Anda di halaman 1dari 12

ISSN 4416217060 JURNAL TEKNIK INDUSTRI

PERANCANGAN DAN ESTIMASI BIAYA PEMBUATAN


STATIC MIXER DI PT TMW UNTUK REVITALISASI
TERMINAL LPG ARUN
Nauval Labiby Noor Mohammad1,
1
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pancasila, Jakarta
Jl. Raya Lenteng Agung, Srengseng Sawah, Jagakarsa

Email: nauvalyrd@gmail.com

Abstract
The design of the mixing facility on the revitalization of LPG terminal by using static mixer aims
to design and develop static mixer which is able to unite propane and butane and to know cost
estimation in static mixer design and development so that it can be a recommendation in
fulfilling domestic LPG requirement especially for Aceh region. The static mixer design process
is using QFD (quality function deployment) method with CFD (computational fluid dynamics)
simulation, and cost estimation of cost of production of static mixer with full costing method.
From the design results obtained Static Mixer using SMX and SMXL type internal mixer with a
thickness of 200 [mm] and end connection system using a flange end connection so easy to
do maintenance, raw material costs of Rp. 37,208,374, direct labor costs of Rp. 78,000,000,
and project overhead cost of Rp. 67.512.614. So the cost of good manufacture is Rp.
182.720.988.
Keywords: Static Mixer, QFD (quality function deployment), Estimated Costs

Abstrak
Perancangan fasilitas pencampuran pada revitalisasi terminal LPG dengan menggunakan static
mixer bertujuan untuk merancang dan membangun static mixer yang mampu menyatukan
propana dan butana serta untuk mengetahui estimasi biaya dalam perancangan dan
pembangunan static mixer sehingga dapat menjadi rekomendasi dalam pemenuhan
kebutuhan LPG domestik terutama untuk daerah Aceh. Proses perancangan static mixer adalah
menggunakan metode QFD (quality function deployment) dengan simulasi CFD (computational
fluida dynamics), dan estimasi biaya harga pokok produksi static mixer dengan metode full
costing. Dari hasil rancangan diperoleh hasil Static Mixer menggunakan internal mixer tipe
SMX dan SMXL dengan ketebalan 200 [mm] dan sistem end connection menggunakan flange
end connection sehingga mudah untuk dilakukan perawatan, biaya bahan baku sebesar Rp.
37.208.374, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 78.000.000, dan biaya overhead proyek
sebesar Rp. 67.512.614. Sehingga harga pokok produksi yang diperoleh adalah Rp.
182.720.988.
Kata kunci: Static Mixer, QFD (quality function deployment), Estimasi Biaya

1. PENDAHULUAN butana untuk digunakan sebagai bahan bakar


industri dan rumah tangga. Sejauh ini teknik
Penggunaan LPG sebagai bahan bakar
produksi LPG mix umumnya dilakukan
substitusi minyak tanah harus diikuti dengan
dengan proses kombinasi menggunakan
pengembangan teknologi proses yang efisien.
bejana tekan (pressure vessel).
LPG (Liquefied Petroleum Gas) gas minyak
bumi yang dicairkan, merupakan campuran
dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal
dari gas alam. Dengan menambah tekanan
dan menurunkan suhunya, gas berubah
menjadi cair. Gas LPG terdiri dari distilasi
ringan minyak bumi, terutama propana dan

Jurnal Teknik Industri (Nauval Labiby Noor Mohammad) 1


ISSN 4416217060 JURNAL TEKNIK INDUSTRI

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi,


proses reaksi dapat berlangsung dengan
waktu yang relatif singkat dan penggunaan
energi yang lebih kecil, sehingga
meningkatkan penyediaan LPG di daerah
Aceh Utara. Dengan dilakukannya
perancangan ini, diharapkan dapat
memperoleh hasil LPG mix yang baik dengan
waktu reaksi yang relatif singkat dan
penggunaan energi yang lebih kecil.
Maka dari itu, diperlukan perancangan dan
Gambar 1.1 a) Mixer vessel sistem, b) estimasi biaya untuk merancang dan
Mixer vessel analisis simulasi membangun static mixer yang mampu
menyatukan propana dan butana menjadi
Waktu reaksi yang relatif lama dan LPG.
konsumsi energi yang tinggi merupakan
2. TINJAUAN PUSTAKA
kendala dalam pengolahan LPG mix dari
propana dan butana. Lamanya reaksi 2.1. Liquefied Petroleum Gas (LPG)
disebabkan laju reaksi pembentukan LPG mix
masih lambat. Lambatnya pembentukan LPG Liquefied petroleum gas (LPG) merupakan
mix ini erat kaitannya dengan mekanisme campuran hidrokarbon dengan komponen
pengadukan yang selama ini digunakan. utama berupa propana, butana, isobutana,
Untuk memecahkan masalah ini propena, dan butena. Pada umumnya, LPG
diperlukan suatu rekayasa proses dengan yang digunakan adalah campuran propana
pengolahan sehingga proses dapat dan butana. Komponen-komponen dalam
dilangsungkan dengan waktu yang relatif campuran tersebut berada dalam bentuk gas
singkat dan penggunaan energi yang lebih pada temperatur dan tekanan normal namun
kecil. Salah satu metode yang bisa diterapkan dapat dicairkan melalui pendinginan,
adalah dengan penerapan sistem kompresi, atau kombinasi dari keduanya
pengadukan static mixer. Mekanisme (Speight, 1993). Gambar 2.1 (Speight, 1993)
pengadukan dengan static mixer adalah menunjukkan beberapa cara recovery LPG.
suatu sistem pengadukan yang LPG dapat diperoleh dengan dua cara yaitu:
menggabungkan mekanisme pencampuran  mengekstraksi LPG dari aliran-aliran
bahan dengan cara channeling minyak mentah.
(menghubungkan), rotating (memutar),  mengekstraksi LPG dari aliran gas bumi
diverting (membelokan), dan recombining pada atau dekat reservoir yang
(menggabungkan kembali) aliran atau bahan mengandung propana dan butana.
yang dicampur (Kenics, 2007). Di samping itu Heading pada level kedua dituliskan dengan
tenaga listrik untuk pompa yang digunakan boldface italics dengan menggunakan huruf besar
untuk static mixer cukup rendah. dan huruf kecil. Heading dituliskan rata kiri.

