan sasaran / tujuan beserta fasilitas yang diperlukan dan memilih strateginya
 Membuat kebijaksanaan
 Membuat program kerja dan perhitungan waktu tiap kegiatan
 Menentukan prosedur kerja dan cara berhubungan antara kerabat kerja
 Menentukan rencana anggaran

11
Tujuan perencanaan
Penulis tidak menjelaskan secara langsung tujuan perencanaan, tapi akan menjelaskan alasan
dasar perlunya perencanaan dan manfaat perencanaan.

Alasan dasar perencanaan


 Untuk mencapai Protective Benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan
terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
 Untuk mencapai Positive Benefits dalam bentuk meningkatnya sukses pencapaian tujuan
organisasi.

Manfaat perencanaan
 Membantu management untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.
 Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah – masalah utama.
 Memungkinkan manager memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas.
 Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat.
 Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi.
 Memudahkan dalam melakukan koordinasi diantara berbagai bagian organisasi.
 Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami.
 Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.
 Menghemat waktu, usaha dan dana.

2. Prinsip – prinsip perencanaan

Di samping unsur-unsur dan sifat-sifat yang dituntut dalam perencanaan, maka perencanaan yang
baik harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
 Membantu/mendukung terhadap tujuan manajemen.
 Mengisi atau memasuki setiap kegiatan di setiap tingkatan manajemen (pervasivity).
 Merupakan kegiatan utama dan pertama dari seluruh kegiatan manajemen (primacy
activity).
 Terkandung penghematan-penghematan dan ketepatan (effisiency).
 Adanya pilihan-pilihan terutama pilihan terhadap unsur-unsur manajemen (alternative).
 Merupakan faktor yang membatasi terhadap hal-hal yang ada manfaatnya (limiting
factors).
 Dapat menyesuaikan/mengikuti perkembangan atau perubaan-perubahan dari situasi dan
kondisi (flexibility).
 Merupakan arah yang dapat berubah, tetapi tujuan tetap sama (the same of purpose).
 Dapat mengatasi saingan yang juga membuat perencanaan (strategy).

3. Persyaratan suatu perencanaan

(a) Rencana harus mengandung unsure 5 W dan 1 H


 What : menerangkan nama proyek; nama kegiatan apa yang harus dikerjakan.
 Why : menerangkan tentang alasan mengapa kegiatan tersebut dilaksanakan.
 Where : menjelaskan dimana kegiatan / proyek itu harus dilaksanakan (menyatakan
tempatnya)

12
 When : menerangkan waktu bilamana kegiatan / proyek tersebut dilaksanakan.
 Who : menerangkan tentang siapa ( orangnya / organisasinya ) yang akan menjalankan
kegiatan tersebut.
 How : menerangkan bagaimana cara ; langkah – langkah prosedur pelaksanaan serta
anggaran yang digunakan agar proyek / kegiatan dapat berjalan lancar.

(b) Rencana harus bersifat rasional, fleksibel, pragmatis dan kontinyu.


 Rasional : berarti rencana harus dibuat berdasarkan data perhitungan yang matang dan
masuk akal.
 Fleksibel : berarti rencana itu harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan
situasi dan kondisi yang selalu berubah.
 Pragmatis : berarti rencana itu harus berdaya guna atau mempunyai kegunaan bagi
kepentingan masyarakat.
 Kontinyu : yakni suatu rencana dibuat sedemikian rupa sehingga kegiatan yang kita
lakukan itu dapat berlangsung terus menerus dan berkelanjutan.

4. Macam – macam rencana

Hasil dari perencanaan adalah rencana. Dari hasil perencanaan ini ada bermacam-macam
dilihat dari berbagai sudut.
(a) Dilihat dari luas lingkupnya, rencana dibedakan menjadi empat macam.
 Rencana kebijaksanaan (policy plan), yaitu rencana tentang apa dan bagaimana cara
penyelenggaraan secara garis besar dan dengan data yang lengkap.
 Rencana program (program plan), adalah rencana yang memuat apa yang ingin dicapai
dan cara pelaksanaannya secara jelas dan dibuat berdasarkan fakta mutakhir.
 Rencana proyek (project plan), merupakan bagian-bagiannya dari rencana program.
 Rencana operational (operational plan), yaitu rencana yang memuat kegiatan-kegiatan
operational dan sasaran-sasaran yang akan dicapai.
(b) Dilihat dari jangka waktunya, rencana dibedakan menjadi tiga macam
 Rencana jangka panjang (long range plan), rencana yang pelaksanaannya memerlukan
waktu lebih dari 3 tahun.
 Rencana jangka menengah (medium plan) yaitu rencana yang pelaksanaannya
memerlukan waktu antara 1 sampai dengan 3 tahun.
 Rencana jangka pendek (short range plan), yaitu rencana yang pelaksanaannya
memerlukan waktu kurang dari satu tahun.

(c) Dilihat dari sudut materinya, rencana dibedakan :


 rencana kepegawaian;
 rencana keuangan;
 rencana industri;
 rencana pendidikan.
(d) Dilihat dari sudut daerah/wilayah pelaksanaannya, rencana dibedakan :
 rencana desa dan rencana antar desa;
 rencana kota dan rencana antar kota;

13
 rencana daerah dan rencana antar daerah;
 rencana nasional dan rencana internasional.
(e) Dilihat dari sudut umum/khusus, rencana dibedakan menjadi empat macam
 Rencana umum (general plan) adalah rencana yang dibuat secaaa garis besar dan
menyeluruh dari suatu kegiatan.
 Rencana khusus (specific plan) adalah suatu rencana yang dibuat secara terperinci.
 Rencana relasi kerja (network plan), yaitu rencana yang menunjukkan ke arah mana
rencana itu dipergunakan.
 Rencana semesta (overal plan), adalah rencana yang memberikan pola secara
keseluruhan dari pekerjaan yang harus dikerjakan.

