DISUSUN OLEH :
KELAS : B / IV
KELOMPOK 1
1. ADELA SEPTIANA (E1A016002)
2. ANGELINA PUTRI AYU LESTARI (E1A016004)
3. BAIQ ELITA MANDALINI (E1A016008)
4. BAIQ RIRIS WANDALIA (E1A016010)
5. DWI ALFIANA SHOLIHA (E1A016012)
6. EMI SURYANTI (E1A016014)
7. EVA ROSDIANA SARI (E1A016016)
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Jamur Basidiomycota”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya oleh karena itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan makalah ini.
Demikian kiranya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua. Amin.
Sekian, Terima Kasih.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
COVER
KATAPENGANTAR--------------------------------------------i
DAFTAR ISI-----------------------------------------------------ii
BAB I : PENDAHULUAN------------------------------------1
A.----------------------------------------Latar Belakang 1
B.------------------------------------Rumusan Masalah 2
C.--------------------------------------Tujuan Penulisan 2
BAB II : PEMBAHASAN-------------------------------------3
A.--------------------------Pengertian Basidiomycota 3
B.---------------------------Klasifikasi Basidiomycota 3
C.----------Struktur Tubuh dan Ciri Basidiomycota 9
D.------------------------------Habitat Basidiomycota 14
E.------------------------------Peranan Basidiomycota 14
F.--------------------------Peranan dan Dampak Jenis
Jamur Basidiomycota--------------------------------17
A.--------------------------------------------Kesimpulan 21
B.----------------------------------------------------Saran 21
DAFTAR PUSTAKA-----------------------------------------22
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata fungi dapat menimbulkan kesan yang tidak menyenangkan .
fungi menguraikan kayu, menyerang tumbuhan, dan menyebabksn
penyakit lain pada manusia seperti gatal-gatal dan penyakit lain yang
lebih parah lagi. Akan tetapi ekosistem akan musnah jika tidak ada fungi
yang menguraikan organisme mati, sedaunan yang gugur , feses dan bahan
organik lainnya. Fungi mendaur ulang unsur kimia vital kembali
kelingkungannya dalam bentuk yang bisa diasimilasi oleh organisme lain.
Hampir semua tumbuhan bergantug pada fungi simbiotik yang membantu
akarnya menyerap air dan mineral dari dalam tanah.
Selain peran ekologis ini, fungi telah digunakan oleh manusia oleh
berbagai cara selama berabad-abad. Kita memakan berbabai jenis fungi,
membiakkan fungi untuk menghasilkan antibiotik dan obat-obatan lainnya,
menambahkan fungi keadonan agar adonan mengembang, dan
menggunakan fungi untuk fermentasi bir dan anggur. Apapun persepsi
subjektif kita mengenai fungi, fungi sangat menarik sebagai objek untuk
dipelajari, khususnya fungi basidiomycota.
1
Terdapat sekitar 30000 spesies basidiomycota yang telah
diketahui, dan 37% diantaranya termasuk golongan jamur atau Fungi.
(kirk et al. 2001). Menurut Campbell (1998 : 579), jamur dari divisio
basidiomycota memiliki 25000 spesies. Nama dari divisio ini diambil
dari bentuk diploid yang terjadi pada siklus hidupnya, yaitu basidium.
Basidiomycota hidup sebagai dekomposer pada kayu atau bagian lain
tumbuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Basidiomicota?
