LABORATORI
UM TEKNI
K ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSI
TAS ISLAM KADIRI– KEDI
RI
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
PENDAHULUAN
A. UMUM
Sesuai dengan tujuan pendidikan di UNISKA, yaitu :
- Pembinaan hidup bermasyarakat
- Pembinaan sikap ilmiah
- Pembinaan sikap kepemimpinan
- Pembinaan keahlian
Maka tugas dari Laboratorium Fakultas Teknik UNISKA antara lain :
- Memperkuat konsep
- Melengkapi kuliah
- Melatih keterampilan / penerapan teori
Dengan demikian praktikum Mikroprosessor adalah melatih keterampilan dalam
menerapkan teori-teori yang diperoleh dari mata kuliah Sistem Mikroprosessor.
Disamping itu praktikum Mikroprosessor dapat mengasah kemampuan mahasiswa untuk
mengaplikasikan Mikroprosessor sebagai salah satu peralatan pengontrol otomatis yang
saat ini banyak digunakan dalam bidang industri. Kesungguhan dan ketertiban dalam
melakukan praktikum merupakan prasyarat utama untuk mencapai keberhasilan praktikum
anda. Oleh karena itu, selama anda melaksanakan praktikum di laboratorium Elektronika
ada beberapa hal yang perlu anda perhatikan :
1. Selama praktikum, praktikan dibimbing oleh asisten dan untuk itu praktikan harus
mempersiapkan segala sesuatu tentang percobaan yang akan dilakukan seperti yang
ada pada “BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM” bersama rekan praktikumnya.
2. Sebelum melaksanakan praktikum, periksalah semua peralatan yang akan digunakan
dan pinjamlah peralatan yang belum ada.
3. Dalam melaksanakan praktikum perlu diperhatikan penggunaan waktu yang ada,
karena waktu pelaksanaan Praktikum Mikroprosessor adalah “3 jam”.
Rincian penggunaan adalah seperti berikut :
- Persiapan :
Untuk persiapan, praktikan diberi waktu 30 menit dan pada saat persiapan tugas
praktikan adalah : menyerahkan tugas pendahuluan dan meminjam peralatan
yang belum ada.
- Melakukan Percobaan :
Dalam melakukan percobaan praktikan diberi waktu ± 120 menit dan sisanya (30
menit) digunakan untuk mencata hasil praktikum dalam lembar Laporan
Sementara.
4. Tugas pendahuluan dikumpulkan sebelum praktikum dimulai kepada asistenya
masing-masing.
5. Praktikan dilarang mengerjakan Tugas Pendahuluan di lingkungan Laboratorium.
6. Sebelum melakukan percobaan, setiap praktikan harus mempersiapkan Laporan
Resmi yang telah ditulisi dengan tujuan percobaan, teori, cara kerja, serta
persiapkan pula kertas karbon dan kertas grafik bila diperlukan.
B. TATA TERTIB
Tata tertib yang harus diperhatikan dan ditaati selama melakukan praktikum
Mikroprosessor adalah :
1. Praktikan harus hadir 10 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Praktikan baru diperkenankan masuk Laboratorium setelah percobaan yang akan
dilaksanakan dinyatakan SIAP oleh asisten.
3. Sebelum melakukan praktikum, semua perlengkapan kecuali buku petunjuk praktikum,
alat tulis dan peralatan penunjang harus diletakkan di tempat yang telah ditentukan.
4. Setiap praktikan harus melakukan percobaan dengan rekan praktikum yang telah
ditentukan.
5. Selama mengikuti praktikum, praktikan harus berpakaian sopan dan tidak
diperbolehkan memakai sandal, bertopi, merokok, membuat gaduh, dan lain-lain.
6. Selama praktikum, praktikan hanya diperbolehkan menyelesaikan tugasnya pada meja
yang telah disediakan (melakukan percobaan, membuat laporan sementara dan resmi).
7. Selama melakukan percobaan, semua data hasil percobaan ditulis dalam kolom-kolom
tabel yang dipersiapkan terlebih dahulu. Laporan sementara dibuat rangkap n + 1 dan
dilaporkan pada asisten untuk ditanda tangani. n adalah jumlah praktikan dalam satu
kelompok.