5. Type – type perencanaan

Menurut John AF. Stonner dalam buku Management, ada 2 type rencana, yaitu :

(a) Rencana Strategis (Strategic Plan), yakni rencana yang dirancang untuk memenuhi tujuan
organisasi yang lebih luas dan mengimplementasikan misi yang memberikan alasab khas
keberadaan organisasi. Perencanaan strategis merupakan proses perencanaan jangka panjang yang
disusun dan digunakan untuk menentukan dan mencapai tujuan – tujuan organisasi.

(b) Rencana Operasional (Operational Plan), adalah penguraian lebih terperinci bagaimana
rencana – rencana strategis akan dicapai. Ada 2 type rencana operasional, yaitu :
(1) Rencana sekali pakai (single use plan), rencana ini dikembangkan untuk mencapai
tujuan – tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali bila telah tercapai ; seperti
pembangunan gedung tertentu.
Type pokok rencana sekali pakai adalah :
 Program, meliputi serangkaian kegiatan yang relatif luas yang menunjukkan
langkah – langkah pokok yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan menentukan
satuan / parameter anggota organisasi yang bertanggung jawab atas setiap langkah
serta menunjukkan urutan dan waktu setiap langkah, dapat juga disertai anggaran
bagi kegiatan yang diperlukan.

 Proyek, adalah rencana sekali pakai yang lebih sempit dan merupakan bagian yang
terpisah dari program, mempunyai ruang lingkup yang terbatas, arah penugasan
yang jelas dan waktu penyelesaian yang sudah ditentukan juga disertai dengan
anggaran tertentu.
 Anggaran (budget), adalah laporan sumber daya keuangan yang disusun untuk
kegiatan – kegiatan tertentu, dalam jangka waktu tertentu, yang merinci
pendapatan dan pengeluaran. Anggaran terutama merupakan peralatan koordinasi
dan pengawasan kegiatan – kegiatan organisasi dan komposisi penting dari
program dan proyek.

(2) Rencana – rencana tetap (standing plans), merupakan pendekatan standar untuk
penanganan situasi – situasi yang dapat diperkirakan dan terjadi berulang – ulang.
Rencana – rencana ini sekali ditetapkan akan terus diterapkan sampai perlu diubah
( dimodifikasi ) atau dihapuskan. Rencana – rencana tetap sangat membantu manager
menghemat waktu tanpa perlu membuat rencana ulang terhadap pembuatan keputusan

14
untuk situasi dan permasalahan yang sama.
Wujud umum rencana tetap adalah :
 Kebijaksanaan (policy) adalah pedoman umum pembuatan keputusan; merupakan
batas bagi keputusan untuk menentukan apa yang dapat dibuat dan menutup apa
yang tidak dapat dibuat. Kebijaksanaan dapat menyangkut masalah penting
maupun masalah sederhana, dapat ditetapkan secara formal maupun muncul
secara informal. Kebijaksanaan secara formal muncul karena untuk meningkatkan
efektifitas organisasi, untuk mencerminkan nillai – nilai pribadi mereka ( pakaian
seragam ) dan untuk menjernihkan berbagai konflik.

 Prosedur standar adalah suatu kebijaksanaan yang dilaksanakan dengan pedoman


yang lebih rinci. Prosedur standar memberikan sejumlah instruksi yang terinci
untuk pelaksanaan serangkaian kegiatan yang terjadi secara teratur. Manfaat
prosedur standar adalah menghemat usaha managerial, memudahkan
pendelegasian wewenang dan penempatan tanggung jawab, menimbulkan
pengembangan methode – methode operasi yang lebih efisien, memudahkan
pengawasan, memungkinkan penghematan personalia dan membantu kegiatan
koordinasi.

 Aturan ( Rules atau Regulations ), adalah pernyataan ( ketentuan ) bahwa suatu


kegiatan tertentu harus atau tidak boleh dilakukan dalam situasi tertentu. Dalam
melaksanakan suatu aturan, para anggota organisasi tidak mempunyai pilihan
melainkan harus mematuhinya. Contohnya tata tertib siswa selama praktikum
resep atau praktikum kimia.

6. Langkah penyusunan perencanaan

Menurut James AF Stoner dalam buku management, bahwa perencanaan dapat dipadatkan
menjadi empat langkah dasar. Keempat langkah perencanaan ini dapat disesuaikan dengan semua
kegiatan perencanaan pada semua tingkat di dalam organisasi atau perusahaan. Empat langkah
dasar penyusunan perencanaan adalah :
 Tetapkan tujuan atau seperangkat tujuan.
 Definisikan situasi saat ini.
 Identifikasi hal – hal yang membantu dan yang menghambat tujuan – tujuan
 Kembangkan rencana - rencana atau separangkat rencana atau perangkat tindakan untuk
mencapai tujuan

7. Penerapan rencana
Setelah kita mempalajari segala sesuatu yang berhubungan dengan rencana maka dibawah ini
akan diberi contoh pembuatan rencana dengan menerapkan pertanyaan 5W + 1H

What : nama proyek : rencana pengadaan barang di apotik

Why : tujuan : untuk mengisi barang yang sebagian besar telah terjual atau
untuk menjaga keseimbangan persediaan barang dengan penjualan.

