Anda di halaman 1dari 53

DIREKTORAT BINA KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KESEHATAN IBU DAN ANAK


KEMENTERIAN KESEHATAt<I RI
TAHUN, 2011
Katalog Dalam Terbitan, Kementerian Kesehatan RI

613.269
Ind Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat
p Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak
Pedoman pengelolaan air susu ibu di tempat
kerja.-Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2011

ISBN .................................................... .

1. Judul I. BREAST FEEDING


II. NUTRITION III. OCCUPATIONAL HEALTH
SERVICES
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDRAL BINA GIZI DAN KIA

Dalam rangka mendukung pencapaian target MDGs 2015


sejalan dengan RPJPM bidang kesehatan tentang penurunan angka
kematian ibu dan bayi serta menurunkan gizi buruk, maka
Kementerian Kesehatan Rl melakukan berbagai upaya antara lain
dengan meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Data di Indonesia
menunjukan jumlah pekerja perempuan semakin meningkat dari
tahun ke tahun. Saat ini jumlah pekerja perempuan di Indonesia
mencapai 40 juta, dimana 25 juta diantaranya berada pada usia
reproduktifyang kemungkinan akan mengalami proses kehamilan,
melahirkan dan menyusui selama menjadi pekerja.
Pekerja perempuan tersebut juga memiliki permasalahan
kesehatan di usia produktif seperti perempuan lain pada umumnya
seperti; prevalensi anemia perempuan usia reproduksi 26,8%, anemia
pada perempuan hamil sebesar 40,0% (Depkes, 2006) sehingga akan
berakibat pekerja tersebut mudah menderita sakit dan kemungkinan
apabila hamil akan mempunyai risiko tinggi saat melahirkan serta
melahirkan generasi yang kurang gizi pula. Di samping itu belum
optimalnya pemberian ASI eksklusif pada para pekerja wanita ikut
berperan dalam terhambatnya penurunan angka kematian bayi dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan
datang.

Permasalahan dalam pemberian ASI pada ibu bekerja adalah


waktu kerja selama 8 jam menyebabkan ibu tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk menyusui anaknya. Selain itu, program cuti dari
pemerintah juga belum mendukung, masih kurangnya pengetahuan
ibu bekerja mengenai manajemen laktasi serta tidak tersedianya
ruang ASI yang diperlukan di tempat kerja untuk memerah ASI.

Pedoman Pengelolaan ASI di Tempat Kerja ini membahas


mengenai ASI dan manfaatnya bagi pekerja sendiri, perusahaan
atau pengelola tempat kerja, masyarakat dan negara, bagaimana
mengelola ASI di tempat kerja oleh pengelolajpengurus, dan bagi
pekerja sendiri.
Semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat bagi pelaksanaan
pemberian ASI di tempat kerja.

Jakarta, Oktober 2011


Direktur Jenderal

Dr.dr. Slamet Riyadi Yuwono.DTM&H, MARS ~


NI~195305231980031006

II 1 Tak 71 rgantlkun
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga buku Pedoman
Pengelolaan ASI di Tempat Kerja ini selesai tersusun. Pedoman ini
disusun dengan tujuan dapat meningkatkan pelaksanaan pemberian ASI
di tempat kerja.
Mengingat informasi tentang pentingnya Air Susu Ibu dirasa masih
kurang tersebar luas di kalangan tempat kerja, Direktorat Jenderal Bina
Gizi dan KIA melalui Direktorat Bina Kesehatan Kerja berinisiatif
menyusun buku pedoman ini. Harapan kami buku ini dapat dijadikan
pegangan untuk meIaksanakan kegiatan kegiatan tersebut.

Terima kasih yang sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Tim


Penyusun dan semua pihak yang teIah berkontribusi daIam penyelesaian
pedoman ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami
senantiasa terbuka untuk menerima kritik dan saran untuk perbaikan
mutu dan penyempurnaan buku ini. Semoga upaya kita bersama
mendapat hidayah dan ridho-Nya. Amin.

Jakarta, Oktober 201 1


Direktur Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga

Dr. Kuwat Sri Hudoyo, MS


NIP. 196209151991021001

t I Tuk Teryu,,,,k,, I III


tv ~, I k ~1'fItIn n
DAFTAR lSI

SAMBUTAN DIREKTUR JENDRAL BINA GIZI DAN KIA

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

DAFTAR lSI ................................................................................................ v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1


A. Latar Beiakang ................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................. 3
C. Sasaran ............................................................................... 4
D. Dasar Hukum ................................................................... 4
E. Pengertian ......................................................................... 4

BAB II MANFAAT PEMBERIAN AS} ............................................. 6


1. Apa keuntungan memberikan ASI bagi pekerja/
karyawan? ......................................................................... 6
2. Apa keuntungan memberikan AS) bagi
Perusahaan/ Pengeiola/Pengurus Tempat Kerja?.. 6
3. Apa keuntungan memberikan AS) bagi
masyarakat dan negara? ............................................... 7

BAB III PENGELOLAAN ASI DI TEMPAT KERJA ...................... 8


1. Apa persiapan yang perlu dilakukan dala m
pengeiolaan AS ) di tempat kerja ? ............................. 8
2. Bagaimana penerapan pengelolaan ASI
di tempat kerja ? ............................................................... 13
3. Bagaimana cara memastikan bahwa
pengelolaan ASI di tempat kerja berjalan
dengan baik? ...................................................................... 13

Irk 7i '9 mt,k 11 I v


BAB IV INFORMASI PENTING TERKAIT PENGELOLAAN
ASI DI TEMPAT KERJA..............................................................15
1. Apa keunggulan ASI?...........................................................15
2. Apa risiko pemberian susu formula?..................................15
3. Bagaimana cara menyusui yang efektif? 17
4. Apa yang perlu di persiapkan pekerja agar
sukses menyusui? 18
5. Kapan saat yang tepat untuk memerah ASI
ketika bekerj1a?.....................................................................20
6. Bagaimana langkah-langkah pelaksanaan
memerah ASI?........................................................................20
7. Apa keunggulan memerah ASI dengan tangan? .. 24
8. Bagaimana cara memilih pompa ASI yang baik? 25
9. Bagaimana cara menyimpan ASI perah
di tempat kerja?.....................................................................25
10. Bagaimana daya tahan ASI perah?......................................27
11. Bagaimana cara membawa ASI perah dari
tempat kerja ke rumah?........................................................28
12. Bagaimana penyimpanan ASI perah setelah
sampai di rumah?...................................................................28
13. Bagaimana langkah-Iangkah penyimpanan ASI
perah?......................................................................................28
14. Bagaimana cara memberikan ASI perah?..........................30
15. Apa keunggulan menggunakan cangkir?...........................30
16. Mengapa tidak boleh memberikan MP-ASI
sebelum usia bayi 6 bulan?..................................................31
17. Bagaimana menyikapi mitos tentang menyusui?.. 32

vi 1 Tuk Tt ryuntlkan
BAB V PENUTUP.....................................................................................34

