Cerpen Dewi Lestari
Cerpen Dewi Lestari
GURUJI
IMAGOSENTRIS
Sungguh tak tahu harus beraksi apa lagi. Tiga dari empat
kali lima menit saya habiskan dengan tertawa terpingkal-
pingkal. Sejadi-jadinya. 'Kekosongan' itu mendadak terasa
lucu luar biasa. Pada giliran terakhir, tawa saya mereda
dan sesuatu merambat naik ke medan kesadaran,
bertepatan dengan suara kokok ayam jantan dari
kejauhan. Dan terjadilah... pada saat yang paling tak
diduga, pada momen yang sungguh tak ditunggu, kokok
ayam itu membangunkan saya dari mimpi; dari belitan
realitas yang disusun oleh pikiran dan interior mental saya.
Dengan mata terbuka, saya menyadari apa yang selama
ini ada bersama dengan saya tapi tak disadari
keberadaannya.
Masih ada dua kali Dyad sore itu. Dan dalam sesi Dyad
yang terakhir, barulah saya temukan cara paling
mendekati untuk mengungkap 'itu'. Saya memohon izin
pada pasangan saya untuk menggenggam tangannya, lalu
meletakkannya di atas degup jantung saya. Kapankah
jantung kita berada di masa lalu atau di masa depan? Satu
kali pun tak pernah. Ia bahkan takkan sanggup untuk itu.
Jantung kita mendegupkan hidupnya selalu di saat ini. Kita
tak mampu memutar balik degup jantung kita yang lewat,
atau memproyeksikan degup jantung kita di waktu yang
akan datang. Dan di sanalah 'itu' ada.
SAMSARA
SINKRONISITAS
VEGETUS LIBERTAS