Badan Legislatif
Badan Legislatif
Lembaga legislatif adalah sebuah lembaga yang mewakili seluruh rakyat dalam
menyusun undang-undang serta ikut mengawasi atas implementasi undang-undang yang ada
oleh badan eksekutif yang mana setiap anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
Lembaga legislatif dikenal dengan sebutan berbagai macam nama seperti parlemen,
kongres atau asembli nasional.
Berikut adalah penjelasan beberapa struktur yang terdapat dalam lembaga legislatif :
Dalam menjalankan tugas sebagai salah satu struktur lembaga legislatif yang ada di Indonesia
tentunya Majelis Permusyawaratan Rakyat mempunyai beberapa tugas yang harus dilakukan,
yaitu :
Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai kedudukan di tingkat pusat, untuk Dewan Perwakilan
Rakyat yang berada di tingkat provinsi maka akan disebut dengan DPRD Provinsi sedangkan
yang letaknya di tingkat Kabupaten sudah tentu akan disebut DPRD Kabupaten. Sesuai
dengan Undang Undang Pemilu NO 10 Tahun 2008 sudah ditetapkan bahwa anggota DPR
berjumlah 560 orang. Kemudian jumlah anggota DPRD Provinsi minimal sebanyak 35 orang
dan maksimal 100 orang, sedangkan DPRD Kabupaten minimal harus mempunyai anggota
sebanyak 20 orang dan maksimal sebanyak 50 orang.
Dalam hal ini Dewan Perwakilan Rakyat menjalankan fungsinya sebagai salah satu struktur
lembaga legislatif dengan menjalankan tugas DPR sebagai berikut :
Selain menjalankan tugasnya, sebagai salah satu lembaga legislatif mereka pun mempunyai
hak-hak DPR dan kewajibannya.
Dewan Perwakilan Daerah merupakan salah satu struktur lembaga legislatif di Indonesia
yang terdiri dari wakil-wakil dari provinsi yang telah dipilih saat Pemilihan Umum.
Banyaknya anggota DPD adalah 1/3 dari jumlah anggota DPR, dan keanggotaaan DPD akan
diresmikan oleh presiden.
Tugas DPD telah diatur dalam UUD 1945 pasal 22 D yang mempunyai kaitan dengan hal-hal
otonomi daerah, hubungan daerah tersebut dengan pusat, Sumber Daya Alam yang ada di
daerah tersebut serta Sumber Daya Ekonomi. Hal tersebut diwujudkan dengan kegiatan
sebagai berikut :
Tentunya masyarakat Indonesia berharap di pemilu mendatang calon legislatif yang ada
bukan hanya bermodalkan uang kampanye besar-besaran sehingga dapat membeli hak pilih
seseorang melainkan memiliki kesungguhan untuk menjadi anggota dewan sehingga bisa
menepati janji atau amanah yang telah diberikan masyarakat kepadanya. Selain itu diperlukan
juga seseorang yang mempunyai visi dan misi yang sejalan dengan masyarakat, yaitu
memajukan negara kita dengan mensejahterakan masyarakat.
- Mengontrol badan eksekutif, dalam arti menjaga agar semua tindakan badan eksekutif
sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Untuk menyelenggarakan tugas ini,
badan eksekutif perwakilan rakyat diberi hak-hak kontrol khusus, seperti hak bertanya,
interpelasi dsb.
4. Mosi, merupakan hak kontrol yang paling ampuh. Jika badan legislatif menerima suatu
mosi tidak percaya, maka dalam sistem parlementar kebinet harus mengundurkan diri dan
terjadi suatu krisis kabinet. Pada masa reformasi, anggota DPR (1994-2004) menggunakan
hak mosi ketika melakukan pemakzulan Presiden Abdurrahman Wahid sebagai presiden
tahun 2001.
BAB III
KESIMPULAN
Lembaga legislatif adalah sebuah lembaga yang mewakili seluruh rakyat dalam menyusun
undang-undang serta ikut mengawasi atas implementasi undang-undang yang ada oleh badan
eksekutif yang mana setiap anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
Lembaga Legislatif di Indonesia ini meliputi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). DPR
merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga negara. Anggota
DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih berdasarkan hasil pemilu.
DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut
DPRD provinsi dan yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota.
Keanggotaan DPR diresmikan dengan keputusan presiden. Anggota DPR berdomisili di ibu
kota negara. Masa jabatan anggota DPR adalah lima tahun dan berakhir pada saat anggota
DPR yang baru mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung
dalam sidang paripurna DPR.