2. Bagaimana klasifikasi dari Basidiomycota?
3. Bagaimanakah struktur tubuh dan ciri Basidiomycota?
4. Bagaimana habitat dari Basidomycota?
5. Bagaimanakah reproduksi Basidiomycota?
6. Apa saja peranan dan dampak dari jenis jamur Basidiomycota?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Basidiomicota
2. Untuk mengetahui klasifikasi Basidiomycota
3. Untuk mengetahui struktur tubuh dan ciri Basidiomycota
4. Untuk mengetahui habitat Basidiomycota
5. Untuk mengetahui bagaimana reproduksi Basidiomycota
6. Untuk mengethui peranan dan dampak dari jenis jamur
Basidiomycota
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Pengertian Basidiomycota
Basidiomycota adalah divisio dalam Kerajaan (Regnum) Fungi
(cendawan) yang mencakup semua spesies yang memproduksi spora
dalam tubuh berbentuk kotak yang disebut basidium. Basidiomycotina
dibagi menjadi Homobasidimycotina (jamur yang sebenarnya); dan
Heterobasidiomycetes. Basidimycotina dapat dibagi lagi menjadi tiga
kelas: Hymenomycotina (Hymenomycetes), Ustilaginomycotina
(Ustilaginomycetes), dan Teliomycotina (Urediniomycetes).
Kata basidiomycetes berasal dari (basidium = kubus dan mykes =
jamur). Nama Basidiomycetes berasal dari kata basidium, yaitu suatu
tahapan diploid dalam daur hidup Basidiomycetes yang berbentuk seperti
gada (Wikipedia, 2017). Pada umumnya jamur ini merupakan saproba
yang penting. Aktivitasnya adalah menguraikan polimer lignin pada kayu
dan berbagai bagian tumbuhan yang lain. Merupakan kelas jamur yang
hifa.miselium bersekat, dan bila telah kawin (hifa berinti gandanya)
menghasilkan suatu tubuh buah tipe basidiokarp dengan badan penghasil
spora generatifnya. Spora yang dihasilkan oleh basidium disebut
basidiospora. Contohnya : jamur merang (Volvariella volvacea), jamur
kuping (auricularia auricular), jamur linggi (Ganoderma sp) dan lainnya.
B. Klasifikasi Basidiomycota
Kingdom : Fungi
Divisi : Amastigomycota
Sub divisi : Basidiomycotina
Class : Basidiomycetes
Basidiomycetes merupakan kelas yang cukup besar dan
mempunyai keanekaragaman yang cukup banyak dari phylum
Basidomycotina (Alexopoulos et al, 1996). Struktur Tubuh jamur
Basidiomycetes terdiri atas hifa yang bersekat-sekat dan berkelompok
padat menjadi jaringan dan tubuh buah Ascomycetes. Proses terjadinya
basidium berikut basidiospora mirip dengan terjadinya askus dan
askospora, Berdasarkan bentuk dan susunan basidiumnya dapat
dibedakan menjadi 5, yaitu :
3
1. Hymenomycetes
Tingkat perkembangannya masih sederhana, belum membentuk
tubuh buah. Umumnya basidium bebas, namun pada anggota yang
tingkat perkembangannya lebih tinggi, hifa pendukung basidium
teranyam membentuk tubuh buah dan basidium terkumpul
membentuk himenium yang didukung himenofor. Himenium
terletak bebas di atas tubuh buah (gimnokarp). Spora sangat banyak
dan secara aktif dilontarkan basidium. Pada Hymenomycetales
tingkat tinggi, himenofor menonjol, membentuk rigi-rigi, lamela atau
papan-papan, sehingga permukaan himenium lebih luas.
Berdasarkan ada tidaknya himenofor, ordo ini dibedakan menjadi
dua subordo, yaitu Aphyllophorales dan Agaricales.
a. Ordo agaricales
Cirri-cirinya adalah basidokrap lunak berbentuk seperti
payung. Basidium seperti gada yang dibentuk pada lamella atau
pori-pori dibawah bagian tudung.
§ Family agariceae
Ciri-cirinya basidiokrap berwarna putih sampai coklat atau
abu-abu, ujung lamell bebas, memiiki anullus,volva tidak
adadan tangkai terpisah dari tudung.
§ Family boletaceae
Ciri-ciri basidium dibentuk pada tabung berujung terbuka
yang membentuk pori dibgian bawah tudung. Warnya bervariasi
mulai dari hitam, coklat muda, tua, kuning,merah.