15
Who : siapa petugas pembelian : adalah kepala bagian pembelian
siapa penerima barang : kepala gudang
siapa suppier / pemasok barang : adalah para Pedagang Besar Farmasi
yang terpilih karena harga lebih murah , syarat pembayaran lebih lama,
barang diantar sampai apotik tepat waktu dan lain – lain.
siapa petugas pembuat surat pesanan : petugas bagian pembelian dan
untuk obat bius barang psikotropik ditanda tangani apoteker
siapa petugas pencatat : kepala gudang mencatat di buku harian
penerimaan barang dikartu stok. Bagian pembukuan / Akuntansi =
mencatat rekening / pembelian pada faktur
 Buku jurnal umum atau jurnal pembelian barang atas pembelian
barangsecara kredit
 Buku jurnal umum atau jurnal khusus pengeluaran kas bila
pembelian secara kontan
siapa petugas pembayaran : kepala bagian keuangan. Bila faktur sudah
jatuh tempo dibayarkan oleh kasir setelah mendapat persetujuan
kepala bagian keuangan / pemilik sarana apotik

When : Bilamana / kapan pelaksanaan pembelian. Pada hari / tanggal / bulan


tertentu dimana jumlah persediaan sudah berada pada posisi Buffer
stock

Where : Dimana lokasi supplier / pemasok / PBF. Apakah didalam kota atau
diluar kota atau harus di import sendiri

How : Bagaimana metode / tehnis pelaksanaan pembelian


 Tentukan nama, jenis dan jumlah obat yang akan dipesan / dibeli
sesuai gudang obat apotik atau informasi dari bagian peracikan
obat atau penjualan bebas terhadap penolakan resep atau obat
baru yang sering ditulis dokter tapi belum tersedia di apotik
 Klasifikasi obat – obat yang akan dibeli sesuai dengan nama atau
alamat PBF yang sudah diseleksi dengan perkiraan yang sudah
dikonfirmasikan
 Buatkan surat pesanan untuk tiap – tiap PBF yang sudah ditanda
tangani oleh petugas yang berwenang
 Surat pesanan dikirim atau dimonitor sampai barang datang pada
saat dibutuhkan
 Penerimaan barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yaitu
kesiapan bagian gudang, kesiapan bagian pembukuan dan
kesiapan bagian pembayaran

C. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

1. Pengertian

Pengertian pengorganisasian

16
Pengorganisasian adalah penyatuan, pengelompokkan, pengaturan orang – orang untuk
dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan
menuju tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Pengertian organisasi
Organisasi adalah suatu sistem kerja sama antara sekelompok orang dengan yang lainnya
secara teratur mengenai hubungan tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pengertian lain dari organisasi


Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Unsur – unsur organisasi


Dalam pengertian ini, unsur – unsur organisasi adalah sekelompok orang ( 2 orang atau lebih ),
adanya kerja sama dan adanya tujuan.

3. Sasaran dan tujuan pengorganisasian


Berkaitan dengan pengertian organisasi di atas maka :
 sasaran pengorganisasian adalah diperolehnya suatu organisasi yang efektif untuk
melaksanakdn proses manajemen; dan
 tujuan pengorganisasian adalah terselenggaranya proses manajemen untuk memperoleh
hasil secara efektif dan efisien.

Dari hal-hal di atas jelaslah bahwa pengorganisasian memang sangat penting, oleh karena itu
bagi seorang manajer dituntut untuk dapat menjalankan fungsi pengorganisasian secara efektif.

4. Fungsi – fungsi pengorganisasian


Telah diketahui bahwa pengorganisasian adalah kegiatan membagi-bagi kerja/tugas,
wewenang dan tanggungjawab, dan hasilnya adalah organisasi. Didasarkan pada pengertian
tersebut, maka pengorganisasian dapat berfungsi sebagai berikut.
 Mengatur kerja dan kerja sama secara efektif.
 Mencegah dan mengurangi kelambatan-kelambatan kerja.
 Mencegah dan mengurangi kesimpangsiuran kerja.
 Mencegah dan mengurangi kesulitan-kesulitan kerja.
 Membuat pedoman-pedoman atau standar-standar kerja.

5. Keuntungan pengorganisasian
Pengorganisasian yang dapat menghasilkan organisasi yang baik, akan mendatangkan
keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
 Setiap anggota organisasi mengetahui tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
 Hubungan-hubungan kerja akan jelas terlihat.
 Dapat dicapai koordinasi yang efektif antara satuan-satuan organisasi.
 Dapat dimanfaatkan tenaga kerja dan fasilitas kerja secara efektif dan efisien.

17
6. Prinsip – prinsip organisasi
Suatu organisasi dikatakan baik, apabila dalam penyelenggaraan organisasi itu berdasarkan
pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Adanya tujuan yang jelas, yang merupakan sumber dan pedoman kegiatan organisasi.
 Pembagian kerja/tugas (division/distribution of work). Dalam membagi tugas harus
didasarkan prinsip "the right man in the right place", yaitu memberikan tugas kepada
pegawai/bawahan, disesuaikan dengan kemampuan, keahlian atau kondisi fisiknya.
 Pelimpahan wewenang dan tanggungjawab (delegation of authority and responsibility),
adalah menugaskan kepada seorang bawahan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dan
minta pertanggungjawabannya.
 Hierarki, bahwa dalam organisasi ada tingkatan-tingkatan wewenang dan
tanggungjawab dari atas sampai ke bawah.
 Kesatuan perintah/komando (unity of command), bahwa setiap orang hanya menerima
perintah dari satu orang atasan yang sama.
 Batas kemampuan mengawas (span of control), bahwa seorang pemimpin terbatas
jumlah orang yang diawasi/dipimpinnya.
 Pertanggungjawaban (accountability), bahwa seorang bawahan wajib memberikan
pertanggung jawaban kepada orang/pejabat yang memberi tanggungjawab.