2.1.1. Penggolongan LPG


Berdasarkan jumlah kandungan
komponen utamanya, LPG dapat digolongkan
menjadi 3 jenis yaitu (Pertamina,2012):
a. LPG Propana
LPG jenis ini mengandung propana 95%
volume masing-masing dan ditambahkan
dengan pembau (mercaptant). LPG propana
Gambar 1.2 Aliran element mixer memiliki harga yang paling tinggi dan
umumnya digunakan pada negara empat
Static mixer merupakan rangkaian elemen musim.
untuk pencampuran yang diletakkan dalam b. LPG Butana
sebuah pipa dan menggunakan energi dari LPG jenis ini merupakan LPG yang
aliran untuk menciptakan pencampuran mengandung butana 97,5% volume dan
antara dua atau lebih fluida (Paul E, 2007). ditambahkan dengan pembau (mercaptant).
Beberapa manfaat signifikan lain yang timbul LPG butana biasanya lebih cocok untuk
dari static mixer antara lain adalah: digunakan pada negara- negara yang
memperoleh hasil LPG mix yang baik sesuai mendapatkan sinar matahari sepanjang
dengan spesifikasi yang dikeluarkan tahun. LPG butana setelah melalui proses
deisobutanizer mengandung sedikit propana

2 Jurnal Perancangan Pengembangan Produk dan Estimasi Biaya, Vol. 1 No. 1, Februari 2018
ISSN 4416217060 JURNAL TEKNIK INDUSTRI

dan isobutana. Dalam gas bumi, rasio normal bagian horizontal dari matriks berisi
butana terhadap isobutana adalah 2:1. informasi yang berhubungan dengan
konsumen dan disebut dengan customer
2.2. Pengembangan Produk table, bagian vertikal dan matriks berisi
informasi teknis sebagai respon bagi input
Pengembangan produk adalah suatu
konsumen dan disebut dengan technical
proses penemuan ide untuk barang dan jasa
table. Dua aspek utama matriks rumah
termasuk merubah, menambah atau
kualitas dapat dilihat pada gambar 2.1.
merumuskan kembali sebagian dari sifat-sifat
(Gaspersz dalam Marimin, 2004).
pokok yang sudah ada dalam segi corak,
merk dan kuantitas.
Pengembangan produk dilakukan dengan
tujuan untuk melayani pasar yang telah ada
sekarang dengan lebih meningkatkan
penjualan, memenuhi usaha menemukan
barang baru yang lebih baik, serta
melaksanakan aktivitas-aktivitas dari teknik
penelitian, perekayasaan dan perancangan
produk.

2.3. Quality Function Deployment (QFD)


Quality Function Deployment (QFD)
adalah metode perencanaan dan
pengembangan secara terstruktur yang
memungkinkan tim pengembangan
mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan
harapan pelanggan, dan mengevaluasi
kemampuan produk atau jasa secara Gambar 2.1 Gambar dua aspek utama
sistematik untuk memenuhi kebutuhan dan matriks rumah kualitas
harapan tersebut (Ariani, 2002). Menurut
Subagyo dalam Marimin 2004, Quality HOQ digunakan oleh tim di berbagai
Function Deployment adalah suatu cara bidang untuk menerjemahkan persyaratan
untuk meningkatkan kualitas barang atau konsumen (customer requirement), hasil
jasa dengan memahami kebutuhan riset pasar dan benchmarking data kedalam
konsumen, lalu menghubungkannya dengan sejumlah target teknis prioritas. Jenis
ketentuan teknis untuk menghasilkan matriks HOQ bentuknya bermacam-
barang atau jasa ditiap tahap pembuatan macam. Bentuk umum dan matriks ini terdiri
barang atau jasa yang dihasilkan. dari enam komponen utama, yaitu :
QFD didefinisikan sebagai suatu proses a. Voice of Customer “WHATs”, daftar
atau mekanisme terstruktur untuk persyaratan terstruktur yang berasal dari
menentukan kebutuhan pelanggan dan persyaratan konsumen.
menerjemahkann kebutuhan-kebutuhan itu b. Voice of Organization “HOWs”, daftar
ke dalam kebutuhan teknis yang relevan, karakteristik produk terstruktur yang
di mana masing-masing area fungsional relevan dengan persyaratan konsumen
dan tingkat organisasi dapat mengerti dan dan terukur.
bertindak. Ia mencakup juga pemantauan c. Relationship Matrix, matriks ini
dan pengendalian yang tepat dari proses menggambarkan persepsi tim QFD
manufacturing menuju sasaran (Gaspersz, mengenal keterkaitan antara technical
1997). dan customer requirement. Skala yang
QFD digunakan untuk memperbaiki cocok diterapkan dan digambarkan
pemahaman tentang pelanggan dan untuk dengan menggunakan simbol berikut :
mengembangkan produk, jasa serta proses Θ =Melambangkan Hubungan Kuat (9)
dengan cara yang lebih berorientasi kepada Ο =Melambangkan Hubungan Menengah (3)
pelanggan (Rampersad, 2006). ▲ =Melambangkan Hubungan Lemah (1)
d. Planning Matrix “WHYs”, menggambarkan
2.3.1. Matriks House of Quality (HOQ) persepsi konsumen yang diamati dalam
survei pasar, termasuk di dalamnya
Matrix House of Quality (HOQ) atau kepentingan relatif dari persyaratan
rumah mutu adalah bentuk yang paling konsumen, perusahaan, kinerja
dikenal dari representasi QFD. Matriks ini perusahaan dan pesaing dalam memenuhi
terdiri dari dua bagian utama, yaitu persyaratan tersebut.

