2 Mikrostruktur
2 Mikrostruktur
PENGUJIAN MATERIAL
“ UJI MIKROSTRUKTUR “
1. TRIYONO 13510816
2. YAYANG ADI MAHARDIKA 13510821
3. PRAYUDI LESTANTYO 13510825
4. RAGIL FITRI NURCAHYO 13510833
5. MOCH. SOFYAN ANAS 13510854
FAKULTAS TEKNIK
2017
LABORATORIUM TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl. Budi Utomo Tlp. 0352 481124 Ponorogo
LEMBAR PENGESAHAN
(UJI MIKROSTRUKTUR)
Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
Ponorogo,....Januari 2017
Mengetahui,
2
LABORATORIUM TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
Jl. Budi Utomo Tlp. 0352 481124 Ponorogo
LEMBAR ASISTEN
Dosen Pembimbing
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.3 Alat Dan Bahan
2. Cairan etsa
3. Alkohol
4. Kapas
5. Mikroskop logam dan kamera dengan pembesaran 400 kali
6. Media pendingin
7. Mistar ingsut (jangka sorong)
8. Dapur listrik (furnace)
9. Mesin poles
5
BAB II
6
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Mikroskop
Mikroskop adalah alat untuk melihat benda yang sangat kecil kemuian
dilakukan pembesaran dengan skala tertentu sesuai dengan kemampuan
mikroskop tersebut.
Bagian-bagian dari mikroskop yaitu:
Lensa obyektif, untuk melihat benda sebagai obyek dan akan dihasilkan
bayangan nyat, diperbesar dan terbalik
Lensa okuler, sebagai loop yang akan menghasilkan bayangan maya
diperbesar yang terletak antara titik dekat mata sampai titik terjauh tak
terhingga.
Macam-macam mikroskop:
Mikroskop monokuler
Mikroskop jenis ini mempunyai satu lensa okuler, namun banyak dipakai
dalam bidang kedokteran.
Mikroskop logam
Mikroskop jenis ini digunakan untuk melihat struktur logam, mengamati
cacat logam dan bagian yang tidak teratur pada logam, dapat juga
mengamati bagian yang patah, rapuh dan keuletan karena dapat
mengetahui kandungan ferrit, perrit dan austenite.
7
3.2Diagram Fe-Fe3C Dan Cara Penggunaanya
Keterangan gambar:
A. Titik cair besi
B. Titik pada cairan yang ada hubungannya dengan reaksi peritektoid
H. Larutan padat yang ada hubungannya dengan reaksi peritektoid. Kelarutan
karbon maksimal 0,10%.
J. Titik pritektoit, selama pendinginan austenite pada komposisi J, fasa terbentuk
dari larutan padat komposisi H dan cairan pada komposisi B.
N. Titik transportasi dari besi titik besi, titik transformasi A4 dari besi murni.
8
C.titik eutiktoid, selama pendinginan fasa dengan komposisi E sementit pada
komposisi F (6,67%C) terbentuk dari cairan pada komposisi C. fasa ini disebut
ledeburit.
E. titik yang menyatakan fasa ada hubungannya dengan reaksi eutektik.
Kelarutan maksimal dari karbon 2,14% paduan karbon sampai pada komposisi
ini disebut baja.
G. titik transportasi besi titik transportasi A3 untuk besi.
P. titik yang menyatakan ferit, fasa ada hubungan dengan reaksi eutektik.
Kelarutan maksimal dari karbon kira-kira 0,02%.
S. titik eutetoid selama pendinginan ferit pada komposisi P dan sementit pada
komposisi K (sama dengan F) terbentuk simultan dari austenite pada
komposisi F. reaksi ini disebut transportasi A1 dan fasa eutectoid dinamakan
perlit.
GS. Garis yang menyatakan hubungan antara temperature dan komposisi dimana
mulai terbentuk sementit dari austetit dimana garis Acm.