Jumlah Anggota DPR/DPRD Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008 ditetapkan sebagai
berikut:
jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan sebanyak- banyak 100
orang;
Lembaga negara DPR yang bertindak sebagai lembaga legislatif mempunyai fungsi berikut
ini :
Fungsi anggaran, artinya DPR berfungsi sebagai lembaga yang berhak untuk menetapkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Fungsi pengawasan, artinya DPR sebagai lembaga yang melakukan pengawasan terhadap
pemerintahan yang menjalankan undang-undang.
Hak-Hak DPR
DPR sebagai lembaga negara mempunyai hak-hak, antara lain sebagai berikut.
Hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada pemerintah mengenai
kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas bagi kehidupan
masyarakat.
Hak angket adalah hak DPR untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu kebijakan tertentu
pemerintah yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Hak menyatakan pendapat adalah hak DR untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan
pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa yang terdapat di dalam negeri disertai dengan
rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak
angket. Untuk memudahkan tugas anggota DPR maka dibentuk komisi-komisi yang bekerja
sama dengan pemerintah sebagai mitra kerja.
Dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan
keuangan pusat dan daerah.
Ikut merancang undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat
dengan daerah, pembentukan dan pemekaran, serta penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, perimbangan keuangan pusat dan
daerah.
Lembaga MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilihan
umum untuk masa jabatan selama lima tahun dan berakhir bersamaan pada saat anggota MPR
yang baru mengucapkan sumpah/janji yang dipandu oleh Ketua Mahkamah Agung dalam
sidang paripurna MPR. Sebelum UUD 1945 diamandemen, MPR berkedudukan sebagai
lembaga tertinggi negara. Namun, setelah UUD 1945 istilah lembaga tertinggi negara tidak
ada yang ada hanya lembaga negara.
Berdasarkan Pasal 3 Ayat 1 UUD 1945 , MPR mempunyai tugas dan wewenang sebagai
berikut :
Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut undang-
undang dasar.
Membela diri;
Imunitas;
Protokoler;
Membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan dewan perwakilan rakyat.
Mengangkat duta dan konsul. Duta adalah perwakilan negara indonesia di negara sahabat.
Duta bertugas di kedutaan besar yang ditempatkan di ibu kota negara sahabat itu. Sedangkan
konsul adalah lembaga yang mewakili negara Indonesia di kota tertentu di bawah kedutaan
besar kita.
Memberi gelar, tanda jasa dan tanda kehormatan lainnya kepada warga negara indonesia atau
warga negara asing yang telah berjasa mengharumkan nama baik Indonesia.
Memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala Undang- Undang dan
peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa
Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung.
Grasi adalah pengampunan yang diberikan oleh kepala negara kepada orang yang dijatuhi
hukuman. Sedangkan rehabilitasi adalah pemulihan nama baik atau kehormatan seseorang
yang telah dituduh secara tidak sah atau dilanggar kehormatannya.
Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR. Amnesti adalah
pengampunan atau pengurangan hukuman yang diberikan oleh negara kepada tahanan-
tahanan, terutama tahanan politik. Sedangkan abolisi adalah pembatalan tuntutan pidana.
Wewenang presiden sebagai panglima tertinggi angkatan perang adalah sebagai berikut:
Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR
Lembaga legislatif adalah lembaga yang memiliki kewenangan untuk membuat kebijakan,
peraturan, dan perundang-undangan. Lembaga legislatif terdiri dari Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan
Daerah (DPD). Lembaga tersebut sangat penting dalam menjalani sebuah negara. Berikut
merupakan penjabarannya.
Sedangkan Pasal 20A ayat 2 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur
hak-hak DPR. Hak DPR ini berfungsi untuk menjalankan fungsi DPR agar lebih efektif, yaitu
sebagai berikut.
1. Hak Interpelasi, ialah hak DPR untuk meminta keterangan kepada Pemerintah dalam
menjalankan pemerintahan.
2. Hak Angket, ialah hak DPR untuk melakukan penyelidikan mengenai kebijakan
pemerintah yang diduga bertentangan dengan hukum.
3. Hak Mengeluarkan Pendapat, ialah hak DPR untuk menyampaikan pendapat atau usul
mengenai kebijakan pemerintah.
Selain itu setiap anggota DPR memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan,
menyampaikan pendapat dan usul, dan hak imunitas.