SUMBER INFORMASI 35

PERALATAN MEMERAH ASI 01 TEMPAT KERJA......................................37

DAFTAR PUSTAKA 39

TIM PENYUSUN.............................................................................................40

I vII
viii ",Sf Tok Ter:qantlkull
BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan global (WHO dan UNICEF] dan kebijakan nasional


merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sejak lahir sampai
6 bulan, kemudian diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-
ASI) sejak 6 bulan dan meneruskan pemberian ASI selama 2
tahun. Indonesia memiliki komitmen untuk melaksanakan
"Deklarasi Innocenti" tahun 1990 yang menyatakan bahwa
setiap negara diharuskan memberikan perlindungan dan
dorongan kepada ibu, agar berhasil memberikan ASI secara
eksklusif kepada bayinya.

Amanah UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dalam


pasal 128-129 tentang ASI dan Bab XII tentang upaya
kesehatan kerja, UU Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan pasal 82 ayat (1) dan pasal 83, PP Nomor 24
tahun 1976 tentang cuti PNS, Peraturan bersama Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi dan Menteri Kesehatan Nomor: 48/
MEN.PP/XII/2008, Nomor : PER.27/MEN/XII/2008 dan
Nomor: 1177/MENKES/PB/XII/2008 tentang Peningkatan
Pemberian Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja.
Dalam rangka mendukung pencapaian target MDGs 2015 yang
sejalan dengan RPJPM bidang kesehatan tentang penurunan
angka kematian ibu dan bayi serta menurunkan gizi buruk,
maka Kementerian Kesehatan RI melakukan berbagai upaya
kesehatan antara lain dengan meningkatkan kesehatan ibu dan
anak.

nt/kan I 1
Cakupan ASI di Indonesia belum mencapai angka yang
diharapkan yaitu sebesar 80%. Menurut hasil Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 2003, didapati data
jumlah pemberian ASI eksklusif pada bayi di bawah usia dua
bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase
terse but menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi, yakni,
46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5 bul a
n . Sementa ra itu, hasil SDKI 2007 menunjukka n penurunan
jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif hingga 7,2%. Pada
saat yang sama, jumlah bayi di bawah enam bulan yang diberi
susu formula meningkat dari 16,7% pada tahun 2002 menjadi
27,9% pada tahun 2007.

Begitu juga dengan praktek pemberian ASI eksklusif di kota besar


juga terus mengalami penurunan, survei yang dilaksanakan pada
tahun 2002 oleh Nutrition and Health Surveillance System (NSS) ke
rja sama dengan Balitbangkes dan Helen Keller International (HKI)
di 4 perkotaan da n 8 pedesaan men unj ukan bahwa caku pan ASI
ekslus if 4-5 bula n d i per kotaan a nta ra 4%-12 %, sed angka n d
ipedesaan 4%-2 5 %, pe ncapaian ASI e kslusi f 5-6 bula n
diperkotaan berkisar antar 1%-13%, seda ngka n diped esaan 2%-13
% Berdasarkan data dari NSS yang bekerjasama d engan
Balitbangkes dan Hellen Keller In ternational pe rmasalahan yang
mengakibatkan masi h rendahnya penggunaan ASI di Indonesia
adala h faktor sosial budaya, kesadaran akan penti ngnya ASI,
pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum
sepenuhnya mend ukung PP-ASI, gencarnya promosi susu
formula dan ibu bekerja.

Data di Indonesia menunjukkan jumlah angkatan kerja terus


meningkat setiap tahunnya dan saat ini mencapai 113,74 juta

2
j iwa, dengan jumlah pendud ukyangbekerja mencapai 104,49
juta jiwa terdiri dari laki-laki 64,54 juta, dan perempuan 39,95
juta jiwa, dimana 25 juta diantaranya berada pada usia
reproduktif. Pekerja perempuan usia reproduktif dapat mengalami
siklus haid, hamil dan menyusui.

Permasalahan dalam pemberian ASI pada ibu bekerja adalah


waktu kerja selama 8 jam yang menyebabkan ibu tidak
mempunyai waktu cukup untuk menyusui anaknya. Selain itu
program cuti dari pemerintah juga belum mendukung, masih
kurangnya pengetahuan ibu bekerja mengenai Manajemen laktasi
serta tidak tersedianya ruang ASI yang diperlukan di tempat kerja
untuk memerah ASI.

Semua ibu bekerja atau yang mempunyai kesibukan di rumah atau


di luar rumah hendaknya mencari informasi yang lengkap
mengenai langkah-Iangkah keberhasilan menyusui (manajemen
laktasi). Sehubungan dengan itu perlu disusun buku Pengelolaan
ASI di Tempat Kerja sebagai acuan bagi pengelolaj pengurus
tempat kerja dalam meni ngkatkan kesehatan ibu dan anak
melalui pemberian ASI.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum:

Meningkatkan pelaksanaan pemberian AS I di tempat kerja.

2. Tujuan Khusus:

a) Memberikan pemahaman kepada pengelolaj


pengurus tempat kerja tentang pentingnya pemberian
ASI bagi pekerja perempuan.

J 7 k 711 ant, n I 3
b) Diperolehnya dukungan dari pengeJola/ pengurus
tempat kerja tentang pemberian ASI di tempat kerja.

c) Tersosialisasinya pengelolaan ASI di tempat kerja.

C. Sasaran

Pengelo}a tempat kerja dan atau petugas/motivator yang


menangani pemberian ASI di tempat kerja.

D. Dasar hukum

1. UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

2. UU Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

3. UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

4. PP Nomor 24 tahun 1976 tentang cuti PNS

5. Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan


Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan
Menteri Kesehatan Nomor: 48/MEN.PP / XII/2008,
Nomor: PER.27 /MEN/XII/2008 dan Nomor:
1177/MENKES/PB/XII/2008 tentang Peningkatan
Pemberian Air Susu Ibu Selama Waktu Kerja di Tempat
Kerja.

