Anda di halaman 1dari 20

1

MINYAK ATSIRI
Standar Kompetensi : Pada akhir kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat
mengerti dan menjelaskan tentang Sejarah materia medika,
sejarah panemuan obat dan ruang lingkup farmakognosi,
peristilahan, kaitan farmakognosi dengan bidang ilmu lain,
simplisia, budi daya, pengumpulan, pengolahan,
pengawetan, pemalsuan, sediaan galenik, biogenesis,
biosintesis, jalur biosintesis, karbohidrat, glikosida
(flavonoid, alkohol, antrakinon, sianogen, steroid,
isotiosianat, tanin, aldehid, dll),fenolat alam, lemak,
terpenoid, fenilpropanoid, minyak atsiri.
Kompetensi dasar: Mahasiswa dapat menjelaskan tentang minyak atsiri, cara
ekstraksinya serta
Minyak atsiri (minyak menguap = minyak eteris = minyak essensial =
volatile oil) adalah jenis minyak yang berasal dari bahan nabati, bersifat mudah
menguap pada suhu kamar tanpa mengalami peruraian dan apabila dibiarkan terbuka
dan memiliki bau seperti tanaman asalnya (khas). Minyak atsiri biasanya tidak
berwarna, terutama bila masih segar (baru saja diperoleh dari isolasi), tetapi makin
lama akan berubah menjadi gelap, karena terjadi proses oksidasi dan mengalami
pendamaran. Upaya untuk mencegah proses tersebut antara lain isimpan dalam
keadaan penuh dan tertutup rapat.
Semua minyak atsiri terdiri dari campuran kimia yang cukup rumit. Hampir
tiap jenis senyawa organik dapat ditemukan di dalamnya (hidrokarbon, alkohol,
keton, aldehid, eter, ester, dan lainnya), dan hanya sedikit yang mempunyai
komponen tunggal dalam persentase (minyak cengkeh mengadung tidak lebih dari
85% subtansi fenolik, sebagian besar eugenol). Akan tetapi tidaklah mengherankan
jika konstituennya mencapai lebih dari 200 komponen, dan seringkali trace
constituent-nya mempunyai bau dan rasa yang penting terhadap keseluruhan minyak
atsiri tersebut. Tidak adanya satu komponen dapat mengubah aroma. Tanaman dari
spesies yang sama yang tumbuh pada tempat tumbuh yang berbeda, biasanya
mempunyai komponen yang sama, tetapi persentasenya mungkin berbeda.
Sifat fisika minyak atsiri meliputi tidak larut dalam air, larut dalam
eter, alkohol, dan pelarut organik lain, bau karakteristik, bersifat optis aktif (indeks
refraksi). Dalam tumbuhan, minyak atsiri terdistribusi terutama dalam bunga dan
daun. Berdasarkan sukunya atau familinya minyak atsiri terakumulasi dalam sel
2

sekret khusus, seperti sisik kelenjar (Lamiaceae), sel parenkim yang telah berubah
(Piperaceae), sel minyak (Vittae) pada Apiaceae. Selain itu terdapat juga dalam
bagian dalam lysigen atau sizogen pad Pinaceae dan Rutaceae. Kandungan kimia
minyak atsiri secara umum terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
1. Terpenoid hidrokarbon, melalui biosintesis asetat mevalonat,
2. Senyawa aromatis, berasal dari biosintesis sikimat fenil propanoat.
Sifat fisik minyak atsiri berbeda dengan minyak lemak. Minyak atsiri dapat
disuling dari sumber alaminya, sedangkan minyak lemak tidak, karena minyak
lemak tersusun atas ester gliserol asam lemak. Minyak atsiri tidak meninggalkan
noda lemak permanen pada kertas, tidak seperti minyak lemak yang meninggalkan
noda lemak. Minyak atsiri tidak menjadi tengik dalam penyimpanan, namun jika
terkena cahaya dan udara akan teroksidasi menjadi resin.
Pembentukan minyak atsiri dalam tanaman dapat langsung dari protoplasma,
dekomposisi resin dari dinding sel, dan hidrolisis glikosida tertentu (allil
isotiosianat).

METODE MEMPEROLEH MINYAK ATSIRI:


1. Destilasi atau Penyulingan.
Pembuatan minyak atsiri dengan penyulingan dipengaruhi oleh 3 faktor,
yaitu: besarnya tekanan uap yang digunakan, bobot molekul masing-masing
komponen dalam minyak, dan kecepatan keluarnya minyak atsiri dari simplisia.
Namun demikian, pembuatan minyak atisiri dengan cara penyulingan mempunyai
beberapa kelemahan:
a. tidak baik terhadap beberapa jenis minyak yang mengalami kerusakan oleh
adanya panas dan air.
b. Minyak atisiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisis karena
adanya air dan panas.
c. Komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat tersuling.
d. Komponen minyak yang bertitik didih tinggi yang menentukan bau wangi
dan mempunyai daya ikat terhadap bau, sebgaian tidak ikut tersuling dan
tetap tertinggal dalam bahan.
3