Sekian artikel sederhana dari “Blognya Ikhsan” tentang “Tugas Dan Wewenang Lembaga
Legislatif” semoga bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kesalahan kata/tulisan mohon
dimaafkan. Kurang lebihnya kami ucapkan Terima Kasih.
Wassalamualaikum.Wr.Wb.
Menurut kaidah bahasa, badan legislatif adalah badan yang bertugas untuk menyusun
kebijakan untuk dilaksanakan nantinya. Dalam konsep demokrasi, badan legislatif identik
dengan badan perwakilan. Artinya, badan legislatif sebagai badan pengemban kedaulatan
atau badan yang menjalankan kedaulatan yang bertugas untuk membentuk kebijakan yang
mencerminkan dari keinginan mahasiswa. Jadi, kebijakan tersebut nantinya bukanlah dari
suatu pihak atau golongan semata. Untuk itu, badan legislatif mahasiswa haruslah
mencerminkan representasi dari mahasiswa – mahasiswa yang ada. Dalam kenyataannya, kita
sering mendengar adanya Dewan Perwakilan Mahasiswa ( DPM ), Badan Perwakilan
Mahasiswa ( BPM ), Dewan Legislatif Mahasiswa ( DLM ), Dewan Mahasiswa ( DEMA ),
Parlemen Mahasiswa, dan lain – lain.
Istilah – istilah diatas merupakan bentuk dari badan legislatif mahasiswa yang ada di
universitas – universitas di Indonesia. Badan legislatif mahasiswa beranggotakan wakil –
wakil mahasiswa yang dipilih melalui Pemilu atau mekanisme tertentu. Wakil mahasiswa
tersebut haruslah mewakili dari golongan tertentu. Seorang wakil mahasiswa mengemban
amanat untuk menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa untuk menjadi suatu
kebijakan ( legislator ). Maka dari itu, wakil mahasiswa dituntut untuk dapat sensitif dalam
mendengarkan keluhan mahasiswa serta aktif dalam menuangkan pemikiran untuk menyusun
suatu kebijakan yang akan diberlakukan dalam lingkungan mahasiswa. Dalam praktik sehari
– hari, seorang wakil mahasiswa dituntut untuk mampu turun kebawah untuk menampung
aspirasi mahasiswa sebesar – besarnya dan menuangkannya dalam suatu forum kerja yang
berupa rapat – rapat serta Sidang Umum. Sangat ironis apabila seorang wakil mahasiswa
ketika menjalankan tugasnya bersikap pasif alias diam dan cenderung acuh tak acuh tanpa
memberikan suatu kontribusi yang berarti bagi penyelenggaraan kehidupan kemahasiswaan.
Secara keseluruhan, badan legislatif mahasiswa dituntut harus mampu menuangkan terobosan
– terobosan yang bersifat inovatif dalam hal kebijakan – kebijakan sehingga fungsi legislatif
tersebut benar – benar berjalan secara optimal.
Disamping itu, badan legislatif mahasiswa juga dituntut untuk aktif mengawasi
pelaksanaan dan mengevaluasi dari praktik – praktik penyelenggaraan sistem tersebut.
Praktik – praktik penyelenggaraan dapat berupa kebijakan – kebijakan atau proses yang
terjadi di dalam sistem tersebut. Hal ini bertujuan agar terjadi kontrol dan keseimbangan (
check and balances ) sehingga menghindarkan penumpukan kekuasaan yang berdampak pada
absolutisme. Untuk itu, disinilah dituntut peran serta dari seluruh wakil mahasiswa yang
duduk di badan legislatif mahasiswa untuk menjalankan fungsi dari badan tersebut secara
menyeluruh. HAK & KEWAJIBAN ANGGOTA LEMBAGA LEGISLATIF MAHASISWA
Setiap anggota DPM berkedudukan sebagai wakil mahasiswa dalam lembaga DPM.
Untuk itu, setiap anggota DPM memiliki hak yang terdiri dari :
- Hak Suara, ialah hak untuk menetapkan sebuah pilihan - Hak Budget, ialah hak untuk
mengusulkan anggaran
- Menyerap aspirasi mahasiswa yang kemudian dibawa ke dalam sidang maupun rapat – rapat
DPM - Menjalankan semua konsekuensi DPM
Pemerintahan merupakan hal yang terkait dengan pemimpin dan siapa yang
dipimpin. Pemeritahan mengandung makna proses, fungsi, jabatan, dan
kepentingan bersama. Pemerintah adalah salah satu syarat terbentuknya negara
atau kedaulatan disamping adanya masyarakat dan wilayah kekuasaan sesuai apa
yang dimaksud dengan pengakuan de facto. Dalam pemerintah selain fungsi
pemimpin masih ada lagi fungsi-fungsi lain yang akan menjalankan proses
pemerintahan.