7. Cara – cara mengorganisasi


Untuk mengorganisasi secara teratur, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
 Mengetahui tujuan yang ingin dicapai.
 Membagi pekerjaan yang akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.
 mengelompokkan kegiatan-kegiatan tersebut menjadi satuan-satuan yang praktis.
 Menetapkan tugas-tugas secara jelas untuk setiap kegiatan tersebut..
 Menyediakan alat-alat fisik dan fasilitas lain yang diperlukan.
 Mempekerjakan tenaga-tenaga yang cakap.
 Melimpahkan wewenang yang perlu dilimpahkan.

8. Bentuk – bentuk organisasi


Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan dalam organisasi yang satu dengan lainnya sering
tidak sama. Ada kegiatan-kegiatan yang sangat komplek ada pula yang sederhana. Hal ini
mengakibatkan penyesuaian bentuk organisasi yang disusun. Pada umumnya organisasi ada empat
macam bentuk yaitu sebagai berikut.
 Organisasi lini.
 Organisasi lini dan staff.
 Organisasi staff (fungsional).
 Organisasi panitia.

(a) Organisasi lini/garis/lurus

A A : pimpinan

18
B dan C : menerima perintah dari A dan
memberikan pertanggung-
B C jawaban kepada A
D dan E : masing-masing menerima
perintah dan memberikan
pertanggung-jawaban kepada
B, begitu pula F dan G kepada
D E F G C.

Ciri-ciri organisasi lini


 Organisasinya kecil dan karyawannya/pegawainya sedikit.
 Hubungan kerja dilakukan secara langsung, baik antara pimpinan dan bawahan atau
sesama pimpinan atau sesama bawahan.
 Spesialisasi pekerjaan atau tenaga belum banyak diperlukan.
 Tujuan/kebijaksanaan organisasi masih sederhana.
 Susunan organisasi juga masih sederhana, sehingga fasilitas yang diperlukan juga masih
sederhana.
 Produksi yang dihasilkan belum beragam.

Dari kesederhanaan, organisasi lini mempunyai kebaikan-kebaikan antara lain sebagai-


berikut :
 Dalam hal pembuatan keputusan biasanya lebih cepat karena anggota timnya hanya
sedikit.
 Karena antara anggota dapat berhubungan langsung dan saling mengenal, maka rasa
kesetiakawanan masih besar.
 Begitu pula dalam hal disiplin masih cukup tinggi.

Kelemahan-kelemahan organisasi lini


 Pimpinan sering menyamakan antara tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
 Pimpinan cenderung berbuat/bersifat-diktator karena organisasi dianggap milik pribadi.
 Kelangsungan hidup organisasi tidak berjalan dengan baik karena seluruh anggota
bergantung kepada satu orang pimpinan.
 Bawahan sulit berkembang, terutama untuk menjadi tenaga-tenaga spesialis sangat
terbatas.

(b) Organisasi lini dan staff

A A : pimpinan
B-C : menerima perintah dari A dan
P memberikan pertang-gung-
jawaban kepada A. begitu
pula D-E kepada b dan F-G
B C kepada C
P - G - R : tenaga staff yang memberi
nasehat kepada A
D E F G

19
Ciri – ciri organisasi lini staff
 Organisasinya besar dan kegiatannya banyak, sehingga memerlukan karyawan/pegawai
yang banyak pula.
 Karena organisasinya besar, maka hubungan kerja secara langsung sehari-hari antara
pimpinan puncak dengan bawahan atau bahkan sesama anggota organisasi sudah sulit
dilakukan.
 Sesuai dengan namanya, organisasi ini terdiri dari dua kelompok pegawal, yaitu
kelornpok lini yang melaksanakan tugas-tugas pokok dan kelompok staff, yang
membantu pimpinan menurut keahliannya.
 Dapat dipekerjakan tenaga-tenaga spesialis yang beraneka ragam.

Kebaikan-kebaikan organisasi lini dan staff


 Pembagian kerja yang tegas dan jelas.
 Dapat disalurkan bakat yang berbeda-beda.
 Koordinasi kegiatan-kegiatan dan orang-orang dalam setiaap kelompok dapat dijalankan
dengan mudah.
 Dapat dipekerjakan tenaga kerja yang sesuai dengan keahlian, bakat maupun pendidikan
dan pengalamannya (the right man in the right place).
 Dapat meningkatkan semangat kerja dan disiplin karena pekerja bekerja sesuai dengan
bakat, keahlian, pendidikan dan pengalamannya.

Kelemahan-kelemahan organisasi lini dan staff


 Para pelaksana tugas pokok (lini) sering bingung, karena dihadapkan kepada atasan
secara lini dan pimpinan staff yang memberi nasihat-nasihat.
 Sering terjadi ketidaksesuaian;antara perintah dari pimpinan lini dengan nasihat-nasihat
dari pimpinan staff, sehingga membingungkan angggta.
 Kemungkinan pimpinan staff melampaui kewenangannya.

(c) Organisasi staff / fungsional

A A : pimpinan
B-C : menerima perintah dari A dan
memberikan pertanggung-
B C jawaban kepada A
D-E-F-G : dapat diperintah B dan C
sesuai dengan bidang
keahliannya dan memberik-an
D E F G
pertanggungnya kepada B
dan C

Ciri-ciri organisasi staff / fungsional


 Organisasi yang menekankan pada fungsi yang dilakukan setiap anggota.
 Kurang menekankan tingkatan-tingkatan organisasi (hierarki)

20
 Seorang bawahan tidak mempunyai atasan yang jelas, sehingga bawahan memberikan
pertanggungjawaban kepada lebih dari satu orang atasan.
 Setiap pimpinan merupakan tenaga spesialis yang ahli dalam bidangnya.

