Artikel Beton Prategang
Artikel Beton Prategang
BETON PRATEGANG
ARIZONA MAHAKAM
3MRK2/1341320095
Secara umum, sistem pemberian gaya prategang pada beton ada 2 metoda, yaitu :
1. Pratarik (pra-tension), dimana tendon ditarik sebelum beton dicor
2. Pasca tarik (post-tension), dimana tendon ditarik setelah beton dicor
1
bagian atas balok tidak melampui f ci' (sekitar 40% kuat tarik) dan tegangan
4
'
tekan di bagian tepi bawah tidak melebihi 0.6 f ci . Apabila tegangan tarik terhitung
melampui nilai tersebut, harus dipasang tulangan tambahan (nonprategang atau
prategang) di daerah tarik untuk memikul gaya tarik total dalam beton yang dihitung
berdasarkan asumsi penampang utuh.
4. Setelah cukup kuat dan sesuai persyaratan, komponen prategang dapat dilepas dan
diangkat dari cetakannya untuk dipindahkan ke lapangan penyimpanan sehingga
tempat pencetakan dapat dipakai untuk proses prategang berikutnya.
Setelah proses hilangnya gaya prategang berlangsung (Gambar III.1.e), pada tahap
pelayanan beban kerja tersusun suatu kombinasi beban mati, beban hidup dan gaya
prategang. SNI-03 memberikan batasan tegangan tarik pada bagian tepi bawah balok
1
tidak boleh melebihi f c' , sedangkan tegangan tekan pada bagian tepi atas tidak
2
'
melebihi 0.45 f c . Nilai tegangan tarik ijin tersebut diambil hanya sedikit di bawah nilai
modulus runtuh beton normal, yaitu f r 0.7 f c' , karena kemungkinan bahaya retak
atau tekuk secara tiba-tiba di daerah tersebut hanya kecil karena umumnya posisi
tendon berada di dekat serat bawah.
3 Layout tendon terbatas berbentuk linear Layout tendon dapat dibuat fleksibel (menyesuaikan dengan bentuk
bidang momen), umumnya berbentuk parabola
4 Jenis tendon yang umum digunakan adalah strand atau kawat tunggal Memerlukan selongsong (ducting) tendon
Dan umumnya dilakukan pada produksi beton pracetak prategang
5.
3. Penyuntikan Tendon Pasca Tarik (Grouting)
Untuk memberikan proteksi permanen pada baja pasca tarik dan untuk
mengembangkan lekatan antara baja prategang dan beton di sekitarnya, saluran
prategang harus diisi bahan suntikan semen yang sesuai dalam proses
penyuntikan di bawah tekanan.
3.2. Selongsong
a. Cetakan (Ducts)
1. Formed Ducts
Selongsong yang dibuat dengan mengunakan lapisan tipis yang tetap di
tempat. Harus berupa bahan yang tidak memungkinkan tembusnya pasta
semen. Selongsong tersebut harus mentransfer tegangan lekatan yang
dibutuhkan dan harus dapat mempertahankan bentuknya pada saat
memikul berat beton. Selongsong logam harus berupa besi, yang dapat
saja digalvanisasi
2. Cored Ducts
Selongsong seperti ini harus dibentuk tanpa adanya tekanan yang dapat
mencegah aliran suntikan. Semua material pembentuk saluran jenis ini
disingkirkan.
b. Celah atau Bukaan Suntikan
Semua selongsong harus mempunyai bukaan untuk suntikan di kedua ujung.
Untuk kabel drapped, semua titik yang tinggi harus mempunyai celah
suntikan kecuali di lokasi dengan kelengkungan kecil, seperti pada slab
menerus. Celah suntikan atau lubang buangan harus digunakan di titik-titik
rendah jika tendon akan diletakkan, diberi tegangan dan disuntik pada cuaca
beku. Semua celah atau bukaan suntikan harus dapat mencegah bocornya
suntikan
c. Ukuran Selongsong
Untuk tendon yang terdiri dari kawat, batang atau strands, luas selongsong
harus sedikitnya dua kali luas netto baja prategang. Untuk tendon yang terdiri
atas satu kawat, batang atau strands, diameter selongsongnya harus
sedikitnya ¼ lebih besar dari pada diameter nominal kawat, batang atau
strands.
d. Peletakan Selongsong
Sesudah selongsong diletakkan dan pencetakan selesai, harus dilakukan
pemeriksaan untuk menyelidiki kerusakan selongsong yang mungkin ada.