Fungsi pemerintahan bagi manusia awam adalah apa yang terjadi dalam suatu
Negara yang merdeka. Pada kenyataannya fungsi-fungsi tersebut telah
terpraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat dalam cakupan
yang lebih kecil dan lebih sederhana tentunya. Dan semua fungsi yang ada
memiliki tanggung jawab yang berbeda dengan tujuan yang sama sesuai
kesepakatan bersama.
Dalam perannya BLM hampir menyerupai peran DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
seperti kita ketahui fungsi DPR adalah mentapkan undang-undang, membantu
presiden dalam menetapkan anggaran, dan mengawasi pelaksanaan undang-undang
.
BLM (Badan Legislatif Mahasiswa) pada setiap perguruan tinggi memiliki sebutan
tersendiri seperti MAM (Majelis Aspirasi Mahasiswa) atau DPM (Dewan
Perwakilan Mahasiswa). Badan ini memiliki tugas dan wewenang serta hak
tersendiri yang berbeda dengan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) namun
kinerjanya menunjang kinerja BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). BLM (Badan
Legislatif Mahasiswa) telah ada di tingkat fakultas dan fungsinya membantu BLM
(Badan Legislatif Mahasiswa) di tingkat kampus. Tugas dan wewenang BLM ini
diantaranya :
Pada dasarnya BLM (Badan Legislatif Mahasiswa) terdiri dari mahasiswa yang
merupakan perwakilan dari setiap partai-partai yang ada dalam kampus. Partai
inilah yang mengusung para calon presiden mahasiswa. Dalam prakteknya tak jauh
beda seperti PEMILU (Pemilihan Umum) yang ada di masyarakat umumnya,
hanya saja para pemilih adalah mahasiswa dan dengan sebutan yang berbeda yaitu
PEMIRA (Pemilihan Raya). Hak BLM (Badan Legislatif Mahasiswa) antara lain:
3. Legislasi. Merumuskan, merancang, dan membuat suatu aturan/ atau kebijakan yang
harus dijalankan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa.
1. Hak Interpelasi. BLM berhak meminta keterangan atau penjelasan dari BEM
mengenai suatu hal
4. Hak Imunitas. BLM berhak untuk tidak diganggu gugat oleh siapapun, tidak dapat
diturunkan oleh siapapun dan tidak bertanggungjawab kepada pihak apapun kecuali
anggota
6. Berhak memberikan sanksi/ atau teguran kepada BEM bilamana melanggar AD ART
7. Berhak mengangkat dan menurunkan ketua BEM apabila ketua BEM melanggar
AD/ART. Penurunan dan pengangkatan dilaksanakan dalam Mumaslub
8. Setiap pengurus BLM berhak untuk memilih dan dipilih kembali setelah jabatannya
berakhir (maksimal 2 periode jabatan)
Setiap kita merupakan pemimpin setidaknya bagi diri kita masing-masing. Berangkat dari itu,
kita akan bisa menjadi pemimpin bagi yang lain. Jiwa kepemimpinan telah ada sejak manusia
dilahirkan dan merupakan bekal alami yang ada sejak lahir tergantung bagaimana kita
mengasahnya untuk bisa menjadi lebih baik dari yang lain. Setiap individu hanya perlu
mengembangkannya dan memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari karena dalam
lingkup yang lebih luas manusia yang satu akan memimpin golongan, kelompok, atau
bahkan jutaan manusia lainnya. Dalam dunia kepemimpinan itu, kita mengenal pemerintahan.
Pemerintahan merupakan hal yang terkait dengan pemimpin dan siapa yang dipimpin.
Pemeritahan mengandung makna perwujudan proses, fungsi, jabatan, dan kepentingan
bersama. Adanya pemerintah dalam suatu pemerintahan adalah salah satu syarat terbentuknya
negara atau kedaulatan disamping adanya masyarakat dan wilayah kekuasaan sesuai apa
yang dimaksud dengan pengakuan de facto. Dalam pemerintahan, selain fungsi pemimpin
masih ada lagi fungsi-fungsi lain yang harus ada agar pemerintahan bisa berjalan dengan
baik.
