MINYAK ATSIRI
Standar Kompetensi : Pada akhir kuliah ini diharapkan mahasiswa dapat
mengerti dan menjelaskan tentang Sejarah materia medika,
sejarah panemuan obat dan ruang lingkup farmakognosi,
peristilahan, kaitan farmakognosi dengan bidang ilmu lain,
simplisia, budi daya, pengumpulan, pengolahan,
pengawetan, pemalsuan, sediaan galenik, biogenesis,
biosintesis, jalur biosintesis, karbohidrat, glikosida
(flavonoid, alkohol, antrakinon, sianogen, steroid,
isotiosianat, tanin, aldehid, dll),fenolat alam, lemak,
terpenoid, fenilpropanoid, minyak atsiri.
Kompetensi dasar: Mahasiswa dapat menjelaskan tentang minyak atsiri, cara
ekstraksinya serta
Minyak atsiri (minyak menguap = minyak eteris = minyak essensial =
volatile oil) adalah jenis minyak yang berasal dari bahan nabati, bersifat mudah
menguap pada suhu kamar tanpa mengalami peruraian dan apabila dibiarkan terbuka
dan memiliki bau seperti tanaman asalnya (khas). Minyak atsiri biasanya tidak
berwarna, terutama bila masih segar (baru saja diperoleh dari isolasi), tetapi makin
lama akan berubah menjadi gelap, karena terjadi proses oksidasi dan mengalami
pendamaran. Upaya untuk mencegah proses tersebut antara lain isimpan dalam
keadaan penuh dan tertutup rapat.
Semua minyak atsiri terdiri dari campuran kimia yang cukup rumit. Hampir
tiap jenis senyawa organik dapat ditemukan di dalamnya (hidrokarbon, alkohol,
keton, aldehid, eter, ester, dan lainnya), dan hanya sedikit yang mempunyai
komponen tunggal dalam persentase (minyak cengkeh mengadung tidak lebih dari
85% subtansi fenolik, sebagian besar eugenol). Akan tetapi tidaklah mengherankan
jika konstituennya mencapai lebih dari 200 komponen, dan seringkali trace
constituent-nya mempunyai bau dan rasa yang penting terhadap keseluruhan minyak
atsiri tersebut. Tidak adanya satu komponen dapat mengubah aroma. Tanaman dari
spesies yang sama yang tumbuh pada tempat tumbuh yang berbeda, biasanya
mempunyai komponen yang sama, tetapi persentasenya mungkin berbeda.
Sifat fisika minyak atsiri meliputi tidak larut dalam air, larut dalam
eter, alkohol, dan pelarut organik lain, bau karakteristik, bersifat optis aktif (indeks
refraksi). Dalam tumbuhan, minyak atsiri terdistribusi terutama dalam bunga dan
daun. Berdasarkan sukunya atau familinya minyak atsiri terakumulasi dalam sel
2
sekret khusus, seperti sisik kelenjar (Lamiaceae), sel parenkim yang telah berubah
(Piperaceae), sel minyak (Vittae) pada Apiaceae. Selain itu terdapat juga dalam
bagian dalam lysigen atau sizogen pad Pinaceae dan Rutaceae. Kandungan kimia
minyak atsiri secara umum terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
1. Terpenoid hidrokarbon, melalui biosintesis asetat mevalonat,
2. Senyawa aromatis, berasal dari biosintesis sikimat fenil propanoat.
Sifat fisik minyak atsiri berbeda dengan minyak lemak. Minyak atsiri dapat
disuling dari sumber alaminya, sedangkan minyak lemak tidak, karena minyak
lemak tersusun atas ester gliserol asam lemak. Minyak atsiri tidak meninggalkan
noda lemak permanen pada kertas, tidak seperti minyak lemak yang meninggalkan
noda lemak. Minyak atsiri tidak menjadi tengik dalam penyimpanan, namun jika
terkena cahaya dan udara akan teroksidasi menjadi resin.
Pembentukan minyak atsiri dalam tanaman dapat langsung dari protoplasma,
dekomposisi resin dari dinding sel, dan hidrolisis glikosida tertentu (allil
isotiosianat).