E. Pengertian

1. Menyusui adalah proses pemberian air susu kepada bayi


atau anak dengan ASI langsung dari payudara ibu.

4
2. Air susu ibu adalah cairan hidup yang mengandung sel-sel
darah putih, immunoglobulin, enzim dan hormon serta
protein spesifik, dan zatgizi lainnya yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak.

3. AS! Eksklusif adalah AS! yang diberikan kepada bayi sejak


dilahirkan selama 6 bulan, tanpa menambahkan dan atau
mengganti dengan makanan atau minuman lain.

4. Memerah AS! adalah upaya mengeluarkan ASI dari


payudara ibu secara manual atau dengan menggunakan alat
khusus.

5. ASI perah adaIah ASI yang telah dikeluarkan dari payudara


ibu baik secara manual maupun menggunakan alat khusus.

6. Tempat kerja adalah ruangan atau lapangan, tertutup atau


terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja,
atau sering dimasuki untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumber atau sumber sumber bahaya
(termasuk perusahaan, perkantoran dll).

7. MP-ASI adala h makanan pendamping ASI yang diberikan


pada bayi sejak berusia 6 bulan sampai berumur 2 tahun.

nrk 5
BAB II

MANFAAT PEMBERIAN ASI

1. Apa keuntungan memberikan ASI bagi Perusahaanj


PengelolajPengurus Tempat Kerja?
a. Menurunkan angka absensi karena bayi yang diberikan ASI
jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang diberikan susu
formula.
b. Ibu yang memberikan ASI mempunyai prestasi kerja yang
lebih baik dan produktivitas kerja lebih meningkat.

c. Menghemat pengeluaran biaya pengobatan kesehatan bagi


bayi ASI eksklusif, karena teIah terbukti bayi ASI eksklusif
punya daya tahan tubuh yang baik sehingga jarang sakit
dan dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan bayi yang
diberi susu formula.
d. Meningkatkan citra perusahaan.

2. Apa keuntungan memberikan ASI bagi pekerjaj karyawan?

a. Memberikan ASI akan meningkatkan kesehatan ibu.


Menyusui dapat mengurangi risiko diantaranya; kanker
payudara dan indung teIur (ovarium).
b. Meningkatkan produktivitas kerja.
c. Membuat ibu lebih percaya diri. Memberi ASI berat badan
akan kern bali seperti sebelurn hamil, karena energi yang
diperlukan ibu untuk memproduksi ASI sebagian diarnbil
dari cadangan lemak.

6
d. Lebth ekonomis karena tidak perlu mengeluarkan biaya
untuk susu formula, lebih praktis, dan higienis
e. Menunda kehamilan. Isapan bayi pada puting susu ibu,
akan merangsang keluarnya hormon prolaktin untuk
memproduksi ASI sekaligus menunda kesuburan.

3. Apa keuntungan memberikan ASI bagi masyarakat dan


negara?
a. Bayi dan anak yang sehat cikal bakal negara sehat dan
berkualitas.
b. Menurunkan angka kematian ibu dan anak agar
kesejahteraan dan keberlangsungan keluarga lebih baik.

c. Menghemat pengeluaran pada sektor kesehatan karena


jumlah bayi sakit lebih sedikit.
d. Melindungi lingkungan karena mengurangi limbah
pengolahan susu formula dan limbah kemasannya.
e. Menghemat devisa negara (kurangi impor susu formula).

IThk 1i '1Io"t k" I 7


BAB III

PENGELOLAAN ASI DI TEMPAT KERJA

1. Apa persiapan yang perlu dilakukan dalam pengelolaan ASI di


tempat kerja?

a.Kebijakan/komitmen pengelola tempat kerja

1) Pengelola tempat kerja mempunyai kebijakan


tertulis tentang dukungan terhadap pelaksanaan
pemberian AS) di tempat kerja.

2) Memberikan kesempatan bagi pekerja perempuan


untuk menyusui jika memungkinkan ibu pulang
untuk menyusui atau disediakan tempat penitipan
bayi di tempat kerja. Bila tidak memungkinkan
maka pengelola tempat kerja wajib memberi
kesempatan memerah AS) selama waktu kerja dan
menyediakan ruangan dan fasilitas untuk memerah
ASI.

3) Menyediakan ruang, peralatan dan dana dalam


mendukung peningkatan pemberian ASI.

4) Dukungan untuk : Waktu memerah minimal 20-30


menit sekali memerah dan frekuensi memerah 3-4
kali per 8 jam kerja.

b. Pengkajian

Pengkajian dilakukan untuk mengetahui gambaran dan


kebutuhan sebagai dasar perencanaan dalam penerapan
pengelolaan ASI di tempat kerja. Pengkajian meliputi :

8
1) Jumlah karyawan dan karyawan perempuan usia
reproduksi.

2) Luas area kerja.

3) Waktu/pengaturan jam kerja.


4) Potensi bahaya di tempat kerja.

c. Tenaga

1) Mempunyai tenaga terlatih manajemen laktasi


(motivator/konselor menyusui) yang bisa
memotivasi pekerja agar tetap memberikan ASI
kepada anaknya walaupun bekerja.

2) Apabila belum mempunyai tenaga terlatih


manajemen laktasi dapat menghubungi Dinas
Kesehatan Kab/Kota atau LSM di bidang ASI
untuk melatih.

3) Tim pengelola ASI di tempat kerja menjadi bagian


dari P2K3/pengeJola kesehatan di tempat kerja.

d. Dana

Pendanaan untuk pengeJoJaan ASI di tempat kerja


bersumber dari tempat kerja tersebut dan sumber lain
yang tidak mengikat.

e. Sarana dan Prasarana

Ruangan dan perlengkapan konsultasi, memerah AS)


dan Menyimpan ASI sebagai berikut :

ASI 'nile Tergontlkan I•


1) Ukuran Ruangan
a) Luas ruangan minimal 3x4 m2 dan atau
disesuaikan dengan jumlah pekerja
perempuan yang sedang menyusui.
b) Tertutup, tersendiri dan bisa dikunci dari
dalam.
c) Bersih, cukup ventilasi, cahaya
d) Lantai kera mikJsemenJkarpet
e) Washtafel dengan air mengalir dan sabun
untuk cuci tangan.
f) Tidak bersebelahan dengan toilet, gudang,
dapur atau tempat wudhu.
g) Lokasi ruang memerah AS} mudah
dijangkau oleh pekerja perempuan dan aman
dari bahaya Iingkungan kerja.
h) Tata letak ruangan memerah ASI bisa
tersendiri atau bergabung dengan ruang lain