Salah satu badan penting yang berperan sangat penting dalam students government ini
adalah Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) yang merupakan organisasi mahasiswa
independen intra kampus sebagai mitra Badan Eksekutif Mahasiswa dalam hal check and
Balances, menampung aspirasi mahasiswa, menyatukan mahasiswa dalam gerakan
mahasiswa aktif, dan masih banyak lagi tergantung pada kesepakatan yang tertuang di dalam
konstitusi yang di anut oleh masing-masing pemerintahan mahasiswa. Dalam pelaksanaan
tugas pokok, fungsi, dan peran DPM menyerupai peran DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
seperti kita ketahui beberapa fungsi DPR adalah menetapkan undang-undang, membantu
presiden dalam menetapkan anggaran, dan mengawasi pelaksanaan undang-undang.
DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa) pada setiap perguruan tinggi memiliki sebutan
tersendiri seperti MAM (Majelis Aspirasi Mahasiswa) atau BPM (Badan Perwakilan
Mahasiswa), atau BLM (Badan Legislatif Mahasiswa), bahkan ada juga yang menyebutnya
senat mahasiswa. Untuk membahas lebih jauh kita akan sedikit melihat sejarah. Bermula dari
adanya dewan mahasiswa. Dewan Mahasiswa baik dalam ranah eksekutif dan legislatif ini
sangat independen dan merupakan kekuatan yang cukup diperhitungkan sejak Indonesia
merdeka hingga masa Orde Baru berkuasa. Ketua dewan mahasiswa selalu menjadi kader
pemimpin nasional yang diperhitungkan. Dewan mahasiswa berfungsi sebagai eksekutif
dan senat mahasiswa. Masa dewan mahasiswa dan juga majelis mahasiswa di Indonesia
berakhir pada tahun 1978-an ketika pemerintah memberangus aksi kritis para mahasiswa dan
dewan mahasiswa dibekukan. Kegiatan politik di dalam kampus juga secara resmi dilarang.
Kebijakan itu dikenal dengan nama kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) dan
pengganti lembaga tersebut adalah badan koordinasi kemahasiswaan (BKK). Senat
mahasiswa adalah organisasi mahasiswa yang dibentuk pada saat pemberlakuan kebijakan
NKK/BKK pada tahun 1978. Sejak 1978-1989, senat mahasiswa hanya ada di tingkat
fakultas, sedangkan di tingkat universitas ditiadakan. Di tingkat jurusan keilmuan
dibentuk keluarga mahasiswa jurusan atau himpunan mahasiswa jurusan yang berkoordinasi
dengan senat mahasiswa dalam melakukan kegiatan intern. Pada umumnya senat mahasiswa
dimaksudkan sebagai lembaga eksekutif, sedangkan fungsi legislatifnya dijalankan organ lain
bernama badan perwakilan mahasiswa (BPM).
Tugas dan wewenang secara umum dari Badan Legislatif Mahasiswa ini diantaranya :
7. Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPF yang berkaitan dengan
bidang tertentu dan mengikut sertakannya dalam pembahasan
Pada dasarnya BLM (Badan Legislatif Mahasiswa) terdiri dari mahasiswa yang merupakan
perwakilan dari setiap partai-partai yang ada dalam kampus maupun dari pribadi yang maju
mengatasnamakan jurusan atau fakultas. Dalam prakteknya tak jauh beda seperti PEMILU
(Pemilihan Umum) yang ada di masyarakat umumnya, hanya saja para pemilih adalah
mahasiswa dan dengan sebutan yang berbeda yaitu PEMIRA (Pemilihan Raya).
Hak BLM (Badan Legislatif Mahasiswa) ini tentunya merupakan hak yang digunakan untuk
kepentingan mahasiswa. Karena dalam prosesnya banyak hal maupun penerapan kebijakan
yang tak sesuai. Maka dari itu peran BLM (Badan Legislatif Mahasiswa) sangat penting.
Setiap anggota BLM (Badan Legislatif Mahasiswa) memiliki hak dan kewakiban yang harus
mereka laksanakan diantaranya:
5. Membela diri
Seperti yang sudah disebutkan di atas, organisasi internal kampus pada suatu
perguruan tinggi dapat bergabung dalam skala daerah, nasional, dan bahkan internasional.
Gabungan organisasi internal-kampus beberapa perguruan tinggi ini disebut organisasi antar-
kampus. Dewan Perwakilan Mahasiswa memiliki forum di tingkat nasional dengan nama
FL2MI (Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia), di tingkat regional akan
terakumulasi kedalam regional masing-masing seperti jabagteng, sumbagsel, dan sebagainya
berdasarkan pembagian wilayah. Pada tingkat fakultas biasanya akan ternaungi dalam suatu
forum legislatif yang dibentuk secara bersama-sama sebagai wadah musyawarah antar
lembaga legislatif.
