Anda di halaman 1dari 3

Lembaga pembiayaan ekspor Indonesia / Indonesia Eximbank merupakan lembaga yang dibentuk

oleh Pemerintah dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan pembiayaan ekspor nasional.
Selain itu, lembaga ini berwenang dalam menetapkan skema pembiayaan ekspor nasional,
melakukan restrukturisasi pembiayaan ekspor nasional, melakukan reasuransi terhadap asuransi
yang dilaksanakan di dalam skema, serta melakukan penyertaan modal.

Untuk mendukung operasionalisasi Indonesia Eximbank, Menteri Keuangan telah menerbitkan peraturan-
peraturan pelaksana terkait Indonesia Eximbank. Peraturan-peraturan tersebut antara lain:

1. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.106/PMK.06/2009 tanggal 10 Juni 2009 tentang Tata Cara
Pengusulan, Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Direktur LPEI;
2. Keputusan Menteri Keuangan (KMK) No.336/KMK.06/2009 tanggal 24 Agustus 2009 tentang
Penetapan Tanggal Operasionalisasi LPEI;
3. KMK No.346/KMK.06/2009 tanggal 26 Agustus 2009 tentang Pengangkatan Anggota Dewan
Direktur LPEI;
4. PMK No.139/PMK.06/2009 tanggal 31 Agustus 2009 tentang Tata Cara Penyusunan,
Penyampaian dan Pengubahan Rencana Jangka Panjang dan Rencana Kerja Anggaran Tahunan
LPEI;
5. PMK No.140/PMK.10/2009 tanggal 31 Agustus 2009 tentang Pembinaan dan Pengawasan LPEI;
6. PMK No.141/PMK.10/2009 tanggal 31 Agustus 2009 tentang Prinsip Tata Kelola LPEI;
7. PMK No.142/PMK.10/2009 tanggal 31 Agustus 2009 tentang Manajemen Risiko LPEI;dan
8. PMK No.143/PMK.10/2009 tanggal 31 Agustus 2009 tentang Prinsip Mengenal Nasabah LPEI;
9. PMK No.222/PMK.06/2009 tanggal 31 Agustus 2009 tentang Perubahan Tata Cara Penyusunan,
Penyampaian dan Pengubahan Rencana Jangka Panjang dan Rencana Kerja Anggaran Tahunan
LPEI.
Berdasarakan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam UU No.2 Tahun 2009 maupun Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) di atas, terdapat beberapa hal mendasar mengenai Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia-Indonesia Eximbank yang diatur di dalam UU No.2 Tahun 2009, antara lain :

1. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia – Indonesia Eximbank adalah lembaga yang berfungsi
mendukung Program Ekspor Nasional melalui Pembiayaan Ekspor Nasional (Pasal 12);
2. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia – Indonesia Eximbank beroperasi secara independen
berdasarkan UU No.2 Tahun 2009 (lex specialist) dan merupakan lembaga khusus (sui generis)
yang secara kelembagaan tidak tunduk pada peraturan perundangan tentang perbankan, BUMN,
lembaga pembiayaan atau perusahaan pembiayaan dan usaha perasuransian (Penjelasan Umum
Undang-Undang tersebut) serta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia- Indonesia Eximbank
hanya dapat dibubarkan dengan Undang-undang (Pasal 39);
3. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia – Indonesia Eximbank memiliki sovereign status yang
tercermin dari ketentuan yang mengatur bahwa dalam hal modal Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia menjadi berkurang dari Rp. 4 trilliun, Pemerintah menutup kekurangan tersebut dari
dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara berdasarkan mekanisme yang berlaku (Pasal 19
ayat3);
4. Dalam menjalankan fungsinya Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia – Indonesia Eximbank
menyediakan Pembiayaan Ekspor Nasional dalam beberapa bentuk, seperti Pembiayaan baik
dalam bentuk konvensional maupun syariah, Penjaminan, dan/atau Asuransi (Pasal 12 juncto
pasal 5 ayat 1).
5. Dalam menjalankan tugasnya Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia – Indonesia Eximbank
dapat melakukan bimbingan dan jasa konsultasi kepada bank, lembaga keuangan, eksportir,
produsen barang ekspor, khususnya usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (Pasal 13 ayat
2);
6. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia – Indonesia Eximbank dapat melaksanakan penugasan
khusus dari pemerintah untuk mendukung program ekspor nasional atas biaya pemerintah
(National Interest Account) (Pasal 18).
Berbekal semua karakter khusus tersebut, pendirian Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
dimaksudkan dan ditujukan untuk menunjang kebijakan pemerintah dalam rangka mendorong Program
Ekspor Nasional, melalui:
1. Penyediaan jasa keuangan berupa fasilitas pembiayaan ekspor, penjaminan ekspor dan asuransi
ekspor dengan prinsip konvensional maupun syariah bagi para eksportir, importir barang dan jasa
Indonesia di luar negeri dan industri pendukung ekspor dalam negeri untuk meningkatkan daya
saing barang dan jasa Indonesia di pasar global.
2. Penyediaan pembiayaan bagi transaksitransaksi atau proyek-proyek yang secara komersial sulit
dilaksanakan namun dianggap perlu oleh pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program
peningkatan ekspor nasional.
3. Penyediaan jasa bimbingan dan konsultasi kepada bank, lembaga keuangan, eksportir atau
produsen barang ekspor khususnya usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi untuk membantu
mengatasi hambatan yang dihadapi oleh bank atau lembaga keuangan dalam penyediaan
pembiayaan bagi eksportir yang secara komersial cukup potensial dan/atau penting bagi
perkembangan ekonomi lndonesia.
[2]