Ruang AS. gabung dengan Klinik perusabaan

Sumber: SKB 3 Mentert tentang peningkatan pembertan ASI


di tempat kerja

10 A<i/ 1'ak Tergantlkan


Ruang ASI khusus/tersendiri

"
Sofa Ponj... (Momo.-ah ASI)

Sumber: SKB 3 Menteri ten tang peningkatan pemberian ASI


di tempat kerja

2) Alat yang dibutuhkan untuk memerah dan


menyimpan ASI
a) Refrigerator, tetapi apabila belum
memungkinkan dapat menggunakan termos
es.
b) Dispenser (air panas dan dingin)
c) Pompa ASI bila diperlukan
d) Botol untuk menyimpan ASI
e) Cooler box/us untuk membawa ASI perah
f) Alat pensteril botol
g) Alat ukur tinggi badan dan berat badan

3) Alat penunjang lainnya


a) lemari penyimpan peralaun
b) Tissue/Lap Ungan

ASI Tuk Tergunrlkan 11


c) Kursi
d) Kain pembatas pakai krey untuk memerah
ASI
e) Meja
f) Washlap untuk kompres payudara
g) Tempat sampah tertutup

4) Alat Tulis

a) Buku catatan dan pendaftaran


b) Buku keluhan dan mengatasinya

c) Pulpen, pensil, penghapus, penggaris

5) Alat konseling
a) Boneka
b) Model payudara
e) Nasogastrie Tube (NGT)
d) Spuit 5 ee, 10 ee, 20 ec
e) Cangkir minum ASI
f) Botol Simpan ASI
g) Mangkok untuk perah ASI

6) KIE ASI
a) Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
b) Poster ASI dan photo-photo ASI

12 I 1Tok 71 antilcan
c) Leaflet dan booklet yang dapat diperoleh dari
Dinas Kesehatan atau website (www.
depkes.go.id) .
d) Buku konseling menyusui

7) Tenaga : konselor menyusui/tenaga terlatih

2. Bagaimana penerapan pengelolaan ASI di tempat kerja?

a. Sosialisasi mengenai pemberian ASI kepada seluruh


pekerja.
b. Menyediakan media-media promosi/penyuluhan.
c. Memberi kesempatan yang cukup pada pekerja yang
menyusui untuk memerah ASI selama jam kerja

3. Bagaimana cara memastikan bahwa pengelolaan ASI di tempat


kerja berjalan dengan baik?

a. Adanya kebijakan tertulis yang ditandatangani oleh


pimpinan perusahaan.
b. Adanya Laporan berkala
Laporan memuat tentang jumlah pekerja perempuan,
jumlah pekerja hamil, jumlah pekerja yang menyusui
dan jumlah pekerja menyusui yang memanfaatkan ruang
memerah ASI. Selain itu data tentang tingkat kehadiran
pekerja perempuan.

c. Adanya Sosialisasi basil pelaksanaan ASI di tempat


kerja.
Pengelola tempat kerja memberikan infonnasi tentang
keberbasilan pengelolaan ASI kepada pekerja.
ASI Tall TergantlJuJn

I 13
d. Oilakukannya monitoring dan evaluasi
Oi lingkungan tempat kerja dilakukan secara berkala
oleh pengelola tempat ke rja, untuk melihat efektifitas
program, manfaat bagi perusahaan serta peningkatan
kinerja khususnya pekerja perempuan.
e. Adanya penghargaan

1) Dari Internal:
Penghargaan diberikan kepada pekerja yang
berhasil memberikan ASI eksklusif dan berhasil
memberikan motivasi kepada sesama pekerja
perempuan.
2) Oari Eksternal :
a) Penghargaan dari lembaga-lembaga
pemerhati ASI seperti AIMI, SELASI dan
lain-lain
b) Penghargaan dari media cetak dan elektrotik

c) Penghargaan yang diperoleh dari pemenntah


seperti Kementenan Kesehatan,
Kementerian Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak serta
swasta, sebagai tempat kerja yang berhasil
menerapkan dan melaksanakan program
pemberian ASI di tempat kerja sehingga
dapat meningkatkan citra tempat kerja.

14 I A 1 nlk 71 arlClkllll
BAB IV
INFORMASI PENTING TERKAIT
PENGELOLAAN ASI DI TEMPAT KERJA

1. Apa keunggulan ASI ?


a. Aspek gizi
1) Mengandung zat gizi berkualitas tinggi untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi
2) Zat gizi dalam AS} mudah dicerna dan diserap
secara efektif

b. Aspek imunologis
1) AS} mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas
kontaminasi
2) Mengandung [gA, lakto/erin, lysozim, faktor bifid us
dan lain-lain yang mampu menjaga daya tahan tubuh
bayi

c. Aspek kecerdasan
AS} mengandung Taurin, Docosahexaenoic Acid (DHA)
dan Arachidonic Acid (AA) yang cukup untuk menjamin
pertumbuhan dan tingkat kecerdasan Anak. HasH
penelitian menunjukan bahwa tingkat kecerdasan (IQ) bayi
yang diberikan ASI lebih tinggi daripada bayi yang
diberikan susu formula

2. Apa risiko pemberian susu formula?


a. Dapat mengganggu ikatan psikologis hubungan antara ibu
dan bayi.

I Tcl/( 71 rgarrtlk /I I 15
b. Lebih besar kemungkinannya untuk menderita diare,
Infeksi saluran pernafasan, infeksi telinga dan infeksi
lainnya.
c. Diare kemungkinan akan persisten atau menetap
d. 8ayi mungkin mendapatkan susu terlalu sedikit dan bisa
mengalami kurang gizi karena bayi terlalu sedikit diberi
susu atau susunya terlalu encer. 8ayi lebih besar
kemungkinan menderita kurang vitamin A.
e. Lebih besar kemungkinannya untuk meninggal karena
infeksi dan kurang gizi dari pada bayi yang mendapat ASl.

f. 8ayi bisa mengalami kondisi alergi seperti eksim dan asma

g. 8ayi bisa menjadi intoleran terhadap susu hewan yang bisa


menyebabkan diare, ruam, dan gejala lainnya
h. 8ayi yang terlalu banyak minum susu formula cenderung
minum lebih banyak sehingga kemungkinan menjadi
kegemukan
i. Risiko beberapa penyakit kronis pada anak, misalnya
Diabetes
j. 8ayi tidak bisa berkembang baik secara mental dan Skor
tes intelegensia lebih rendah
k. lbu yang tidak menyusui lebih besar kemungki nannya
menjadi subur dan lebih cepat hamil
I. Kontam inasi produ k
m. Pencemaran air
n. Tatacara penyimpanan dan pemberian yang tidak benar

16
o. Risiko pemberian dengan botol dan dot
p. Biaya mahal

3. Bagaimana cara menyusui yang efektif?

POSISI BADAN IBU DAN BAY)


1. Biarkan kepala 3. Hadapkan
bayi terjatuh pada seluruh badan
pertengahan bayi pada
lengan bawah atau badanlbu.
pergeJangan
tangan ibu.
2. Pegang bagian
belakang dan bahu
bayi.

