Anda di halaman 1dari 7

Asbabun Nuzul

Nuzulul Qur'an

Ibtida'i Sababi

Asbabun Nuzul Mikro

Asbabun Nuzul Makro

Sebab-sebab turunnya ayat

 Jawaban dari Allah atas sebuah pertanyaan

 Adanya suatu peristiwa yang terjadi membutuhkan penjelasan dan


peringatan

 Suatu peristiwa yang membutuhkan kejelasan hukum

Metode mengetahui Asbabun Nuzul


 Melalui riwayat yang shahih dari Nabi dan para Sahabat yang menyaksikan
turunnya ayat-ayat Al Qur’an dan mengetahui peristiwa yang terjadi atau
pertanyaan yang diajukan kepada Rasul yang melatarbelakangi turnnya ayat
tersebut

 Apabila asbabun nuzul diriwayatkan oleh hadis mursal shahabi (sanadnya


gugur seorang shahabat hanya sampai ke tabi’in) maka harus dikuatkan
dengan hadis mursal lainnya dan perawinya termasuk imam-imam tafsir
yang meriwayatkan dari para shahabat seperti; Mujahid, Ikrimah dan Sa’id
bin Jabir

Redaksi Asbabun Nuzul


1. Sharihah
Sighat yang digunakan perawi secara tegas dan jelas menunjukan asbabun
nuzul.
a. Menggunakan kalimat “‫(”سبب نزول األية كذا‬sebab turunnya ayat ini
adalah begini)
b. Menggunakan fa’ sababiyah
“‫”حدث كذا فنزلت األية‬
(telah terjadi peristiwa ini, maka turunlah ayat ini)
“‫”سئل رسول هللا عن كذا فنزلت األية‬
(Rasulullah ditanya tentang masalah ini, maka turunlah ayat ini)
c. Rasulullah ditanya tentang suatu hal, lalu turun ayat sebagai jawabnnya
tanpa menggunakan redaksi sabab atau fa sababiyah, maka pertanyaan
yang diajukan tersebut merupakan sebab turunnya ayat.
2 Muhtamalah
Sighat yang digunakan perawi tidak secara tegas dan jelas hanya
menunjukan kemungkinan asbabun nuzul.
a. Menggunakan kalimat
“‫” نزلت هذه األية في كذا‬
(diturunkan ayat ini tentang hal ini)
Kata fi tidak secara tegas menunjukkan sebab turunnya ayat. Terkadang
menunjukkan sebab turunnya ayat, dan terkadang menunjukkan
kandungan atau makna ayat.
b. Menggunakan kalimat
“‫”احسب هذه األيه نزلت في كذا‬
(Saya kira ayat ini diturunkan tentang hal ini)
c. Menggunkan kalimat
“‫”ما احسب هذه األيه نزلت أال في كذا‬
(Saya tidak mengira ayat ini diturunkan kecuali tentang hal ini)

Ta’adud Ar-riwayat fi sabab An-Nuzul


(Terdapat banyak riwayat mengenai sebab turunnya suatu ayat)

Dalam hal ini sikap para mufassir adalah sebagi berikut:

1. Apabila riwayat-riwayat itu menggunakan redaksi muhtamalah, maka


semuanya masuk kategori penafsiran

2. Apabila satu riwayat menggunakan sighat sharihah, sementara yang lain


menggunkan sighat muhtamalah, maka yang menjadi pegangan adalah
riwayat yang menggunakan sighat sharihah

3. Apabila riwayat-riwayat tersebut sama-sama menggunkan sighat sharihah,


tetapi dari segi kualitas sanad berbeda, yang satu shahih dan yang lain dhaif,
maka yang menjadi pegangan adalah riwayat yang shahih.

4. Apabila riwayat-riwayat tersebut sama-sama menggunkan sighat sharihah,


dan dari segi kualitas sanad sama-sama shahih, maka dilihat mana yang lebih
rajih. Jika ada petunjuk lain (qarinah) yang dapat memperkuat salah
satunya, misal dari segi kualitas sanad yang satu lebih shahih, atau
perawinya hadir dalam kisah tersebut, maka yang menjadi pegangan adalah
yang memiliki qarinah tersebut

5. Apabila riwayat-riwayat tersebut sama-sama kuat setelah ditarjih, dari segi


sighat sama-sama sharihah, dan sanadnya sama-sama shahih, maka
diusahakan mengkompromikannya (al jam’u wa at-taufiq), sehingga
dinyatakan ayat tersebut turun setelah terjadi dua sebab atau lebih karena
jarak waktu antara sebab-sebab itu berdekatan.

6. Apabila riwayat-riwayat itu tidak memungkinkan untuk dikompromikan,


karena jarak waktu antara sebab-sebab itu berjauhan, maka semua riwayat-
riwayat itu diterima dengan menyatakan bahwa ayat tersebut turun
berulang kali.
Ta’addud Ar Riwayat fi Sabab An Nuzul

Sighat Muhtamalah + Sighat Muhtamalah Sighat Muhtamalah + Sighat Sharihah


= =
Penafsiran Sighat Sharihah

Sharihah Shahih + Sharihah Dhaif Sharihah Shahih + Sharihah Shahih


= =
Sharihah Shahih Tarjih
Ta’addud an-nazil wa as-sabab wahid
(Banyak ayat yang turun, akan tetapi sebabnya satu )

Ada banyak yang diturunkan dalam satu waktu di berbagai surat dalam Al-Qur’an
mengenai suatu peristiwa.

Ta’addun ma nazala fi syakhshin wahidin


(Banyak ayat yang turun ditujukan/sebagai jawaban dari pertanyaan/atau
peristiwa yang menimpa seseorang)
Said bin Abi Waqas:

Al Ibrah Bi ‘Umumil Lafdzi La Bikhusus As Sabab


(Yang menjadi pegangan adalah redaksi ayat yang bersifat umum, bukan sebab
yang khusus)
 Jika redaksi ayat Al Qur’an yang turun bersifat umum, dan sebab turunya
juga bersifat umum maka tidak ada masalah.
 Jika redaksi ayat Al Qur’an yang turun bersifat khusus, dan sebab turunnya
juga bersifat khusus maka tidak ada masalah.
 Jika redaksi ayat Al Qur’an yang turun bersifat umum, sedangkan sebab
turunya bersifat khusus, maka hukum yang ditujukan ayat tersebut tidak
belaku khusus, melainkan untuk umum. Pendapat ini yang paling shahih
dan kuat menurut jumhur ulama’
Manfaat mengetahui Asbabul Nuzul

• Menjelaskan bahwa sesunggunya Al Qur'an turun dari sisi Allah. Hal tersebut
terbukti bahwa ketika Nabi Muhammad ditanya tentang suatu perkara.
Terkadang ia tidak menjawab sampai turunnya wahyu. Atau ketika menjumpai
perkara yang masih samar, maka turun lah wahyu sebagai penjelas
• Sebagai bentuk pemeliharan/perlindungan Allah terhadap Rasulullah guna
membela agama-Nya
• Pemeliharan Allah terhadap hamba-hambanya dalam keadaan takut
bencana/kesedihan, dan mengilangkan kesedihan/kesusahan
• Dapat memahami Al Qur'an dengan benar

Ushul tafsir
Sampai halaman 113

Anda mungkin juga menyukai