Selongsong harus dikecangkan dengan baik pada jarak-jarak yang cukup
dekat, untuk mencegah peralihan selama pengecoran beton. Semua lubang
atau bukaan di selongsong harus diperbaiki sebelum pengecoran beton.
Celah atau bukaan untuk penyuntikan harus diangkur dengan baik pada
selubung dan pada baja tulangan atau cetakan, untuk mencegah peralihan
selama operasi pengecoran beton.
0.6 f ci'
1
4 f ci'
1
2 f ci'
Bila tegangan tarik terhitung melampui nilai tersebut di atas, maka harus
dipasang tulangan tambahan (non prategang) dalam daerah tarik untuk
memikul gaya tarik total aksial dalam beton, yang dihitung berdasarkan
asumsi suatu penampang utuh yang belum retak
2. Tegangan beton pada kondisi layan (sesudah memperhitungkan semua
kehilangan prategang yang mungkin terjadi) tidak boleh melampui nilai
berikut :
a. Tegangan serat tekan terluar akibat pengaruh prategang,
beban mati dan beban hidup tetap
0.45 f c'
b. Tegangan serat tekan terluar akibat pengaruh prategang,
beban mati dan beban hidup total
0.6 f c'
c. Tegangan serat tarik terluar dalam daerah tarik yang pada
awalnya mengalami tekan
1
2 f c'
1
2 f c'
Tetapi tidak lebih besar dari nilai terkecil 0.8 f pu dan nilai maksimum yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat tendon prategang atau perangkat
angkur
2. Sesaat setelah penyaluran gaya prategang 0.82 f py
5. Gambar-gambar
6. Istilah-istilah
Angkur
Suatu alat yang digunakan untuk menjangkarkan tendon kepada komponen
struktur beton dalam sistem pasca tarik atau suatu alat yang digunakan untuk
menjangkarkan tendon selama proses pengerasan beton dalam sistem pra tarik
Beton prategang
Beton bertulang yang telah diberikan tegangan tekan dalam untuk mengurangi
tegangan tarik potensial dalam beton akibat beban kerja
Gaya Jacking
Gaya sementara yang ditimbulkan oleh alat yang mengakibatkan terjadinya tarik
pada tendon dalam beton prategang
Pasca Tarik
Cara pemberian tarikan, dalam sistem prategang dimna tendon ditarik sesudah
beton mengeras
Perangkat angkur
Perangkat yang digunakan pada sistem prategang pasca tarik untuk
menyalurkan gaya pasca tarik dari tendon ke beton
Pratarik
Pemberian gaya prategang dengan menarik tendon sebelum ditarik
Prategang efektif
Tegangan yang masih bekerja pada tendon setelah semua kehilangan tegangan
terjadi, di luar pengaruh beban mati dan beban tambahan.
Tendon
Elemen baja, misalnya kawat baja, kabel batang, kawat untai atau suatu bundel
dari elemen-elemen tersebut yang digunakan untuk memberi gaya prategang
pada beton
Tendon dengan lekatan
Tendon yang direkatkan pada beton baik secara langsung ataupun dengan cara
grouting.
Tulangan
Batang baja berbentuk polos atau berbentuk ulir atau berbentuk pipa yang
berfungsi untuk menahan gaya tarik pada komponen struktur beton, tidak
termasuk tendon prategang kecuali bila secara khusus diikutsertakan
Tulangan polos
Batang baja yang permukaan sisi luarnya rata, tidak bersirip dan tidak berukir
Tulangan ulir
Batang baja yang permukaan sisi luarnya tidak rata, tetapi bersirip atau berukir
Tulangan spiral
Tulangan yang dililitkan secara menerus membentuk suatu ulir lingkar silindris
Zona Angkur
Bagian komponen struktur prategang pasca tarik dimana gaya parategang
terpusat disalurkan ke beton dan disebarkan secara lebih merata ke seluruh
bagian penampang. Panjang daerah zona angkur ini adalah sama dengan
dimensi tersebar penampang. Untuk perangkat angkur tengah, zona angkur
mencakup daerah terganggu di depan dan di belakang perangkat angkur
tersebut.