4. Dekap bayi di S. Dada bayi


bawah payudara melekatdl
bawahdasar
payudara
(dadaibu)

6. Dagu bayi
menempel pada
payudara

7. Hldung bayi
menJauhi
payudara

8. Bahudan
lengan ibu
tidak tegang
dandalam
posisi natural

Sumber: Sentra Laktasl lndonesia

17
AREOLA: paslikan bahwa yang lermasuk kedalam mulut baYI adalah puling dan
sebagian besar areola, bukan puling saja, dan areola yang berada dl baglan bawah
mulul bayi lebih sedikit dibandingkan dengan areola yang berada dialas mulul bayi

MULUT: pastikan bahwa mulul bayi


terbuka lebar dan menempelkan
pada payudara ibu

Sumber : AIMI

4. Apa yang perlu dipersiapkan pekerja agar sukses menyusui?

a. Pada masa kehamilan:

1) Mulai berkomunikasi dengan atasan dan rekan kerja


mengenai keinginan kita untuk tetap memberikan
ASI sehingga diperlukan waktu dan tempat untuk
memerah ASI selama di tempat kerja.

2) Mulai menyiapkan perlengkapan memerah ASI


seperti wadah ASI Cbotol kaca), cooler box/ termos
es, blue ice, tas untuk membawa ASI dB

b. Pada Saat Cuti:

1) Mulai berlatih memerah ASI sesegera mungkin dan


mulai menyimpan ASI perah (stok ASI)

2) Terus menyusui sesuai keinginan bayi

18 ITa/( 71 ry mt,kan
3) Bertahanlah untuk tidak memberikan dot

4) Mulai mengajari pengasuh untuk memberikan ASI


menggunaka n cangkir, sendok atau pipet

c. Saat Kembali bekerja:


1) Setiap hari sebelum berangkat bekerja pastikan
semua perlengkapan untuk memerah ASI.
2) Susui bayi sampai kenyang sebelum berangkat
bekerja
3) Gunakan pakaian yang nyaman dengan kancing di
depan agarmudah membukanya saatmemerah
ASI
4) Bekerja dengan tenang dan gembira agar produksi
ASI tidak terganggu
5) Komunikasikan dengan atasan dan rekan kerja
tentang jam-jam yang akan digunakan untuk
memerahASI
6) Mencari tempat yang bersih, aman, dan nyaman
untuk memerah ASI
7) Frekwensi memerah ASI sesuai kebutuhan.
8) Jangan membuat target hasil perahan, karena
dikhawatirkan jika tidak memenuhi target akan
membuat ibu stress yang berakibat pada penurunan
jumlah ASI
9) Jangan membandingkan hasil perahan dengan
sesama pekerja.
10) Beri label tanggal dan jam pada botol yang
digunakan untuk menyimpan ASI perah

19
11) Setelah sampai di rumah, aktivitas menyusui
segera dilakukan.
12) Pada malam hari sebaiknya ibu tidur bersama bayi
dan menyusui bayinya.

5. Kapan saat yang tepat untuk memerah ASI ketika bekerja?

ASI diperah secara rutin minimal setiap 2-3 jam dan tidak
menunggu payudara terasa penuh. Akan lebih sulit untuk
memerah jika payudara sudah bengkak dan akan terasa nyeri
serta akan menyebabkan penurunan produksi ASI.

6. Bagaimana langkah-Iangkah pelaksanaan memerah ASI?

a. Menyiapkan perlengkapan

Penyediaan perlengkapan memerah AS! dapat


disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan ibu

1) Gelas/cangkir untuk menampung ASI perah

2) Botol untuk menyimpan ASI yang sudah diperah.

3) Label dan spidol

4) Cooler box/ termos + blue ice

5) Jika diperlukan memerah dapat menggunakan.


Pompa ASI. Pemerah ASI dengan pompa karet
yang berbentuk terompet/ bulb tidak dianjurkan
karena dikhawatirkan dapat menimbulkan
kontaminasi bakteri.

20 I To 7i I G/wk n
b. Persiapan sebelum memerah ASI,

1) Sterilkan wadah AS!. Masukkan air mendidih ke


dalam wadah tersebut, biarkan selama beberapa
menit lalu buang airnya. sebaiknya hal ini dilakukan
sebelum berangkat bekerja, bisa juga menggunakan
pensteril botol.

2) Siapkan lap atau tisu yang bersih

3) Cuci tangan sampai bersih, gunakan sabun,


bersihkan sela-sela jari dan kuku sebelum
menyentuh payudara dan wadah ASI

4) Ibu tenang dan santai, duduk dengan nyaman


pikirkan bayi atau dengarkan rekaman suara atau
pandangi foto bayi anda

5) Bila memungkinkan, payudara dapat dikompres


terlebih dahulu dengan lap yang telah dibasahi air
hangat

6) Lakukan pemijatan ringan pada sekeliling payudara


dengan cara:

Su mber : AIMI

7) Mulai dari pangkal payudara, gunakan 2-4 jari


dengan gerakan melingkar keeil (spiral) secara lurus
kearah puting.

21
8) Dengan menggunakan buku-buku jari, mulai dari
pangkal payudara samapai dengan ke arah puting,
buat gerakan menekan secara lembut.