Jenis-jenis destilasi / penyulingan, ada 3 yaitu: destilasi air, destilasi uap dan
air, dan destilasi uap.:
a. Destilasi air
Pada destilasi air terjadi kontank langsung antara simplisia dengan air
mendidih. Simplisia yang telah dipotong-potong, digiling kasar, atau digerus halus
dididihkan dengan air, uap air dialirkan melalui pendingin, sulingan berupa minyak
yang belum murni ditampung. Penyulingan dengan cara ini sesuai untuk simplisia
kering yang tidak rusak dengan pendidihan. Penyulingan air biasa digunakan untuk
menyari minyak atsiri yang tahan panas dari grabahan maupun bahan yang berkayu
dan keras.
Keuntungan metode ini adalah: kualitas minyak atsiri baik (jika diperhatikan
suhu tidak terlalu tinggi), alat sederhana dan mudah diperoleh, dan mudah
pengerjaannya.
Kerugian dari metode ini adalah: tidak semua bahan dapat dilakukan
dengan cara ini (terutama bahan yang mengandung sabun, bahan yang larut dalam
air, dan bahan yang mudah hangus), adanya air sering menyebabkan terjadinya
hidrolisis, dan waktu penyulingan yang lama.
b. Destilasi uap dan air
Penyulingan degnan cara ini memakali alat semacam dandang. Simplisia
diletakkan di atas bagian yang berlubang-lubang sedangkan air di lapisan bawah.
Uap dialirkan melalui pendingin dan sulingan ditampung, minyak yang diperoleh
belum murni. Cara ini baik untuk simplisia basah atau kering yang rusak pada
pendidihan. Untuk simplisia basah atau kering yang rusak pada pendidihan. Untuk
simplisia kering harus dimaserasi lebih dulu, sedangkan untuk simplisia segar yang
baru dipetik tidak perlu dimaserasi. Cara penyulingan ini banyak dilakukan sebagai
industri rumah, karena peralatan mudah didapat dan hasil yang diperoleh cukup
baik.
Kerugian cara ini, hanya minyak dengan titik didih lebih rendah dari air yang
dapat tersuling sehingga hasil penyulingan tidak sempurna (masih banyak minyak
yang tertinggal di ampas).
4

c. Destilasi uap.
Minyak atsiri biasanya didapatkan dengan penyulingan uap pada bagian
tanaman yang mengandung minyak. Metode penyulingan ini tergantung pada
kondisi bahan tanaman
Penyulingan dengan uap memerlukan air, uap panas yang biasanya
bertekanan lebih dari 1 atmosfer dialirkan melalui suatu pipa uap. Peralatan yang
dipakai tidak berbeda dnegn penyulingan air dan uap, hanya diperlukan alat
tambahan untuk memeriksa suhu dan tekanan. Bila pemeriksaan telah dilakukan
degnan air dan uap, hanya diperlukan alat tambahan untuk memeriksa suhu dan
tekanan. Bila pemeriksaan telah dilakukan dengan baik, dengan cara ini akan
diperoleh minyak yang lebih banyak. Cara ini bisa juga digunakan untuk membuat
minyak atisiri dari biji, akar, kayu, yang umumnya mengandugn komponen minyak
yang bertitik didih tinggi. Penyulingan ini dapat digunakan utnuk membuat minyak
cengkeh, minyak kayumanis, minyak akar wangi, minyak sereh, minyak kayuputih,
dll.
Keuntungan dari cara ini adalah: kualitas minyak yang dihasilkan cukup
baik, tekanan dan suhu dapat diatur, waktu penyulingan pendek, hidrolisis tidak
terjadi.
Kerugian metode ini yaitu: peralatan yang mahal dan memerlukan tenaga
ahli.
Selain penyulingan dengan cara di atas, dikembangkan juga cara sebagai
berikut:
a. Penyulingan dengan air dan penyulingan dengan uap disertai dengan
pengurangan tekanan.
Pengurangan tekanan akan memperpendek waktu penyulingan pada tekanan
1 atmosfir. Keuntungan utama dengan cara ini ialah minyak atsiri yang diperoleh
berbau sama dengan bau aslinya, karena penyulingan dilakukan pada suhu kurang
dari 70oC (biasanya pada suhu 50oC) hingga penguraian karena suhu tinggi dapat
dihindari. Kelemahannya, alat yang dibutuhkan mahal.
b. Penyulingan dengan air dan penyulingan dengan uap disertai penaikkan tekanan.
5

Penyulingan dengan uap dengan menaikkan tekanan, baik dilakukan untuk


simplisia yang keras sepeti kayu, biji, kulit kayu. Dengan penyulingan ini akan
diperoleh minyak lebih banyak dan akan memperpendek waktu penyulingan.
Kerugian degnan penyulingan ini ialah terjadi peruraian minyak atisiri sehingga
berbeda dengan bentuk aslinya dan diperoleh lebih sedikit dibanding dengan cara
lain.
Tanaman yang mengandung minyak atisiri bertitik didih rendah, lebih baik
disuling dengan tekanan kurang dari 1 atmosfir sedangkan yang mengandung
minyak bertitik didih tinggi dapat dengan penyulingan uap bertekanan lebih tinggi
dari 1 atmosfir.
Dalam metode penyulingan uap langsung (direct steam destillation) ang
dapat dipakai pada obat-obatan tanaman segar (peppermint, spearmint), hasilnya
dipotong dan ditempatkan secara langsung ke dalam tangki penyuling logam pada
truck bed. Truck ini digerakkan pada shed penyuling dimana steam lines
ditempelkan pada bagian bawah tangki penyuling. Cara ini digunakan untuk daun
dan mengandung kadar minyak yang tinggi sehingga tidak perlu maserasi. Uap
ditekan melalui pipa dan membawa tetesan minyak melalui pipa yang akhirnya
melewati ruang pengembun.
Selama penyulingan uap, komponen tertentu minyak atsiri dapat terhidrolisis,
sementara unsur lainnya dapat terdekomposisi dengan suhu udara tinggi. Metode
penyulingan ideal yang menggunakan uap harus memberikan tingkat difusi setinggi
mungkin dari uap dan air melalui membran tanaman sehingga hidrolisis dan
dekomposisi tetap minimal.