§ Family amanitaceae
Dengan ciri-ciri spora berwarna putih, lamella bebas,
memiliki annulus dan volva. Kebanyakan genus amanitaceae
merupakan ektomikoriza.
§ Family coprinaceae
Anggota ini menghasilkan spora berwarna gelap (ungu
sampai hitam), dapat ditemukan pada kayu mati,kotoran
hewan,tanah atau sampah. Tudung memiliki lamella yang berisi
spora yang sering kali berkumpul pada suatu larutan seperti tinta
sehingga fungi ini disebut “ inky-cap mushroom”.
b. Ordo aphyllophorales
4
Ordo ini dicirikan sebagai basidiocrap berkayu atau
lunak,seperti kertas atau kulit, memiliki hymenium dengan
basidium dispanjang tepi pori atau lamella dibagian bawah tudung.
Peranan terpentingnya adalah sebagai decomposer, terutama dalam
degradasi lignin dan selulosa walaupun kebanyakan dari mereka
dapat melapukkan kayu atau batang dari tanaman yang telah mati.
Namun, beberapa family seperti poliporaceae, hymenochaetaceae,
steraceae, dan hericiaceae melapukkan kayu tanaman yang masih
hidup.
§ Family ganordemataceae
Basidiocrap berbentuk setengah lingkaran dengan lubang
pori yang halus dan kecil,basidiospora berbentuk ovoid dan
berwarna coklat keemasan. Dinding spora dua lapis dan
menyebabkan white-rot pada tanaman berkayu dengan
kandungan lignin yang tinggi. Hifa trimitk dan memiliki clamp
connection.
§ Family polyporaceae
Memiliki family dengan anggota terbanyak, yaitu sekitar
700 spesies yang struktur mikrokopisnya sangat beragam. Hifa
dapat mono,di atau trimitik dan menyebabkan busuk.
Basidiospora hyaline dan tidak memiliki ornament. Basidiokrap
sewaaktu muda lunak dan kenyal, tetapi setelah dewasa berubah
menjadi keras dan berkayu.
§ Family chantarellaceae
Chantarellus cibarius adalah spesies yang dapat dimaka,
basidiocrap memiliki pileus yang menyempit pada bagian
tangkai. Dibagian baewah tudung terdapat lamella dimanya
hymenium dan basidium berjajar. Konstruksi hifa monomitik
dan basidiokrap berwarna terang.
§ Family clavariaceae
Anggota family ini memiliki basiocrap yang berbentuk
clib-shape dan sering disebut coral fungi karna bentuk
basidiokrap. Basidiokrap bercabang-cabang dengan warna
kuning atau orange.
5
2. Gasteromycetes
Tubuh buah tertutup, bentuk kurang lebih bulat. Pada waktu
masak, dinding paling luar (peridium, homolog velum universale)
pecah dan spora keluar secara pasif. Tubuh buah membentuk massa
kompak yang dinamakan gleba. Kebanyakan dari
gasteromycetes adalah saprofit atau mikoriza yang hidup terrestrial.
Karakteristikya yaitu badiospora matang didalam bioskrap
disebarkan secara pasif. Basidiocrap dilapisi oleh selaput yang
disebut peridium. Peridium ada yang seperti kertas,ruber atau keras
dan liat. Peridium sebagian ada yang terbuka alami pada saat
basidiospora matang dan adapula yang tetap tertutup secara
permanen dan spora hanya akan keluar bila ada faktor luar yang
memecahkan peridium tersebut. Bagian basidiocrap yang fertile
disebut gleba. Bagian gleba berupa kumpulan hifa generative dan
hifa skeletal yang berdinding tebal. Hifa skeletal disebut kapilitium.
a. Ordo lycoperdales
Karakteristik ordo ini adalah ditandai dengan powdery gleba
pada waktu matang dengan spora yang berwarna terang dan
kapilitium berkembang dengan baik.peridium terdiri dari dua
sampai empat lapis dinding.