9) Pegang wadah penampung AS! dekat payudara.

c.Teknik memerah ASI dengan tangan (teknik marmet)


• Letakkan tangan di pinggir areola
seperti huruf C. Posisi ibu jari dan
telunjuk berlawanan

• Tekan lembut ke arah dada tanpa


memindahkan jari-jari, pijat areola
kearah depan (menggulung).
Menekan dan menggulung dilakukan
secara berkesinambungan
• Payudara yang besar dianjurkan untuk
diangkat lebih dulu. Kemudian
ditekan ke arah dada

• Lanjutkan dengan gerakan kedepan


memijat jaringan eli bawah areola
sehingga memerah ASI dalam saluran
ASI. Lakukan gerakan ini sampai
pancaran ASI berkurang

Sumber : A1Ml

1) Lakukan langkah ini secara teratur dan berpindah


ke bagian areola yang lain agar semua ASI merata

22 I Tak 71 r; ant ka
disalurkan. Kita bisa mengubah posisi ibu jari seperti
huruf U, ke arah jam 3 dan keempat jari lainnya ke
arah jam 9.

2) Kembali tekan lembut bagian areola, gunakan tangan


yang satunya untuk menampung ASI perah yang
akan memancar kemana-mana.
3) Tekanlah dengan cara yang sarna di sisi sampingnya
untuk memastikan memerahnya dari semua segmen
payudara.
4) Lakukan gerakan menekan-memerah melonggarkan
beberapa kali.
5) Hindarilah mengurut jari pada kulit payudara, namun
sebaliknya seperti menggulung.
6) Waktu yang dibutuhkan untuk memerah ASI dengan
tangan bervariasi sesuai dengan kemampuan ibu.
Makin sering dilakukan, ibu akan semakin mahir.

d.Ketika selesai memerah


1) Lap kembali payudara dengan lap yang bersih
2) Pastikan baju dan pakaian dalam sudah tertutup
dengan rapih.
3) Simpan ASI dalam botol, tutup rapat-rapat
botolnya, jangan biarkan ada ruang yang tidak
tertutup dan diletakkan di dalam kulkas/ cooler
box (sesuai dengan tabel tata laksana
penyimpanan).
4) Cuci tangan dengan sabun

I Tu 1i ry mtlkall I 23
7. Apa keunggulan memerah ASI dengan tangan?

Aman, tidak merusak Jika salah memilih pompa,


jaringan payudara bisa merusak jaringan
payudara

Higienis Kurang higienis apalagi bila


pompa tidak disterilkan

Praktis, tidak perlu Repot, harus membawa


Membawa peralatan pulang-pergi pompa
I tambahan

I
Gerakan memerah yang Reflek keluar ASI sukar
menyerupai pijatan terstimulus
pada payudara dapat
meningkatkan produksi
ASI dan ibu bisa merakan

sendiri daerah pada I payudara yang masih terisi


ASI.

Gratis, tidak perlu biaya Harga pompa AS} relatif


membeli alat mahal, apalagi yang elektrik

Memerah ASI dengan menggunakan pompa bisa menjadi salah


satu cara agar waktu memerah menjadi lebih efisien. Meski tak
selamanya begitu karena ada juga ibu yang merasa lebih cepat
memerah AS} dengan menggunakan tangan

24 I A I Tak Ter.'lantlkan
8. Bagaimana cara memilih pompa ASI yang baik?

a. Pilihlah pompa yang bahannya terbuat dari PV


(Polyvinyl) atau plastik HOPE (High Density
Polyethylene). Bahan ini mudah dibersihkan dan aman
untuk digunakan.

b. Kekuatan hisapan pompa yang minimal, bisa jadi


membuat proses menjadi lebih lama. Namun kekuatan
hisap pompa yang terlalu tinggi bisa menyebabkan ibu
kesakitan dan dikhawatirkan dapat merusak jaringan
payudara. PiHhlah pompa yang memiliki pengaturan
kecepatan penyedotan sesuai dengan yang ibu butuhkan.

c. Pastikan bahwa bagian corong pada pompa sesuai


dengan ukuran payudara ibu

d. Jika menggunakan pompa elektrik pastikan ada tidaknya


baterai cadangan yang dibutuhkan sewaktu Iistrik sedang
mati

e. Jangan menggunakan pompa terompet/ bulb karena pada


bagian karetnya tidak bisa dibersihkan secara baik.

9. Bagaimana cara menyimpan ASI perah di Tempat Kerja?

a. Tempat penyimpanan ASI perah' disarankan


menggunakan botol kaca, karena lemak-Iemak dalam
ASI tidak akan banyak menempel. Selain itu botol kaca
juga relatif murah dan bisa digunakan berulang kali. Bisa
juga menggunakan botol bekas ukuran keeil misalnya
botol selai yang telah di euci bersih

I Tak 71'rgotltlk" I 25
b. Bila ASI perah disimpan dalam botol kaca, hendaknya
botol jangan diisi terlalu penuh, hal ini bisa
menyebabkan botol pecah saat disimpan di dalam
freezer. Maka isikan ASI perah kurang lebih % botol saja.

c. Pastikan botol-botol yang akan digunakan untuk


menyimpan AS) perah sudah dicuci bersih dengan sabun
dan sebelum digunakan bilas dengan air panas

d. Simpan ASI perah ke dalam botol steril dan tutup rapat-


rapat. Pastikan sekali lagi bahwa botol telah tertutup
rapat jangan sampai ada celah yang terbuka

e. Botol diberi label berupa jam, tanggal pemerahan dan


nama untuk membedakan dengan ASI perah milik
pekerja lainnya.

f. Simpan ASI perah dalam lemari pendingin. Pisahkan


ASI perah dengan bahan makanan lain yang tersimpan di
dalam lemari pendingin.

26 I A I TClk T~ryant;kll"
10. Bagaimana daya tahan ASI perah?

Sisa
ASIBeku ASlyang
Minum
Penyimpanan ASI Segar yangSudah Sudah
Dicairkan Dihangatkan

Suhu Ruangan 3-4 jam 4jam Segera 1 jam. Jika


(optimal) 6-8 diminumkan masih
(l6° C - 29° C) jam (kondisi sisa,
sangat bersih) buang

Cooler Bag + Es Batu 24 jam Tidak Tidak Bua ng


/ Ice Pa ck (4° C disa rankan disarankan
lS° C)

3 hari 24 jam. Lebih 4 jam Buang


Lemar! Es
(optimal)8 hari da ri itu tidak
WC - 4° C) Uika kondisi d iketahui
sangat bersih) keama nannya

Freezer Lemari 2 minggu Tidak boleh Tidak boleh Buang


Es 1 dibekukan dibekukan
Pintu
(-lS° e)

Pintu bulan (dapat ~~~


(( J
'?;.l~l
Lemari 3 bulan

Es 2 (optimal)6

(-l8°e) diterima) J )

6 bulan ~
Freezer (optimal)12
Tunggal bulan (dapat
diterlma)