2. Enflurasi, yaitu pengambilan minyak atsiri dari tanaman menggunakan lemak


atau vaselin.
Seringkali kandungan minyak atsiri dari bagian tanaman sangatlah kecil,
misal pada mahkota bunga. Cara yang bisa dilakukan dengan menghamparkan
lemak (vaselin) pada lapisan tipis pelat kaca. Mahkota bunga ditempatkan pada
lemak selama beberapa jam, kemudian diulangi yang baru beberapa kali. Setelah
minyak terserap dalam lemak padat tersebut, selanjutnya diekstraksi dengan alkohol.
6

Selanjutnya dipisahkan antara alkohol dan minyak atsiri. Penyarian minyak atsiri
dengan lemak padat tersebut dikenal dengan enfleurage.
Bunga-bunga tertentu seperti melati, mawar yang disuling akan
menghasilkna minyak yang tidak berbau sama dengan buanganya. Minyak atsiri
dari bunga-bunga tersebut di atas, dperoleh dengan cara:
a. Pembuatan dengan lemak tanpa pemanasan (Enflurasi / enfleurage). Cara ini
sudah dilkukan sejak berabad-abad yang lalu secara primitif. Estela tanaman
dipetik tanaman tersebut akan meneruskan proses fisiologisnya dengan
mengeluarkan bau khasnya. Sesegera setelah bunga dipetik ditaburkan
diatas lemak, lemak mengabsorbsi minyak tersebut. Untuk memperbesar
absorbsinya permukaan lemak digores. Tiap 1 kg lemak diperlukan bunga
melati sebanyak 2,5 sampai 3 kg. Untuk seluruh proses enflurasi
memerlukan waktu 8 sampai 10 minggu. Lemak yang telah jenuh dengan
minyak menguap, dikerok dengan sudip, kemudian dilelehkan pada tempat
tertutup. Lemak tersebut kemudian diekstraksi dengan alkohol, lalu
didinginkan pda suhu rendah (kalau mungkin 15oC) untuk memisahkan dari
lemaknya, disaring, kemudian dipekatkan degna cara penyulingan. Cara ini
dilkukan hanya untuk bunga-bunga tertentu, memerlukan waktu lama dan
memerlukan banyak tenaga yang terlatih untuk mengerjakannya. Walaupun
dengan cara ini dapat menghasilkan minyak yang lebih baik. Syarat lemak
yang digunakan adlah tidak berbau dan mempunyai konsistensi tertentu.
b. Pembuatan dengan lemak panas.
Lemak dipanaskan pada suhu lebih kurang 80oC. Bugna segar dimaserasi
dengan lemak panas tersebut selama 1,5 jam. Bunga tesebut harus sering
diganti dengan yang baru sampai tiap kg lemak kontak dengan 2 sd 2,5 kg
bunga, kemudian dibiarkan selama lebih kurang satu jam dan disaring
melalui saringan logam. Untuk memisahkan lemak yang melekat, bunga
disiram dngan air panas kemunidan diperas dengan saringan kain. Air akan
mudah dipisahkan dari lemak tersebut. Selanjutnya seperti cara enflurasi
pada point a.
7

3. Ekstraksi dengan pelarut minyak atsiri


Prinsip dari ekstraksi ini adalah melarutkan minyak atisiri yang terdapat
dalam simplisia dengan pelarut organik yang mudah menguap. Simplisia diekstraksi
dengan plarut yang cocok dalam suatu ekstraktor pada suhu kamar, kemudian pelarut
diuapkan dengan tekanan yang dikurangi. Dengan cara ini diperlukan banyak
pelarut sehingga biaya cukup mahal dan harus dilakukan oleh tenaga ahli. Sebagai
pelarut biasanya dipakai eter minyak tanah.
Pelarut yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Melarutkan sempurna komponen dari minyak atsiri yang terdapat dalam tanaman.
b. Mempunuyai titik didih rendah.
c. Tidak campur dengan air.
d. Inert, tidak bereaksi dengan komponen minyak atsiri.
e. Mempunyai satu titik didih, bila diuapkan tidk meninggalkan sisa.
f. Harga murah.
g. Bila mungkin tidak mudah terbakar.
Pelarut yang paling banyak digunakan adalah eter minyak tanah. Alkohol
tidak baik digunakan karena alkohol melarutkan air yang terdapat dalam tanaman.
Untuk simplisia tertentu alkohol menghasilkan bau yang tidak enak. Alkohol baik
digunakan untuk simplisia kering. Sari yang diperoleh dikenal dengan nama tingtur
yang banyak digunakan untuk sediaan farmasi. Ekstraksi dengan pelarut mudah
menguap, banyak banyak digunakan di berbagai negara dan secara umum dapat
dipakai untuk sediaan farmasi. Ekstraksi dengan pelarut mudah menguap, banyak
digunakan di berbagai negara dan secara umum dapat dipakai untuk bermacam
simplisia dan diperoleh minyak atsiri sesuai dengan aslinya.
Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstraksi
minyak atsiri yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap dan air. Cara ini baik
untuk mengekstraksi minyak dari bunga-bungaan, misal: bunga cempaka, melati,
mawar, dll.
Cara kerja ekstraksi dengan pelarut menguap cukup sederhana, yaitu dengan
cara memasukkan bahan yang akan diekstraksi ke dalam ketel ekstraktor khusus dan
kemudian ekstraksi berlangsung secara sistematik pada suhu kamar, dengan
8