Untuk mengkaji masalah tersebut perlu sering diadakan diskusi antar lembaga
legislatif secara intensif demi tata kelola lembaga yang sehat di dalam tubuh internal lembaga
legislatif itu sendiri. Termasuk pembahasan mengenai peran serta yang mungkin bisa
diperluas ke dalam bidang kajian yang lebih bisa menyentuh ke mahasiswa sebagai pihak
yang terwakili secara langsung. Hal ini nantinya akan berpengaruh juga dengan pengkaderan
demi tumbuhnya legislator muda pembaharu yang mempunyai pandangan konservatif
terhadap lembaga perwakilan kampus.
student governance atau yang kita artikan sebagai pemerintahan mahasiswa. Disamping itu,
pengkajian terhadap setiap tugas, peran dan fungsi dari tiap-tiap lembaga tersebut wajib kita
ilhami dengan baik, sehingga sistem baku yang telah dibentuk dalam lingkungan kampus ini
dapat berjalan secara dinamis dan sinergis dalam mewujudkan pemerintahan mahasiswa.
diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa”. Berangkat dari
landasan tersebut, tentunya dapat kita simpulkan bahwa prinsip “dari mahasiswa, oleh
mahasiswa, dan untuk mahasiswa” merupakan prinsip dasar dalam kehidupan mahasiswa.
Untuk itu diperlukan suatu tatanan sistem organisasi mahasiswa untuk menjalankan prinsip-
prinsip tersebut.
menjamin dan melaksanakan implementasi dalam kehidupan mahasiswa. Dalam hal ini,
prinsip tersebut harus dikukuhkan oleh mahasiswa melalui suatu prosesi tertentu. Dimana
dalam perangkat sistem, serta adanya pengakuan bahwa kedaulatan berada ditangan
mahasiswa.
Seperti halnya sistem politik pada umumnya, selain dengan adanya lembaga eksekutif,
suatu pemerintahan pun juga membutuhkan peran lembaga legislatif untuk menjamin
kedinamisan suatu sistem. Dimana di dalam dunia kampus, lembaga eksekutif tertinggi
tersebut dipegang Badan Eksekutif Mahasiswa dan lembaga legislatif dipegang oleh Dewan
Mahasiswa.
Secara garis besar, lembaga eksekufif merupakan lembaga yang berfungsi untuk
menjalanankan suatu kebijakan atau lebih dikenal dengan eksekutor, sementara lembaga
legislatif lebih dikhususkan untuk melakukan pengawasan dan pembuat kebijakan atau
Sebagaimana dengan DEMA UNS yang memiliki fungsi sebagai lembaga legislatif
Tidak jauh berbeda dengan Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Mahasiswa pun juga
menduduki posisi yang sama dalam teori Trias Politika yaitu badan Legislatif. Keduanya
memiliki fungsi yang sama namun dalam ranah yang berbeda. DPR mencakup seluruh
Indonesia sedangkan DEMA mencakup satu universitas. Jika Dewan Perwakilan Rakyat di
Indonesia menduduki 3 fungsi penting, yakni fungsi legislasi yang berarti fungsi untuk
membuat undang – undang, fungsi pengawasan yang berarti memiliki fungsi untuk
mengawasi pemerintahan dalam hal ini eksekutif, dan fungsi anggaran yang memiliki fungsi
menyusun RAPBN, maka Badan Legislatif Mahasiswa atau Dewan Mahasiswa juga memiliki
3 fungsi utama. Fungsi tersebut adalah fungsi legislasi dalam membuat perundang-undangan,
fungsi pengawasan terhadap ormawa khususnya Badan Eksekutif Mahasiswa dan Badan
Semi Otonomnya, serta fungsi aspirasi yang berfungsi menyalurkan aspirasi mahasiswa
dalam politik yang terjadi di universitas. Badan tersebut mempunyai tugas dan wewenang
program kerja dan kebijakan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), menyelesaikan masalah
yang timbul dalam tingkat Universitas, menerima dan membahas usulan RUU, dan lain
sebagainya.