§ Family lycoperdaceae(puffballs)
Puffballs biasa dijumpai tumbuh dibawah batang pohon,
pada kayu lapuk atau tanah dalam hutan, lapangan rumput,
padang golf atau lapangan terbuka yang berumput. Sebagian
dari mereka enak dimakan pada saat basidiokrap masih muda
dan bagian dalam berwarna putih bersih. Peridium
lycoperdaceae terbagi menjadi eksoperidium yang berupa
pseudoparenkim dan endoparenkim yang tipis. Jika tubuh buah
masak, maka eksoperidium akan lepas dan endoperidium
membuka dengan satu lubang pada puncaknya.
§ Family geastraceae (earthstar)
Family ini membentuk basidiokrap berukuran kecil
dengan peridium yang terdiri dari 3 lapis. Ekso dan meso
6
biasanya tidak dapat dipisaahkan, bagian ini bila kering akan
terpecah dan terbuka memmbentuk barisan seperti bintang.
b. Ordo sclerodermates
Ordo ini memiliki peridium yang keras dan tebal dengan
bagian gleba berwarna gelap. Scleroderma merupakan
ektomikoriza dengan basidiocrap berukuran sampai sebesar bola
tenis. Peridium sangat keras dan tebal.pada saat matang peridium
akan pecah secara irregular untuk mengeluarkan spora. Pada saat
pecah akan terlihat kabut spora berwarna gelap.
c. Ordo phallales
Ordo phallales dinamakan stinkhors karena basidiocrap
memiliki bau yang tidak enak. Umumnya saprofit pada tanaman
yang telah mati. Basidiocrap biasanya tumbuh didalam tanah hanya
sebagian kecil muncul kepermukan tanah.
3. Teliomycetes
Teliomycetes merupakan merupakan satu-sayunya
Basidiomycetes yang tidak membentuk basidiocrap. Kelompok fungi
ini dikenal dengan jamur karat dan jamur api, merupakan parasit
dari berbagai tanaaman berpembuluh, terutama taanaman gramineae.
Basidium yang telah dihasilkkan teliomycetes adalah bersekat linear
yang terbagi menjadi 4 sel. Teliomycetes juga mengahasilkan spora
aseksual yang disebut teliospora binukleat, berdinding tebal dan
merupakan spora dorman.
a. Ordo uredinales
Uredinales memiliki siklus hidup yang sangat kompleks
dan melibatkan dua jenis tanaman inang yang secara taksonomi
tidak berhubungan. Hifa heterothallic dengan dua tipe yaitu (+)
dan (-). Reproduksi seksualterjadi melalui spermatisasi
menghasilkan badiospora yang akan menginfeksi tanaman inang.
Fungi ini menghasilkan tiga macam spora aseksual, yaitu
teliospora, aeisospora, urediospora. Miselium hidup diruang antar
sel tanaman yang diinfeksinya dengan haustorium menghisap
sari-sari makanan dari tubuh inang. Misellium tidak meluas
7
keseluruh tubuh tumbuhan, hanya terdapat di sekitar bagian yang
terinfeksi saja.
b. Ordo ustilaginales
Ustilaginales dikenal dengan nama jamur api (jamur gosong),
karena menghasilkan massa teliospora berwarna hitam seperti
arang pada bagian tanaman yang sakit. Fungi ini menyerang
berbagai macam tanaman, seperti akar, batang, daun. Hifa
ustilaginales ramping seperti septet dan bergulung tumbuh terbatas
diantara sel-sel inang.
8
hidupnya). Misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun. Jalinan
hifa generatif ada yang membentuh tubuh buah dan ada yang tidak.