Kebaikan-kebaikan organisasi staff/ fungsional


 Ada pembagian pekerjaan yang tegas antara pekerjaan manajerial dengan pekerjaan
operatif.
 Dapat dicapai spesialisasi pekerjaan yang baik.
 Koordinasi/kerja sama antara orang-orang dalam satu fungsi mudah dilaksanakan.

Kelemahan-kelemahan organisasi staff/fungsional


 Pemborosan biaya yang sangat besar.
 Ada kemungkinan timbul perselisihan antara pejabat.
 Inisiatif/prakarsa perseorangan.tertekan.

Organisasi fungsional menurut F.W. Taylor


Menurut Taylor, organisasi yang dipergunakan dalam produksi, dibagi menjadi dua
bagian, yaitu bagian perencanaan dan pelaksanaan.

(1)Bagian perencanaan
 Time and cost clerk (TC), yaitu sub bagian yang bertugas memperhitungkan
biaya/ongkos dan waktu yang diperlukan dalam Proses produksi.
 Route and order of work clerk (RC), yaitu sub bagian yang bertugas
memperhitungkan cara yang sebaik-baiknya tentang perjalanan bahan mentah
sampai dengan barang jadi yang diproses dalam pabrik.
 Instruction card clerk (IC), yaitu subbagian yang bertugas memberi petunjuk
tentang cara bekerja pegawai.
 Disciplination, yaitu sub bagian yang bertugas menjaga kedisiplinan kerja,
ketertiban dalam perusahaan.
(2)Bagian pelaksana/pabrik
 Gang Boss (GB), yang betugas menipersiapkan segala sesuatu untuk kerja para
pekerja.
 Speed Boss (SP), yang-bertugas menjaga dan mangatur jalannya mesin sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.
 Inspector (Ins), seaagai pengawas yang bertugas mengawasi dan mengendalikan
agar pekerjaan berjalan sesuai dengan aturan-aturannya sehingga rnenghasilkan
barang sesuai dengan kualitas yang ditetapkan.
 Repair Boss (RB), yang bertugas, memeriksa, meneliti mesin-mesin dana
memperbaiki jika ada kerusakan-kerusakan.

21
TC RC IC DICS.

GB SP INS RB

PEKERJA

(d) Organisasi panitia

A A-B-C-D : merupakan pimpinan secara


kolegial.
A : sebagai ketua pinitian

B C D
b

Menurut Harold Koontz dan Cyril O Donnel, panitia adalah sejumlah orang yang diangkat
atau dipilih untuk berkumpul pada suatu organisasi tertentu, guna mempertimbangkan soal-
soal yang diajukan kepadanya. Sedangkan menurut G.R. Terry, panitia adalah sekumpulan
orang-orang yang dipilih/diangkat untuk berkumpul berdasarkan organisasi tertentu, guna
mempersoalkan persoalan-persoalan yang dihadapkan kepadanya.
Panitia sering disebut dengan dewan, senat, majelis, komisi, badan, satuan tugas, court, team
(tim).

Ciri-ciri organisasi panitia


 Tugas-tugas kepemimpinan dijalankan secara bersama-sama oleh beberapa orang
(kolektif).
 Barlakunya organisasi dalam waktu terbatas.
 Semua anggota pimpinan memiliki hak, wewenang, dan tangungjawab yang sama.
 Tugas-tugas dari para pelaksanaannya dikelompokkan sesuai dengan bidang-bidang
tertentu yang dijalankan.

Kebaikan-kebaikan organisasi panitia


 Karena setiap hal dimusyawarahkan secara kolektif, maka keputusan yang diambil
biasanya tepat.

22
 Setiap anggota pimpinan akan sulit bertindak secara diktatoris.
 Usaha kerja sama para pelaksana lebih mudah dibina.

Kelemahan-kelemahan organisasi panitia


 Karena segala dimusyawarahkan terlebih dahulu, maka proses pembuatan/ pengambilan
keputusan terjadi sangat lambat.
 Karena setiap anggota mempunyai hak, wewenang, dan tanggung jawab yang sama,
maka apabila proses penyelenggaraan kerja macet, maka tidak dapat diminta
pertanggungjawaban yang satu lebih besar dari yang lain.
 Sering timbul kesimpangsiuran kerja, karena perintah kepada pelaksana sering datang
dari lebih satu orang.
 Biasanya kreativitas pelaksana tidak kelihatan menonjol karena segala tugas dilakukan
secara besama-sama.

Tujuan dibentuknya panitia :


 Untuk mengemukakan saran-saran.
 Untuk menerima keterangan-keterangan.
 Untuk mengklasifikasikan keterangan-keterangan.
 Mendiskusikan keterangan-keterangan.
 Menyediakan keterangan-keterangan kepada pihak lain.

9. Reorganisasi

Reorganisasi adalah suatu aktivitas untuk menyusun kembali organisasi yang sedang
menjalankan kegiatannya.
Sebab-sebab reorganisasi
Reorganisasi dapat terjadi dengan sebab-sebab sebagai berikut.
 Kegiatan-kegiatan organisasi sudah menjadi rutin dan baku.
 Adanya perubahan-perubahan dari dalam, misalnya perubahan kebijaksana-an,
perubahan perencanaan, perubahan keuangan, dan kepegawaian.
 Adanya perubahan-perubahan yang terjadi di luar organisasi, misalnya perubahan
kebijaksanaan dari pemerintah, perubahan peraturan-peraturan.