8. Berdasarkan Laporan Sementara yang telah disetujui oleh asisten, setiap praktikan
membuat Laporan Resmi sesuai dengan tugas yang diberikan dalam buku petunjuk,
kemudian diserahkan kepada asisten masing-masing dengan dilampiri laporan
sementara.
9. Jika praktikan akan meninggalkan ruang praktikum, harus melaporkan pada asisten dan
demikian pula sebaliknya.
10. Praktikan yang sudah menyelesaikan tugas-tugasnya, diharuskan meninggalkan ruang
praktikum.
C. SANKSI
Ada beberapa sanksi yang dapat diterapkan terhadap praktikan yang melanggar peraturan
tata tertib :
1. Pelanggaran tehadap :
a. Point A-5, asisten berhak melakukan pencoretan terhadap tugas yang telah
dikerjakan.
b. Point A-6, B-1, B-5, B-6, dan B-9 dikenakan sanksi pembatalan percobaan yang
dilakukan.
c. Point A-2, B-3, B-4, dan B-9 dikenakan sanksi peringatan dan apabila telah
mendapatkan peringatan 3 kali, praktikan akan dikeluarkan dan mendapat “Nilai
E”.
2. Praktikan yang melakukan kecurangan dapat dikenakan sanksi berupa pembatalan
seluruh praktikum dan diberi “Nilai E”.
3. Praktikan yang karena kelalaiannya menyebabkan kerusakan atau menghilangkan alat
milik laboratorium harus mengganti alat tersebut. Apabila dalam waktu yang ditentukan
belum mengganti, maka tidak diperkenankan mengikuti praktikum berikutnya.
4. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum sebanyak 4 kali diberi sanksi pembatalan
seluruh praktikum dan diberi “Nilai E”.
5. Sanksi lain yang ada di luar sanksi-sanksi diatas ditentukan kemudian oleh Kepala
Laboratorium.
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ........................................................................................... ii
LAMPIRAN ................................................................................................... 35
PERCOBAAN I
TEOREMA THEVENIN DAN NORTON
1. TUJUAN
a. Mempelajari penggunaan teorema Thevenin dan teorema Norton pada arus searah.
2. PENDAHULUAN
2.1. Teorema Thevenin
Suatu rangkaian aktif (dengan sumber tegangan dan atau sumber arus dependen
maupun independen) yang bersifat linier dengan 2 kutub (terminal) a dan b, dapat
diganti dengan : satu sumber tegangan seri dengan sebuah resistor dengan resistansi.
a
a
RT
Rangkaian
aktif linier VT
b
b
VT = Tegangan pada a-b dalam keadaan tanpa beban (open circuit Voc).
RT = Resistansi pada a-b “dilihat” kearah rangkaian dengan semua sumber
independen diganti dengan resistansi dalamnya.
Dengan teorema ini kita dapat menghitung arus beban dengan cepat bila beban di
ubah- ubah.
a
a
+
Rangkaian
RN
aktif linier
IN
b
b
IN = Arus melalui a-b dalam keadaan hubung singkat (short circuit = 𝐼𝑆𝐶 ).
RN = Resistansi pada a-b “dilihat” kearah rangkaian dengan semua sumber
independen diganti dengan resistansi dalamnya.
𝑽𝑪𝑪 𝑽𝑻
𝑹𝑵 = 𝑹𝑻 = dan 𝑰𝑵 = 𝑰𝑺𝑪 =
𝑰𝑺𝑪 𝑹𝑻
+ A D
RANGKAIAN
SUMBER
TEGANGAN
N
- B E
E
SUMBER
ARUS R1 R2 R3 R4
F
BEBAN
a. Gunakan Kit Teorema Thevenin dan Norton. Pasanglah sumber tegangan searah 20
Volt pada A-B, pada titik C-D pasanglah mA digital (pada range 20 mA) seri dengan
beban R1,seperti gambar dibawah ini. Bacalah dan catat arus melalui R1.