Tugas dan Fungsi[sunting | sunting sumber]


Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)-Indonesia Eximbank (IEB) berfungsi untuk mendukung
program ekspor nasional melalui pembiayaan ekspor nasional yang diberikan dalam bentuk pembiayaan,
penjaminan, asuransi, dan advisory services, serta mengisi kesenjangan yang terjadi dalam pembiayaan
ekspor. Dalam menjalankan fungsi tersebut, LPEI mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Memberi bantuan yang diperlukan oleh badan usaha yang berbentuk badan hukum maupun tidak
berbentuk badan hukum, termasuk perorangan, dalam rangka ekspor. Bantuan yang diberikan
dalam bentuk pembiayaan, penjaminan, maupun asuransi ekspor guna pengembangan usaha
untuk menghasilkan barang dan jasa dan/atau usaha lain yang menunjang ekspor.
2. Menyediakan pembiayaan bagi transaksi atau proyek yang dikategorikan secara komersial sulit
dilaksanakan dan tidak dapat dibiayai oleh perbankan, lembaga keuangan komersial maupun
oleh LPEI sendiri tetapi dinilai perlu oleh Pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program
ekspor nasional (national interest account) dan mempunyai prospek untuk peningkatan ekspor
nasional.
3. Membantu mengatasi hambatan yang dihadapi oleh bank atau lembaga keuangan lainnya dalam
penyediaan pembiayaan bagi eksportir yang secara komersial cukup potensial dan/atau penting
dalam perkembangann ekonomi Indonesia.
Dalam menjalankan tugas-tugasnya, LPEI dapat melakukan proses pembimbingan dan jasa konsultasi
kepada bank, lembaga keuangan, eksportir dan produsen barang ekspor, khususnya untuk skala usaha
mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK). Selain itu, LPEI berwenang melakukan menetapkan
skema pembiayaan ekspor di tingkat nasional, dan melakukan restrukturisasi pembiayaan ekspor nasional.

Pembiayaan ekspor nasional bisa dilakukan untuk 4 hal, pembiayaan, penjamin, asuransi, dan
reasuransi serta jasa konsultasi.

Hal ini bisa dilakukan dengan tiga kelompok akad, yakni pembiayaan modal kerja ekspor
dengan akad musyarakah, mudharabah dan murabahah, serta pembayaran investasi atau
refinancing dan pembiayaan project financing dengan akad murabahah, mudharabah,
musyarakah dan musyarakah mutanaqishah.

Selain itu, ia mengungkapkan untuk kerja sama pembiayaan, bank syariah tak hanya bisa
bermitra dengan eksportir tapi juga pemasok barang ekspor, yang kebanyakan di dominasi
oleh Unit Usaha Kecil (UKM).

Ada tiga model, yang bisa digunakan, yakni linkage program dengan nasabah korporasi
syariah (pembiayaan piutang dagang) dan piutang syariah, pembiayaan bersama (joint
venture) antara bank syariah dengan piutang syariah, dan pembiayaan bersama antara dua
bank syariah dengan musyarakah mutanaqisah.

Anda mungkin juga menyukai