menggunakan petroleum eter sebagai pelarut. Pelarut akan berpenetrasi ke dalam


bahan dan melarutkan minyak bunga beserta beberapa jenis lilin dan albumin serta
zat warna. Larutan tersebut selanjutnya dipompa ke dalam evaporator dan minyak
dipekatkan pada suhu rendah. Setelah semua pelarut diuapkan dalam keadan
vakum, maka diperoleh minyak bunga yang pekat. Suhu harus tetap dijaga tidak
terlalu tinggi selama proses ini. Dengan demikian uap aktif yang terbentuk tidak
akan merusak persenyawan minyak bunga. Jika dibandingkan dengan mutu minyak
bunga hasil penyulingan, maka minyak bunga hasil ekstraksi menggunakan pelarut
lebih mendekati bau bunga alamiah. Semua minyak yang diekstraksi dengan pelarut
menguap mempunyai warna gelap, karena mengandung pigmen alamiah yang
bersifat tidak dapat menguap. Sebaliknya hasil penyulingan uap, umumnya
berwarna cerah dan bersifat larut dalam alkohol 95%.
Dalam industri parfum, sebagian besar produksi minyak atsiri modern
dilakukan dengan ekstraksi, dengan menggunakan sistem pelarut yang berdasar
pelarut yang mudah menguap seperti eter minyak tanah. Keuntungan utama
ekstraksi adalah suhu yang bisa dipertahankan kurang lebih 50 oC selama proses.
Hasilnya minyak atsiri yang didapat mempunyai bau yang lebih alami yang tidak
dapat ditandingi minyak suling. Hal ini karena selama penyulingan, dengan suhu
yang tinggi, dapat mengubah konstituen minyak atsiri. Namun demikian, metode
penyulingan operasionalnya lebih murah dibandingkan dengan proses ekstraksi.
Simplisia dimasukkan ke dalam ekstraktor dan selanjutnya pelarut oraganik
murni dipompakan ke dalam ekstraktor. Pelarut organik akan menembus ke dalam
ekstraktor. Pelarut organik akan menembus ke dalam jaringan simplisia dan akan
melarutkan minyak serta bahan lainnya seperti dmar dan lilin. Komponen tersebut
merupakan pengotor, dan dipisahkan dengan cara penyulingan pada suhu rendah dan
tekanan rendah. Dengan cara penyulingan ini diperoleh campuran pelarut dan
minyak atsiri disebut concrete.
Pemurnian concrete (pelarut + minyak atsiri) ini dilakukan dengan
melarutkan dalam alcohol, diambil fase alcohol. Fase alcohol ini didinginkan 0oC,
diperoleh minyak atsiri dalam alcohol dan lilin. Dilakukan penyaringan terhadap
campuran ini, diambil fase minyak atsiri dalam alkohol. Untuk memisahkan alkohol
9

dan minyak atsiri, dilakukan penyulingan pada tekanan dan suhu rendah, akan
diperoleh alkohol dan minyak atsiri murni.

4. Pengepresan
Pembuatan minyak atsiri dengan cara pengepresan (ekspresi) dilakukan
terhadap bahan berupa biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan dari tanaman yang
termasuk jenis Sitrus, karena minyak atsiri dari jenis tanaman tersebut akan
mengalami kerusakan bila dibuat dengan cara penyulingan. Cara ini juga digunakan
untuk mengambil minyak atsiri dari biji.
Berdasar tipe alat ekspresi dibedakan menjadi 2 macam yaitu hidraulic
expressing, dan expeller expressing.

5. Hidrolisis glikosida
Dilakukan hidrolisis untuk memecah menjadi aglikonnya (minyak atsirinya).
Contoh minyak atsiri yang diperoleh dengan cara ini hádala minyak mustar,
diperoleh dengan hidrolisis enzimatis dari glikosida. Dalam biji mustar hitam,
glikosida sinigrin, dihidrolisis oleh myrosin dengan menghasilkan minyak mustar.
Biosintesis terjadinya hidrolisis dapat dilihat dalam pembahasan glikosida, sub bab
glikosida alil isotiosianat.

6. Ecuelle.
Beberapa minyak atsiri tidak dapat disuling tanpa terjadi dekomposisi, jadi
dilakukan cara yang lain yaitu pengepresan (expression) misalnya minyak lemon dan
minyak jeruk. Di Amerika Serikat, metode umum mendapat citrus oil meliputi
menusuk kelenjar minhyak dengan menggulingkan buah di atas sebuah bak yang
dilapis dengan duri-duri yang tajam guna merembeskan kulit ari dan menembus
kelenjar minyak yang ditempatkan di bagian luar kulit. Cara ini disebut dengan
metode ecuelle. Langkah menekan pada buah menghilangkan minyak dari kelenjar
dan semprotan air membasuh minyak yang masih melekat pada kulit sementara
ampas tersaring melalui tabung pusat yang membuang bagian tengah buah. Emulsi
minyak-air yang dihasilkan dipisahkan dengan sentrifugasi.
10