A
D A
RANGKAIAN
20V i
N
E
B
A D
RANGKAIAN
20V V
N
B E
A D
RANGKAIAN
N Ohm
Meter
B E
RT I
R1
VT
b
B A
RANGKAIAN
D C
I
RT
V = VT
R = R1
- +
A
C
E A
A
RANGKAIAN
SUMBER ARUS
IN RN
N
R1
F B D
Dengan tegangan
Pengukuran
Vab = 20 volt
Perhitungan
Pengukuran
Pengukuran dengan teorema Pengukuran
dengan
Beban R langsung dengan Thevenin dengan teorema
teorema
mA meter 𝑉𝑇 Norton
𝐼= Thevenin
(perc. 4.1.a) 𝑅𝑇 + 𝑅 (perc. 4.3.d)
(perc. 4.2.d)
(perc. 4.1.e)
R = R1
R = R2
R = R3
R = R4
6. MENGAKIRI PERCOBAAN
a. Sebelum meninggalkan meja percobaan,rapikan meja praktikum. Bereskan kabel dan
matikan osiloskop, generator sinyal, dan power supply DC. Cabut daya dari jala‐jala
ke kit praktikum. Pastikan juga multimeter analog dan multimeter digital ditinggalkan
dalam keadaan mati (selector menunjuk ke pilihan off). Praktikan yang tidak
membereskan meja praktikum akan mendapatkan potongan nilai.
b. Pastikan dosen pembimbing anda telah menandatangani catatan percobaan kali ini
pada pada Laporan Hasil Percobaan anda. Catatan percobaan yang tidak
ditandatangani oleh dosen tidak dapat dilampirkan dalam Laporan Hasil Praktikum
(Laporan hasil praktikum tidak dapat dinilai).
7. Tugas
3) Sumber tegangan ideal mempunyai impedansi dalam = ∞ dan sumber arus ideal
mempunyai impedansi dalam = ∞.
PERCOBAAN II
RANGKAIAN DENGAN KOPLING MAGNETIK
1. TUJUAN
2. PENDAHULUAN
Dua buah rangkaian atau lebih dikatakan bergandengan bila perubahan arus atau
tegangan pada rangkaian yang satu mempengaruhi arus atau tegangan pada rangkaian
yang lain. Bila pengaruh perubahan besaran listrik diteruskan melalui medan listrik, maka
rangkaian tersebut dikatakan bergandengan kapasitif (galvanis).
Pada gandengan tidak langsung ini, besarnya pengaruh rangkaian yang satu kepada
yang lain dinyatakan dengan faktor gandengan atau koefisien kopling k yang berharga
antara 0 dan 1 (makin rapat jaraknya, makin kuat pengaruhnya).
Jadi, untuk dua kumparan yang diketahui bergandengan magnetic, selain dapat
induktansi (self inductance), dikenal pula induktansi bersama/gandengan (mutual
inductance) yang berbeda dipengaruhi oleh koefisien kopling k.
Arah lilitan kumparan yang satu terhadap kumparan yang lain, menentukan polaritas
tegangan induktansinya (biasanya dinyatakan dengan tanda dot).
Alat yang bekerja berdasarkan pemindahan besaran listrik melalui medan magnet ini,
dikenal sebagai transformator.
Sebagai sebuah kutub empat yang mempunyai sepasang terminal input dan sepasang
terminal output. Kumparan yang terhubung dengan terminal input biasanya disebut
kumparan primer sedangkan kumparan yang terhubung pada terminal output biasanya
disebut kumparan sekunder.
Kumparan-kumparan tersebut dapat dibuat dengan menggunakan inti udara (air core
transformer), atau yang lebih umum dibuat dengan menggunakan inti dari bahan
ferromagnetik/inti besi (iron core transformer), karena permeabilitasnya “µ” jauh lebih
tinggi dari udara.
Perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder menentukan perbandingan tegangan
atau arus dari kedua kumparan tersebut. Perlu diingat, meskipun disini seolah-olah terjadi
pertambahan tegangan atau arus, tetapi tidak terdapat pertambahan daya.