Jurnal Teknik Industri (Nauval Labiby Noor Mohammad) 3


ISSN 4416217060 JURNAL TEKNIK INDUSTRI

e. Technical Corelation “ROOF matrix”, konsumen terhadap produk-produk yang


digunakan untuk mengidentifikasikan, dibandingkan. Tujuan strategis untuk
dimana technical requirement saling produk atau jasa baru yang akan
mendukung atau saling mengganggu satu dikembangkan.
dengan lainnya di dalam desain produk.  Bagian C :
Matriks ini dapat mengetengahkan Berisikan persyaratan-persyaratan teknis
kesempatan untuk inovasi. terhadap produk atau jasa baru yang akan
f. Competitive Analysis “Technical dikembangkan. Data persyaratan teknis
priorities, benchmarks and targets”, ini diturunkan berdasarkan “suara
digunakan untuk mencatat prioritas konsumen” yang telah diperoleh pada
yang ada pada matriks technical bagian A. Untuk setiap persyaratan teknis
requirement, mengukur kinerja teknik ditentukan satuan pengukuran, dan target
yang diperoleh oleh produk pesaing dan yang harus dicapai. Pengukuran terdiri
tingkat kesulitan yang timbul dalam dari 3, yaitu: Semakin besar semakin baik
mengembangkan requirement. Output (target maksimal tidak terbatas), Semakin
akhir dan matriks adalah nilai target kecil semakin baik (target maksimal
untuk setiap technical requirement. adalah nol) dan Target maksimalnya
Terdapat dua tahap pada penelitian ini adalah sedekat mungkin dengan suatu
yang digunakan untuk menerjemahkan nilai nominal dimana tidak terdapat variasi
keinginan konsumen menuju proses disekitar nilai tersebut.
perancangan produk. Tahapan tersebut  Bagian D
adalah : Berisikan kekuatan hubungan antara
a. Tahap Perencanaan Produk (House of persyaratan teknis dari produk atau jasa
Quality), Rumah kualitas atau biasa yang dikembangkan (bagian C) dengan
disebut juga House of Quality (HOQ) “suara konsumen” (bagian A) yang
merupakan tahap pertama dalam mempengaruhinya. Kekuatan hubungan
penerapan metodologi QFD. Secara garis ditunjukkan dengan symbol tertentu atau
besar matriks ini adalah upaya untuk angka tertentu, antara lain:
mengkonversi voice of customer secara Θ =Melambangkan Hubungan Kuat (9)
langsung terhadap persyaratan teknis Ο =Melambangkan Hubungan Menengah (3)
atau spesifikasi teknis dari produk atau ▲ =Melambangkan Hubungan Lemah (1)
jasa yang dihasilkan. - =Tidak ada Hubungan
Berikut ini penilaian kekuatan relasi, ada
empat kemungkinan korelasi: Tidak ada
hubungan diberi nilai nol (perubahan pada
persyaratan teknis, tidak akan
berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan), Hubungan lemah diberi nilai 1
(perubahan yang relatif besar pada
persyaratan teknis akan memberi sedikit
perubahan pada kepuasan pelanggan),
Hubungan menengah diberi nilai 3
(perubahan yang relatif besar pada
persyaratan teknis akan memberikan
pengaruh yang cukup berarti pada
kepuasan pelanggan), Hubungan kuat
Gambar 2.2 Perencanaan produk house of diberi nilai 9 (perubahan yang relatif kecil
quality pada persyaratan teknis, akan
 Bagian A : memberikan pengaruh yang cukup berarti
Berisikan data atau informasi yang pada kepuasan pelanggan).
diperoleh dari penelitian pasar atas  Bagian E :
kebutuhan dan keinginan konsumen. Berisikan keterkaitan antar persyaratan
“Suara konsumen” ini merupakan input teknis yang satu dengan persyaratan
dalam HOQ. Metode identifikasi kebutuhan teknis yang lain yang terdapat pada
konsumen yang biasa digunakan dalam bagian C. Korelasi antar persyaratan
suatu penelitian adalah wawancara, baik teknis tergantung pada pengukuran dari
secara grup atau perorangan. setiap persyaratan teknis, ada dua
 Bagian B : kemungkinan:
Berisikan tiga jenis data yaitu: Tingkat o Positive Impact
kepentingan dari tiap kebutuhan
konsumen. Data tingkat kepuasan

4 Jurnal Perancangan Pengembangan Produk dan Estimasi Biaya, Vol. 1 No. 1, Februari 2018
ISSN 4416217060 JURNAL TEKNIK INDUSTRI