PEMURNIAN
Minyak yang dihasilkan dari penyulingan tanaman pada umumnya tidak
murni karena maíz tercampur dengan minyak lain yang berasal dari tanaman sendiri
atau dengan hasil penguraian componen tanaman yang disebabkan proses
penyulingan.
Untuk memperoleh minyak yang murni perlu dilakukan prosese pemurnian.
Proses pemurnian dapat dilakukan dengan:
a. Penyulingan kembali
Penyulingan kembali bertujuan untuk meisahkan componen yang muda
menguap dari componen yang tidak mudah menguap seperti logam berat yang
menyebabkan minyak berwarna lebih gelap dan debu halus yang terbawa oleh uap
atau uap air pada waktu penyulingan.
b. Penyulingan bertingkat
Penyulingan ini bertujuan untuk memisahkan minyak berdasarkan perbedaan
titik didih. DIlakukan penyulingan dengan pengurangan tekanan. Di industri
minyak atsiri dilakukan penyulingan pada tekanan tidak lebih dari 5-10 mm Hg.
Untuk minyak-minyak yang bertitik didih tinggi dapat dipakai tangas air.
c. Penurunan suhu.
Penurunan suhu untuk menghablurkan hasil sampingan dari minyak atsiri
yang berupa senyawa hidrokarbon yang teroksidasi.
d. Penghabluran bertingkat
Penghabluran bertingkat dilakukan dengan penambahan dengan bermacam-
macam pelarut yang cocok, pada penambahan tersebut akan menghasilkan hablur
secara bertingkat.
e. Menghilangkan komponen dengan reaksi kimia.
Komponen yang tidak dikehendaki dihilangkan dengan reaksi kimia. Asam-
asam bebas dapat dihilangkan degnan natrium karbonat, basa dengan asam
hidroksida, fenol dengan natrium hidroksida, aldehida dengan natrium bisulfat, dll.
11

MANFAAT MINYAK ATSIRI


Minyak atsiri merupakan senyawa yang penting sebgai dasar wewangian
alam dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai cita rasa dalam industri makanan.
Pada industri minuman beralkohol bermanfaat dalam pembuatan Bitters, Cordials,
Rums, Vermouths, Whiskies, Wines, dan sebagainya. Pada industri karet
dimanfaatkan dalam pembuatan berbagai macam produk karet sintesis dan
sejenisnya, mainan, senyawa tahan air, baby plasts, gloves, dan sebagainya. Pada
industri sabun dimanfaatkan dalam pembuatan carbonated beverages, cola drinks,
fountain supplies, soft drinks powder dan sebagainya. Pada hasil pengolahan tekstil
dimanfaatkan sebagai kulit dan benang tiruan zat warna, lindeum, oil cloth, dll. Pada
perlengkapan ternak digunakan sebagai cattle sprays, deodorant, sabun anjing dan
kucing, bubuk serangga, obat kudis, dan obat gosok. Pada industri tembakau
dimanfaatkan sebagai shewing tobaccos, cigarettes dan kretek. Pada industri
difersifikasi dimanfaatkan sebagai alkohol denaturasi, lilin, keramik, cleaners
produk, bahan pengawet mayat, lensa optis, dan gas air mata.

KANDUNGAN KIMIA MINYAK ATSIRI


Secara kimia terpen minyak atsiri dapat dipilah menjadi dua golongan yaitu
monoterpen dan sesquiterpen, berupa isopren C10 dan C15 yang jangka titik didihnya
berbeda (titik didih 140-148oC, titik didih sesquiterpen >200oC). Pertama-tama
monoterpen dapat dipilah lebih lanjut menjadi tiga golongan bergantung pada
apakah struktur kimianya asiklik (misalnya geraniol), monosiklik (misal Limonen)
atau bisiklik. Dalam setiap golongan monoterpen dapat berupa alkohol misalnya
mentol, aldehid, atau keton misalnya menton dan karvon.
Sesquiterpen dapat dipilah berdasarkan kerangka karbon dasarnya yang
umumnya ialah asiklis misalnya farnesol, monosiklik misalnya bisabolena atau
bisiklik misalnya karotol. Namun demikian, dalam setiap golongan dikenal banyak
senyawa yang berbeda. Dua turunan sesquiterpen yaitu asam absist dan xantin
mendapat perhatian khusus karena sifat pengatur tumbuhnya.
Pada minyak atsiri yang bagian utamanya terpenoid, biasanya terpenoid itu
terdapat pada fraksi atsiri yang tersuling dengan uap. Zat inilah penyebab wangi,
12

harum, atau bau yang khas pada banyak tumbuhan, secara ekonomi senyawa
tersebut penting sebgai dasar wewangian alam dan juga untuk rempah-rempah serta
sebagai senywa cita rasa di dalam industri makanan.
Contoh-contoh kerangka minyak atsiri golongan terpenoid bisa dicermati
pada bab terpenoid sub bab monoterpenoid.

TANAMAN PENGHASIL MINYAK ATSIRI


1. Cinnamon (kayu manis)
Kayu manis atau Saigon kayu manis berasal dari kulit pohon Cinnamomum
loureirii Nees (Fam. Lauraceae). Kayu manis penting pada perdagangan aalah kayu
manis ceylon yang bersal dari kulit pohon C.zeylanicum Nees (Fam. Lauraceae).
Kayu manis saigon menghasilkan 2-6% minyak atsiri, kayu manis cassia
menghasilkan 0,5-1,5% minyak atsiri sedangkan kayu manis ceylon menghasilkan
0,5-1% minyak atsiri. Kandungan lainnya adalah mentol yang bermanfaat sebagai
bumbu dan karminatif.
Tepung kayu manis yang diperdagangkan di toko bahan makanan merupakan
campuran dari beberapa macam kayu manis sehingga akan menigkatkan kualitas
sebagai pewangi atau untuk memberikan harga yang lebih murah. Minyak kayu
manis merupakan minyak menguap yang diperoleh dari destilasi dengan uap dari
daun dan ranting Cinnamomum cassia (Ness) ex Blume (Fam. Lauraceae) dan
disempurnakan kembali dengan penyulingan. Hal yang sma dapat dilakukan untuk
memperoleh minyak cassia. Minyak kayu manis digunakan sebagai bumbu perasa,
karminatif, dan pewangi serta antiseptik.
2. Cengkeh
Cengkeh berasal dari kuncup bunga kering Eugenia caryophllus (sprengel)
Bullock et Harison (E. caryophylato Thunberg) Fam Myrtaceae. Cengkeh
dimanfaatkan sebagai karminatif atau zat aromatik yang membantu meredakan kolik
dan flatulen (adanya gas dalam lambung dan usus) dan sebagai bumbu.
Minyak cengkeh merupakan minyak menguap yang didestilasi dengan uap
air dari kuncup bunga kering Syzqium aromaticum (L) Mere.et.L.M.Perry,
mengandung tidak lebih dari 85% volume total substansi fenolik, eugenol utama.
13