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
RANGKAIAN DENGAN KOPLING MAGNETIK 8
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
OSILOSKOP
L1 L2
SUMBER SINYAL
V1 V2
Cv2
Ch1 Ch2
Cv1
b. Aturlah frekuensi generator sinyal pada frekuensi resonansi = fr (20 Kc) (lihat
pada kit praktikum) dengan amplituda = 2 VPP = V1
c. Posisi jarak = 0 (kumparan 1 dan kumparan 2 paling dekat).
d. C1 dan C2 pada posisi minimum (lihat pada kit praktikum).
e. Aturlah C1 dan C2 sehingga diperoleh harga V2 yang maksimum.
f. Ubahlah posisi jarak mulai dari kedudukan : 0,1,2,3,4 dan ukurlah V2 pada tiap
kedudukan.
g. Lakukanlah pengukuran ini untuk 3 buah frekuensi yaitu :
F1 = fr : f2 = fr + 10 kHz ; f3 = fr – 10 kHz
h. Isikan hasil pengukurannya dalam tabel 1 pada lembar kerja.
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
RANGKAIAN DENGAN KOPLING MAGNETIK 9
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
Buatlah rangkaian terlebih dahulu, periksalah apakah tidak ada salah hubung
atau hubung singkat sebelum kita memasang pada tegangan jala-jala listrik dari PLN.
0 0
a e
10 6
b f
220 9
c g
240 12
d h
Gambar 2.2. Rangkaian Transformator daya
b. Aturlah tegangan output “Variac” = 50 Volt.
c. Pasangkan tegangan 50 Volt ini (output dari variac) pada a-b (pada waktu
memasang, Variac dimatikan dahulu)
d. Kemudia ukurlah tegangan Vc-a, Vd-a, Vf-e, Vg-e, Vh-e dan istilah tabel 3.
e. Dengan menganggap bahwa trafo adalah trafo ideal, maka dapat ditentukan
perbandingan lilitan trafo tersebut.
a. Aturlah tegangan output generator sinyal sebesar 5 volt rms pada frekuensi 1
kHz.
b. Pasanglah tegangan generator sinyal ini pada a – b
c. Ukurlah tegangan Ve-h, kemudian hitunglah perbandingan np/ns.
I1
np
V1 ns
GS Rb
8,2R
Z1
5. LEMBAR KERJA
Tabel 1 V2 sebagai fungsi jarak
Tegangan v2 (Vpp) pada posisi jarak
V1 = 2 Vpp tetap
0 1 2 4
f1 = fr
f2 = fr + 10 Khz
f3 = fr – 10 Khz
Tabel 3 Transformator
8. MENGAKIRI PERCOBAAN
c. Sebelum meninggalkan meja percobaan,rapikan meja praktikum. Bereskan kabel dan
matikan osiloskop, generator sinyal, dan power supply DC. Cabut daya dari jala‐jala
ke kit praktikum. Pastikan juga multimeter analog dan multimeter digital ditinggalkan
dalam keadaan mati (selector menunjuk ke pilihan off). Praktikan yang tidak
membereskan meja praktikum akan mendapatkan potongan nilai.
d. Pastikan dosen pembimbing anda telah menandatangani catatan percobaan kali ini
pada pada Laporan Hasil Percobaan anda. Catatan percobaan yang tidak
ditandatangani oleh dosen tidak dapat dilampirkan dalam Laporan Hasil Praktikum
(Laporan hasil praktikum tidak dapat dinilai).
PERCOBAAN III
RANGKAIAN RC DAN RL
1. TUJUAN
a. Mempelajari impedansi dalam arti fisik.
b. Mempelajari hubungan antara impedansi, resistansi, dan reaktansi pada rangkaian seri
RC dan RL.
c. Mempelajari hubungan tegangan dan arus pada rangkaian seri RC dan RL
d. Melihat beda fasa tegangan dan arus pada rangkaian seri RC dan RL
e. Mempelajari “ressponse” terhadap frekuensi pada rangkaian seri RC dan RL
2. PENDAHULUAN
Dalam arus bolak-balik, untuk gelombang sinus, impedansi adalah perbandingan
phasor tegangan dan phasor arus
Dari hubungan tegangan dan arus seperti v = Ri;
𝑑𝑖 𝑑𝑣
𝑣=𝐿 ,𝑖 = 𝐶
𝑑𝑡 𝑑𝑡
maka akan terlihat bahwa untuk sinyal tegangan sinusoidal (sinus atau cosinus):
Pada R : tegangan sefasa terhadap arusnya.