(Perubahan pada persyaratan teknis 1 yang 2.4. Akuntansi Biaya


akan menimbulkan pengaruh positif terhadap
Akuntansi biaya adalah proses
pengukuran persyaratan teknis 2).
mengidentifikasi, mendefinisikan, mengukur,
x Negative Impact
melaporkan dan menganalisis berbagai
(Perubahan pada persyaratan teknis 1 yang
elemen biaya langsung maupun biaya tak
akan menimbulkan pengaruh negatif yang
langsung yang berhubungan dengan
sedang terhadap pengukuran persyaratan
pembuatan dan pemasaran produk dan jasa
teknis 2).
(Susilawati:2009). Akuntansi biaya adalah
 Bagian F
salah satu cabang akuntansi yang merupakan
Berisikan tiga macam jenis data, yaitu:
alat manajemen dalam memonitor dan
Tingkat kepentingan (ranking)
merekam transaksi biaya secara sistematis,
persyaratan teknis, technical
serta menyajikan informasi biaya dalam
benchmarking dari produk yang
bentuk laporan biaya (Supriyono:2013).
dibandingkan dan target kinerja
Dari uraian diatas dapat ditarik
persyaratan teknis dari produk yang
kesimpulan bahwa akuntansi biaya adalah
dikembangkan.
suatu proses akuntansi yang menyediakan
b. Tahap Perencanaan Komponen (Part
informasi dalam bentuk laporan biaya untuk
Deployment) Part Deployment merupakan
membentuk manajemen dalam melakukan
tahap kedua dalam metode QFD. Berikut
fungsinya untuk pengambilan keputusan.
ini adalah struktur matrik pada Part
Deployment :
2.5. Pengertian Biaya
Biaya adalah suatu pengorbanan sumber
ekonomi yang diukur dalam satuan uang,
untuk mendapatkan barang atau jasa yang
diharapkan akan memberikan
keuntungan/manfaat pada saat ini atau masa
yang akan datang. Biaya (cost) sebagai
sumber daya yang dikorbankan atau
dilepaskan untuk mencapai tujuan tertentu.
Suatu biaya biasanya diukur dalam jumlah
uang yang harus dibayarkan dalam rangka
mendapatkan barang atau jasa.
Gambar 2.3 Perencanaan komponen part
Dari uraian diatas dapat ditarik
deployment
kesimpulan bahwa biaya adalah pengorbanan
 Bagian A :
sumber daya ekonomi dalam bentuk kas atau
Bagian ini berisi persyaratan teknis yang
aktiva lain yang diharapkan memberi manfaat
diperoleh dari QFD iterasi 1.
saat ini atau dimasa yang akan datang bagi
 Bagian B :
perusahaan.
Bagian ini berisi hasil normalisasi
kontribusi persyaratan teknis yang
diperoleh dari QFD iterasi 1. 2.6. Klasifikasi Biaya
 Bagian C : Klasifikasi biaya sangat penting untuk
Bagian ini berisi: Persyaratan part yang membuat ikhtisar yang berarti atas dasar
berhubungan dan bersesuaian dengan data biaya. Klasifikasi biaya menurut
persyaratan teknis yang diperoleh pada hubungannya dengan produksi :
QFD iterasi 1 dan pengukuran dari a. Biaya bahan adalah bahan yang digunakan
masing-masing persyaratan part. untuk membuat barang jadi. Biaya bahan
 Bagian D : merupakan nilai atau besarnya rupiah
Bagian ini menggambarkan hubungan yang terkandung dalam bahan yang
diantara persyaratan part dan persyaratan digunakan untuk proses produksi. Biaya
teknis. Sehingga hubungan ini didasarkan bahan dibedakan menjadi :
pada dampak persyaratan part terhadap  Biaya bahan baku adalah bahan mentah
persyaratan teknis. yang digunakan untuk memproduksi
 Bagian E : barang jadi yang secara fisik dapat
Bagian ini berisi; Part specification (satuan diidentifikasi pada barang jadi.
dari persyaratan part), Column weight  Biaya bahan penolong adalah bahan-
(kontribusi dari persyaratan part) dan bahan yang digunakan untuk
Target Spesifikasi yang ingin dicapai oleh menyelesaikan suatu produk tetapi
masing-masing persyaratan part dalam pemakaian sangat kecil atau sangat rumit
rangka pengembangan. untuk dikenali di produk jadi.

Jurnal Teknik Industri (Nauval Labiby Noor Mohammad) 5


ISSN 4416217060 JURNAL TEKNIK INDUSTRI

b. Biaya tenaga kerja merupakan gaji/upah 2.8. Metode Penentuan Harga Pokok
karyawan bagian produksi. Biaya ini Produksi
dibedakan menjadi :
Terdapat dua metode dalam menentukan
 Biaya tenaga kerja langsung adalah
harga pokok yaitu sebagai berikut:
gaji/upah tenaga kerja yang dipekerjakan
a. Full costing
untuk memproses bahan menjadi barang
Full costing merupakan metode penentuan
jadi.
harga pokok produk dengan memasukkan
 Biaya tenaga kerja tidak langsung
semua biaya yang bersifat variabel
merupakan gaji/upah tenaga kerja bagian
maupun yang bersifat tetap terhadap
produksi yang tidak terlibat secara
produk. Metode full costing digambarkan
langsung dalam proses pengerjaan bahan
sebagai berikut :
menjadi produk jadi.
Biaya bahan baku xxx
c. Biaya overhead pabrik adalah biaya yang
Biaya tenaga kerja langsung xxx
timbul dalam proses produksi selain yang
Biaya overhead pabrik variable xxx
termasuk dalam biaya bahan baku dan
Biaya overhead pabrik tetap xxx
biaya tenaga kerja langsung.
Harga pokok produksi xxx
b. Variabel Costing
2.7. Harga Pokok Produksi
Variabel costing merupakan perhitungan
Harga pokok produk adalah akumulasi harga pokok produk yang hanya
biaya yang dibebankan ke produk atau jasa. memasukkan biaya produksi variabel.
Harga perolehan atau harga pokok adalah Biaya yang bersifat tetap terhadap produk
jumlah yang dapat diukur dalam satuan uang (BOP tidak tetap) dimasukkan sebagai
dalam bentuk kas yang dibayarkan, atau nilai biaya periode. Metode variabel costing
aktiva lainnya yag dapat diserahkan atau dapat digambarkan sebagai berikut :
dikorbankan, atau jasa yang diserahkan atau Biaya bahan baku xxx
dikorbanan, atau hutang yang timbul atau Biaya tenaga kerja langsung xxx
tambahan modal dalam rangka pemilikan Biaya overhead pabrik variable xxx
barang atau jasa yang diperlukan Harga pokok produksi xxx
perusahaan, baik dari masa lalu (harga
perolehan yang telah terjadi) ataupun pada 3. METODOLOGI PENELITIAN
masa yang akan datang (harga perolehan
3.1. Pendahuluan
yang akan terjadi).
Dari uraian diatas dapat ditarik Tahap pendahuluan merupakan rangkaian
kesimpulan bahwa harga pokok produksi kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan
adalah akumulasi dari biaya-biaya yang pengolahan data. Dalam tahap awal ini
dihasilkan perusahaan untuk menghasilkan disusun hal-hal penting yang harus segera
produk kemudian dibebankan pada produk. dilakukan dengan tujuan untuk
Unsur-unsur harga pokok produksi mengefektifkan waktu dan pekerjaan. Tahap
mecakup tiga hal yaitu : persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan
a. Biaya bahan baku langsung (direct sebagai berikut :
material cost) adalah semua bahan baku a. Perumusan dan identifikasi masalah.
yang membentuk bagian integral dari b. Observasi dan peninjauan langsung di
produk jadi dan dimasukkan secara lokasi masalah.
eksplisit dalam perhitungan biaya produk. c. Penentuan kebutuhan data, sumber data
Biaya bahan baku langsung meliputi plat dan pengadaan administrasi perencanaan
stainless, hollo dan pipa bulat stainless. data dilanjutkan pengumpulan data.
b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor d. Perencanaan jadwal rencana desain
cost) adalah tenaga kerja yang melakukan perencanaan.
konversi bahan baku langsung menjadi Persiapan diatas harus dilakukan secara
produk jadi dan dapat dibebankan secara cermat untuk menghindari pekerjaan yang
layak ke produk tertentu. Biaya tenaga berulang. Sehingga tahap pengumpulan data
kerja langsung meliputi upah tenaga kerja menjadi optimal.
yang dipekerjakan.
c. Biaya overhead pabrik (factory overhead) 3.1.1. Studi Pustaka
terdiri atas semua biaya manufaktur yang
tidak ditelusuri secara langsung ke output Studi Pustaka adalah suatu konsep teori
tertentu. Biaya overhead pabrik meliputi yang dijadikan landasan berfikir dalam
biaya listrik dan biaya penyusutan mesin. pelaksanaan penelitian. Tahap ini dilakukan
dengan membaca buku-buku referensi, jurnal
penelitian, serta dokumen- dokumen terkait
penelitian yang ada kaitannya dengan