A2 titik transportasi magnetic untuk besi atau ferit
A1titik transportasi magnetic untuk sementit
Nama atau istilah yang terdapat pada diagram fase besi karbida besi yaitu:
Kandungan carbon
0,008 %C = batas kelarutan maksimum carbon pada ferrite pada
temperature kamar
0,025 %C = batas kelarutan maksimum carbon pada ferrite pada
temperature 723 derajat celcius
0,83 %C = titik eutectoid
2 %C = batas kelarutan carbon pada besi gamma pada temperature 1130
derajat celcius
4,3 %C = titik eutectic
0,1 %C = batas kelarutan carbon pada besi delta pada temperature 1493
derajat celcius
9
Garis-garis
Garis liquidus adalah garis yang menujukkan awal dari proses pendinginan
(pembekuan)
Garis solidus adalah garis yang menunjukkan akhir dari proses pembekuan
(pendinginan)
Garis solvus adalah garis yang menunjukkan batas antara fasa padat
dengan fasa padat atau solid solution dengan solid solution
Garis Acm = garis kelarutan karbon pada besi gamma (austenite)
Garis A3 =garais temperature dimana terjadi perubahan ferrit menjadi
austenite (gamma) pada pemanasan.
Garis A1 = garis temperature dimana terjadi perubahan austenite (gamma)
menjadi ferrit pada pendinginan.
Garis A0 = garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic pada
cementic
Garis A2 = garis temperature dimana terjadi transformasi magnetic pada
ferrite
Struktur Mikro
Ferrite ialah suatu komponen logam yang mempunyai batas maksimum
kelarutan karbon 0,025 %C pada temperature 723 derajat celcius, struktur
kristalnya BCC (body center cubic) dan pada temperature kamar
mempunyai batas kelarutan carbon 0,008 %C
Austenite adalah suatu larutan padat yang mempunyai batas maksimum
kelarutan carbon 2 %C pada temperature 1130 derjat celcius struktur
kristalnya FCC (Face center cubic)
Cemented ialah suatu senyawa yang terdiri dari unsure Fe dan C dengan
perbandingan tertentu (mempunyai rumus empiris) dan strukturnya
kristalnya orthorhombic
Lediburite ialah campuran eustetic antara besi gamma dengan cemented
yang dibentuk pada temperature 1130 derajat celcius dengan kandungan
carbon 4,3 %C
10
Pearlite ialah campuran eutectoid antara Ferrite dengan cemented yang
dibentuk pada temperature 723 derajat celcius dengan kandungan carbon
0,83 %C
3.3CCT Diagram
11
Perlu dicatat bahwa, diagram transformasi tidak dapat digunakan untuk
memprediksi respon terhadap sejarah termal yang sangat jauh berbeda dari
yang digunakan untuk membangun diagram. Misalnya, pertama pendinginan
cepat sedikit diatas Ms dan kemudian memanaskan ke suhu yang lebih tinggi
akan memberikan transformasi lebih cepat dari pada yang ditunjukkan pada
diagram IT karena nukleas sanat dipercepat selama quench penghantar. Juga
harus diingat bahwa diagram transformasi peka terhadap konten paduan yang
tepat dalam diagram rentang komposisi yang diijinka.
12
3.4Kristalisasi
13
media pendingin maka kecepatan pendinginan akan berbeda sehingga dapat
diperoleh baja dengan berbagai tingkat kekerasan. Untuk pendinginan yang
cepat digunakan air yang disemprotkan.
Media pendingin seperti air, oli, minyak, udara dan furnace sangat
mempengaruhi kekerasan logam artinya logam tersebut akan mempunayi
kekerasan yang tinggi dikarenakan pendinginan secara tiba-tiba sehingga
austenite akan berubah menjadi martenit. Sedangkan media pendingin furnace
cenderung bersifat lunak karena sistem dari pendingin dilakukan secara lambat
dan kadar karbon sangat tinggi dan pendinginann dengan udara bebas akan
menghasilkan struktur butiran yang halus dan seragam sehingga kekerasan
logam rendah.