Cara-cara reorganisasi
Reorganisasi dapat dilakukan dengan dua cara.
 Musyawarah para pimpinan yang ada dalam organisasi dengan maksud memberikan
keyakinan bahwa reorganisasi perlu dilakukan (strategy of conser).
 Dipaksakan, dalam hal ini diperlukan suatu kekuatan untuk memaksakan reorganisasi
(strategy of force).

D. Penggerakan (Actuating)

1.. Pengertian penggerakan

23
Fungsi penggerakan merupakan intinya manajemen, karena fungsi ini kegiatannya
berhubungan langsung dengan faktor manusia bawahan.
Dalam menggerakan manusia sebagai bawahan ini, seorang pimpinan/manajer dituntut suatu
kemampuan, sehingga para bawahan dengan senang hati mengikuti ajakan atau kehendak
pimpinan.
Banyak pakar yang mengemukakan pendapatnya tentang fungsi penggerakan ini, di
antaranya sebagai berikut :
 G.R. Terry
Penggerakan adalah menempatkan anggota dari pada kelompok agar kerja secara sadar
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola
organisasi.

 Prof. Dr. Mr. S. Prajudi Atmosudirdjo


Penggerakan adalah pengaktifan dari pada orang-orang sesuai dengan rencana-rencana dan
pola organisasi yang telah ditetapkan.

 Prof. Dr. H. Arif in Abdulrachman


Penggerakan adalah kegiatan manajemen untuk membuat orangorang lain suka dan dapat
bekerja.
 Prof. Dr. Sondang P. Siagian, M.P.A.
Penggerakan adalah keseluruhan proses pemberian motif bekerja kepada para bawahan
sedemikian rupa, sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan
organisasi dengan efisiensi dan ekonomis.

Dari berbagai pendapat para pakar di atas jika disimpulkan atau dapat diambil suatu
pengertian bahwa:
 penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan pimpinan/manajer untuk membuat
bawahan dapat melakukan tugas dengan senang seperti yang dikehendaki pimpinan;
atau
 penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan/manajer untuk
menggerakkan anggota organisasi sehingga mereka berusaha untuk mencapai sasaran
perusahaan/organisasi.

2. Sasaran dan Tujuan Penggerakan


Dengan memperhatikan pengertian penggerakan di atas, maka suatu penggerakan hendaknya
mempunyai sasaran dan tujuan sebagai berikut :
 Sasaran penggerakan
Agar seseorang bawahan menjadi pengikut yang taat, disiplin, dan setia dalam mengerjakan
tugas-tugas dengan sebaik-baiknya:.

 Tujuan penggerakan
Agar penyelenggaraan manajemen dapat berjalan secara efektif dan efisien.

3. Unsur – Unsur Penggerakan

24
 Dorongan ( motivating ) : yaitu menggerakkan orang dengan memberikan rangsangan
yang baik, alasan – alasan yang menimbulkan kemauan bekerja dengan baik.
 Pimpinan, Bimbingan ( Leading ) : yaitu memberikan bimbingan dengan contoh
tauladan.
 Perintah / Pengarahan ( Directing ) : yaitu memberikan pengarahan dengan petunjuk
yang benar, jelas dan tepat.

4. Faktor – faktor penggerakan


 Faktor kepemimpinan atau Leadership.
 Faktor komunikasi atau Communication.
 Faktor fasilitas atau Fasility.
 Faktor hubungan antara manusia atau Human Relation.

5. Prinsip – prinsip penggerakan


Setelah mengetahui apa yang menjadi sasaran dan tujuan penggerakan, maka seorang
manajer sudah seharusnya mengarahkan kegiatannya dalam menggerakkan bawahan-nya sesuai
dengan sasaran/tujuannya. Agar dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut benar-benar terarah
perlu berpedoman pada prinsip-prinsip penggerakan sebagai berikut :
 Efisiensi, dengan daya dan dana serta fasilitas yang terbatas dapat menghasilkan
ketaatan, kedisiplinan, dan kesetiaan dari bawahan secara maksimal.
 Efektivitas metode penggerakan, hendaknya metode yang digunakan dalam
menggerakkan bawahan secara tepat.
 Komunikasi managerial, penggerakan dapat dilakukan melalui komunikasi antara
pimpinan-pimpinan atau manajer-manajer pada semua tingkatan
 Information, yaitu perlu adanya informasi yang selalu tersalur, mengalir kepada semua
pihak yang harus memperoleh informasi tersebut (flow of information).
 Pemanfaatan organisasi informal dalam penggerakan secara strategis.
 Efektivitas kepemimpinan, yaitu penggerakan dengan mengefektifkan penyelenggaraan
kepemimpinan.

6. Pentingnya penggerakan
Telah dijelaskan di muka bahwa penggerakan merupakan intinya manajemen, karena fungsi
ini berhubungan langsung dengan faktor manusianya.
Seperti diketahui pula bahwa manusia merupakan faktor pusat, faktor pertama, dan utama dalam
kegiatan manajemen. Oleh karena itu fungsi penggerakan adalah penting, karena :
 dengan penggerakan berarti membuat hidup dan berjalannya kegiatan-kegiatan
manajemen;
 dengan penggerakan berarti fungsi perencanaan sebagai fungsi fundamental pertama
dalam proses manajemen dapat terealisasi;
 dengan penggerakan yang efektif, organisasi juga menjadi lebih efektif, dan

25
 dengan menggerakan yang efektif pula, manajemen akan berhasil karena orang-orang
yang cakap dapat digerakkan secara tepat, begitu pula pengawasan dapat berfungsi
secara efektif.