Jenis-jenis destilasi / penyulingan, ada 3 yaitu: destilasi air, destilasi uap dan
air, dan destilasi uap.:
a. Destilasi air
Pada destilasi air terjadi kontank langsung antara simplisia dengan air
mendidih. Simplisia yang telah dipotong-potong, digiling kasar, atau digerus halus
dididihkan dengan air, uap air dialirkan melalui pendingin, sulingan berupa minyak
yang belum murni ditampung. Penyulingan dengan cara ini sesuai untuk simplisia
kering yang tidak rusak dengan pendidihan. Penyulingan air biasa digunakan untuk
menyari minyak atsiri yang tahan panas dari grabahan maupun bahan yang berkayu
dan keras.
Keuntungan metode ini adalah: kualitas minyak atsiri baik (jika diperhatikan
suhu tidak terlalu tinggi), alat sederhana dan mudah diperoleh, dan mudah
pengerjaannya.
Kerugian dari metode ini adalah: tidak semua bahan dapat dilakukan
dengan cara ini (terutama bahan yang mengandung sabun, bahan yang larut dalam
air, dan bahan yang mudah hangus), adanya air sering menyebabkan terjadinya
hidrolisis, dan waktu penyulingan yang lama.
b. Destilasi uap dan air
Penyulingan degnan cara ini memakali alat semacam dandang. Simplisia
diletakkan di atas bagian yang berlubang-lubang sedangkan air di lapisan bawah.
Uap dialirkan melalui pendingin dan sulingan ditampung, minyak yang diperoleh
belum murni. Cara ini baik untuk simplisia basah atau kering yang rusak pada
pendidihan. Untuk simplisia basah atau kering yang rusak pada pendidihan. Untuk
simplisia kering harus dimaserasi lebih dulu, sedangkan untuk simplisia segar yang
baru dipetik tidak perlu dimaserasi. Cara penyulingan ini banyak dilakukan sebagai
industri rumah, karena peralatan mudah didapat dan hasil yang diperoleh cukup
baik.
Kerugian cara ini, hanya minyak dengan titik didih lebih rendah dari air yang
dapat tersuling sehingga hasil penyulingan tidak sempurna (masih banyak minyak
yang tertinggal di ampas).
4
c. Destilasi uap.
Minyak atsiri biasanya didapatkan dengan penyulingan uap pada bagian
tanaman yang mengandung minyak. Metode penyulingan ini tergantung pada
kondisi bahan tanaman
Penyulingan dengan uap memerlukan air, uap panas yang biasanya
bertekanan lebih dari 1 atmosfer dialirkan melalui suatu pipa uap. Peralatan yang
dipakai tidak berbeda dnegn penyulingan air dan uap, hanya diperlukan alat
tambahan untuk memeriksa suhu dan tekanan. Bila pemeriksaan telah dilakukan
degnan air dan uap, hanya diperlukan alat tambahan untuk memeriksa suhu dan
tekanan. Bila pemeriksaan telah dilakukan dengan baik, dengan cara ini akan
diperoleh minyak yang lebih banyak. Cara ini bisa juga digunakan untuk membuat
minyak atisiri dari biji, akar, kayu, yang umumnya mengandugn komponen minyak
yang bertitik didih tinggi. Penyulingan ini dapat digunakan utnuk membuat minyak
cengkeh, minyak kayumanis, minyak akar wangi, minyak sereh, minyak kayuputih,
dll.
Keuntungan dari cara ini adalah: kualitas minyak yang dihasilkan cukup
baik, tekanan dan suhu dapat diatur, waktu penyulingan pendek, hidrolisis tidak
terjadi.
Kerugian metode ini yaitu: peralatan yang mahal dan memerlukan tenaga
ahli.
Selain penyulingan dengan cara di atas, dikembangkan juga cara sebagai
berikut:
a. Penyulingan dengan air dan penyulingan dengan uap disertai dengan
pengurangan tekanan.
Pengurangan tekanan akan memperpendek waktu penyulingan pada tekanan
1 atmosfir. Keuntungan utama dengan cara ini ialah minyak atsiri yang diperoleh
berbau sama dengan bau aslinya, karena penyulingan dilakukan pada suhu kurang
dari 70oC (biasanya pada suhu 50oC) hingga penguraian karena suhu tinggi dapat
dihindari. Kelemahannya, alat yang dibutuhkan mahal.
b. Penyulingan dengan air dan penyulingan dengan uap disertai penaikkan tekanan.
5
Selanjutnya dipisahkan antara alkohol dan minyak atsiri. Penyarian minyak atsiri
dengan lemak padat tersebut dikenal dengan enfleurage.
