A. Definisi
Abses adalah infeksi kulit dan subkutis dengan gejalaberupa kantong berisi nanah.
(R,S,Siregar,2004)
Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur terbesar yang terletak di depan telinga (kamus
kedokteran Dorland edisi 29, 2005)
Abses parotis adalah penumpukan bahan nanah dan terinfeksi di kelenjar parotis, yang
terbesar dari kelenjar ludah sekitar rahang. Kondisi ini paling sering berkembang sebagai
konsekuensi dari perawatan mulut yang buruk, biasanya ketika orang pulih dari kondisi medis
dan kurang mampu mengikuti rutinitas kebersihan dasar mulut. Pengobatan biasanya
melibatkan drainase, obat untuk mengobati infeksi, dan pemantauan tanda-tanda kekambuhan.
(http://www.wisegeek.com)
B. Etiologi
Menurut R,S, siregar,2004,suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa
cara yang lain :
- Bakteri masuk kebawah kuit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak steril
- Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain
- Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dantidak menimbulkan
gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses .
Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :
- Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi
- Darah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang
- Terdapat gangguan sisitem kekebalan.
Abses bisa terbentuk diseluruh bagian tubuh, termasuk paru-paru, mulut, rektum, kulit dan
otot.
C. Tanda dan gejala
Gejala abses parotis termasuk rasa sakit yang signifikan dan pembengkakan salah satu atau
kedua kelenjar parotis. Daerah belakang rahang dapat terasa kencang dan panas, dan kulit
mungkin merah dan mengkilap. Seorang dokter harus melakukan pemeriksaan fisik dengan
teliti untuk mengesampingkan kondisi dengan gejala yang sama, seperti gondok. Pemeriksaan
mulut juga bisa menunjukkan kebocoran nanah dari kelenjar parotis ke dalam rongga mulut
dan pasien mungkin memiliki napas yang berbau busuk akibat infeksi.
D. Komplikasi
Jika bakteri menusup kedalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeks. Sebgian sel
mati dan \hancur, menigglakan rongga yang berisi jaringan dan se-sel yang terinfeksi. Sel-sel
darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalalm melawan infeksi, bergerak kedalam
rongga tersebut, dan setelah menelan bakteri.sel darah putih kakan mati, sel darah putih yang
mati inilah yang memebentuk nanah yang mengisis rongga tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong jaringan pada
akhirnya tumbuh di sekliling abses dan menjadi dinding pembatas. Abses hal ini merupakan
mekanisme tubuh mencefah penyebaran infeksi lebih lanjut jka suat abses pecah di dalam
tubuh maka infeksi bisa menyebar kedalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit,
tergantung kepada lokasi abses.(www.medicastre.com.2004).
E. Penatalaksanaan
Drainage abses adalah tindakan yang dianjurkan, untuk mengeluarkan nanah dan kemudian
siram keluar kelenjar parotis untuk menghilangkan bahan infeksius yang tersisa. Mungkin
perlu untuk mengalirkan di tempat sementara untuk memungkinkan cairan tambahan untuk
mengeringkan secara bebas dan mudah. Pasien harus mengalami bantuan langsung setelah
nanah dikeluarkan. Obat-obatan dapat diberikan untuk mengurangi peradangan dan
mengobati infeksi, jika infeksi disebabkan oleh bakteri atau virus
(http://www.ncbi.nlm.nih.gov)
F. Pathway
Infeksi bakteri
Reaksi peradangan/inflamasi
Cortex cerebri
nyeri
Perubahan status
kesehatan
Kurang terpapar
informasi
cemas
h. Thorax dan pernafasan : Bentuk dada simetris, terdapat retraksi dinding dada,
i. Jantung : Irama jantung vesikuler, nadi cepat > 120 x/mnt dan tensi
menurun.
j. Abdomen :
otot-otot
3. Diagnostic
Abses dikulit atau dibawah kulit.sdanagat mudah dikenali. Sedangkan abses dalam sering
kali sulit ditemukan. Pada penderita abses, biasanya pemeriksaan darah menunjukkan
peningkatan jumlah sel darah putih.
Untuk menetukan ukuran dan lokasi abses dalam bissxa dilkukan pemeriksaan
rntgen,USG, CT, Scan, atau MRI.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses peradangan/inflamasi
2. Gangguan pola makan behubungan dengan kesulitan menelan, nyeri
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
4. Cemas berhuungan dengan perubahan status kesehatan
5. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan
I. Proses Keperawatan
no diagnosa tujuan intervensi Rasional
Nyeri akut
berhubungan dengan
proses
peradangan/inflamasi
Gangguan pola
makan behubungan
dengan kesulitan
menelan, nyeri
Risiko tinggi
infeksi
berhubungan
dengan tindakan
pembedahan