Minyak cengkeh mengandung eugenol bebas 70-95% eugenol asetat dan 5-8% β-
caryophylli.
Minyak cengkeh ini tergolong dalam perasa / bumbu. Biasanya bekerja
sebagai obat sakit gigi yang digunakan dalam pengobatan rongga gigi secara topical.
Minyak cengkeh dapat sebagai antiseptik. Obat yang dipakai untuk menimbulkan
suatu reaksi menghadapi suatu penyakit atau infeksi dan karminatif. Minyak dengan
kandungan eugenol yang tinggi ni digunakan dalam produksi perdagangan vanilin.

3. Pala
Pala atau myristica merupakan biji matang dari tanaman Myristica fragrans
Hautuyn (Fam. Myristicaceae) yang diambil dari lapisan biji dan arillode tanpa
lapisan kapur. Pala mengandung minyak tertentu 25-40% dan dapat memadat pada
suhu kamar dan terkadang dapat berubah menjadi kristal prisma aneka warna dan
disebut pala mentega. Minyak atisiri 8-15% mengandung myristicin dan safrole,
sejumlah protein dan starch. Miristica bermanfaat sebagai perasa dan bumbu.
Pada perkembangan selanjutnya yang terakhir pala dikenal khususnya pada
penduduk yang tersembunyi sebagai penyebab halusinasi. Dalam jumlah yang
relatif besar sampai 15 gram harus diperhatikan karena dapat memabukkan. Efek
yang dapat terjadi adalah dapat meremajakan kulit, takikardia, dan menekan
keluarnya air liur. Pala mengandung amfetamin dan metabolit yang mengandung
nitrogen. Minyak pala merupakan minyak atsiri hasil destilasi uap dari biji
Myristica fragrans. Minyak mengandung 10-30% α-pinen, 10-20% β-pinen, 15-20%
sabinen, 5-12% myristicin, 2-7% limonen, 3-6% tertpinen, dan 1-2% safrole.
Minyak pala sebagai perasa, dan karminatif.

4. Peppermint
Peppermint (permen) terdiri dari daun dan bunga kering Mentha piperita
Linne (Fam. Lamiaceae). Pepermint mengandung minyak atsiri sekitar 1%, resin
dan tanin. Permen kering dalam perdaganan biasanya terdiri dari tanaman kering
ang seharusnya mengandung tidak lebih dari 2% dan bersumber di atas 3 mm dari
garis tengah. Beberapa minyak atsiri yang mengering dan berada dalam
14

penyimpanan yang biasanya digunakan sebagai sampel perdagangan 95% akan


mengalami kemerosotan.
Minyak permen mengandung menton, mentofurn, mentil asetat, isomenton,
pulegon, neomentol, piperiton, dan sebagainya. Minyak permen adalah suatu cairan
berwarna kuning pucat atau tak berwarna yang mempunyai bau penetrasi permen
yang kuat dan tajam. Minyak permen Amerika mengandung 30-78% mentol bebas
dan sekitar 5-20% kombinsi berbagai ester.
Tumbuhan dari jenis dan genotip yang sama dapat menghasilkan minyak
dengan kualitas yang berbeda jika tumbuh pada area yang berbeda. Produksi
minyak permen yang berisi sejumlah kecil monthon dan menthafuran dan sejumlah
besar mentol lebih disukai dan berkembang daripada tanaman yang mendapat sedikit
penerangan dan menghasilkan minyak yang mengandung sejumlah kecil mentol dan
sejumlah besar mentofluran. Konsentrasi yang tinggi hingga mencapai 30%
menthofluran menimbulkan bau pada produk. Minyak permen dalam bidang
farmasi digunakan sebagai karminatif, stimulansia, dan antiinfeksi.

5. Damar dan Kombinasi Damar


Damar merupakan produk amorf dengan bahan kimia alam yang kompleks.
Pada umumnya damar dibentuk dalam Shizogenous atau dalam rongga
shizolysigenous dan merupakan hasil akhir dari metabolisme. Sifat fisik dammar
ada umumna adalah keras transparan atau tembus cahaya dan jika dipanaskan akan
terhidrolisis. Damar merupakan campuran kompleks antara asam damar, alkohol
damar, resitanol, ester dan resin. Damar tidak dapat larut dalam air dan menurut
beberapa peneliti dammar merupakan produk oksidasi dari terpen. Damar dapat
larut dalam alkohol atau bahan pwlarut organik yang lain.
Damar merupakan produk akhir metabolisme yang bersifat merusak. Damar
banyak digunakan sebagai produk oksidasi dari terpen. Damar memiliki
karakteristik rasa yang membakar. Resin atau damar cuka berisi suatu kandungan
diterpenoid oxyacid yang besar.
Damar dalam bidang farmasi biasanya diperoleh dari:
1. Penyulingan obat atas racun dan alkohol dan memperoleh dammar dalam air.
15

2. Pemisahan minyak dari aloeresin dengan penyulingan seperti halnya dengan


dammar dari terpentin.
3. Pengumpulan produk alami yang menetes dari aloeresin pada tumbuhan
sampai pada kebocoran tiruan atau alami dimana minyak yang alami secara
parsial akan menguap dalm atmosfer seperti halnya dengan dammar yang
dipakai sebagai campuran semen.