Bunga-bunga tertentu seperti melati, mawar yang disuling akan
menghasilkna minyak yang tidak berbau sama dengan buanganya. Minyak atsiri
dari bunga-bunga tersebut di atas, dperoleh dengan cara:
a. Pembuatan dengan lemak tanpa pemanasan (Enflurasi / enfleurage). Cara ini
sudah dilkukan sejak berabad-abad yang lalu secara primitif. Estela tanaman
dipetik tanaman tersebut akan meneruskan proses fisiologisnya dengan
mengeluarkan bau khasnya. Sesegera setelah bunga dipetik ditaburkan
diatas lemak, lemak mengabsorbsi minyak tersebut. Untuk memperbesar
absorbsinya permukaan lemak digores. Tiap 1 kg lemak diperlukan bunga
melati sebanyak 2,5 sampai 3 kg. Untuk seluruh proses enflurasi
memerlukan waktu 8 sampai 10 minggu. Lemak yang telah jenuh dengan
minyak menguap, dikerok dengan sudip, kemudian dilelehkan pada tempat
tertutup. Lemak tersebut kemudian diekstraksi dengan alkohol, lalu
didinginkan pda suhu rendah (kalau mungkin 15oC) untuk memisahkan dari
lemaknya, disaring, kemudian dipekatkan degna cara penyulingan. Cara ini
dilkukan hanya untuk bunga-bunga tertentu, memerlukan waktu lama dan
memerlukan banyak tenaga yang terlatih untuk mengerjakannya. Walaupun
dengan cara ini dapat menghasilkan minyak yang lebih baik. Syarat lemak
yang digunakan adlah tidak berbau dan mempunyai konsistensi tertentu.
b. Pembuatan dengan lemak panas.
Lemak dipanaskan pada suhu lebih kurang 80oC. Bugna segar dimaserasi
dengan lemak panas tersebut selama 1,5 jam. Bunga tesebut harus sering
diganti dengan yang baru sampai tiap kg lemak kontak dengan 2 sd 2,5 kg
bunga, kemudian dibiarkan selama lebih kurang satu jam dan disaring
melalui saringan logam. Untuk memisahkan lemak yang melekat, bunga
disiram dngan air panas kemunidan diperas dengan saringan kain. Air akan
mudah dipisahkan dari lemak tersebut. Selanjutnya seperti cara enflurasi
pada point a.
7
dan minyak atsiri, dilakukan penyulingan pada tekanan dan suhu rendah, akan
diperoleh alkohol dan minyak atsiri murni.
4. Pengepresan
Pembuatan minyak atsiri dengan cara pengepresan (ekspresi) dilakukan
terhadap bahan berupa biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan dari tanaman yang
termasuk jenis Sitrus, karena minyak atsiri dari jenis tanaman tersebut akan
mengalami kerusakan bila dibuat dengan cara penyulingan. Cara ini juga digunakan
untuk mengambil minyak atsiri dari biji.
Berdasar tipe alat ekspresi dibedakan menjadi 2 macam yaitu hidraulic
expressing, dan expeller expressing.
5. Hidrolisis glikosida
Dilakukan hidrolisis untuk memecah menjadi aglikonnya (minyak atsirinya).
Contoh minyak atsiri yang diperoleh dengan cara ini hádala minyak mustar,
diperoleh dengan hidrolisis enzimatis dari glikosida. Dalam biji mustar hitam,
glikosida sinigrin, dihidrolisis oleh myrosin dengan menghasilkan minyak mustar.
Biosintesis terjadinya hidrolisis dapat dilihat dalam pembahasan glikosida, sub bab
glikosida alil isotiosianat.
6. Ecuelle.
Beberapa minyak atsiri tidak dapat disuling tanpa terjadi dekomposisi, jadi
dilakukan cara yang lain yaitu pengepresan (expression) misalnya minyak lemon dan
minyak jeruk. Di Amerika Serikat, metode umum mendapat citrus oil meliputi
menusuk kelenjar minhyak dengan menggulingkan buah di atas sebuah bak yang
dilapis dengan duri-duri yang tajam guna merembeskan kulit ari dan menembus
kelenjar minyak yang ditempatkan di bagian luar kulit. Cara ini disebut dengan
metode ecuelle. Langkah menekan pada buah menghilangkan minyak dari kelenjar
dan semprotan air membasuh minyak yang masih melekat pada kulit sementara
ampas tersaring melalui tabung pusat yang membuang bagian tengah buah. Emulsi
minyak-air yang dihasilkan dipisahkan dengan sentrifugasi.