Disamping itu Badan Legislatif Mahasiswa juga memiliki hak seperti hak angket,
dari Badan Legislatiif Mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk mengamalkan Tri Dharma
yang seharusnya menjalankan fungsi check and balance terhadap Badan Eksekutif
Mahasiswa, namun dalam tinjauan lapangan serta dari sudut pandang kebanyakan mahasiswa
seolah-olah Badan Legislatif Mahasiswa itu miskin peran tidak seperti Badan Eksekutif
Mahasiswa yang selalu eksis di mata mahasiswa, bahkan terkadang hanya cenderung
universitas. Hal ini semakin terpuruk dengan minimnya minat mahasiswa untuk berkiprah di
dalam gerakan eksekutif mahasiswa tetap terjaga. Ketika suatu badan eksekutif dirasa kurang
mampu dalam menjalakan suatu kebijakan, maka Lembaga legislatif seharusnya bisa
eksekutornya. Peran sebagai watch dog dan sparing partner bagi eksekutif mahasiswa inilah
stabilitas harus mampu mendorong hal tersebut. Penyadaran tentang hak politik mahasiswa
dan pemahaman tentang penindasan negara melalui sistem pendidikan harus mulai
membangun kekuatan dan konsolidasi menghadapi manuver dari banyaknya pejabat legislatif
yang memiliki pengaruh kuat untuk merusak bangsa. Sehingga dalam kurun beberapa waktu
kedepan bukan hanya segelintir aktivis mahasiswa tetapi akan tumbuh ratusan bahkan ribuan
mahasiswa yang siap untuk merevolusi parlemen negeri ini yang tentunya dimulai dari
Dalam kenyataannya, kita sering mendengar adanya Dewan Perwakilan Mahasiswa ( DPM ),
Badan Perwakilan Mahasiswa ( BPM ), Dewan Legislatif Mahasiswa ( DLM ), Dewan
Mahasiswa ( DEMA ), Parlemen Mahasiswa, dan lain – lain. Istilah – istilah diatas
merupakan bentuk dari badan legislatif mahasiswa yang ada di universitas – universitas di
Indonesia. Badan legislatif mahasiswa beranggotakan wakil – wakil mahasiswa yang dipilih
melalui Pemilu atau mekanisme tertentu. Wakil mahasiswa tersebut haruslah mewakili dari
golongan tertentu. Seorang wakil mahasiswa mengemban amanat untuk menampung dan
menyalurkan aspirasi mahasiswa untuk menjadi suatu kebijakan ( legislator ).
Maka dari itu, wakil mahasiswa dituntut untuk dapat sensitif dalam mendengarkan keluhan
mahasiswa serta aktif dalam menuangkan pemikiran untuk menyusun suatu kebijakan yang
akan diberlakukan dalam lingkungan mahasiswa. Dalam praktik sehari – hari, seorang wakil
mahasiswa dituntut untuk mampu turun kebawah untuk menampung aspirasi mahasiswa
sebesar – besarnya dan menuangkannya dalam suatu forum kerja yang berupa rapat – rapat
serta Sidang Umum. Sangat ironis apabila seorang wakil mahasiswa ketika menjalankan
tugasnya bersikap pasif alias diam dan cenderung acuh tak acuh tanpa memberikan suatu
kontribusi yang berarti bagi penyelenggaraan kehidupan kemahasiswaan.
Secara keseluruhan, badan legislatif mahasiswa dituntut harus mampu menuangkan terobosan
– terobosan yang bersifat inovatif dalam hal kebijakan – kebijakan sehingga fungsi legislatif
tersebut benar – benar berjalan secara optimal. Disamping itu, badan legislatif mahasiswa
juga dituntut untuk aktif mengawasi pelaksanaan dan mengevaluasi dari praktik – praktik
penyelenggaraan sistem tersebut. Praktik – praktik penyelenggaraan dapat berupa kebijakan –
kebijakan atau proses yang terjadi di dalam sistem tersebut. Hal ini bertujuan agar terjadi
kontrol dan keseimbangan ( check and balances ) sehingga menghindarkan penumpukan
kekuasaan yang berdampak pada absolutisme. Untuk itu, disinilah dituntut peran serta dari
seluruh wakil mahasiswa yang duduk di badan legislatif mahasiswa untuk menjalankan
fungsi dari badan tersebut secara menyeluruh.
– Fungsi Legislasi
Legislasi merupakan tugas utama dari seorang anggota dewan karena dengan fungsi inilah
seorang anggota dewan mampu menyalurkan aspirasinya banyaknya produk perundang-
undangan yang diciptakan dalam satu periode kerja merupakan salah satu parameter
keberhasilan dari DPM tersebut .
– Fungsi Pengawasan
DPM mempunyai kewajiban untuk mengawasi kinerja dari lembaga eksekutif . Hal ini
bertujuan agar lembaga eksekutif bekerja secara optimal dan sesuai dengan amanat rakyat
(baca : mahasiswa yang memilih).