6 Jurnal Perancangan Pengembangan Produk dan Estimasi Biaya, Vol. 1 No. 1, Februari 2018
ISSN 4416217060 JURNAL TEKNIK INDUSTRI

penelitian ini dari berbagai jenis dan sumber PT Pertamina (Persero), Direktorat
data. Pemasaran bermaksud membangun depot
distribusi LPG untuk memanfaatkan dan
3.1.2. Observasi merevitalisasi fasilitas Terminal LPG dan
fasilitas Arun yang berada di Lhokseumawe -
Suatu cara pengumpulan data dengan
Aceh Utara.
mengadakan pengamatan secara langsung
Terminal LPG Arun dibangun pada tahun
terhadap suatu objek penelitian di lapangan.
1987 dan dirancang sebagai fasilitas
Studi lapangan pada penelitian ini dilakukan
penyimpanan dan pemuatan LPG. Sejak
di kantor proyek revitalisasi terminal LPG
tahun 2001, fasilitas ini telah berhenti
Arun yang bertempat di Rukan Royal Palace,
memproduksi LPG dengan berakhirnya
Jl. Prof DR. Soepomo SH No. 178A Blok B-17
kontrak penjualan elpiji.
dan dikaji lebih lanjut oleh tim engineering
Konsep pengembangan Terminal distribusi
dari PT Tri Mandhiri Wisesa untuk melakukan
LPG Arun adalah memanfaatkan,
metode perancangan.
merehabilitasi dan merevitalisasi fasilitas
yang ada, propana (storage & loading) dan
3.2. Pengumpulan Data
butana (storage & loading) untuk nantinya
Untuk perancangan dan estimasi biaya dapat menjadi fasilitas penerimaan
pembuatan static mixer, diperlukan sejumlah refrigerated propana dan refrigerated butana
data yang didapat secara langsung yaitu dari sumber lain kemudian disebut bongkar
dengan melakukan peninjauan langsung ke muat (unloading) dan disimpan (storage) ke
lapangan ataupun data yang didapatkan dari dalam pendingin propana dan butana tangki
instansi terkait, serta data penunjang storage yang ada. Pemuatan sistem yang ada
lainnya, dengan tujuan agar dapat menarik masih akan diadopsi untuk mentransfer
kesimpulan dalam menentukan standar refrigerated propana dan butana ke tangker
perencanaan estimasi biaya pembuatan berukuran 22.500 DWT semi refrigerated.
tersebut. Fasilitas dan peralatan baru akan
ditambahkan untuk memproduksi LPG
3.3. Analisis dan Pengolahan Data bertekanan campuran dan menyimpannya di
tangki bola, dan mengirim (memuat) ke kapal
Analisis dan pengolahan data dilakukan LPG bertekanan 3.500 DWT dan truk dengan
berdasarkan data-data yang dibutuhkan, kapasitas 15 MT untuk didistribusikan.
selanjutnya dikelompokkan sesuai identifikasi Berdasarkan hasil negosiasi dan klarifikasi
tujuan permasalahan, sehingga diperoleh yang telah disepakati, PBAS memberikan
penganalisaan pemecahan yang efektif dan permintaan suplai static mixer untuk
terarah. Adapun analisa yang dilakukan revitalisasi LPG Arun kepada PT Tri Mandhiri
adalah : Wisesa dengan waktu kontrak selama 3 bulan
a. Membahas berbagai permasalahan setelah surat permintaan suplai (SPS)
berdasarkan hasil pengumpulan data diterima. Untuk nilai kontrak static mixer
primer dan data sekunder. yang diberikan oleh PBAS adalah Rp.
b. Analisis kebutuhan produk dari kebutuhan 360.000.000 dengan PPN 10% sehingga total
konsumen yang telah diidentifikasi untuk nilai kontrak adalah Rp 396.000.000.
menentukan nilai tingkat kepentingan. PT Tri Mandhiri Wisesa adalah perusahaan
c. Analisis kemampuan produk berdasarkan kontraktor di bidang Engineering,
kebutuhan konsumen yang telah dianalisis Procurement dan Construction (EPC).
untuk mendapatkan target relatif Kontraktor ini menerima permintaan suplai
spesifikasi teknis atau kemampuan produk static mixer sesuai dengan penawaran yang
dari alat. diberikan oleh PBAS. PT Tri Mandhiri Wisesa
d. Analisis konsep desain setelah mengetahui adalah perusahaan jasa teknik dan jasa
kemampuan produk relatif yang diterima konstruksi pilihan untuk solusi proses
industri package terintegrasi ke industri petrokimia,
e. Pemilihan alternatif perencanaan. minyak, dan gas.
f. Perhitungan estimasi biaya perancangan
dan pembuatan static mixer meliputi biaya 4.2. Struktur Organisasi Proyek
komponen-komponen alat, biaya tenaga
kerja, biaya fabrikasi hingga harga pokok Untuk proyek pembangunan static mixer ini
produksi (COGM). PT Tri Mandhiri Wisesa menyusun struktur
organisasi yang sederhana. Adapun susunan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN pengurus atau struktur organisasi proyek
dapat dilihat detailnya pada gambar 4.1.
4.1. Gambaran Proyek