Pada L : tegangan mendahului 900 terhadap arusnya.
Pada C : tegangan tertinggal 900 terhadap arusnya.
Bila perbandingan tegangan dan arus pada R disebut resistansi, dan perbandingan
tegangan dan arus pada L dan C disebut reaktansi, maka akan akan terlihat bahwa
resistansi tidak akan “sebanding” dengan reaktansi. Hal ini dinyatakan dengan adanya suati
operator “j” yang besarnya = −1 yang menunjukkan perputaran 900 setelah atau
berlawanan arah dengan jarum jam terhadap besaran semula.
2.1. Rangkaian RC
R VR
Vi
C
VC
1 1
Jika 𝜔𝑂 ≡ atau 𝑓𝑂 = , maka persamaan diatas dapat dituliskan:
𝑅𝐶 2𝜋𝑅𝐶
𝜔
≪ 1atau 𝜔 ≪ 𝜔𝑂 .
𝜔𝑂
𝑣𝑂 1
Untuk 𝜔 = 𝜔𝑂 akan diperoleh =
𝑣𝑖 2
2
𝑣𝑡
𝑣𝑂 1 𝑣𝑂 2 𝑣𝑡 2
2
Dari = dapat diturunkan bahwa daya di R adalah 𝑃𝑅 = − = =
𝑣𝑖 2 𝑅 𝑅 2𝑅
1
𝑃 . Dimana Pmax adalah daya pada R saat 𝜔 ≫ 𝜔𝑂 . Sehingga rangkaian
2 𝑚𝑎𝑥
1 1
Bila 𝜔𝑂 ≡ atau 𝑓𝑂 = , Maka persamaan diatas dapat dituliskan:
𝑅𝐶 2𝜋𝑅𝐶
𝜔
≪ 1 atau 𝜔 ≪ 𝜔𝑂 .
𝜔𝑂
𝑣𝑂 1
Untuk 𝜔 = 𝜔𝑂 akan diperoleh =
𝑣𝑖 2
Dengan tiga keadaan diatas, rangkaian menunjukkan fungsi Low Pass Filter (LPF) yang
sederhana.
2.6. Rangkaian RL
Analisa pada rangkaian RL seperti pada gambar dibawah ini dapat dilakukan dengan
cara yang sama seperti pada rangkaian RC.
R VR
Vi
L VL
𝑑𝑖
𝑣𝑖 = 𝑅𝑖 + 𝐿
𝑑𝑡
Dengan cara yang sama seperti pada rangkaian RC, dapat diturunkan persyaratannya
yang harus dipenuhi agar rangkaian RL berfungsi sebagai, diferensiator, integrator,
high pass filter, ataupun low pass filter.
4. TUGAS PENDAHULUAN
a. Turunkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh rangkaian RL agar berfungsi sebagai:
differensiator integrator high pass filter dan low pass filter!
b. Dengan harga R = 10 KΩ; 100 KΩ dan 1MΩ hitunglah harga C dan L dari rangkaian RC
dan RL untuk menjadi differensiator, integrator, high pass filter dan low pass filter.
Isikanlah syarat ini pada tabel data percobaan 1 dalam Data Hasil Percobaan saudara.
RC 100K
1M
10 K
RL 100K
1M
5.1. Rangkaian RC
a. Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran seperti pada gambar dibawah ini.
R 10K
Vi
C
0,01 uF
Gambar 3.3. Rangkaian RC untuk pengukuran phasor
vi= 2 V rms (bentuk gelombang sinus)
e. Carilah beda fasa antara vi dan vR, juga antara vC dan vR dengan bantuan
osiloskop.
f. Catatlah hasil perhitungan, pengukuran dan pengamatan saudara ke dalam tabel
data hasil percobaan.
Tabel 2. Rangkaian RC
Pengukuran dengan Pengamatan dengan
Perhitungan
multimeter (dalam Volt osiloskop (dalam Volt
(dalam Volt rms)
rms) p-p)
vi vR vC vi vR vC vi vR vC
5.2. Rangkaian RL
a. Buatlah rangkaian dengan harga-harga besaran seperti pada gambar dibawah ini.