Mikro
Bila suatu logam telah mengalami proses heat treatmen dan didinginkan
maka akan mengalami proses pembekuan. Sifat-sifat logam terutama sift
mekani dipengaruhi oleh struktur miko dan komposisi kimianya. Sstruktur
miko dapat dirubah dengan jalan memberikan proses heat treatmen dan proses
deformasi pada specimen.
Pendinginan yang cepat kedalam air akan mendapatkan struktur martensit.
Struktur martensit adalah struktur yang keras, sementip yang lebih keras,
sedikit terdapat secara bebas dan dalam jumlah kecil sehingga pengaruhnya
terhadap kekerasan logam dapat diabaikan.Pencelupan secara cepat berarti
austenite berubah menjadi martensit dan tidak berbentuk perlit.
14
a. Struktur bodicententer (BCC) atau kubus pemusatan ruang
Besi mempunyai struktur kubus pada suhu ruang, sel satuan besi
mempunyai atom pada titik sudut kubus dan satu atom pada pusat kubus. Pada
struktur kubus pemusatan ruang (KPR) tiap atom besi dikelilingi oleh 8atom
tetangga, baik yang terletak pada titik sudut maupun atom dipusat sel satuan
oleh karena itu, setiap atom mempunyai lingkungan geometric yang sama. Sel
satuan kpr mempunyai 2 atom yaitu 1 atom dipusat kubus dan 8 seperdelapan
atom pada delapan titik sudutnya. Dalam logam antara kontak kisi a dan jari-
jari atom R terdapat hubungan sebagai berikut :
4𝑅
(𝛼𝑘𝑝𝑟 ) log 𝑎𝑚 =
√3
15
Sel satuan kpr (logam) struktur logam kpr mempunyai dua buah atom per
sel satuan dan factor tumpukan atom sebesar 0,68 hubungan antara konstanta
kisi a dan jari-jari atom mempunyai hubungan sesuai dengan persamaan:
2(4𝜋𝑅/√3)
𝐹𝑇 =
𝛼3
16
Sel satuan kps (logam) struktur kps mempunyai empat atom per sel satuan
dan factor tumpukan sebesar 0,74 hubungan antara konstanta kisi a dengan jari-
jari atom dinyatakan oleh persamaan:
2(4𝜋𝑅/√3)
𝐹𝑇 =
𝛼3
Struktur yang baru ini disebut ferrit atau besi alpha dan merupakan larutan
padat karbon besi alpha.Perlit tampak sebagai lapisan yang terdiri dari lempeng
ferrit dan karbida besi berselang-seling.Disebut karena perlit mirip lapisan
mutiara.
Baja yang berkadar karbon 0,80% disebut baja eutectoid strukturnya
terdiri dari 100% perlit, ini terjadi pada suhu dimana ferit mulai terbentuk dan
mengendap dari austenite turun. Titik eutectoid adalah suhu terendah dalam
logam dimana terjadi perubahan dalam larutan padat yang merupakan suhu
keseimbangan terendah dimana austenite terurai menjadi ferit dan sementit.
Bila kadar karbon besi lebih besar daripada eutectoid. Sementit sangat keras
dan rapuh. Baja yang mengandung kadar karbon kurang dari eutectoid (0,8%)
17
disebut baja hipoeutektoid, dan baja dengan kadar karbon lebih dari eutectoid
disebut hipereutektoid.
Pada gambar memperlihatkan struktur besi murni atau ferit dengan
meningkatkan kadar karbonnya sampai 0,80% jumlah daerah yang gelap atau
perlit meningkat, sedangkan daerah yang terang atau ferit akan berkurang dan
pada karbon 0,70% hampir seluruh struktur terdiri dari perlit dengan kadar
karbon 1,41% daerah perlit berkurang dan daerah yang terang pada batas-batas
butir adalah cementit dan perlit.
Dalam baja 1.41% karbon jumlah sementit maksimal yaitu sekitar 11%
struktur yang diperlihatkan digambar tersebut yang diperoleh melalui
pendinginan paduan besi carbon secara perlahan-lahan.