– Fungsi Anggaran
Sudah seyogyanya jika keuangan mahasiswa di pegang oleh mahasiswa itu sendiri.
Pengelolaan keuangan ini dipegang dan diatur penggunaannya oleh DPM/Senat Mahasiswa
sebagaimana yang terjadi pada pemerintahan yang sebenarnya (Pemerintahan Republik
Indonesia). Senat/DPM mengevaluasi kinerja dari UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) dan
BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) sehingga pengelolaan dana keuangan dan pemberian
anggaran dilakukan berdasarkan kinerja dari ormawa tersebut.
– Fungsi Advokasi
Fungsi advokasi ini dilakukan untuk menyampaikan keluhan, masukan, saran dan kritik
mahasiswa kepada pihak pengelola universitas agar aspirasi serta permasalahan yang ada
dapat terselesaikan.
Sedangkan untuk menjalankan fungsi – fungsi seperti pengawasan, legislasi, anggaran, dan
advokasi, DPM membentuk komisi – komisi. Alat kelengkapan ini bukanlah alat
kelengkapan pelaksana teknis seperti alat kelengkapan yang terdapat pada organisasi –
organisasi yang bersifat eksekutif. Komisi – komisi hanya merupakan perpanjangan tangan
DPM dalam menjalankan fungsi legislasi, pengawasan, anggaran, dan advokasi.
Dalam kondisi tertentu, DPM dapat membentuk panitia kerja untuk menindaklanjuti
permasalahan – permasalahan tertentu ( Misalnya : Panitia Kerja Pembahasan Wacana
Semester Pendek ). Panitia kerja ini terdiri dari anggota – anggota DPM yang diusulkan dan
ditetapkan dalam rapat paripurna. Setelah terbentuk, panitia kerja melakukan rapat untuk
memilih ketua panitia kerja.
DPM juga memiliki alat kelengkapan yaitu Pimpinan DPM yang biasanya terdiri dari Ketua
dan jika dibutuhkan maka dapat dibentuk Wakil Ketua yang berfungsi membantu Ketua
DPM. Pimpinan DPM memiliki fungsi sebagai berikut :
– Menjadi juru bicara keputusan – keputusan DPM ke luar
– Mengatur lalu lintas komunikasi antar anggota DPM dalam sidang maupun rapat
paripurna
– Menyusun kebijakan penyediaan kebutuhan – kebutuhan DPM bersama Sekretaris
– Menjadi juru bicara ke dalam DPM
– Menetapkan keputusan DPM setelah diputuskan oleh sidang maupun rapat DPM
– Sidang Istimewa
Sidang Istimewa adalah kegiatan DPM yang bersifat luar biasa dan berfungsi dalam hal – hal
antara lain : Pelantikan BEM, Penetapan sanksi kelembagaan, dan lain – lain.
– Rapat – rapat
Dalam menjalankan tugasnya, DPM memiliki beberapa jenis rapat yaitu :
1. Rapat Kerja, adalah rapat yang dilakukan guna menjalankan fungsi DPM. Biasanya rapat
ini diadakan dengan mitra – mitra kerja DPM ( contoh : Rapat Kerja dengan Pimpinan
Fakultas mengenai pelaksanaan jajak pendapat mahasiswa )
2. Rapat Dengar Pendapat, adalah rapat yang bertujuan untuk melakukan dengar pendapat
dengan pihak – pihak tertentu yang sifatnya bertujuan untuk mendukung kerja DPM ( Contoh
: Rapat Dengar Pendapat dengan Mahasiswa Jurusan Akuntansi mengenai dosen yang
bermasalah )
3. Rapat Komisi, adalah rapat yang dilakukan oleh internal komisi yang bertujuan untuk
menjalankan fungsi komisi. ( Contoh : Rapat Komisi III tentang tindak lanjut penyelewangan
pimpinan kelembagaan )
4. Rapat Paripurna, adalah rapat yang dihadiri oleh seluruh anggota DPM yang bertujuan
untuk menetapkan sebuah keputusan
– Kegiatan lainnya
Dalam kapasitas sebagai lembaga perwakilan mahasiswa, DPM dapat melaksanakan kegiatan
– kegiatan lain yang sifatnya menunjang tugas ke-dewan-an seperti penyelenggaran seminar /
lokakarya dengan tema – tema legislatif mahasiswa, melakukan jajak pendapat, memberikan
pernyataan sikap, dan lain – lain.