Jurnal Teknik Industri (Nauval Labiby Noor Mohammad) 7


ISSN 4416217060 JURNAL TEKNIK INDUSTRI

propana 13,49 [kg/cm2.g]. Dengan komposisi


butana 236 [m3/h] dan propana 261 [m3/h].
Kualitas LPG yang baik ialah LPG yang
komposisi propana dan butana sesuai dengan
standar spesifikasi yang telah ditentukan.
Berdasarkan diskusi yang dilakukan
dengan salah seorang pegawai PBAS yang
bernama Rangga, untuk mendapatkan
kualitas LPG yang baik dibutuhkan sebuah
Gambar 4.1 Struktur organisasi proyek alat yaitu mixer. Alat tersebut berfungsi
static mixer PT Tri Mandhiri Wisesa untuk mencampur/menyatukan fluida gas
cair dalam aliran gas tersebut. Umumnya LPG
4.3. Pengertian Produk Static Mixer dibentuk dari gas cair propana dan butana
Static mixer banyak digunakan dalam dengan persentase tertentu. Standar yang
industri proses. Static mixer terdiri dari digunakan untuk mendapatkan kualitas LPG
elemen tak bergerak yang dipasang di pipa, yang baik yaitu menggunakan internal mixer
yang menciptakan pola aliran yang
dengan rating 25 [mm] dan tebal 200 [mm]
menyebabkan fluida bercampur saat dipompa karena static mixer ini akan dipasang pada
melalui pipa. Sebagian besar pekerjaan
pipa fasilitas pencampuran LPG. Dalam
eksperimental pada static mixer telah jangka waktu tertentu internal mixer di dalam
berkonsentrasi pada penetapan pedoman alat ini harus diganti. Oleh karena itu alat ini
desain dan korelasi penurunan tekanan. harus memiliki sistem sambungan yang
Jumlah investigasi terhadap aliran dan praktis untuk memudahkan penggantian
mekanisme pencampuran terbatas, mungkin
internal mixer di dalamnya. Selain itu
karena kesulitan yang dihadapi dalam kontruksi dari alat ini juga harus kuat dan
mendapatkan pengukuran eksperimental tahan lama sehingga aman menahan tekanan
yang bermakna (Paul E, 2007). operasional gas yang mengalir dan tidak
terjadi kebocoran. Keadaan di dalam alat juga
harus diketahui seperti kecepatan aliran dan
total massa serta volume LPG.
Berdasarkan hasil diskusi dapat
disimpulkan beberapa poin hasil observasi
sebagai berikut :
a. Tekanan operasi dari aliran gas yang
mengalir sebesar butana 13,5 [kg/cm2.g]
dan propana 13,49 [kg/cm2.g].
b. Alat harus memiliki konstruksi yang kuat
dan tahan lama sehingga aman menahan
tekanan operasi dari gas yang mengalir.
c. Alat harus memiliki sistem end connection
yang praktis untuk memudahkan
perawatan pada internal mixer.
d. Standar dari internal mixer yang
digunakan untuk menghasilkan kualitas
LPG mix yang baik yaitu internal mixer
dengan bentuk kisi (grid) lalu melintang
(crossing).
e. Dapat mengetahui keadaan fluida di dalam
alat seperti kecepatan aliran atau flowrate
Gambar 4.2 Profil konsentrasi dalam static dan total massa atau volume dari fluida
mixer. Baris 1 sampai 6 menunjukkan yang mengalir dalam jangka waktu
konsentrasi pada masing-masing elemen. tertentu atau sering.
Kolom 1 sampai 5 menunjukkan profil f. Mudah dalam pemasangan pada jalur pipa
konsentrasi masing-masing pada 180, 540, gas khususnya pada pipa fasilitas
900, 1260, dan 1620. pencampuran untuk LPG Plan.

4.4. Identifikasi Kebutuhan Konsumen 4.4.1. Analisis Kebutuhan


Penulis mengambil data mengenai gas Berdasarkan data hasil observasi dan
alam yang mengalir pada revitalisasi terminal wawancara secara purposif sampling, dapat
LPG Arun. Tekanan operasi dari gas yang
mengalir sebesar butana 13,5 [kg/cm2.g] dan