6. Rosin (Gala)
Rosin atau colophany adalah suatu dammar yang padat yang diperoleh dari
Pinus palustis Miller dan rempah-rempah lain dari Pinus linne (Fam. Pinaceae).
Damar ini (rosin) pada umumnya bersifat tembus cahaya, berwarna kekuningan dan
seringkali memberikan lapisan kekuningan. Damar berbentuk keras, rapuh dan
dengan mudah dilumatkan. Damar berisi 80-90% asam abietat anhidrid (senyawa
diterpen bisiklik, asam sapinic, asam pimaric, dan asam yang lain dan resin suatu
hidrokarbon.
Rosin digunakan sebagai produk pengeras dalam plester dan obat salep.
Dalam perdagangan rosin digunakan dalam pembuatan pernis-pernis dan alat
pengering, cat tinta, sabun pelapis lilin, lapisan pada lantai, dan banyak produk lain.
Rosin seringkali digunakan sebagai produk pemalsuan yang mengandung damar.

7. Eriodyctyon
Eriodyctyon atau yerba santa adalah daun kering yang berasal dari
Eriodictyon californium (Hookes et Arnott) Torrey (Fam. Hydrophyllaceae).
Eriodictyon berasal dari Yunani yang berasal wol dan mengacu pada daun-daun yang
berserabut. Tumbuhannya hádala statu samak belukar dari pon berwarna hijau yang
berasal dari pegunungan California dan Mexivo utara. Obat ini telah digunakan
oleh orang Indian selama bertahun-tahun.
Eridictyon berisi statu damar eridictyol (Aglikon dari eridictyon),
xanthoeridictyol, chrysoeridictyol, homoericdictyol, asam format, asam butyric,
minyak atsiri, dan tanin. Eridictyon merupakan statu penyamar rasa pahit dan
16

senyawa tertentu yang berisi kina dan biasa digunakan sebagai suatu obat yng
merangsang keluarnya dahak.

8. Mastic
Damar yang digunakan dalam campuran semen, pastiche atau mastich adalah
exudates beton yang mengandung damar dari pistacia lentiscos Linne (Fam
Ancardiaceae). Tumbuhannya adalah suatu semak belukar atau pohon kecil yang
berasal dari daerah Mediterania dan diatanam di kepulauan Greiceian, terutama pada
Pulau Chios. Sari buah yang mengandung damar dikumpulkan dalam rongga yang
berasal dari goresan batang dan dalam cabang yang lebih besar dimana dammar akan
menetes. Damar akhirnya dikumpulkan dalam air mata yang kecil yang biasanya
dammar tersebut digunakan dalam campuran semen pada zaman dahulu.
Theoprharstus dan Pliny menggunakan dammar yang dipakai dalam campuran
semen sebgai bahan pewangi nafas bagi wanita-wanita Asia.
Damar yang digunakan dalam campuran semend berisi 90% damar, yang
berisi asam masticáis yang dapat larut dalam alcohol dan damar (mastican) yang
tidak larut dalam alcohol, dan minyak atsiri sekitar 1-2,5% mempunyai bau balsam
dari obat yang terutama berisi (+)-pinen. Damar yang dipakai dalam campuran
semen dan berasa pahit digunakan pula sebgai pernis gigi untuk menyegel rongga.

9. Kava
Kava merupakan rimpang dan akar Piper myristicum suku piperaceae,
mengandung yangonin, metistisin, kawain, dan turunannya. Tumbuhannya adalah
statu zurría yang besar dan secara luas ditanami di kepulauan Oceanía. Berdasarkan
farmakologinya menunjukkan bahwa semua kava piran dalam jumlah sedikit atau
besar dapat bertindak sebagai otot relaxan yang terpusat. Dapat juga mempengaruhi
perubahan dalam fungís motor dan refleks sifat mudah marah, bermanfaat sebagai
anestetik local dan antipiretik (penurun demam).
17

10. Cannabis
Merupakan jenis tumbuhan suku Moraceae, pufuk berbunganya disebut
ganja. Cannabis yang digunakan di Cina dan India tersebar pelan-pelan melalui
Persia ke Arabia dimana damar ini dikenal sebagai Asís dan kemudian diperkenalkan
ke dalam Eropa dan Materia Medika Amerika oleh Napoleon. Dari tahun ke tahun
penanaman yang selektif dari dua tipe genetik Cannabis semakin meningkat. Salah
satu dari tipe obat kava (ingá 15%) akan umur psikoaktif (-)19-trans
tertrahydrocannabinol. Tipe ganja yang berisi zat aktif utama sedikit (cannabial
adalah cannabioid yang utama) tetapi mempunyai serabut kulit pohon yang panjang
dan biasa diproduksi menjadi tali. (-)-∆9-trans tertrahydrocannabinol pada damar yng
dikeluarkan dari trichomes dan ditemukan dalam daun-daun yang kecil (daun kecil
pada bunga) dan branteoles (struktur seperti daun ada intuí telur). Koalitas dammar
ditemukan dalam putik bunga Cannabis sativa yang kurang mencolok yang tumbuh
pada tanaman dengan suhu temeperatur iklim tropis.

