Anda di halaman 1dari 3

B.

Landasan Teori

Destilasi adalah suatu metode pemisahan Hukum Raoult berdasarkan perbedaan titik didih. Untuk
membahas destilasi perlu dipelajari proses kesetimbangan fasa uap-cair; kesetimbangan ini tergantung
pada tekanan uap larutan. Hukum Raoult digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi pada
proses pemisahan yang menggunakan metode destilasi; menjelaskan bahwa tekanan uap suatu
komponen yang menguap dalam larutan sama dengan tekanan uap komponen murni dikalikan fraksimol
komponen yang menguap dalam larutan pada suhu yang sama (Armid, 2009).

Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih.
Titik didih suatu cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer. Cairan yang
diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan
memisahkan cairan tersebut dari zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai
perbedaan titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah tekanan
atmosfer (titik didih normal). Untuk senyawa murni, suhu yang tercatat pada termometer yang
ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi adalah sama dengan titik didih destilat (Sahidin,
2008).

Untuk memisahkan alkohol dari campuran dan meningkatkan kadar alkohol, beer perlu didistilasi.
Maksud dan proses distilasi adalah untuk memisahkan etanol dari campuran etanol air. Untuk larutan
yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya, distilasi merupakan cara yang
paling mudah dioperasikan dan juga merupakan cara pemisahan yang secara thermal adalah efisien.
Pada tekanan atmosfir, air mendidih pada 100 oC dan etanol mendidih pada sekitar 77 oC. perbedaan
dalam titik didih inilah yang memungkinkan pemisahan campuran etanol air. Prinsip: jika larutan
campuran etanol air dipanaskan, maka akan lebih banyak molekul etanol menguap dari pada air. Jika
uap-uap ini didinginkan (dikondensasi), maka konsentrasi etanol dalam cairan yang dikondensasikan itu
akan lebih tinggi dari pada dalam larutan aslinya. Jika kondensat ini dipanaskan lagi dan kemudian
dikondensasikan, maka konsentrasi etanol akan lebih tinggi lagi. Proses ini bisa diulangi terus, sampai
sebagian besar dari etanol dikonsentrasikan dalam suatu fasa. Namun hal ini ada batasnya. Pada larutan
96% etanol, didapatkan suatu campuran dengan titik didih yang sama (azeotrop). Pada keadaan ini, jika
larutan 96% alkohol ini dipanaskan, maka rasio molekul air dan etanol dalam kondensat akan teap
konstan sama. Jika dengan cara distilasi ini, alcohol tidak bias lebih pekat dari 96% (Harahap, 2003).

Pemisahan dan pemurnian senyawa organik dari suatu campuran senyawa dilakukan dengan beberapa
cara sesuai dengan karakter sample. Destilasi sederhana, pemisahan ini dilakukan bedasarkan perbedan
titik didih yang besar atau untuk memisahkan zat cair dari campurannya yang yang berwujud padat.
Destilasi bertingkat, pemisahan ini dilakukan berdasarkan perbedaan titik didih yang berdekatan..
Destilasi uap, dilakukan untuk memisahkan suatu zat yang sukar bercampur dengan air dan memiliki
tekanan uapnyang relative tunggi atau memiliki Mr yang tinggi (Tim Kimia Modul SMKN 13, 2001).

Destilasi merupakan penguapan suatu cairan dengan cara memanaskannya dan kemudian
mengembunkan uapnya kembali menjadi cairan. Destilasi sebagai proses pemisahan dikembangkan dari
konsep-konsep dasar: tekanan uap, kemenguapan, dan sebagainya. Destilasi digunakan untuk pemisahan
cairan-cairan dengan tekanan uap yang cukup tinggi. Dengan kolom yang dirancang secara baik, dapat
memisahkan cairan-cairan dengan perbedaan tekanan uap yang kecil (tapi tidak campuran azeotrop).
Destilasi merupakan metode isolasi/pemurnian (Bahti, 1998).

Proses pemurnian minyak atsiri bisa dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, yaitu secara
fisika dan kimia. Proses pemurnian secara fisika bisa dilakukan dengan mendistilasi ulang minyak atsiri
yang dihasilkan (redestillation) dan distilasi fraksinasi dengan pengurangan tekanan. Dalam proses secara
fisika, yaitu metode redestilasi adalah menyuling ulang minyak atsiri dengan menambahkan air pada
perbandingan minyak dan air sekitar 1:5 dalam labu destilasi, kemudian campuran didestilasi. Minyak
yang dihasilkan akan terlihat lebih jernih. Hasil penyulingan ulang terhadap minyak nilam dengan
metode redestilasi, ternyata dapat meningkatkan nilai transmisi (kejernihan) dari 4 % menjadi 83,4 %,
dan menurunkan kadar Fe dari 509,2 ppm menjadi 19,60 ppm. Untuk distilasi fraksinasi akan jauh lebih
baik karena komponen kimia dipisahkan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Komponen kimia yang
terpisah sesuai dengan golongannya (Hernani, 2006).