R
1K
Vi
L
2,5 mH
c. Ukurlah vR dan vL dengan multimeter (range pada AC 10V). Cek apakah vi= vR + vL.
e. Carilah beda fasa antara vi dan vL, juga antara vL dan vR dengan bantuan osiloskop.
Tabel 3. Rangkaian RL
Pengukuran dengan Pengamatan dengan
Perhitungan
multimeter (dalam Volt osiloskop (dalam Volt
(dalam Volt rms)
rms) p-p)
vi vR vL vi vR vL vi vR vL
C
vi
4 VP-P R Output
f = 500 Hz
R
vi
4 VP-P C Output
f = 500 Hz
p
) pada frekuensi 500 Hz dengan bantuan osiloskop.
C
vi 0,01 uF R
4 VP-P 10 K Output
R
100 K C
vi
4 VP-P 0,01 uF Output
50 Hz
500 Hz
5 KHz
50 KHz
6. MENGAKIRI PERCOBAAN
e. Sebelum meninggalkan meja percobaan,rapikan meja praktikum. Bereskan kabel dan
matikan osiloskop, generator sinyal, dan power supply DC. Cabut daya dari jala‐jala
ke kit praktikum. Pastikan juga multimeter analog dan multimeter digital ditinggalkan
dalam keadaan mati (selector menunjuk ke pilihan off). Praktikan yang tidak
membereskan meja praktikum akan mendapatkan potongan nilai.
f. Pastikan dosen pembimbing anda telah menandatangani catatan percobaan kali ini
pada pada Laporan Hasil Percobaan anda. Catatan percobaan yang tidak
ditandatangani oleh dosen tidak dapat dilampirkan dalam Laporan Hasil Praktikum
(Laporan hasil praktikum tidak dapat dinilai).
7. TUGAS
a. Berikan kesimpulan anda dari hasil percobaan Rangkaian RC, Rangkaian RL, Rangkaian
Diferensiator, Rangkaian Integrator, dan Pengaruh Frekuensi!
b. Jelaskan! Apakah persyaratan yang harus dipenuhi jika rangkaian RC berfungsi sebagai:
a) Diferensiator
b) Integrator
c. Jelaskan! Apakah persyaratan yang harus dipenuhi jika rangkaian RL berfungsi sebagai:
c) Diferensiator
d) Integrator
KELUARAN
MASUKKAN
R1 R2 R3 R4
C1 C2 C3 C4 L1
1K 10 K 100 K 1M
1 nF 10 nF 0,1 uF 1 uF 2,5 mH
KELUARAN
MASUKKAN
Ca Cb Cc Cd L2
1 nF 10 nF 0,1 uF 1 uF 2,5 mH
Ra Rb Rc Rd
1K 10 K 100 K 1M
PERCOBAAN IV
RANGKAIAN RESONANSI
1. TUJUAN
a. Mempelajari sifat rangkaian RLC.
b. Mempelajari resonansi seri, resonansi paralel, resonansi seri paralel.
c. Dapat membedakan sifat resonansi seri dan paralel
d. Dapat menghitung dan atau memperkirakan frekuensi resonansi rangkaian RLC
2. PENDAHULUAN
2.1. Rangkaian RLC
Dalam rangkaian seri RLC impedansi total rangkaian dapat dituliskan sebagai
berikut:
𝑍𝑡𝑜𝑡 = 𝑅 + 𝑗(𝑋𝐿 − 𝑋𝐶 )
Dari hubungan ini akan terlihat bahwa reaktansi induktif dan kapasitif selalu akan
saling mengurangi. Bila kedua komponen ini sama besar, maka akan saling
meniadakan, dan dikatakan bahwa rangkaian dalam keadaan resonansi. Resonansinya
adalah resonansi seri.