11. Ginger
Ginger atau zingiber adalah rhizome kering dari Zingiber officinale Roscoe
(Fam. Zingiberaceae) dikenal secara komersial sebagai jahe Jamaica, jahe Afrika,
dan jahe Cochin. Jahe memiliki aroma karakteristik Kira-kira 1-3% minyak atsiri.
Bahan yang tekandung dalam jahe hádala sesquiteren: bisabolen, zingiberen, dan
zingiberol. Ketajaman karakteristik sifat oabt pada jahe aloeresin dari dua keton
aromatik, zingiberon dan shogaol yang diisolasi. Jahe mengandung lebih dari 50%
pati. Jahe dikelompokkan sebagai perasa yag biasanya sebagai bumbu, stimulant
aromatik dan karminatif.

BAHAN YANG BANYAK MENGANDUNG SENYAWA TERPENOID

(-)-∆9-trans tertrahydrocannabinol
Disebut juga dronabinol adalah monoterpenoid, merupakan cedían dari
tanaman Cannabis sativum atau hasil síntesis kimia. Bermanfaat sebagai anti emetic
18

dan digunakan secara oral untuk pengobatan mabuk laut/pusing, anti muntah dengan
sitotoksik yang digunakan dalam kemoterapi kanker.
Oleoresin
Merupakan cairan homogen dari resin dan minyak volátil. Biasanya ada
sejumlah kecil eksudat alami dari kandungan aloeresin yang menyebabkan kematian
insekta.
Terpentin
Terpentin, gum terpentin, gum ini diperoleh dari Pinus palustres Millar dn
dari spesies lain dari Pinus (Fam. Pinaceae). Biasanya terpentin dipanen terakhir
Kira-kira 32 minggu. Produk di awal tahun paling besar dan disebut terpentin asli.
Terpentin yang terbentuk agak kuning gelap dan dalamnya lebih terang, kurang
licin / berkilap, bergetah lengket ketika panas dan rapuh dalam dingin. Terpentin
digunakan sebagai contra iritan.
Aloe-Gum-Resin
Merupakan campuran antara resin, gum, minyak atisiri dalam jumlah yang
sama banyak dan sebagian kecil bahan lanilla. Kandungan utama oleo-gum –resin
hádala myrrh.
Myrrh / Kemenyan
Disebut juga gum myrrh hádala oleo-gum-resin diperoleh dari Cammipora
molmol Engler dari Cabyssinica (Berg) Engle atau dari spesies Commiphora
jacquin (Fam. Burseraceae). Myrrh mengandung minyak atsiri 2,5-8% yang
mempunyai bau karakteristik myrrh, resin 2,5-40% tersusun atas beberapa
konstituen. Myrrh digunakan sebagai protektif, stimulant, stomatik, pencuci mulut,
dan astringent.
Balsam
Balsam adalah campuran resin yang diperoleh dari sejumlah bagian asam
benzoat, asam sinamat atau kedua-duanya atau ester dari asa ini. Obat-obatan dari
balsam meliputi balsam tolu, balsam peru, storax, dan benzoin.
Storax
Merupakan balsam yang diperoleh dari batang Liquidamar orientalis Miller.
Storax adalah bahan farmasetik dalam komposisi tingtur benzoin, biasanya sebagai
19

stimulant, ekspectoran dan antiseptic. Strorax Amerika diperoleh dari hubungan


storesin dan bahan lain. Storax levan t mempunyai kandungan minyak atsiri 7%
dengan destilasi uap dan mengandung 28% asam sinamat, 23% cinamen, 35% ester
resin, dan 2% asam resin.
Balsam peruvian
Disebut juga balsam Peru atau balsam dari Peru, diperoleh dari Myroxylon
pereirae (Royle) Klostzch (Fam. Fabaceae). Peru balsam adalah protektan local,
parasitic pada penyakit kulit, antiseptik, astringent dan untuk pengobatan
hemorrhoid.
Tolu Balsam
Diperloleh dari Myroxilon balsamum (Linne) Harms (Fam. Fabaceae). Tolu
balsam terjadi sebgai lapisan padat seperti plastic yang menjadi coklat atau agak
kuning coklat. Pada permukaannya transparan, rapuh ketika tua, kering atau terang
pada keadaandingin dan menunjukkan kristal asam sinamat. Tolu balsam digunakan
sebagai ekpspektoran dan mahal sebagai perasa dalam obat sirup dan parfum.
Benzoin
Resin balsam diperoleh dari Styras benzoin Dryander. Asam benzoate dan
garam sodiumnya mahal digunakan sebagai bahan pengawet makanan, minuman,
lemak, sediaan farmasi, dan bahan-bahan yang lain. Asam benzoat dalam
pengobatan digunakan sebagai antifungi. Asam benzoat sekarang merupakan
produk sintetik tetapi paetama kali diperoleh dari sublimasi dari benzoin Sumatra,
yang akan menjadi kristal putih biasanya dalam bentuk seperti jarum.

Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan minyak atsiri? Sebutkan nama lain minyak atsiri!
2. Sebutkan 2 golongan besar kandungan kimia minyak atsiri!
3. Sebutkan dan jelaskan bagaimana cara mendapatkan minyak atsiri dari bahan
alam!
4. Apa perbedaan dan persamaan destilasi air; uap dan air: dan uap.
5. Sebutkan tanaman penghasil minyak atsiri dan minyak atsiri yang dihasilkan!
20

Anda mungkin juga menyukai