Anda di halaman 1dari 3

Penggunaan Ibid, Op.Cit., dan Loc.Cit.

IBID OP. CIT LOC. CIT


- cara penulisannya miring, kaya gini - cara penulisannya miring, kaya gini -> Op.Cit. - Penulisannya -> Loc.Cit.
-> Ibid.

- Dipakai buat menulis/merujuk - Dipakai buat menulis/merujuk kepada sumber yg INTINYA Loc.Cit PENGGUNAANNYA
kepada sumber catatan kaki yg berada sudah dituliskan sebelumnya, bisa karena SUDAH SAMA SEPERTI Op.Cit., TAPI KALAU
TEPAT DI ATASNYA DISELINGI dgn SUMBER LAIN Loc.Cit., ini khusus SUMBER SELAIN
BUKU, jadi bisa jurnal, makalah, dan lainnya.

- Sumber yang dirujuk yaitu buku, - Sumber yang dirujuk yaitu KHUSUS BUKU DAN JUGA PENGGUNAANNYA JIKA
jurnal, makalah ilmiah, dan semua ADA SUMBER LAIN YG
jenis sumber - Penulisannya yakni: Nama pengarang, Op.Cit., hlm MENYELINGINYA
.

- Contoh: - Contoh: COntoh:

1. Giddens, The Third Way, Jakarta: 1. Giddens, The Third Way, Jakarta: Gramedia, 2003, 1. Zulfikri, “Involusi Perikanan”, jurnal
Gramedia, 2003, hlm. 3. hlm. 124. Masyarakat, ed. III, 2020, hlm. 125.

2. Ibid. 2. Soekanto, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Gramedia, 2. Arif Satria, Ekologi Politik Nelayan,
2000, hlm. 20. Yogyakarta: LKiS, hlm 13.
3. Ibid., hlm. 16
3. Giddens, Op.Cit., hlm 145. 3. Zulfikri, Loc.Cit., hlm 135
Jadi pada contoh di atas pertama kita
mengutip dari buku Giddens di 4. Arif Satria, Ekologi Politik Nelayan, Yogyakarta: 4. Soekanto, Pengantar Sosiologi, Jakarta:
halaman 3, kemudian pada saat kita LKiS, hlm 13. Gramedia, 2000, hlm. 20.
sedang menulis eh kita mengutip lagi
yg ada di buku Giddens tapi 5. Giddens, Op.Cit., hlm. 16. 5. Zulfikri, Loc.Cit., hlm. 136
halamannya masih sama (di halaman 3
tadi), jadi yg kedua kita tinggal pakai 6. Soekanto, Op.Cit., hlm 17. Kita lihat sama bukan seperti Op.Cit., bedanya
Ibid. Setelah itu kita menulis lagi karena kita merujuk dari selain buku (jurnal,
kemudian kita kutip lagi dari tuh buku Pada contoh di atas pada catatan kaki nomor 3 kita makalah, koran, dll) dan DISELINGI
Giddens, tapi sekarang kata-kata yg pake Op.Cit. karena sumber giddens dipertama udah SUMBER LAIN, jadi kita pake Lo.Cit. deh
kita kutip itu ada di halaman 16 dari diselingin sumber lain (dalam kasus ini diselingi oleh
buku Third Way itu, jadi pas yg ketiga buku SOekanto), maka penulisan di nomor tiga kita
tetap boleh kita tulis ibid lagi tapi pake Op.Cit.
kemudian ditambah halaman 16
(halaman yg kita kutip td). Kasus serupa juga ditulis di catatan kaki nomor 5 dan
6. Coba perhatikan dan rasakan bagaimana
Kita lihat penggunaan Ibid di atas, kita penggunaan Op.Cit. itu,, lihat selalu ada sumber lain
pake ibid karena TIDAK ADA yang menyelingi terlebih dahulu kan, jadi ga tepat di
SUMBER LAIN YG bawahnya.
MENYELINGINYA (bahasa enaknya
gak ada yg nyelak). Jadi kutipan 1,2,3
karena kita masih satu sumber buku
yaitu GIddens, ya jadi kita pake ibid
saja. Dan satu lagi, Ibid ini boleh
dipake qo buat selain buku, jadi jurnal,
makalah, dll boleh ASAL TIDAK
ADA SUMBER YG
MENYELINGINYA, ok.

Contoh penggunaan catatan kaki yg kompleks:

1.Giddens, The Third Way, Jakarta: Gramedia, 2003, hlm. 124.

2. Soekanto, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Gramedia, 2000, hlm. 20.


3. Giddens, Op.Cit., hlm 145.

4. Arif Satria, Ekologi Politik Nelayan, Yogyakarta: LKiS, hlm 13.

5. Ibid.

5. Giddens, Op.Cit., hlm. 16.

6. Zulfikri, “Involusi Perikanan”, jurnal Masyarakat, ed. III, 2020, hlm. 125.

7. Ibid, hlm. 133.

6. Soekanto, Op.Cit., hlm 17.

8. Alvin So, Teori Perubahan SOsial, Jakarta: LP3ES, 2000, hlm. 8.

9. Zulfikri, Loc.Cit., hlm. 136

10. Alvin So, Op.Cit.

Anda mungkin juga menyukai