18
BAB IV
DATA PENGAMATAN
19
20
21
22
4.3 Analisa Data Pengamatan
d. Kesalahan 𝑆𝑑 𝑆𝑑
relative 𝐾𝑟 = 𝑥100% = 4.44% 𝐾𝑟 = 𝑥100% = 8.54%
𝑥 𝑥
e. Keseksamaan 𝐾 = 100% − 𝐾𝑟 = 95.6% 𝐾 = 100% − 𝐾𝑟 = 91.46%
23
b. setelah heat treatment
24
BAB V
PEMBAHASAN
Pada foto mikrostruktur baja 42 sebelum heat treatment terlihat dua warna
yang berbeda yaitu warna terang (ferit) dan warna gelap (perlit).Nilai rata-rata
warna terang dan gelap berturut-turut adalah 32.9 dan 17.1.hasil analisa data
yang berupa standar deviasi, simpangan rata-rata. Kesalahan relative,
keseksamaan, dan hasil pengukuran tidak menunjukkan tingkat akurasi data
karena masing-masing bagian foto adalah hal-hal yang berbeda sehingga
analisa seperti di atas sebenarnya tidak bisa dilakukan. Meskipun demikian
hasil analisa diatas tetap memiliki makna.Nilai simpangan rata-rata sebesar
1.46 menunjukkan selisih warna masing-masing bagian.Artinya ada
ketidakseragaman struktur mikro baja ST42.Lain halnya dengan kesalahan
relative, keseksamaan, dan hasil pengukuran tidak dapat dijadikan acuan
karena hasil analisa pada warna terang dan gelap memiliki nilai yang berbeda
padahal kedua data tersebut diambil dari sebuah sampel yang nilainya tidak
mungkin berbeda.
25
5.3 Setelah Heat Treatment
Pada foto mikrostruktur baja 42 sebelum heat treatment terlihat dua warna
yang berbeda yaitu warna terang (ferit) dan warna gelap (perlit).Nilai rata-rata
warna terang dan gelap berturut-turut adalah 20.2 dan 29.8.hasil analisa data
yang berupa standar deviasi, simpangan rata-rata. Kesalahan relative,
keseksamaan, dan hasil pengukuran tidak menunjukkan tingkat akurasi data
karena masing-masing bagian foto adalah hal-hal yang berbeda sehingga
analisa seperti di atas sebenarnya tidak bisa dilakukan. Meskipun demikian
hasil analisa diatas tetap memiliki makna.Nilai simpangan rata-rata sebesar
1.58 menunjukkan selisih warna masing-masing bagian.Artinya ada
ketidakseragaman struktur mikro baja ST42.Lain halnya dengan kesalahan
relative, keseksamaan, dan hasil pengukuran tidak dapat dijadikan acuan
karena hasil analisa pada warna terang dan gelap memiliki nilai yang berbeda
padahal kedua data tersebut diambil dari sebuah sampel yang nilainya tidak
mungkin berbeda.
Simpangan rata-rata setelah heat treatment lebih besar daripada simpangan
rata-rata sebelum heat treatment. Artinya setelah dilakukan heat treatmen
struktur baja ST 42 semakin tidak seragam, ini disebabkan karena proses
pendinginan berlangsung terlalu cepat sehingga austenite yang terbentuk saat
holding belum sempat kembali ke posisi semula saat quenching. Sehingga
dapat kita prediksikan bahwa keuletan baja akan turun meski tidak terlampau
besar.
Setelah heat treatment juga terjadi perubahan pada besarnya warna terang
(ferit) dan warna gelap (perlit).Warna gelap (perlit) semakin banyak,
sebaliknya warna terang (ferit) semakin berkurang.Artinya nilai kekerasan baja
ST 42 semakin meningkat.
26
BAB VI
KESIMPULAN
27
DAFTAR PUSTAKA
1993
Jakarta. 1995
28