10
PEMURNIAN
Minyak yang dihasilkan dari penyulingan tanaman pada umumnya tidak
murni karena maíz tercampur dengan minyak lain yang berasal dari tanaman sendiri
atau dengan hasil penguraian componen tanaman yang disebabkan proses
penyulingan.
Untuk memperoleh minyak yang murni perlu dilakukan prosese pemurnian.
Proses pemurnian dapat dilakukan dengan:
a. Penyulingan kembali
Penyulingan kembali bertujuan untuk meisahkan componen yang muda
menguap dari componen yang tidak mudah menguap seperti logam berat yang
menyebabkan minyak berwarna lebih gelap dan debu halus yang terbawa oleh uap
atau uap air pada waktu penyulingan.
b. Penyulingan bertingkat
Penyulingan ini bertujuan untuk memisahkan minyak berdasarkan perbedaan
titik didih. DIlakukan penyulingan dengan pengurangan tekanan. Di industri
minyak atsiri dilakukan penyulingan pada tekanan tidak lebih dari 5-10 mm Hg.
Untuk minyak-minyak yang bertitik didih tinggi dapat dipakai tangas air.
c. Penurunan suhu.
Penurunan suhu untuk menghablurkan hasil sampingan dari minyak atsiri
yang berupa senyawa hidrokarbon yang teroksidasi.
d. Penghabluran bertingkat
Penghabluran bertingkat dilakukan dengan penambahan dengan bermacam-
macam pelarut yang cocok, pada penambahan tersebut akan menghasilkan hablur
secara bertingkat.
e. Menghilangkan komponen dengan reaksi kimia.
Komponen yang tidak dikehendaki dihilangkan dengan reaksi kimia. Asam-
asam bebas dapat dihilangkan degnan natrium karbonat, basa dengan asam
hidroksida, fenol dengan natrium hidroksida, aldehida dengan natrium bisulfat, dll.
11
harum, atau bau yang khas pada banyak tumbuhan, secara ekonomi senyawa
tersebut penting sebgai dasar wewangian alam dan juga untuk rempah-rempah serta
sebagai senywa cita rasa di dalam industri makanan.
Contoh-contoh kerangka minyak atsiri golongan terpenoid bisa dicermati
pada bab terpenoid sub bab monoterpenoid.
Minyak cengkeh mengandung eugenol bebas 70-95% eugenol asetat dan 5-8% β-
caryophylli.
Minyak cengkeh ini tergolong dalam perasa / bumbu. Biasanya bekerja
sebagai obat sakit gigi yang digunakan dalam pengobatan rongga gigi secara topical.
Minyak cengkeh dapat sebagai antiseptik. Obat yang dipakai untuk menimbulkan
suatu reaksi menghadapi suatu penyakit atau infeksi dan karminatif. Minyak dengan
kandungan eugenol yang tinggi ni digunakan dalam produksi perdagangan vanilin.
3. Pala
Pala atau myristica merupakan biji matang dari tanaman Myristica fragrans
Hautuyn (Fam. Myristicaceae) yang diambil dari lapisan biji dan arillode tanpa
lapisan kapur. Pala mengandung minyak tertentu 25-40% dan dapat memadat pada
suhu kamar dan terkadang dapat berubah menjadi kristal prisma aneka warna dan
disebut pala mentega. Minyak atisiri 8-15% mengandung myristicin dan safrole,
sejumlah protein dan starch. Miristica bermanfaat sebagai perasa dan bumbu.
Pada perkembangan selanjutnya yang terakhir pala dikenal khususnya pada
penduduk yang tersembunyi sebagai penyebab halusinasi. Dalam jumlah yang
relatif besar sampai 15 gram harus diperhatikan karena dapat memabukkan. Efek
yang dapat terjadi adalah dapat meremajakan kulit, takikardia, dan menekan
keluarnya air liur. Pala mengandung amfetamin dan metabolit yang mengandung
nitrogen. Minyak pala merupakan minyak atsiri hasil destilasi uap dari biji
Myristica fragrans. Minyak mengandung 10-30% α-pinen, 10-20% β-pinen, 15-20%
sabinen, 5-12% myristicin, 2-7% limonen, 3-6% tertpinen, dan 1-2% safrole.
Minyak pala sebagai perasa, dan karminatif.