Demikian pula halnya pada rangkaian paralel RLC admitansi total rangkaian dapat
dituliskan sebagai:
𝑌𝑡𝑜𝑡 = 𝐺 + 𝑗(𝐵𝐶 − 𝐵𝑋𝐿 )
R
I
V
XL
XC
Disini ωO atau fO adalah frekuensi yang membuat rangkaian bersifat resistif dan
terjadi arus maksimum atau tegangan maksimum pada R. Bila dilihat dari impedansi
rangkaian Ztot, maka pada f < fO rangkaian akan bersifat kapasitif dan pada f > fO
rangkaian akan bersifat induktif.
Pada waktu resonansi seri, sangat mungkin terjadi bahwa tegangan pada L atau
pada C lebih besar dari tegangan sumbernya. Pembesaran tegangan pada L atau pada
C pada saat resonansi ini didefinisikan sebagai faktor kualitas Q. Faktor kualitasnya Q =
QS di definisikan sebagai
𝐼𝑂 𝜔𝑂 𝐿 𝜔𝑂 𝐿
𝑄 = 𝑄𝑆 = =
𝐼𝑂 𝑅 𝑅
atau,
1
𝐼𝑂 𝜔 𝐶 1
𝑂
𝑄= =
𝐼𝑂 𝑅 𝜔𝑂 𝐶𝑅
I
IR IL IC
V G BL BC
Sama halnya dengan resonansi seri, dalam rangkaian ini pada saat resonansi, akan
terjadi pembesaran arus pada L atau pada C. Faktor kualitasnya Q = QP di definisikan
sebagai
𝑉𝑂 𝜔𝑂 𝐶 𝜔𝑂 𝐶
𝑄 = 𝑄𝑃 = = = 𝜔𝑂 𝐶𝑅
𝑉𝑂 𝐺 𝐺
atau,
𝑉𝑂
𝜔𝑂 𝐿 1 𝑅
𝑄 = 𝑄𝑃 = = =
𝑉𝑂 𝐺 𝜔𝑂 𝐿𝐺 𝜔𝑂 𝐿
C
1 1 uF 2
L
2,5 mH
R
47 ohm
4 3
Gambar 4.3. Rangkaian percobaan resonansi seri
R = 47 Ω; C = 1 μF; L = 2,5 mH
b. Dengan harga-harga komponen tersebut, hitunglah frekuensi resonansinya
(turunkan perhitungannya).
c. Pasangkan bagian output generator sinyal pada terminal 1 - 4.
d. Hubungkan juga terminal 1 – 4 tersebut pada input kanal A osiloskop.
e. Tegangan generator sinyal diatur kira-kira 1 sampai 4 volt peak to peak (VP-P).
f. Hubungkan terminal 3 – 4 pada input kanal B osiloskop.
g. Ubahlah frekuensi generator sinyal (tegangan generator sinyal harus tetap) antara
1 KHz sampai 10 KHz untuk memperoleh tegangan VO/V3 – 4 maksimum dan atau
minimum, dan amatilah pada layar osiloskop.
h. Frekuensi yang menghasilkan VO maks adalah frekuensi resonansi seri. Catatlah
frekuensi ini pada tabel 1 dalam lembar data hasil percobaan.
i. Catat juga V1 – 2/tegangan capasitor, V2 – 3/tegangan induktor, V1 – 3/tegangan
L
2,5 mH
1 2
C
1 uF
R
47 ohm
3
Gambar 4.4. Rangkaian percobaan resonansi paralel
R = 47 Ω; C = 1 μF; L = 2,5 mH
b. Dengan harga-harga komponen tersebut, hitunglah frekuensi resonansinya
(turunkan perhitungannya).
c. Pasangkan bagian output generator sinyal pada terminal 1 - 3.
d. Hubungkan juga terminal 1 – 3 tersebut pada input kanal A osiloskop.
e. Tegangan generator sinyal diatur kira-kira 1 sampai 4 volt peak to peak (VP-P).
f. Hubungkan terminal 2 – 3 pada input kanal B osiloskop
g. Ubahlah frekuensi generator sinyal (tegangan generator sinyal harus tetap) antara
500 Hz sampai 20 KHz untuk memperoleh tegangan VO/V2 – 3 maksimum dan atau
minimum, dan amatilah pada layar osiloskop.
h. Frekuensi yang menghasilkan VO maks adalah frekuensi resonansi seri. Catatlah
frekuensi ini pada tabel 2 dalam lembar data hasil percobaan.