Sumber: AIMI, 2011

A. I Tuk Tergullrlkun I 27
11. Bagaimana cara membawa ASI perah dari tempat kerja ke
rumah?

a. Pastikan sekali lagi tutup batal sudah tertutup rapat

b. Masukkan AS! dalam termas yang sudah di isi es batu


dengan jumlah yang sesuai dengan jumlah batal AS!
perah.

c. Pastikan pasisi batal bersentuhan langsung dengan es


batu

12. Penyimpanan ASI perah setelah sampai dirumah?

a. Sesampai di rumah AS! perah dimasukkan ke dalam


lemari pendingin selama 1 jam sebelum dimasukkan ke
dalam freezer

b. Bila AS! perah berlimpah, untukjangka panjang simpan


sebagian AS! perah di dalam freezer, dan simpan
sebagian di lemari pendingin untuk jangka pendek

c. Letakkan AS! perah dibagian dalam freezer atau lemari


pendingin, bukan di dekat pintu agar tidak mengalami
perubahan dan variasi suhu

d. BHa dirumah tidak memiliki freezer atau lemari


pendingin, maka AS! perah bisa disimpan di dalam
termos dengan es batu.

13. Bagaimana langkah-Iangkah penyajian ASI pe rah?

a. Sehari sebelumnya turunkan AS! perah beku yang


tersimpan di dalam freezer ke lemari pendingin. Hal ini
agar pelelehan ASI perah beku mencair secara bertahap.

28 A I Tal< 71 nClkall
b. Keluarkan ASI perah dari lemari es seeara berurutan
dari jam perah paling awal atau FIFO (First In First
Out).

e. Ambil ASI perah sesuai dengan kebutuhan, yang kira


kira bisa langsung dihabiskan semua.

d. Hangatkan ASI perah dengan eara merendam botol


berisi ASI perah dalam wadah yang berisi air putih suhu
ruangan lalu ganti dengan air yang lebih hangat.

e. Jangan menghangatkan ASI perah dengan air mendidih


atau merebus ASI perah karena akan merusak kandungan
gizi.

f. Siapkan eangkir keeil atau eangkir dan sendok untuk


meminumkan ASI perah kepada bayi .

g. Bila ASI perah sudah meneair, koeoklah ASI perah


seeara perlahan (memutar searah jarum jam) agar eairan
di atas bercampur dengan cairan bawah. Cairan atas
biasanya terlihat agak kental, dikarenakan kandungan
lemak yang lebih banyak. Bukan berarti AS) perah sudah
basi.

Perlu diperhatikan!

Jangan merebus AS) perah atau menghangatka n AS)


menggunakan ai r mendidih

Ja ngan rnernbekukan kern bali ASI perah yang sudah


rnencair

Tidak ada aJasan rnernbuang AS) kecuali bayi rnenolak.

A ., Tflk Ter:qcllltlkan I 29
Langkah-Iangkah memberikan ASI perah pada bayi:
Duduklah dengan nyaman
Bacalah doa terlebih dahulu
Pangku bayi dalam posisi setengah duduk
Tempelkan pinggir cangkir/sendok kedl berisi ASI perah
pada bibir bawah bayi atau ASI perah menyentuh bibir
bayi
Biarkan bayi minum sendiri dengan dorongan lidahnya

Jangan menuangkan ASI perah ke dalam mulut bayi


Setelah bayi mendapat cukup ASI perah, pegang bayi
dalam posisi tegak untuk disendawakan.

14. Bagaimana cara memberikan ASI Perah?


CarayangpalingbaikmemberikanASI
perah adalah dengan menggunakan
cangkir, sendok atau pipet. Dot tidak
dianjurkan karena memiliki efek
negatif. 8ayi akan bingung puting.
Karena bayi yang terbiasa
menggunakan dot biasanya tidak akan
mau menyusu pada payudara
ibunya. Sumber: AIMI, 2010

15. Apa keunggulan menggunakan cangldr1


a. Cangkir mudah dibersihkan dengan sabun dan air bersih

30 I Tak yantikuTl
b. Cangkir tidak akan dibawa kemana-mana dalam waktu
cukup lama, sehingga kurang memberi waktu bagi bakteri
untuk berkembang biak
c. 8ayi tidak dapat minum sendiri dari cangkir, sehingga pasti
akan ada orang yang memegang bayi, memperhatikan bayi,
menatap bayi, dan berinteraksi dengan bayi. Hal ini
diperlukan bagi perkembangan intelegensia dan kecerdasan
emosional bayi.
d. Minum dari cangkir tidak menggantikan kegiatan
menghisap pada kegiatan menyusu, sehingga bayi akan
tetap bersemangat untuk menyusu ketika ibunya kern bali
dari bekerja. 8ayi akan sangat ingin menyusu karena
kebutuhan menghisap belum terpenuhi. Hal ini akan
merangsang produksi ASI, sehingga ibu tetap dapat
menghasilkan ASI dalam jumlah banyak

e. Penggunaan cangkir dalam memberikan ASI perah kepada


bayi akan melatih bayi mengendalikan seberapa banyak
ASI yang diteguknya

16. Mengapa tidak boleh memberikan MP-ASI sebelum usia


bayi 6 bulan?
a. Organ pencernaan bayi 0-6 bulan belum berkembang
sempurna. Selain itu enzim pemecah protein seperti asam
lambung, pepsin, lipase, enzim amilase dan sebagainya
belum diproduksi. Jika pada umur tersebut bayi diberikan
MPASI, maka organ pencernaan akan bekerja berat untuk
mencerna makanan tersebut.

b. Sistem imun bayi kurang dari 6 bulan belum sempurna.


Pemberian MPASI dini sarna dengan membuka pintu
gerbang masuknya berbagai macam kuman.

171 k /lti n I 31
c. Mengurangi risiko terkena alergi dari makanan. Bayi
berumur kurang dari 6 bulan, sel-sel disekitar usus belum
siap menerima kandungan dari makanan sehingga dapat
menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi.