8 Jurnal Perancangan Pengembangan Produk dan Estimasi Biaya, Vol. 1 No. 1, Februari 2018
ISSN 4416217060 JURNAL TEKNIK INDUSTRI

dianalisis beberapa kebutuhan dan tingkat = ∑(ℎ𝑢𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 × 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓)


kepentingan sebagai berikut :
Sebagai contoh pengaplikasian rumus pada
Tabel 5.1 Analisis kebutuhan dan tingkat kepentingan kumulatif 1, sebagai berikut :
kepentingan Kepentingan kumulatif 1,
Tingkat = (14,7 x Θ) + (14,7 x O) + (11,8 x ▲) +
No Kebutuhan
Kepentingan (14,7 x O)
Mampu menahan = (14,7 x 9) + (14,7 x 3) + (11,8 x 1) + (14,7
tekanan operasi gas x 3)
sebesar butana 13,5 Kepentingan kumulatif 1 = 232,4
1 5
[kg/cm2.g] dan *Rumus dapat diaplikasikan pada
propana 13,49 kepentingan kumulatif selanjutnya.
[kg/cm2.g]. Berikut ini hasil hubungan kebutuhan dan
Tidak terjadi karakteristik teknis serta hasil seluruh
2 5
kebocoran. perhitungan kepentingan yang disusun dalam
Mampu mencampur matriks perencanaan produk house of quality
3 4
gas yang mengalir. di bawah ini :
Mampu Tabel 5.2 Perencanaan produk house of
mencampurkan fluida quality
4 4
gas propana dan
butana.
Mudah dalam
5 perawatan internal 5
mixer.
Dapat mengetahui
kecepatan aliran dan
6 4
volume fluida yang
mengalir.
Umur alat dirancang
7 4
tahan lama.
Mudah dalam
8 pemasangan alat 3
dengan pipa gas.
Keterangan tingkat kebutuhan :
(1) = Sangat tidak dibutuhkan.
(2) = Tidak dibutuhkan.
(3) = Antara dibutuhkan dan tidak.
(4) = Dibutuhkan.
(5) = Sangat dibutuhkan.
Keterangan :
4.4.2. Perencanaan Produk (House Of Θ = Hubungan Kuat (9)
Quality) Ο = Hubungan Menengah (3)
▲ = Hubungan Lemah (1)
Untuk mengukur hubungan antara
kebutuhan pelanggan dan karakteristik Pesaing 1 = continuous flow stirred
teknis/spesifikasi teknis dari mixer, maka tank reactor (CSTR) mixer
disusun matriks perencanaan produk house Pesaing 2 = blade agitator mixer
of quality. Terdapat dua pesaing pada tahap
analisis pesaing yaitu continuous flow stirred 4.4.3. Perencanaan Komponen (Part
tank reactor (CSTR) mixer (pesaing 1) dan Deployment)
blade agitator mixer (pesaing 2).
Kepentingan relatif adalah persentase Tahap berikutnya adalah menentukan
kepentingan dari total kepentingan yang perencanaan komponen part deployment
telah ditentukan yang dimana untuk mengetahui hubungan
Kepentingan relatif, antara analisis kebutuhan yang didapat dari
𝑘𝑒𝑝𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 persyaratan teknis (requirement) pada house
=
∑ 𝑘𝑒𝑝𝑒𝑛𝑡𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓
× 100% of quality dengan spesifikasi komponen,
Nilai kepentingan kumulatif, didapatkan yaitu:
dengan rumus sebagai berikut : a. Untuk mampu menahan tekanan >13,5
Kepentingan kumulatif, [kg/cm2.g] diperlukan pipa sch 40 artinya
memiliki ketebalan 10,31 [mm].

Jurnal Teknik Industri (Nauval Labiby Noor Mohammad) 9


ISSN 4416217060 JURNAL TEKNIK INDUSTRI

b. Jenis seal yang mampu mencegah Berdasarkan analisis house of quality part
kebocoran diperlukan seal tipe spiral deployment, dapat disimpulkan beberapa
wound gasket. spesifikasi akhir dari alat static mixer, sebagai
c. Sistem pencampuran gas yang mengalir berikut :
diperlukan elemen mixer dengan rating 25
Tabel 5.4 Spesifikasi produk
[mm] berdasarkan fluid analysis.
d. Sistem pencampuran kandungan gas
untuk propana dan butana diperlukan
internal mixer tipe SMX dan SMXL dilihat
dari kekentalan fluida tersebut
berdasarkan handbook of industrial mixing
pada pengumpulan data.
e. Untuk mempermudah perawatan dan Berdasarkan spesifikasi produk diatas dapat
mencegah kebocoran pada sambungan dibuat detail gambar kerja produk
diperlukan sistem sambungan
menggunakan flange end connection tipe 4.5. Estimasi Biaya Harga Pokok
weldneck dengan rating/class #300 Produksi Full Costing
artinya mampu menahan tekanan hingga a. Biaya Bahan Baku
300 [psig] ~ 20 [kg/cm2.g] Untuk memproduksi static mixer
f. Untuk mengetahui volume aliran dan dibutuhkan beberapa material sebagai
kekentalan fluida diperlukan alat berikut :
instrumen indicator flowmeter dan
viscometer Tabel 5.5 Perhitungan biaya bahan baku
Deskripsi Harga Total Harga
g. Agar umur alat tahan lama pada Jumlah
Material Satuan (Rp) (Rp)
rancangan diperlukan pertimbangan laju
Pipa 12” 1 12.042.174 12.042.174
korosi pada ketebalan/dinding pipa Flange 12” 2 4.500.000 9.000.000
dengan minimum penambahan korosi Gasket
yang diizinkan untuk 20 tahun. 2 399.900 799.800
(seal) 12”
h. Untuk mempermudah pada pipa gas Baut dan
diperlukan inlet dan outlet sejajar lurus Mur 1-1/8” 32 130.200 4.166.400
dengan pipa gas yang ada. x 220 mm
Pelat
Tabel 5.3 Perencanaan komponen part SS316,
2 5.600.000 11.200.000
deployment 4mm x 4 ft
x 8 ft
Total Bahan Baku Langsung 37.208.374

b. Biaya Tenaga Kerja


Biaya tenaga kerja dihitung berdasarkan
sistem upah bulanan dengan kon trak
hingga 3 bulan, dimana para pekerja mulai
bekerja dari pukul 08.00 s/d 16.00 dengan
upah sebagai berikut :