DAFTAR PUSTAKA
Armid. 2009. Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. Unhalu. Kendari.
Bahti. 1998. Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika. Universitas Padjajaran. Bandung.
Harahap. 2003. ‘Karya Ilmiah Produksi Alkohol’:6.
Hernani. 2006. ‘Peningkatan Mutu Minyak Atsiri Melalui Proses Pemurnian’ :2-3.
Sahidin. 2008. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Unhalu. Kendari.
Tim Kimia Modul SMKN 13. 2001.’ Analisis Elementer’:6.

Distilasi merupakan penguapan suatu cairan dengan cara memanaskannya dankemudian


mengembunkan uapnya kembali menjadi cairan. Destilasi sebagai prosespemisahan dikembangkan dari
konsep-konsep dasar: tekanan uap, kemenguapan, dansebagainya. Destilasi digunakan untuk pemisahan
cairan-cairan dengan tekanan uap yangcukup tinggi. Dengan kolom yang dirancang secara baik, dapat
memisahkan cairan-cairandengan perbedaan tekanan uap yang kecil (tapi tidak campuran azeotrop).
Distilasimerupakan metode isolasi/pemurnian (Bahti, 1998)

Distilasi fraksional/distilasi fraksionasi/penyulingan bertingkat adalah suatudistilasi yang dilakukan


dengan refluks parsial karena luas permukaan dalam kolomfraksionasi yang digunakan memungkinkan
terjadinya kesetimbangan uap-cair. Butir-butir uap yang terbentuk akan mendingin kembali, ketika
menempuh kolom, danmengembun menjadi zat cair, lalu menguap lagi. Proses ini berlangsung berulang-
ulang.Bila kolomnya efisien, uap yang berhasil mencapai puncak kolom akan hanya terdiri ataskomponen
yang lebih volatil (bertitik didih rendah). Oleh karena itu,semakin panjangkolomnya, semakin
bagus,karena pemisahan antara dua zat cair volatil atau lebih akanmakin sempurna. Dan kolom ini-yang
yang rancangannya bisa beraneka ragam untuk mancapai hasil yang maksimal-dapat disekat untuk
meminimalkan panas yang hilang.Distilasi fraksional sudah jamak dipakai, misalnya untuk memisahkan
fraksi-fraksi minyak bumi, berdasarkan td-nya,volalitasnya,atau tekanan uap komponen campuran-
campuran tersebut.( Arsyad, 2001

Arsyad, M. Natsir, 2001,


KAMUS KIMIA: Arti dan Penjelasan IlmiahP. T. Gramedia PustakaUtama, Jakarta.

Armid. 2009.Penuntun Praktikum Metode Pemisahan Kimia. Unhalu. Kendari.

Bahti. 1998.Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika .Universitas Padjajaran. Bandung.

Istilah distilasi sederhana umumnya berkaitan dengan pemisahan suatucampuran yang terdiri dari dua
atau lebih cairan melalui pemanasan.Pemanasan dimaksudkan untuk menguapkan komponen-
komponen yang lebihmudah menguap (titik didih lebih rendah) dan kemudian uap yang
diperolehdikondensasi kembali menjadi cair dan kemudian ditampung dalam suatubejana penerima
(Cook dan Cullen, 1986)

Unit operasi distilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-komponen yang
terdapat dalam suatu larutan ataucampuran dan tergantung pada distribusi komponen-komponen
tersebut antarafasa uap dan fasa cair. Semua komponen tersebut terdapat dalam fasa cairandan uap.
Fasa uap terbentuk dari fasa cair melalui penguapan (evaporasi) padatitik didihnya (Geankoplis, 1983)

Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengancara distilasi adalah komposisi uap
harus berbeda dari komposisi cairandengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-
komponennya cukup dapat menguap. Suhu cairan yang medidih merupakantitik didih cairan tersebut
pada tekanan atmosfer yang digunakan (Geankoplis,1983)

Cook, T.M dan D.J. Cullen. 1987.industri Kimia Operasi Aspek-Aspek Keamanan dan
Kesehatan.Terjemahan. PT. Gramedia, Jakarta

Geonkoplis, C.J. 1983.Transport Process and Unit Uperation, second ed. AllyndBacon, Inc., Boston

Anda mungkin juga menyukai