17. Bagaimana menyikapi mitos tentang menyusui?

a. Tidak benar bila ASI belum keluar pada hari pertama


sehingga bayi perlu diberi susu formula. Dari hari pertama
kelahiran sampai 3x24 jam bayi masih bisa bertahan tanpa
asupan minumanjmakanan.

b. Tidak benar bila ASI yang pertama keluar (kolostrum)


harus dibuang karena dianggap susu basi.

c. Tidak benar bila kandungan gizi pada ASI sarna dengan


susu formula.

d. Tidak benar ASI di atas 1 tahun tidak ada manfaatnya.

e. Tidak benar bila menyusui membuat gemuk atau sulit


menurunkan berat badan

f. Tidak benar bila payudara kedl hanya menghasilkan ASI


sedikit.

g. Tidak benar bila ibu sedang sakit atau sedang


mengkonsumsi obat, harus berhenti menyusui. Hanya
sedikit obat yang kontraindikasi untuk menyusui. Jika
hendak mengkonsumsi obat sebaiknya konsultasikan
terlebih dahulu dengan dokter.

h. Tidak benar jika ASI yang telah diperah akan berubah


menjadi darah.

32
i. Tidak benar jika ibu menyusui tidak boleh makan makanan
pedas, bersa ntan, dan minuman dingin.

j. Tidak benar menyusui menyebabkan payudara kendUl~ karena


payudara kendur disebabkan oleh bertambahnya usia da n
kehamilan .

k. Tidak benar puting payudara terbenam tidak dapat menyusui


karena bayi menyusu pada payudara bukan hanya pada
putingnya.

I. Tidak benar ASI eksklusif tidak dapat dilakukan jika ibu


bekerja di luar rumah .

A /7ok 7i Ii Imkan I 33
BABV

PENUTUP

Pemberian ASI adalah hak ibu dan bayi karena sudah banyak bukti
menunjukan bahwa ASI meningkatkan kualitas hidup !bu, bayj, keluarga
dan masyarakat. Hal ini memberikan juga keuntungan bagi pengusaha dan
negara RI.

Diharapkan dengan adanya buku "Pengelolaan AS! di Tempat Kerja" ini


dapat menjadi rujukan bagi para pengelola tempat kerja dalam
meningkatkan pemberian AS! di tempat kerja.

34 I AS/lbk Te mlL/ko"
SUMBER INFORMASI

Jika ada pertanyaan atau membutuhkan bantuan dalam menjalankan


program ASI di Tempat Kerja dapat menghubungi ;

1. KEMENTERIAN KESEHATAN RI

Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA


Jln . HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9 Jakarta 12950

Direktorat Bina Kesehatan Kerja dan Olahraga,


Telp. 021-5275256, 5214875
Fax. 021-5275256,5214875
Email kapasitaskerja_kemenkes@yahoo.com

Direktorat Bina Gizi


Telp. 021-5277382, fax 021-52710176

2. KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN


DAN PERLINDUNGAN ANAK

3. ASOSIASI IBU MENYUSUlINDONESIA (AIMI)

Graha MDS Lt.1 Pusat Niaga

Duta Mas Fatmawati Blok B1/34

Jin. RS Fatmawati NO. 39,

Jaka rta Selatan 121 50

Telp on. 02 1-72790165, 72787243

Fax. 021 -72790 165

Email kontak@aimi-asLorg

Web www.aimi-asLorg

ASI flk rergollllklln I 35


4. SENTRA LAKTASIINDONESIA
(SELASI) JI. Tebet Utara IF No.12 Jakarta
12820 Telp/fax.021-83795168
Curhat menyusui : 021-91264737
Website: www.selasLnet

5. IKATAN KONSELOR MENYUSUI INDONESIA


(IKMI) d/a AIMI
website: www.konselormenyusuLorg

36 I AITh
antlk n
PERALATAN MEMERAH ASI DI TEMPAT KERJA

1. Alat memompa ASI manual

Sumber; ayahbunda.co.id

2. Alat memompa ASI elektrik

Sumber; indonetwork

3. Botol untuk menyimpan AS! yang telah


diperah

Su mber : infobunda. com

4. Termos es untuk me nyimpan botol s usu


ya ng berisi AS!

Sumber ; infobunda.com

A I TClIi. Ie rc ",uk. n I 37
5. Ice Bag untuk menyimpan batal susu yang
beris i AS!

Sumber: asibayi.com

6. Refrigerator / lemari es untuk menyimpan


AS! di tempat kerja

Sumber: bicara-ibudananak.blogspot.com

6. SteriIisator untuk mensterilkan batal AS!

Sumber : indonetwork

38 I A I Tc k 7i II annk n
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI.2001. Panduan Manajemen Laktasi. Jakarta

_____ 2005. Strategi Nas ional Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

2007. Pelatihan Konseling Menyusui. Jakarta:


Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Direktorat Bina
Gizi Masyarakat

Kementerian Kesehatan RI. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia


Nomor 36 tentang Kesehatan. Jakarta

Oddy WHo Breastfeeding Protects Against Illness and Infections in


Infants and Children: a review of the evidence. Breastfeeding
Review 2001;9 (2) :11-18

Syasya Azisya. 2010. Sukses Menyusui Meski Ibu Bekerja. Jakarta:


Gema Insani.

UNICEF dan Depkes RI. 2005. Petunjuk Praktis bagi Kader dalam
Mendampingi Ibu MenyusuLJakarta: DirektoratJenderal Bina
Kesehatan Masyarakat. Direkto rat Bina Gizi Masyarakat.

Uta mi Roesli . Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta

Website:

http://www.aimi-asLorg

http:// www.bps.go.id

http://www.konselormenyusui.org

http://www.selasLnet

flak 7i, anllli.oll I 39


http://www.ayahbunda.co.id

http://www.indonetwork

http://www.infobunda.com

http://www.asibayLcom
http://www.bicara-ibudananak.blogspot.com

40 I Tak 71 an ClJru n
TIM PENYUSUN
Penyusun:
Astuti, dr
Ben Fauzi, SKM
Darwin, dr
Dien Sanyoto Besar, dr
Elisabet Lb Tobing, dr, MPH
Ika Ratnawati, SKM, M.KKK
Indah Restiati, SKM, M.Kes
Inne Nutfiliana, dr, MKK
Jelsi Natalia Marampa, SKM, M.KKK
Junus Sangaoli, SKM
Kuwat Sri Hudoyo, dr, MS
Laurend Sinaga, drs
Nia Umar, S.Sos
Pramutia, dr
Rathia Ayuningtyas, dr
Rosidi Roslan, SIP, SKM, MPH
Rosmaini
Safira Cahyandari, Amd
Sari Intan Kailaku, STP
Sunarja,Drs, MM
Tasripin, SKM, MKM
Titin Hartini, Ir, M.Sc
WiwiWiamah
Zulfi Wiyanti
~ I Tak To r I1ntlkall I 41

Anda mungkin juga menyukai