Tubuh buah disebut basidiokarp. Basidiokarp berukuran makroskopik
sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk basidiokarp
bermacam-macam, misalnya seperti paying, kuping, atau setengah
lingkaran. Basidiokarp ada yang memiliki batang dan ada yang tidak.
Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran
(bilah). Pada lembaran ini terbentuk banyak basidium yang akan
menghasilkan spora basidium (basidiospora). Basidiospora merupakan
spora generative.
9
Basidiomycetes ada yang berbentuk rhizomof. Miselium pada
basidiomycetes ada tiga jenis, yaitu:
10
Basidium adalah struktur yang menghasilkan basidiospora
dalam jumlah tertentu dan biasanya 4 pada permukaannya yang
terbentukdari hasil karyogamii dan mitosis. Basidium sederhana
berbentuk seperti gada yang berawal dari ujung-ujung hifa berinti
dua yang dipisahkan dari hifa biasa oleh septa yang biasanya pada
septa tersebut berbentuk damp connection (hubungan ketam)
(Pelczar J, 2007).
Umumnya basidium terbentuk dalam lapisan tertentu yang
disebut himenium. Himenium adalah lapisan yang terdiri dari
basidium dan elemen-elemen steril lainnya seperti basidioles dan
kistidia. Basidioles adalah sel seperti basidium tetapi tidak
menghasilkan basidiospora yang berfungsi sebagai penjaga
basidium fertil. Sedangkan kistidia berupa sel berukuran besar
dan menonjol yang berfungsi sebagai penangkap udara dan
membantu pernapasan.
Ada dua tipe dasar dari basidium, yaitu:
1. Holobasidium yaitu basidium yang terdiri dari satu
sel atau
basidium yang tidak punya septa.
2. Phragmobasidium yaitu basidium yang terdiri dari
4 sel yang dibatasi oleh septa melintang ataupun
membujur.
11
Basidiospora
Basidiospora adalah suatu struktur yang umumnya terdiri
dari satu sel haploid. Biasanya basidiospora menerima 1 inti dari
basidium, walaupun beberapa ada 2 inti yang pindah ke dalam
basidiospora. Bentuk basidiospora beragam. Ada yang bulat, bulat
telur, memanjang, bentuk mangkok dan lain sebagainya.
Basidiospora da yang berwarna (hijau, kuning, orange, coklat,
coklat ungu, atau hitam) dan ada yang tidak.
12
b. Ciri khasnya alat repoduksi generatifnya berupa basidium
sebagai
badan penghasil spora.
c. Basidiomycota terdiri dari anggota mikro maupun makro.
Basidiomycota yang mikro adalah basidiomycota yang
basidiokarpnya kecil dan halus, yang umumnya adalah patogen
pada tanaman. Sedangkan basidiomycota yang makro adalah
Basidiomycota memiliki tubuh buah (basidiokarp) yang besar
sehingga mudah untuk diamati. Tapi, kebanyakan anggota spesies
berukuran makroskopik.
d. Basidiomycota adalah Kelompok jamur ini dikenal karena
tubuh buahnya tampak jelas di permukaan tanah atau substrat
lainnya.
e. Memiliki basidium.
f. Basidiomycotina terdapat dalam substratnya (tempat
hidupnya), misal pada kulit kayu, tanah, dan serasah daun.
g. Spora (basidiospora) yang jumlahnya empat berada di luar
basidium. Spora dapat disebarkan oleh angin dan jika jatuh di
tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi hifa baru.
h. Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit
pada sisa-sisa makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah,
merang padi, dan batang pohon mati.
i. Pada saat pembentukan basidiospora, ujung-ujung hifa
menggembung membentuk basidium yang di dalamnya terjadi
peleburan dua inti haploid menjadi satu inti diploid, disusul dengan
pembelahan meiosis yang menghasilkan 4 inti haploid.
j. Selanjutnya, basidium membentuk empat tonjolan
(sterigmata) yang berisi protoplasma dan keempat inti haploid tadi
masing-masing akan mengisi tiap tonjolan dan terbentuk empat
buah basidiospora haploid.