Tabel 5.6 Perhitungan biaya tenaga kerja


Upah/bulan Upah/3 bulan
Lead /
Rp. 12.000.000 Rp. 36.000.000
Manager
Engineer Rp. 9.000.000 Rp. 27.000.000
Designer Rp. 5.000.000 Rp. 15.000.000
Pada bagian part deployment ini dapat
diperoleh spesifikasi-spesifikasi komponen Total Biaya Tenaga Kerja
berdasarkan kebutuhan awal konsumen dan Rp. 78.000.000
Langsung
kebutuhan/persyaratan teknis. Dengan
demikian, kebutuhan/persyaratan teknis
yang memiliki kepentingan kumulatif c. Biaya Overhead Proyek
terbesar yang harus diutamakan. Pada biaya overhead proyek terdapat
biaya overhead tetap yaitu biaya sewa
4.4.4. Spesifikasi Produk gedung kantor dan biaya overhead
variabel/lain-lain meliputi biaya listrik,
biaya telepon/internet, biaya fabrikasi,

10 Jurnal Perancangan Pengembangan Produk dan Estimasi Biaya, Vol. 1 No. 1, Februari 2018
ISSN 4416217060 JURNAL TEKNIK INDUSTRI

biaya inspeksi, biaya handling material, 2. Berdasarkan hasil rancangan, untuk dapat
dan biaya pengecatan. Dari biaya-biaya membuat alat static mixer dihasilkan
tersebut sehingga jumlah biaya overhead biaya-biaya melalui analisis estimasi biaya
adalah : sebagai berikut :
a. Biaya bahan baku static mixer adalah Rp.
Tabel 5.7 Perhitungan biaya overhead 37.208.374.
proyek b. Biaya tenaga kerja langsung adalah Rp.
Keterangan Jumlah Harga Per Total (Rp) 78.000.000.
Bulan (Rp)
c. Biaya overhead proyek adalah Rp.
Biaya Overhead Tetap:
Biaya Sewa 3 Bulan 6.750.000 20.250.000 67.512.614.
Gedung d. Total perhitungan harga pokok produksi
Kantor untuk pembuatan static mixer pada
Total Biaya Overhead Tetap 20.250.000
revitalisasi terminal LPG Arun sebesar Rp.
Biaya Lain-lain:
Biaya Listrik 3 bulan 818.038 2.454.114 182.720.988.
Biaya 3 bulan 761.500 2.284.500
Telepon dan 5.2 Saran
Internet 1. Diharapkan perlu adanya analisis estimasi
Biaya Fabrikasi biaya yang sama pada setiap konsep
Assembly 25.000.000
dan Welding
desain apabila nilai yang dihasilkan oleh
Biaya masing-masing desain sama rata sehingga
Inspeksi dapat dipilih dari hasil harga pokok
Radiography 4.000.000 produksi yang lebih ekonomis.
Test
2. Analisis skema usaha, dengan berbagai
Penetrant 2.500.000
Test skenario misalnya: Kontraktor
Biaya 3.024.000 menjalankan usaha dengan skema
Handling processing fee. Dalam skema ini
Material
Biaya 8.000.000
kontraktor hanya mengolah gas menjadi
Pengecatan produk LPG dan mendapat pemasukan
Total Biaya Lain-lain 47.262.614
dari processing fee. Kemudian produk LPG
dikembalikan lagi untuk dijual oleh pemilik
Total Biaya Overhead Proyek 67.512.614
gas.

Setelah mendapatkan hasil biaya bahan DAFTAR PUSTAKA


baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overhead proyek, maka selanjutnya adalah [1] Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya.
menghitung harga pokok produksi : Buku Satu. Edisi Empat Belas. Jakarta:
Keterangan Total Harga Salemba Empat.
[2] Segeler, C. George. 1965. Handbook of
Biaya Bahan Baku Rp. 37.208.374
Gas Engineers. New York: Industrial Press.
Biaya Tenaga Kerja Rp. 78.000.000
[3] Horngren, Charles T, Srikan M. Datar,
Biaya Overhead
Rp. 67.512.614 George Foster. 2008. Akuntansi Biaya:
Proyek
Penekanan Manajerial. Buku Satu. Edisi
Harga Pokok Produksi Rp. 182.720.988
Sebelas. Jakarta: Erlangga.
[4] Kenics. 2007. Kenics Mixing Technology,
5. KESIMPULAN DAN SARAN Dayton, OH: Chemeneer, Inc.
5.1 Kesimpulan [5] Lupiyo, A. 2006. Quality Function
Berdasarkan pembahasan dan analisis, Deployment, How to Make QFD Work for
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai You. Surabaya: PT. Indeks Gramedia.
berikut: [6] Oldshue, J.Y. 1983. Fluid Mixing
1. Untuk perancangan fasilitas pencampuran Technology. New York: Chemical
(mixer) menggunakan static mixer pada Engineering Mc Graw-Hill Pub. Co.
revitalisasi terminal LPG Arun ini [7] Paul, E., Obeng, V.A.A., dan Kresta, S.M.
diharapkan mampu mencampurkan gas 2003. Handbook of Industrial Mixing. New
propana dan butana yang mengalir, York: Wiley-Interscience.
dengan hasil rancangan alat : [8] Sari, M. 2008. The Quality Function
a. Pencampuran gas menggunakan internal Deployment Handbook. Jakarta: Ghalia
mixer tipe SMX dan SMXL dengan Indonesia.
ketebalan 200 [mm]. [9] Speight, John. 1993. Gas Environmental
b. Sistem end connection menggunakan and Processing. Schaumbur: Gulf Publish
flange end connection sehingga ing Co.
memudahkan dalam maintenance.

Jurnal Teknik Industri (Nauval Labiby Noor Mohammad) 11


ISSN 4416217060 JURNAL TEKNIK INDUSTRI

[10] Ulrich K.T., Epinger S.D. 2001.


Perancangan dan Pengembangan
Produk. Bandung: Salemba Teknika.

12 Jurnal Perancangan Pengembangan Produk dan Estimasi Biaya, Vol. 1 No. 1, Februari 2018

Anda mungkin juga menyukai