4. Peppermint
Peppermint (permen) terdiri dari daun dan bunga kering Mentha piperita
Linne (Fam. Lamiaceae). Pepermint mengandung minyak atsiri sekitar 1%, resin
dan tanin. Permen kering dalam perdaganan biasanya terdiri dari tanaman kering
ang seharusnya mengandung tidak lebih dari 2% dan bersumber di atas 3 mm dari
garis tengah. Beberapa minyak atsiri yang mengering dan berada dalam
14
6. Rosin (Gala)
Rosin atau colophany adalah suatu dammar yang padat yang diperoleh dari
Pinus palustis Miller dan rempah-rempah lain dari Pinus linne (Fam. Pinaceae).
Damar ini (rosin) pada umumnya bersifat tembus cahaya, berwarna kekuningan dan
seringkali memberikan lapisan kekuningan. Damar berbentuk keras, rapuh dan
dengan mudah dilumatkan. Damar berisi 80-90% asam abietat anhidrid (senyawa
diterpen bisiklik, asam sapinic, asam pimaric, dan asam yang lain dan resin suatu
hidrokarbon.
Rosin digunakan sebagai produk pengeras dalam plester dan obat salep.
Dalam perdagangan rosin digunakan dalam pembuatan pernis-pernis dan alat
pengering, cat tinta, sabun pelapis lilin, lapisan pada lantai, dan banyak produk lain.
Rosin seringkali digunakan sebagai produk pemalsuan yang mengandung damar.
7. Eriodyctyon
Eriodyctyon atau yerba santa adalah daun kering yang berasal dari
Eriodictyon californium (Hookes et Arnott) Torrey (Fam. Hydrophyllaceae).
Eriodictyon berasal dari Yunani yang berasal wol dan mengacu pada daun-daun yang
berserabut. Tumbuhannya hádala statu samak belukar dari pon berwarna hijau yang
berasal dari pegunungan California dan Mexivo utara. Obat ini telah digunakan
oleh orang Indian selama bertahun-tahun.
Eridictyon berisi statu damar eridictyol (Aglikon dari eridictyon),
xanthoeridictyol, chrysoeridictyol, homoericdictyol, asam format, asam butyric,
minyak atsiri, dan tanin. Eridictyon merupakan statu penyamar rasa pahit dan
16
senyawa tertentu yang berisi kina dan biasa digunakan sebagai suatu obat yng
merangsang keluarnya dahak.
8. Mastic
Damar yang digunakan dalam campuran semen, pastiche atau mastich adalah
exudates beton yang mengandung damar dari pistacia lentiscos Linne (Fam
Ancardiaceae). Tumbuhannya adalah suatu semak belukar atau pohon kecil yang
berasal dari daerah Mediterania dan diatanam di kepulauan Greiceian, terutama pada
Pulau Chios. Sari buah yang mengandung damar dikumpulkan dalam rongga yang
berasal dari goresan batang dan dalam cabang yang lebih besar dimana dammar akan
menetes. Damar akhirnya dikumpulkan dalam air mata yang kecil yang biasanya
dammar tersebut digunakan dalam campuran semen pada zaman dahulu.
Theoprharstus dan Pliny menggunakan dammar yang dipakai dalam campuran
semen sebgai bahan pewangi nafas bagi wanita-wanita Asia.
Damar yang digunakan dalam campuran semend berisi 90% damar, yang
berisi asam masticáis yang dapat larut dalam alcohol dan damar (mastican) yang
tidak larut dalam alcohol, dan minyak atsiri sekitar 1-2,5% mempunyai bau balsam
dari obat yang terutama berisi (+)-pinen. Damar yang dipakai dalam campuran
semen dan berasa pahit digunakan pula sebgai pernis gigi untuk menyegel rongga.
9. Kava
Kava merupakan rimpang dan akar Piper myristicum suku piperaceae,
mengandung yangonin, metistisin, kawain, dan turunannya. Tumbuhannya adalah
statu zurría yang besar dan secara luas ditanami di kepulauan Oceanía. Berdasarkan
farmakologinya menunjukkan bahwa semua kava piran dalam jumlah sedikit atau
besar dapat bertindak sebagai otot relaxan yang terpusat. Dapat juga mempengaruhi
perubahan dalam fungís motor dan refleks sifat mudah marah, bermanfaat sebagai
anestetik local dan antipiretik (penurun demam).