D. Habitat Basidiomycota
Jamur Basidiomycotina umumnya hidup sebagai saprofit pada
sisa-sisa makhluk hidup, misalnya serasah daun di tanah, merang padi,
dan batang pohon mati. Jamur yang parasit hidup pada organisme
13
inangnya, misalnya tumbuhan dan manusia. Jenis lainnya ada yang
bersimbiosis dengan akar tumbuhan membentuk mikoriza.
E. Reproduksi Basidiomycota
Reproduksi jamur ini terjadi secara aseksual maupun seksual.
Reproduksi aseksual yaitu dengan cara membentuk spora konidia.
Seperti Zygomycotina dan Ascomycotina, reproduksi seksual
Basidiomycotina terjadi melalui perkawinan antara hifa yang berbeda
jenis menghasilkan spora seksulal (spora generative), yaitu spora
basidium (basidiospora). Tahapan reproduksi seksual pada
Basidiomycotina adalah sebagai berikut.
Penjelasan :
Hifa (+) dan hifa (-) yang berinti haploid (n) berkecambah dari
basidiospora. Kedua hifa ini saling bersinggungan.
14
Plasmogami terjadi antara hifa (+) dan hifa (-) sehingga inti salah
satu hifa pindah ke hifa lainnya membentuk hifa dengan dua inti haploid
(n) yang berpasangan (dikariotik).
15
mengalami meiosis yang mengahasilkan 4 inti haploid ( n ), kemudian
inti haploid ini keluar bersama protoplasmanya membentuk basidiospora.
16
Tubuh buah berbentuk payung, terdiri lembaran-lembaran yang
berisi basidium. Tubuh buahya berwarna agak merah, dapat dimakan,
dan enak rasanya. Strain jamur merang yang berkembang baik adalah
Lentinus edostes dan Shitake
3. Auricularia
polytrica (Jamur Kuping)
Hidupnya bersifat saprofit pada kayu mati. Tubuh buahnya enak
dimakan dan sudah banyak dibudidayakan.
17
4. Pleuretes sp (Jamur Tiram)
Jamur ini berkembang baik pada substrat yang banyak
mengandung lignin dan selulosa. Biasanya jamur banyak terdapat
pada batang kayu yang lapuk atau masih hidup.
18
Beberapa contoh jamur yang bersifat parasit bagi kehidupan adalah:
1. Fomes semitostes, menyebabkan busuknya akar pohon para.
2. Amanita phalloides, merupakan jamur yang sagat beracun.
BAB III
19
PENUTUP
1. Kesimpulan
Jamur sangat berperan dalam kehidupan manusia. Sebagian jenis
jamur ada yang dapat dimakan sebagai sumber protein, lemak. dan
glikogen. Beberapa jenis lainnya dapat dimanfaatkan dalam industri
makanan dan minuman dengan melalui proses fermentasi.
Di dalam ekosistem, jamur sangat berguna sebagai organisme
dekomposer (pengurai). Jamur bersama bakteri berperan dalam
menguraikan sampah organik hingga menjadibentuk sederhana.
Namun, beberapa jenis jamur ada yang dapat menyebabkan
penyakit, baik pada tumbuhan, hewan, maupun manusia. Akibat serangan
jamur, tidak sedikit kerugian yang ditimbulkannya terhadap hasil
pertanian. Berikut ini beberapa contoh jamur yang menguntungkan dan
merugikan dalam kehidupan
2. Saran
Demikianlah makalah yang kami yang berisikan tentang
basidiomycota. Makalah ini pu tak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Adapun kiranyaterdapat kritik, saran maupun teguran digunakan sebagai
penunjang dalam makalah ini. Sebelum dan sedahnya kami ucapkan
terima kasih.
20
DAFTAR PUSTAKA
21