E. Pengawasan ( Controlling )

1. Pengertian pengawasan
Dalam fungsi penggerakan sudah diketahui bahwa manusia merupakan faktor yang sangat
menentukan hidup matinya kegiatan manajemen. Sebab manusialah yang menciptakan sekaligus
melaksanakan kegiatankegiatan manajemen. Faktor manusia/ orang yang ada dalam manajemen
terdiri dari pimpinan dan bawahan.
Dengan berbagai teori dan metode bagaimana seorang manajer/pimpinan menggerak-kan
bawahannya agar mau dan tahu melaksanakan tugas. Akan tetapi manusia dengan kelebihan dan
kekurangannya membawa dampak terhadap penyelenggaraan manajemen pada setiap organisasi.
Dalam proses kerja mencapai hasil dalam organisasi sering pula terjadi pelaksanaan kerja
tidak sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Sebaliknya dapat pula terjadi pelaksanaan kerja yang
sesuai atau bahkan melebihi dari rencana yang telah ditetapkan. Situasi tersebut akan diketahui
melalui fungsi pengawasan yang dilaksanakan manajer/ pimpinan.
Apa sebenarnya fungsi pengawasan itu? Banyak pakar yang mengemukakan pendapathya
tentang pengawasan, di antaranya sebagai berikut.

 Prof Dr. H. Arifin Abdulrachman


Pengawasan adalah kegiatan atau proses untuk mengetahui hasil pelaksanaan, kesalahan,
kegagalan untuk diperbaiki kemudian dan mencegah terulangnya kembali kesalahan-
kesalahan itu, begitu pula mencegah sehingga pelaksanaan tidak berbeda dengan rencana
yang telah ditetapkan.

 G. R. Terry
Pengawasan adalah proses penentuan apa yang akan dicapai yaitu, standar, apa yang akan
dihasilkan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bilamana perlu mengambil tindakan
korektif sehingga pelaksanaan berjalan menurut rencana, yaitu sesuai dengan standar.

 Prof. Dr. Sondang P. Siagian, M.P.A.


Pengawasan adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk
menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya.

Dari beberapa pendapat para pakar di atas dapat diambil pengertian bahwa pengawasan
adalah kegiatan yang dilakukan manajer/pimpinan atau yang berwenang untuk mengetahui hasil
pelaksanaan kerja, kemudian memperbaiki apabila terjadi kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-
penyimpangan dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terulang kembali, sehingga
hasil yang dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

2. Sasaran dan tujuan pengawasan


Berdasarkan pengertian di atas, maka yang menjadi sasaran dan tujuan pengawasan adalah
sebagai berikut :

26
 Sasaran pengawasan adalah memperbaiki ketidaksesuaian, penyimpangan-
penyimpangan, penyelewengan-penyelewengan dan seterusnya mencegah agar tidak
terjadi hal-hal yang mengakibatkan ketidaksesuaian antara rencana dan hasilnya.
 Tujuan pengawasan adalah menciptakan kondisi tertib dinamis dan harmonis dalam
penyelenggaraan menajemen sehingga diperoleh hasil secara efektif dan efisien.

3. Syarat - syarat pengawasan


Agar pengawasan efektif, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
 Pengawasan harus terkait erat dengan sifat dan kebutuhan kegiatan manajemen.
 Pengawasan harus fleksibel, yaitu selalu mengikuti perkembangan ataupun perubahan-
perubahan situasi, baik dari luar atau dari dalam organisasi.
 Pengawasan harus berhubungan erat dengan pola organisasi.
 Pengawasan harus ekonomis, yaitu biayanya harus sehemat-hematnya atau serendah-
rendahnya.
 Pengawasan harus menjamin tindakan-tindakan perbaikan.
 Pengawasan tidak mencari orangnya yang melakukan hal-hal yang tidak benar.

4. Proses pengawasan
Proses pengawasan merupakan rangkaian kegiatan secara berurutan yang dilakukan dalam
pengawasan, yaitu sebagai berikut:
 Menetapkan patokan (standar) pengawasan.
 Mengukur dan menilai hasil pekerjaan yang telah dicapai.
 Membandingkan hasil yang dicapai dengan patokan tersebut sehingga diketahui
kesesuaian/ketidaksesuaian yang terjadi.
 Melakukan tindakan korektif/perbaikan jika terjadi ketidaksesuaian sehingga hasil
pekerjaan benar-benar sesuai dengan rencananya.

Menetapkan standar Mengukur hasil Membandingkan hasil Melakukanperbaikan

5. Fungsi - fungsi pengawasan


Kegiatan pengawasan dalam penyelenggaraan manajemen di setiap organisasi berfungsi
sebagai berikut:
 Mencegah dan memperbaiki terjadinya ketidaksesuaian, penyimpangan-penyimpangan,
dan penyelewengan-penyelewengan.
 Membuat setiap kegiatan organisasi menjadi dinamis.
 Membuat setiap anggota organisasi bertanggungjawab secara maksimal.
 Mendidik setiap anggota organisasi.

27
6. Prinsip - prinsip pengawasan
Prinsip-prinsip pengawasan merupakan pedoman dasar untuk melakukan pengawasan, agar
kegiatan yang dilakukan benar-benar sesuai/mencapai sasaran maupun tujuan pengawasan.

Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.


 Berorientasi kepada tujuan organisasi.
 Efisiensi, dengan dana dan daya yang minimal untuk mencapai hasil pengawasan yang
maksimal.
 Melihat ke depan, dalam rangka mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan.
 Menjamin manajer bawahan dengan mengefektifkan pengawasan secara langsung.
 Standar/patokan yang objektif, tepat, dan teliti.
 Umpan balik dan teliti ulang, yaitu pengawasan arus dapat memberikan umpan balik,
sehingga dapat meneliti ulang secara periodik dari cara-cara pengawasan yang
dilakukan.