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
RANGKAIAN RESONANSI 31
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
C2
C1 1 uF
1 1 uF 2 3
L
2,5 mH
R
47 ohm
4
Gambar 4.5. Rangkaian percobaan resonansi seri paralel 1
R = 47 Ω; C1 = 1 μF; C2 = 1 μF; L = 2,5 mH
b. Dengan harga-harga komponen tersebut, turunkan perhitungan frekuensi
resonansi seri (frs) dan resonansi paralel (frp).
c. Pasangkan bagian output generator sinyal pada terminal 1 - 4.
d. Hubungkan juga terminal 1 – 4 tersebut pada input kanal A osiloskop.
e. Tegangan generator sinyal diatur kira-kira 1 sampai 4 volt peak to peak (VP-P).
f. Hubungkan terminal 3 – 4 pada input kanal B osiloskop
g. Ubahlah frekuensi generator sinyal (tegangan generator sinyal harus tetap) antara
500 Hz sampai 25 KHz untuk memperoleh tegangan VO/V3 – 4 maksimum dan atau
minimum, dan amatilah pada layar osiloskop. Catat harga V3 – 4 dalam tabel pada
data hasil percobaan.
h. Catat juga harga V1 – 4, V1 – 2, V2 – 3, V1 – 3 pada frekuensi resonansi.
C
1 uF
1 2 3
L2
L1 2,5 mH
2,5 mH
R
47 ohm
4
Gambar 4.6. Rangkaian percobaan resonansi seri paralel 2
R = 47 Ω; C = 1 μF; L1 = 2,5 mH; L2 = 2,5 mH
k. Ulangi langkah a – i di atas dan catatlah nilai-nilainya pada tabel 3.
Tabel 3. Resonansi Seri – Paralel
PENGAMATAN PENGUKURAN
PERHITUNGAN
(dengan osiloskop) (dengan multimeter)
f = frs Hz Hz Hz
V1 – 4 volt VP-P volt
V3 – 4 volt VP volt
V1 – 2 volt VP volt
V2 – 3 volt VP volt
V1 – 3 volt VP volt
f = frp Hz Hz Hz
V1 – 4 volt VP-P volt
V3 – 4 volt VP volt
V1 – 2 volt VP volt
V2 – 3 volt VP volt
V1 – 3 volt VP volt
5. MENGAKIRI PERCOBAAN
a. Sebelum meninggalkan meja percobaan,rapikan meja praktikum. Bereskan kabel dan
matikan osiloskop, generator sinyal, dan power supply DC. Cabut daya dari jala‐jala
ke kit praktikum. Pastikan juga multimeter analog dan multimeter digital ditinggalkan
Modul Praktikum Rangkaian Listrik
RANGKAIAN RESONANSI 33
LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO
F AK U L T AS T E K N I K
U N I V E R S I T A S I S L AM K AD I R I
dalam keadaan mati (selector menunjuk ke pilihan off). Praktikan yang tidak
membereskan meja praktikum akan mendapatkan potongan nilai.
b. Pastikan dosen pembimbing anda telah menandatangani catatan percobaan kali ini
pada pada Laporan Hasil Percobaan anda. Catatan percobaan yang tidak
ditandatangani oleh dosen tidak dapat dilampirkan dalam Laporan Hasil Praktikum
(Laporan hasil praktikum tidak dapat dinilai).
6. TUGAS
a. Pada percobaan 4.1 bagaimanakah karakteristik rangkaian pada saat resonansi?
Lakukan analisa dan sampaikan pada laporan praktikum!
b. Pada percobaan 4.2 bagaimanakah karakteristik rangkaian pada saat resonansi?
Lakukan analisa dan sampaikan pada laporan praktikum!
c. Pada percobaan 4.3 bagaimanakah karakteristik rangkaian pada saat resonansi?
Lakukan analisa dan sampaikan pada laporan praktikum!
L2 C1
2,5 mH 1 uF
C1 L1
J1 1 uF 2,5 mH J2
J3
MASUKKAN
KELUARAN
R
47 R
LAMPIRAN