17
10. Cannabis
Merupakan jenis tumbuhan suku Moraceae, pufuk berbunganya disebut
ganja. Cannabis yang digunakan di Cina dan India tersebar pelan-pelan melalui
Persia ke Arabia dimana damar ini dikenal sebagai Asís dan kemudian diperkenalkan
ke dalam Eropa dan Materia Medika Amerika oleh Napoleon. Dari tahun ke tahun
penanaman yang selektif dari dua tipe genetik Cannabis semakin meningkat. Salah
satu dari tipe obat kava (ingá 15%) akan umur psikoaktif (-)19-trans
tertrahydrocannabinol. Tipe ganja yang berisi zat aktif utama sedikit (cannabial
adalah cannabioid yang utama) tetapi mempunyai serabut kulit pohon yang panjang
dan biasa diproduksi menjadi tali. (-)-∆9-trans tertrahydrocannabinol pada damar yng
dikeluarkan dari trichomes dan ditemukan dalam daun-daun yang kecil (daun kecil
pada bunga) dan branteoles (struktur seperti daun ada intuí telur). Koalitas dammar
ditemukan dalam putik bunga Cannabis sativa yang kurang mencolok yang tumbuh
pada tanaman dengan suhu temeperatur iklim tropis.
11. Ginger
Ginger atau zingiber adalah rhizome kering dari Zingiber officinale Roscoe
(Fam. Zingiberaceae) dikenal secara komersial sebagai jahe Jamaica, jahe Afrika,
dan jahe Cochin. Jahe memiliki aroma karakteristik Kira-kira 1-3% minyak atsiri.
Bahan yang tekandung dalam jahe hádala sesquiteren: bisabolen, zingiberen, dan
zingiberol. Ketajaman karakteristik sifat oabt pada jahe aloeresin dari dua keton
aromatik, zingiberon dan shogaol yang diisolasi. Jahe mengandung lebih dari 50%
pati. Jahe dikelompokkan sebagai perasa yag biasanya sebagai bumbu, stimulant
aromatik dan karminatif.
(-)-∆9-trans tertrahydrocannabinol
Disebut juga dronabinol adalah monoterpenoid, merupakan cedían dari
tanaman Cannabis sativum atau hasil síntesis kimia. Bermanfaat sebagai anti emetic
18
dan digunakan secara oral untuk pengobatan mabuk laut/pusing, anti muntah dengan
sitotoksik yang digunakan dalam kemoterapi kanker.
Oleoresin
Merupakan cairan homogen dari resin dan minyak volátil. Biasanya ada
sejumlah kecil eksudat alami dari kandungan aloeresin yang menyebabkan kematian
insekta.
Terpentin
Terpentin, gum terpentin, gum ini diperoleh dari Pinus palustres Millar dn
dari spesies lain dari Pinus (Fam. Pinaceae). Biasanya terpentin dipanen terakhir
Kira-kira 32 minggu. Produk di awal tahun paling besar dan disebut terpentin asli.
Terpentin yang terbentuk agak kuning gelap dan dalamnya lebih terang, kurang
licin / berkilap, bergetah lengket ketika panas dan rapuh dalam dingin. Terpentin
digunakan sebagai contra iritan.
Aloe-Gum-Resin
Merupakan campuran antara resin, gum, minyak atisiri dalam jumlah yang
sama banyak dan sebagian kecil bahan lanilla. Kandungan utama oleo-gum –resin
hádala myrrh.
Myrrh / Kemenyan
Disebut juga gum myrrh hádala oleo-gum-resin diperoleh dari Cammipora
molmol Engler dari Cabyssinica (Berg) Engle atau dari spesies Commiphora
jacquin (Fam. Burseraceae). Myrrh mengandung minyak atsiri 2,5-8% yang
mempunyai bau karakteristik myrrh, resin 2,5-40% tersusun atas beberapa
konstituen. Myrrh digunakan sebagai protektif, stimulant, stomatik, pencuci mulut,
dan astringent.
Balsam
Balsam adalah campuran resin yang diperoleh dari sejumlah bagian asam
benzoat, asam sinamat atau kedua-duanya atau ester dari asa ini. Obat-obatan dari
balsam meliputi balsam tolu, balsam peru, storax, dan benzoin.
Storax
Merupakan balsam yang diperoleh dari batang Liquidamar orientalis Miller.
Storax adalah bahan farmasetik dalam komposisi tingtur benzoin, biasanya sebagai
19
Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan minyak atsiri? Sebutkan nama lain minyak atsiri!
2. Sebutkan 2 golongan besar kandungan kimia minyak atsiri!
3. Sebutkan dan jelaskan bagaimana cara mendapatkan minyak atsiri dari bahan
alam!
4. Apa perbedaan dan persamaan destilasi air; uap dan air: dan uap.
5. Sebutkan tanaman penghasil minyak atsiri dan minyak atsiri yang dihasilkan!
20