7. Macam - macam pengawasan


Kegiatan pengawasan banyak ragamnya dan dapat dilihat dari berbagai macam sudut.

a) Dilihat dari subjek/petugas yang mengawasi, pengawasan dibedakan sebagai berikut.


 Pengawasan managerial, adalah pengawasan dilakukan oleh manajer atau pimpinan
terutama yang berkaitan dengan proses manajemen.
 Pengawasan staff, adalah pengawasan yang dilakukan oleh tenaga ahli dalam
bidang-bidang tertentu.
 Pengawasan internal, adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan
dari dalam organisasi sendiri.
 Pengawasan eksternal, adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan
dari luar organisasi, misalnya pihak pemerintah.
 Pengawasan formal, adalah pengawasan secara resmi sesuai dengan.prosedur
maupun tata kerja oleh aparat pengawasan resmi.
 Pengawasan informal, adalah pengawasan yang dilakukan secara tidak resmi dan
tidak melalui prosedur maupun tata kerj a yang resmi.

b) Dilihat dari sistemnya, pengawasan dibedakan sebagai berikut.


 Pengawasan komparatif, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan puncak
dengan cara membandingkan hasil dengan rencananya.
 Pengawasan verifikatif, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh pengawas ahli
terutama bidang keuangan dan bahan-bahan.
 Pengawasan investigatif, pengawasan yang dilakukan meialui penyelidikan-
penyelidikan, untuk mengetahui hal-hal yang tersirat (penyelewengan-
penyelewengan yang tidak kelihatan) serta untuk membongkar penyelewengan.
 Pengawasan inspektif, ialah pengawasan yang dilakukan melalui pemeriksaan
setempat untuk mengetahui hal-hal atau situasi yang sebenarnya.

c) Dilihat dari segi waktu, pengawasan dibedakan sebagai berikut.

28
 Pengawasan preventif, pengawasan yang dilakukan dalam usaha mencegah
kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyelewengan-penyelewengan atau
penyimpangan-penyimpangan.
 Pengawasan represif, pengawasan yang dilakukan dalam usaha memperbaiki setelah
terjadi penyelewengan-penyelewengan atau penyimpangan-penyim-pangan, dengan
tujuan agar di waktu yang akan datang tidak terjadi hal-hal yang sama.
 Pengawasan incognito, pengawasan secara tiba-tiba tanpa memberitahu terlebih
dahulu kepada yang akan diawasi (pengawasan mendadak).

d) Dilihat dari objek yang diawasi, pengawasan meliputi:


 pengawasan keuangan;
 pengawasan biaya/ongkos;
 pengawasan material;
 pengawasan produksi; dan
 pengawasan kepegawaian.

8. Metode pengawasan
Pengawasan dapat dilakukan dengan dua macam metode.
 Pengawasan langsung, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi
secara langsung ke tempat pelaksanaan kerja yang sedang berjalan.
 Pengawasan tidak langsung yaitu pengawasan yang dilakukan melalui laporan secara
tertulis atau lisan.

Rangkuman
 Pada dasarnya fungsi-fungsi manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, pengawasan, kemudian oleh para pakar dikembangkan menjadi beberapa
fungsi sesuai dengan pendapatnya.
 Perencanaan adalah rangkaian kegiatan menetapkan hal-hal yang akan dikerjakan pada
waktu yang akan datang berdasarkan fakta-fakta dan pemikiran,pemikiran yang matang
dalam rangka pencapaian tujuan yang diinginkan.
 Unsur-unsur perencanaan meliputi rasional, estimasi, preparasi, dan operasional.
 Sifat-sifat perencanaan meliputi faktual, logikal, fleksibel, kontinyu, dan dialektis.
 Dalam menyusun perencanaan harus mengikuti langkah-langkahnya, berdasarkan
prinsip-prinsip sehingga perencanaan benar-benar sesuai dengaap fungsi-fungsinya.
 Perencanaan/rencana ada bermacam-macam dan dapat dilihat dari luas lingkupnya,
jangka waktunya, materinya, daerah/wilayah pelaksdnaannya serta dari segi umum dan
khusus.
 Pengorganisasian adalah proses membagi-bagi tugas, wewenang, dan tanggungjawab
yang hasilnya adalah organisasi.
 Pengorganisasian sangat penting dalam penyelenggaraan manajemen, karena dari fungsi
ini diatur tugas wewenang dan tanggungjawab yang hasilnya adalah organisasi.
 Pengorganisasian sangat penting dalam penyelenggaraan manajemen, karena dari fungsi
ini diatur tugas wewenang dan tanggungjawab serta hubungan-hubungan sehingga
masing-masing anggota organisasi mengetahui tugasnya.

29
 Dalam penyelenggaraan organisasi harus didasarkan pada prinsip-prinsip organiaasi agar
kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
 Bentuk organisasi pada umumnya ada empat macam: yaitu bentuk lini, staff/ fungsional,
lini dan staff, dan panitia, yang masing-masing mempunyai ciri-ciri, kebaikan-kebaikan
dan kelemahan-kelemahan.
 Penggerakan merupakan fungsi yang saangat penting dalam manajemen dan merupakan
intinya manajemen.
 Penggerakan adalah kegiatan yang dilakukan pimpinan/manajer untuk membuat
bawahan dapat melakukan tugas dengan senang hati seperti yang dikehendaki pimpinan.
 Penggerakan dalam bahasa asing juga disebut: actuating, motivating, leading, directing,
commanding.

30

Anda mungkin juga menyukai